Anda di halaman 1dari 8

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 60 - 67

KEEFEKTIFAN KELOMPOK BELAJAR SISWA


BERDASARKAN SOSIOMETRI DALAM MENYELESAIKAN
SOAL CERITA MATEMATIKA DI SMP

Sigit Nur Hadi, Aisjah Juliani Noor

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin
e-mail : ais_vim@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keinginan mengembangkan kemampuan


menyelesaiakan soal cerita dalam pembelajaran matematika. Metode pembelajaran kelompok
yang dibentuk berdasarkan sosiometri mampu meningkatkan keaktifan siswa sehingga lebih lanjut
dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Penelitian ini bertujuan
mengetahui keefektivan kelompok belajar berdasakan sosiometri dalam menyelesaikan soal cerita
matematika. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan populasi seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 15 Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013. Dengan teknik purposive random
sampling diperoleh kelas VIII D sebagai kelas kontrol menggunakan pembelajaran langsung dan
kelas VIII E sebagai kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kelompok berdasarkan
sosiometri. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, dokumentasi, dan observasi.
Teknik analisis data menggunakan rata-rata, standar deviasi, uji pendahuluan, uji beda, dan
aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan yang signifikan dari
hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Namun, aktivitas siswa kelas
eksperimen menunjukkan hasil yang positive yaitu cenderung lebih aktif.

Kata kunci: kelompok belajar berdasarkan sosiometri, keefektifan, menyelesaikan soal cerita

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting pelajaran matematika tersebut terdapat pada
dalam pembangunan di setiap negara. Berhasil subpokok bahasan tentang menyelesaikan soal
tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan cerita yang berkaitan dengan teorema Pythagoras.
menentukan kemajuan atau mundurnya negara Agar siswa lebih memahami mengenai teorema
tersebut. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun Pythagoras serta kegunaanya dalam kehidupan
2003 pendidikan merupakan usaha sadar dan sehari-hari untuk menyelesaikan secara efektif
terencana untuk mengembangkan segala potensi menggunakan matematika dengan latihan
yang dimiliki peserta didik melalui proses mengerjakan soal-soal cerita. Dengan demikan
pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk kemampuan dalam memecahkan atau
mengembangkan potensi anak agar memiliki menyelesaikan soal cerita menjadi salah satu
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, indikator dalam pencapaian tujuan pendidikan
berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak matematika.
mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan Menurut Raharjo (2008) Hasil Monitoring
sebagai anggota masyarakat dan warga negara. dan Evaluasi (ME) PPPPTK (P4TK) Matematika
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini 2007 dan PPPG Matematika tahun-tahun
disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat sebelumnya memperlihatkan lebih dari 50% guru
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan menyatakan bahwa sebagian besar siswa
bahan dan metode pembelajaran. mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal
Berdasarkan permendiknas No. 22 Tahun cerita penyebabnya adalah kurangnya keterampilan
2006 salah satu tujuan pelajaran matematika adalah siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-hari ke
agar peserta didik memiliki kemampuan dalam kalimat matematika. Hal serupa juga
memecahkan masalah yang meliputi kemampuan disampaikan oleh guru pengajar matematika di SMP
memahami masalah, merancang model matematika, Negeri 15 Banjarmasin saat peneliti melakukan
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang wawancara di sekolah tersebut, rata-rata hasil
diperoleh. Salah satu penerapan konsep matematika belajar siswa kurang memuaskan pada materi
SMP yang berkaitan dengan harapan dari tujuan pelajaran yang menggunakan soal cerita seperti
60
Sigit Nur Hadi, Aisjah Juliani Noor, Keefektifan Kelompok Belajar Siswa Berdasarkan Sosiometri dalam Menyelesaikan … 61

