Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andi Suri

Nim : NH0219002

Kelas : Keperawatan B 2019

Tugas : Topik 1 Neurobehaviour

PROSES FISIKA DAN KIMIA SISTEM SARAF

A. Sel

1. Pengertian sel

a. Sel adalah unit dasar kehidupan pada tubuh manusia (Guyton & Hall,

2007).

b. Setiap organ merupakan kumpulan dari banyak sel berbeda yang

disatukan oleh berbagai struktur penunjang antar sel (Guyton & Hall,

2007).

2. Struktur sel

a. Nucleolus

b. Nukleoplasma

c. Membrane nucleus

d. Nucleus

e. Setoplasma

f. Membrane sel

3. Hubungan sel dengan saraf


a. Membran sel (disebut juga membran plasma), yang menyelubungi sel,

adalah suatu struktur yang elastis, fleksibel, tipis dengan ketebalan 7,5

sampai 10 nanometer (Guyton & Hall, 2007).

b. Membran sel hampir seluruhnya tersusun dari protein dan lipid (Guyton

& Hall, 2007).

c. Dihampir semua sel tubuh terdapat potensial listrik yang melintasi

membran. Selain itu, pada beberapa sel, misalnya sel saraf dan sel otot,

mampu membangkitkan sendiri impuls elektrokimia yang cepat berubah

pada membrannya dan impuls ini digunakan untuk menghantarkan sinyal

sepanjang membran saraf atau otot (Guyton & Hall, 2007).

B. Sistem saraf

1. Pengertian Sistem Saraf

Menurut beberapa ahli system saraf yaitu :

a. Sistem saraf adalah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh, selain

sistem endokrin. Sistem saraf dibentuk oleh jaringan interaktif kompleks

dari tiga jenis dasar sel saraf – neuron aferen, neuron eferen, dan

antarneuron (Sherwood, 2001).

b. Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan

berkeinambungan serta terutama terdiri dari jaringan saraf. Dalam

mekanisme sistem saraf, lingkungan internal dan stimulus eksternal

dipantau dan diatur (Abdul, 2007).

c. The body has two organ systems dedicated to coordinating the activities

of the trillions of cells making up the human form. One of those systems
—the endocrine system—employs chemical messengers called hormones

to communicate with cells. In contrast, the nervous system uses electrical

signals to transmit messages at lightning speed (Thompson, 2015).

2. Jaringan saraf terdiri dari :

a. Neuron: sel saraf dan seratnya

b. Neuroglia : sel dengan fungsi yang belum diketahui; sebagian adalah

fagositik, penyerap dan penghancur mikro-organisme dan substansi asing

yang masuk ke dalam jaringan saraf (Gibson, 2003).

C. Neuron

1. Sel saraf, atau neuron, membentuk sistem saraf, salah satu dari dua sistem

kontrol utama pada tubuh. Sistem saraf melakukan kontrolnya terhadap

hampir sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar tubuh, yang sebagian besar

ditujukan untuk mempertahankan homeostatis (Sherwood, 2001). Dalam

pengertian lain, neuron adalah unit dasar sistem. Terdapat berjuta-juta

neuron dalam sistem saraf (Gibson, 2003).

2. Struktur Neuron

Setiap sel memiliki nukleus dan sejumlah granula dan fibril dalam

sitoplasmanya. Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat pada

bagian luar sel, melalui dendrit ini impuls memasuki seldari sel-sel lain.

Akson adalah serat yang dilalui impuls meningkatkan sel untuk

ditransmisikan ke sel lain.

Selain itu, sebagian besar akson mengalami mielinasi, yaitu tertutup didalam

selubung mielin, substansi lemak. Lapisan Mielin tidak kontinu di sepanjang


serat, membentuk nodus Ranvier. Selanjutnya, sinaps adalah titik komunikasi

antara satu neuron dan neuron lain (Gibson, 2003).

Dalam pengertian lain pula mengenai neuron, menurut Abdul (2007),

suat sel saraf disebut neuron yang terdiri dari badan sel, dendrit, dan neutrit.

Dendrit menerima dan menyalurkan stimulus masuk ke dalam sel, neutrit

yang mengirim keluar dari badan sel. Kumpulan neuron yang berada

didalam susunan saraf pusat dinamakan pseudounipolar. Ujung saraf yang

menerima stimulus disebut receptor dan ujung terminal saraf yang berada

pada otot dan organ disebut effector.

3. Terdapat 3 jenis sel saraf berdasarkan fungsinya, yaitu :

a. Sensory neurons

b. Interneurons

c. Motor neurons

4. Proses yang terjadi pada sistem saraf secara kimiawi di dalam tubuh

manusia.

a. Potensial Aksi Saraf

Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi, yang merupakan

perubahan cepat pada potensial membran yang menyebar secara cept di

sepanjang serabut saraf. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan

mendadak dari potensial membran negatif istirahat normal menjadi

potensial positif dan kemudian berakhir dengan kecepatan yang hampir

sama dan kembali ke potensial negatif. Untuk menghantarkan sinyal


saraf, potensial aksi bergerak di sepanjang serabut saraf sampai tiba di

ujung serabut (Guyton & Hall, 2007).

b. Urutan Tahap Potensial Aksi

1) Tahap Istirahat

Ini adalah potensial membran istirahat sebelum terjadinya potensial

aksi. Membran dikatakan menjadi terpolarisasi selama tahap ini

karena adanya potensial membran negatif sebesar -90 milivolt

(Guyton & Hall, 2007).

2) Tahap Depolarisasi

Pada saat ini, membran tiba-tiba menjadi sangat permeabel

terhadap ion natrium, sehingga sejumlah besar ion natrium bermuatan

positif berdifusi kedalam akson. Keadaan “terpolarisasi” normal

sebesar -90 milivolt segera dinetralisasi oleh ion natrium bermuatan

positif yang mengalir masuk, dan potensial meningkat dengan cepat

ke arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi. Pada serabut saraf

besar, sejumlah besar ion natrium bermuatan positif yang bergerak ke

dalam menyebabkan potensial membran secara nyata “terlampaui”

nilai nol dan menjadi sedikit positif. Pada beberapa serabut yang lebih

kecil, dan pada banyak neuron sistem saraf pusat, potensial hanya

mendekati nilai nol dan tidak melampaui sampai keadaan positif

(Guyton & Hall, 2007).

3) Tahap Repolarisasi
Dalam waktu seperbeberapa puluh ribu detik sesudah membran

menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium, kanal natrium mulai

tertutup dan kanal kalium terbuka lebih dari biasanya. Selanjutnya,

difusi ion kalium yang berlangsung cepat ke bagian luar akan

membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal.

Peristiwa ini disebut repolarisasi membran (Guyton & Hall, 2007).

Ingatlah bahwa potensial aksi ditimbulkan oleh terbukanya kanal

natrium bergerbang voltase. Selanjutnya, kanal ini dibuka oleh

penurunan voltase listrik istirahat normal yang melintasi membran.

Artinya, aliran negatif yang berasal dari elektroda akan mengurangi

voltase sisi luar membran menjadi nilai negatif yang mendekati

voltase pada potensial negatif di sisi dalam serabut.

Pada dasarnya, setiap faktor yang menyebabkan ion natrium mulai

difusi kedalam melalui membran dalam jumlah cukup banyak dapat

menimbulkan pembukaan regeneratif kanal natrium secara otomatis.

Hal ini dapat merupakan akibat dari gangguan mekanis pada

membran, pengaruh kimiawi pada membran, atau adanya aliran listrik

di seluruh membran.

Anda mungkin juga menyukai