Teorema Pythagoras di kelas VIII SMP Negeri 15 meningkatkan kemampuan siswa kelas VII semester
Banjarmasin. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti 2 SMP Negeri 7 Banjarmasin dalam menyelesaikan
pada saat mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan soal cerita pada pokok bahasan bangun ruang sisi
II (PPL II), selama ini pembelajaran yang diterapkan lengkung, karena 76% siswa dapat menyelesaikan
oleh guru di SMP Negeri 15 Banjarmasin adalah soal cerita. Hasil-hasil penelitian ini menunjukkan
pembelajaran konvensional. Menurut Kunandar bahwa penerapan kelompok belajar berdasarkan
(2007), pembelajaran konvensional adalah sosiometri dapat membantu siswa dalam
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan menyelesaikan soal cerita matematika, sehingga
satu arah. Akibatnya, pembelajaran menjadi kurang pembelajaran akan lebih efektif, dan hasil belajar
menarik dan optimal karena guru membuat siswa dapat ditingkatkan.
pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran Penelitian ini bertujuan untuk (1)
tersebut. Oleh karena itu diperlukan belajar dan Bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, contohnya kelompok belajar yang dibagi berdasarkan
adalah pembelajaran dengan menggunakan sosiometri dalam menyelesaikan soal cerita
kelompok. matematika di kelas VIII SMP Negeri 15
Metode pembelajaran yang menggunakan Banjarmasin, (2) Bagaimana hasil belajar siswa
kelompok-kelompok belajar siswa diharapkan dapat menggunakan pembelajaran langsung dalam
meningkatkan kemampuan siswa sehingga siswa menyelesaikan soal cerita matematika di kelas VIII
dalam kelompok kecil dapat bekerja sebagai suatu SMP Negeri 15 Banjarmasin, (3) Apakah penerapan
tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, kelompok belajar siswa berdasarkan sosiometri
menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk
sesuatu untuk tujuan bersama lainnya. pembelajaran menyelesaikan soal cerita matematika di kelas VIII
kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan SMP Negeri 15 Banjarmasin.
oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan Sosiometri menurut Hotman (2006)
kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran adalah suatu metode pengumpulan serta analisis
kelompok didorong atau dikehendaki untuk data mengenai pilihan, komunikasi, dan pola intraksi
bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus antara-individu dalam kelompok. Selanjutnya Walgito
mengkoordinasi usahanya menyelesaikan tugasnya (2011) mengutip pendapat Wrighstone, dkk. bahwa
(Ibrahim, 2000). Dalam pembelajaran yang sosiometri adalah “a means of presenting samply
menggunakan kelompok belajar, kelompok belajar and graphically the entire structure of relations
siswa memiliki peran yang efektif untuk mendukung existing at a given time among members of a given
keberhasilan proses belajar mengajar. Metode yang group”. Kemudian menurut Ahmadi (2007)
tepat dalam menentukan atau membuat kelompok sosiometri adalah metode yang ditemukan dan
belajar siswa akan memberikan proses belajar yang dikembangkan oleh Moreno dan dimaksudkan untuk
menyenangkan bagi siswa dan diharapkan mampu meneliti intra-group-relations, atau saling hubungan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok.
menyelesaiakan soal cerita matematika sehingga Kata sosiometri sendiri sebenarnya telah
mendukung keberhasilan proses belajar mengajar. memberikan pengertian tentang ukuran berteman.
Contoh metode belajar yang dapat digunakan untuk Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan
menentukan kelompok belajar siswa adalah dengan sosiometri dapat dilihat hubungan berteman
menggunakan sosiometri. seseorang dalam kelompok serta hubungan struktur
Hasil penelitian Nur Intan Hasibuan (2009) dalam kelompok yang bersangkutan.
tentang Upaya Meningkatkan Kemampuan Tes Sosiometri ada dua, yaitu: (1) tes
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Melalui yang mengharuskan untuk memilih beberapa teman
Pembentukan Kelompok Belajar Berdasarkan dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan
Sosiometri Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Puren untuk melakukan kegiatan tertentu (criterium)
menunjukkan hasil yang positif. Melalui bersama-sama dengan teman-teman yang dipilih, (2)
pembentukan kelompok belajar berdasarkan tes yang mengharuskan menyatakan kesukaannya
sosiometri ini menimbulkan interaksi dan kerjasama atau ketidaksukaannya terhadap teman-teman
antar siswa cukup baik. Selain itu, kemampuan dalam kelompok pada umumnya. Sosiometri dapat
siswa dalam menyelesaikan soal cerita mengalami digunakan untuk: (1) memperbaiki hubungan insani,
peningkatan. Kemudian hasil penelitian Yulianti (2) menentukan kelompok kerja, (3) meneliti
(2007) berkesimpulan bahwa penerapan kelompok kemampuan memimpin seseorang individu dalam
belajar berdasarkan sosiometri cukup efektif untuk kelompok tertentu untuk suatu kegiatan tertentu, (4)
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 60 - 67 62

mengetahui bagaimana hubungan sosial / berteman orang, (b) kelompok kecil, dengan jumlah siswa
seorang individu dengan individu lainnya, (5) antara 5-10 orang, dan (c) kelompok individual,
mencoba mengenali problem penyesuaian diri dengan jumlah siswa antara 1-5 orang. (2) kelompok
seorang individu dalam kelompok sosial tertentu, belajar berdasarkan kemampuan siswa : (a)
dan (6) menemukan individu mana yang diterima / kelompok belajar sedang, adalah kelompok belajar
ditolak dalam kelompok sosial tertentu. yang dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa
Menurut N. K. Roestiyah (2001) dalam yang masih membutuhkan bimbingan dan dorongan
kegiatan belajar-mengajar di kelas adakalanya guru secara utuh supaya kelompok tersebut berhasil, (b)
membentuk kelompok kecil. Dalam pembelajaran kelompok belajar cukup, adalah kelompok belajar
kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau yang dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa
bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih yang masih membutuhkan motivasi dan perhatian
intensif. Hal ini terjadi, sebab: (1) hubungan antar supaya berhasil untuk mencapai tujuan, dan (c)
guru-siswa menjadi lebih sehat dan akrab, (2) siswa kelompok belajar baik, adalah kelompok belajar yang
memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan dibentuk berdasarkan pada kemampuan siswa yang
kebutuhan, kemampuan, dan minat, (3) siswa sudah mulai mandiri dalam menyelesaikan tugasnya.
dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara Untuk membentuk kelompok belajar, ada
belajar, kriteria keberhasilan. Teknik pembelajaran beberapa cara atau tehnik yangdapat digunakan,
dengan membentuk kelompok belajar merupakan yaitu pembentukan yang bersifat : (1) teknik
salah satu strategi belajar mengajar, dimana siswa di pembentukan secara otoriter, dalam pembentukan
dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok kelompok belajar dengan cara ini kelompok
atau dibagi menjadi beberapa kelompok. ditentukan sedemikian rupa oleh guru tanpa
Penggunaan teknik pembelajaran dengan kelompok memperhatikan pendapat siswa, dengan demikian
belajar untuk proses belajar mengajar mempunyai maka kelompok itu besar kemungkinannya tidak
tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan sesuai dengan kehendak siswa, dan (2) teknik
teman-teman yang lain dalam mencapai tujuan pembentukan secara bebas, teknik ini adalah
bersama dan dapat membangkitkan kegairahan dengan menyerahkan pembentukan kelompok
siswa dalam belajar. belajar itu kepada anak-anak sementara guru atau
Menurut Suprijono (2009), kelompok pembimbing tidak ikut campur tangan. Manfaat dari
adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan kelompok belajar adalah (1) belajar dengan
saling bergantung, yang saling bergabung untuk membentuk kelompok belajar sendiri dapat
mencapai tujuan tertentu. Kelompok bukanlah memotivasi semangat belajar antara teman satu
semata-mata kumpulan orang yang saling dengan lainnya, (2) saling berbagi informasi dan
berdekatan. Kelompok adalah kesatuan yang bulat pengetahuan antara teman. Teman yang pandai
diantara anggotanya. Sedangkan pembelajaran dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya
kelompok menurut Ibrahim (2000), merupakan kepada teman lainnya. Dengan begitu, materi yang
pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, diserap oleh siswa dapat merata kepada siswa lain,
tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja (3) membangun komunikasi timbal balik dengan
dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau adanya diskusi, (4) meringankan tugas yang
dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas diberikan kepada siswa karena dikerjakan bersama-
dan mereka harus mengkoordinasi usahanya sama dengan siswa yang lain, (5) mengoptimalkan
menyelesaikan tugasnya. kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu
Tujuan dari kelompok belajar, yaitu: (1) permasalahan, dan (6) belajar lebih menyenangkan
meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan karena dikerjakan secara berkelompok.
siswa, (2) mengembangkan kemampuan siswa Kelompok belajar berdasarkan
dalam bersosialisasi, (3) mewujudkan tingkah laku pengelompokan sosial adalah sebuah metode
yang lebih efektif, (4) meningkatkan kemampuan pemisahan siswa dalam sebuah kelompok belajar
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, dan berdasarkan aspek sosial anak, sosial disini berarti
(5) meningkatkan prestasi belajar siswa. Kelompok cangkupan bersosialisasi peserta didik dengan
belajar terdiri atas berbagai macam jenis. Terbagi teman- temannya yang ada di kelas. Sosial disini
berdasarkan jumlah siswa perkelompok dan juga berarti sejauh mana pergaulan peserta didik
berdasarkan kemampuan siswa. Adapun dengan teman-temannya di kelas, dengan temannya
pembagiannya adalah sebagai berikut : (1) kelompok yang dirasa oleh mereka dekat maupun temannya
belajar berdasarkan jumlah siswa per kelompok : (a) yang kurang dekat dengan mereka. Ada beberapa
kelompok besar, dengan jumlah siswa antara 20-40 kelebihan kelompok belajar sosiometri yaitu: (1)
Sigit Nur Hadi, Aisjah Juliani Noor, Keefektifan Kelompok Belajar Siswa Berdasarkan Sosiometri dalam Menyelesaikan … 63

mengetahui hubungan social kelompok belajar antar kelompok belajar tidak seimbang, akan rnenghambat
siswa, (2) meningkatkan hubungan sosial kelompok kelancaran tugas, atau didominasi oleh seseorang.
belajar antar siswa, (3) menempatkan siswa dalam Metode analisis sosiometri dengan analisis
kelompok belajar yang sesuai, (4) menemukan siswa sosiogram dapat dilakukan dengan cara lingkaran
mana yang mempunyai masalah penyesuaian diri atau grafik. Dengan cara lingkaran, semakin kepusat
dengan kelompok belajarnya, (5) membantu kedudukannya semakin populer seseorang. Dalam
meningkatkan partisipasi sosial diantara siswa sosiometri terdapat beberapa cara untuk
dengan penerimaan sosial dalam kelompok menggambarkan interaksi individu-individu. Macam-
belajarnya, dan (6) membantu meningkatkan macam konfigurasi adalah sebagai berikut. (1)
pemahaman siswa proses belajar dalam kelompok Konfigurasi berpasangan (pairs) A B, dan yang
belajarnya. Sedangkan kelemahan kelompok belajar berbentuk rantai (chain): A  B C D. (2)
sosiometri yaitu bila kecakapan tiap anggota Konfigurasi bentuk segitiga. Bentuk ini mempunyai
hubungan yang erat, interaksi cukup kuat
.

B C
Gambar 1 Konfigurasi Bentuk Segitiga

(3) Konfigurasi bentuk bintang atau roda. Konfigurasi yang kurang baik dengan kedudukan pusat sebagai
bintang.

A B

F M C

E D
Gambar 2 Konfigurasi Bentuk Bintang atau Roda

(4) Konfigurasi bentuk jala atau network. Konfigurasi ini mempunyai intensitas yang kuat.

F A

E H B
G

D C
Gambar 3 Konfigurasi Bentuk Jala

Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
dengan metode kelompok sosiometri antara lain ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
yaitu : memotivasi siswa untuk belajar.
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi Fase 2: Menyajikan informasi.
siswa. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 60 - 67 64

Fase 3: Mengorganisasikan siswa dalam kelompok- berdasarkan sosiometri, (2) statistik deskriptif yaitu
kelompok belajar sosiometri. rata-rata, dan standar deviasi (3) statistik inferensial
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara yaitu uji normalitas, dan Uji beda.
membentuk kelompok belajar dan membantu setiap Kualifikasi hasil belajar yang dicapai oleh
kelompok agar melakukan tansisi secara efisien. siswa dapat diketahui melalui nilai rata-rata yang
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada dirumuskan dengan :
saat mereka mengerjakan tugas. ∑𝑓 𝑥
𝑥̅ = ∑ 𝑓𝑖 𝑖
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar. 𝑖

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang (Sudjana, 2005)


telah dipelajari atau masing-masing kelompok Keterangan :
mempresentasikan hasil belajarnya. 𝑥̅ =nilai rata-rata (mean)
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 = jumlah hasil perkalian antara masing-
METODE masing data dengan frekuensinya
∑ 𝑓𝑖 =jumlah data atau sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII semester satu SMP Negeri Standar deviasi atau simpangan baku sampel
15 Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013 yang digunakan untuk menghitung nilai𝑧𝑖 pada uji
berjumlah 184 orang, terdiri dari 6 kelas. Teknik normalitas. Rumus standar deviasi sebagai berikut :
sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ∑ 𝑓𝑖 (𝑥𝑖 −𝑥̅ )2
𝑠=√
purposive random sampling, yaitu untuk mengambil 𝑛−1
2 kelas secara acak yang tidak mempunyai (Sugiyono, 2011)
perbedaan dengan melakukan kombinasi Ketreangan : 𝑠 =standar deviasi
berpasangan dari banyaknya kelas yang ada. 𝑥̅ = rata-rata (mean)
Kemudian dilakukan uji pendahuluan dari semua ∑ 𝑓𝑖 =jumlah frekuensi data ke-i,
pasangan yang diperoleh yaitu dengan uji normalitas yang mana i = 1, 2, 3, …
untuk mengetahui kenormalan distribusi data, 𝑛 = banyak data
selanjutnya setelah dilakukan uji normalitas jika data 𝑥𝑖 = data ke-𝑖, yang mana
berdistribusi normal maka dilakukan uji homogenitas 𝑖 = 1, 2, 3, …
yang akan kembali dilanjutkan dengan uji beda Untuk mengetahui kenormalan dari distribusi data
dengan uji t. Namun jika data tidak berdistribusi dilakukan uji normalitas. Pengujian normalitas data
normal maka uji beda dapat dilanjutkan dengan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Mann-Whitney. Setelah dilakukan uji pendahuluan Liliefors (Sudjana, 2002) dengan langkah-langkah
hingga uji beda maka dilakukan pengambilan 2 kelas pengujian sebagai berikut:
secara acak yang tidak memiliki perbedaan. Dua (1) Pengamatan 𝑥1 , 𝑥2 , . . . , 𝑥𝑛 dijadikan bilangan
kelas tersebut terdiri dari kelas eksperimen yang baku 𝑧1 , 𝑧2 , . . . , 𝑧𝑛 dengan menggunakan
pembelajarannya menggunakan model 𝑥 −𝑥̅
rumus : 𝑧 = 𝑖𝑠 (𝑥̅ dan 𝑠 berturut-turut
pembelajaran kooperatif berdasarkan kelompok
belajar yang dibentuk berdasarkan sosiometri yaitu adalah mean dan standar deviasi sampel).
kelas VIII E dan kelas kontrol yang menggunakan (2) Untuk setiap bilangan baku dengan standar
model pembelajaran langsung yaitu kelas VIII D. distribusi normal baku, kemudian hitung
Ada beberapa teknik pengumpulan data peluang : 𝐹(𝑧𝑖 ) = 𝑃(𝑧 ≥ 𝑧𝑖 ).
yang dilakukan, teknik pertama adalah angket (3) Selanjutnya hitung proporsi 𝑧1 , 𝑧2 , . . . , 𝑧𝑛 yang
digunakan untuk mengumpulkan data siswa lebih kecil atau sama dengan 𝑧𝑖 , selanjutnya
mengenai pilihan-pilihan teman yang akan dijadikan proporsi ini dinyatakan oleh 𝑆(𝑧𝑖 ), maka
sebagai kelompok belajar, angket dilakukan sebelum 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧1 , 𝑧2 , . . . , 𝑧𝑛 ≤ 𝑧𝑖
𝑆(𝑧𝑖 ) =
siswa melaksanakan proses belajar mengajar. 𝑛
Kemudian data mengenai aktifitas dan segi kognitif (4) Hitung selisih 𝐹(𝑧𝑖 ) − 𝑆(𝑧𝑖 ), kemudian
dan hasil belajar dikumpulkan melalui tes hasil tentukan harga mutlaknya.
belajar, dan data-data lain melalui dokumentasi dan (5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-
observasi. Teknik analisis data yang digunakan harga mutlak selisih tersebut, harga ini disebut
dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 yaitu (1) 𝐿ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 .
analisis uji pendahuluan yaitu uji liliefors dan uji Pada uji homogenitas, uji yang digunakan adalah uji
homogenitas yang sebelumnya dilakukan varians terbesar yang dibandingkan dengan varians
pengelompokan kelompok belajar siswa terkecil menggunakan tabel F. Adapun langkah-
Sigit Nur Hadi, Aisjah Juliani Noor, Keefektifan Kelompok Belajar Siswa Berdasarkan Sosiometri dalam Menyelesaikan … 65

langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (1) Menghitung varians terbesar dan varians
(Sugiyono, 2011): terkecil
(2)
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(3) Membandingkan nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
dk Pembilang = n – 1 (untuk varians terbesar)
dk Penyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan (𝛼) = 5%
(4) Kriteria pengujian
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data tidak homogen
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data homogen

Uji t dua sampel ini tergolong uji digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
perbandingan (uji komparatif). Tujuan dari uji ini sampel independen, yaitu Separated Varians dan
adalah untuk membandingkan (membedakan) Polled Varians. Kedua rumus tersebut dijabarkan
apakah kedua data (variabel) tersebut sama atau sebagai berikut (Sugiyono, 2010)
berbeda. Terdapat dua rumus uji t yang dapat
:
𝑥̅1 − 𝑥̅2
𝑡= (𝑆𝑒𝑝𝑎𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠)
𝑠 2 𝑠 2
√1 + 2 𝑛1 𝑛2
𝑥̅1 − 𝑥̅2
𝑡= (𝑃𝑜𝑙𝑙𝑒𝑑 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠)
(𝑛1 −1)𝑠1 2 +(𝑛2 −1)𝑠2 2 1 1
√ 𝑛1 +𝑛2 −2
(𝑛 + 𝑛 )
1 2
Keterangan :
𝑛1 = jumlah data pertama (kelas eksperimen) Kriteria pengujian jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ,
𝑛2 =jumlah data kedua (kelas kontrol) maka 𝐻0 diterima dan 𝐻𝑎 ditolak untuk α = 5%.
𝑥̅1 =nilai rata-rata hitung data pertama Menurut Usman dan Akbar (2011) uji
𝑥̅2 =nilai rata-rata hitung data kedua Mann-Whitney berfungsi sebagai alternatif
𝑠1 2 = varians data pertama penggunaan uji t jika prasyarat parametriknya tidak
𝑠2 2 =varians data kedua terpenuhi. Untuk uji statistik U, dihitung dari sampel
pertama dengan n1 pengamatan

𝑛1 (𝑛1 + 1)
𝑈1 = 𝑛1 𝑛2 + − ∑ 𝑅1
2

atau dari sampel kedua dengan n2 pengamatan

𝑛2 (𝑛2 + 1)
𝑈2 = 𝑛1 𝑛2 + − ∑ 𝑅2
2

Keterangan : 𝑛1 = banyaknya sampel dalam kelompok yang lebih kecil


𝑛2 = banyaknya sampel dalam kelompok yang lebih besar
𝑈1 = uji statistik dari sampel pertama 𝑛1
𝑈2 = uji statistik dari sampel kedua 𝑛2
∑ 𝑅1 = Jumlah jenjang pada sampel pertama
∑ 𝑅2 = Jumlah jenjang pada sampel kedua.

Kreteria nilai U signifikan untuk yang lebih besar(> 20) menggunakan pendekatan kurva normal dengan harga
kritis z sebagai berikut
:
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 60 - 67 66

𝑛1 𝑛2
𝑈− 2
𝑧=
𝑛1 𝑛2 (𝑛1 +𝑛2 +1)

12
Jika 2𝑃[𝑍 ≤ 𝑧] > 𝛼dengan taraf nyata 𝛼 = materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran
2,5%maka 𝐻0 diterima dan jika 2𝑃[𝑍 ≤ 𝑧] ≤ kelompok menggunakan kelompok belajar
𝛼maka 𝐻0 ditolak. berdasarkan sosiometri, menggunakan kriteria yang
diadaptasi dari Arikunto, 2010. Tabel berikut ini
Teknis analisis yang digunakan untuk menggambarkan kriteria aktivitas siswa.
mengukur aktivitas siswa terhadap pembelajaran
Tabel 1 Kriteria Aktivitas Siswa
No. Persentase (%) Kriteria
1. 80,01 – 100,00 Sangat Baik
2. 60,01 – 80,00 Baik
3. 40,01 – 60,00 Cukup
4. 20,01 – 40,00 Kurang
5. 0 – 20,00 Sangat Kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN sosiometri tidak lebih tinggi dibandingkan dengan


hasil belajar kelas yang tidak menggunakan
Berdasarkan analisis data menggunakan uji kelompok belajar berdasarkan sosiometri.
Mann-Whitney diperoleh nilai p = 0,5686. Untuk Berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa
menguji signifikansi, nilai p perlu dibandingkan terlihat bahwa aktifitas siswa di kelas yang
dengan taraf signifikansi (α) yaitu 0,025. Nilai p menggunakan pembelajaran kelompok berdasarkan
ternyata jauh lebih besar dari nilai signifikansi yaitu sosiometri pada kualifikasi baik dan sangat baik,
(0,5686 > 0,025). Dengan demikian 𝐻0 diterima dan artinya pembelajaran di kelas tersebut berlangsung
𝐻𝑎 ditolak yang berarti hasil belajar siswa dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
menggunakan kelompok belajar berdasarkan berikut.

Tabel 3 Aktivitas siswa terhadap pembelajaran materi teorema Pythagoras dengan belajar kelompok
berdasarkan sosiometri
No Aspek yang Dinilai Persentase Aktivitas Siswa Rata- Kualifikasi
(%) pertemuan ke- rata
(%)
1 2 3
1 Memperhatikan pengarahan 83 83 83 83 Sangat
guru (visual activity) baik
2 Mengerjakan soal-soal 87 87 77 83,67 Sangat
pemecahan masalah(mental baik
activities)
3 Membantu pasangan 80 93 70 81 Sangat
menyelesaikan masalah (oral baik
activities)
4 Memeriksa pekerjaan 60 73 67 66,67 Baik
pasangannya (visual activities)
5 Berdiskusi membandingkan 53 70 90 71 Baik
jawaban (oral activities)
6 Bertanya langkah pemecahan 80 80 77 79 Baik
masalah (oral activity)

Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata hasil berada pada kualifikasi cukup dengan nilai tertinggi
belajar siswa menggunakan pembelajaran kelompok siswa sebesar 84, sedangkan nilai terendah siswa
dengan kelompok belajar berdasarkan sosiometri sebesar 30.
setelah melalui 3 kali pertemuan adalah 55,87
Sigit Nur Hadi, Aisjah Juliani Noor, Keefektifan Kelompok Belajar Siswa Berdasarkan Sosiometri dalam Menyelesaikan … 67

SIMPULAN DAN SARAN Arikunto, S. (2010). Manajemen Pendidikan. Jakarta:


Rineka Cipta.
Simpulan Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
disimpulkan bahwa: Cipta.
(1) Hasil belajar siswa setelah diterapkan belajar Ibrahim M, (2000). Pembelajaran Kooperatif.
kelompok berdasarkan sosiometri terhadap Surabaya : Universitas Surabaya
kemampuan menyelesaikan soal cerita Kunandar. (2010). Guru Profesional. Jakarta:
matematika pada kualifikasi baik, Rajawali Pers.
(2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan N.K. Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar.
metode pembelajaran langsung berada pada Jakarta : PT. Rineka Cipta.
kualifikasi cukup. Raharjo, Marsudi. (2008). Pembelajaran Soal Cerita
(3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Berkait Penjumlahan dan Pengurangan di
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
yang diterapkan belajar kelompok berdasarkan Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung:
sosiometri dengan kelas kontrol yang Tarsito.
menggunakan metode pembelajaran langsung. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan
Dengan demikian penerapan kelompok belajar Penedekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
berdasarkan sosiometri tidak efektif terhadap R&D. Bandung: Alfabeta.
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian.
cerita matematika karena hasil belajar siswa Bandung: Alfabeta.
kelompok belajar berdasarkan sosiometri tidak Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori
lebih tinggi dari siswa yang tidak menggunakan & Aplikasi Paikem. Yogyakarta. Pustaka
kelompok belajar berdasarkan sosiometri. Pelajar
Saran Tim Penyusun. (2006). Metode Penelitian Sosial:
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta:
beberapa saran sebagai berikut: Kencana.
(1) Bagi guru matematika yang berkeinginan Usman, H., & Purnomo, S. A. (2011). Pengantar
melaksanakan pembelajaran dengan Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
menggunakan kelompok belajar yang Walgito, Bimo. (2011). Teori-Teori Psikologi Sosial.
dibentuk berdasarkan sosiometri dapat lebih Yogyakarta : Penerbit Andi.
mencermati hubungan kedekatan antar siswa Yulianti, Anisa. (2007). Keefektivan Kelompok
untuk mendapatkan kelompok yang baik yang Belajar yang Dibentuk Berdasarkan
dapt digunakan dalam pembelajaran Sosiometri Terhadap Kemampuan
matematika yang lebih efektif. Menyelesaikan Soal Cerita Matematika
(2) Sebelum memulai kegiatan pembelajaran Siswa SMP Negeri 7 Banjarmasin Tahun
dengan penerapan kelompok belajar yang Pelajaran 2006/2007 dalam Pokok
dibentuk berdasarkan sosiometri untuk dapat Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung.
menyelesaikan soal-soal cerita matematika, Skripsi Program S-1 Universitas lambung
guru terlebih dahulu memberikan penjelasan Mangkurat, Banjarmasin. Universitas
mengenai hal-hal yang diperlukan siswa Lambung Mangkurat tidak dipublikasikan.
dalam menyelesaikan soal cerita.
(3) Dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian
lebih lanjut khususnya pada penelitian yang
berkaitan dengan hasil penelitian ini dengan
mengingat berbagai keterbatasan yang ada
dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta:


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai