TEORI BEHAVIORAL
Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran
Bimbingan Konseling Keluarga
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok I
I. Proses Konseling
Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya
proses belajar tersebut. Deskripsi langkah-langkah konseling sebagai berikut :
1. Assesment, langkah awal yang bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika
perkembangan klien (untuk mengungkapkan kesuksesan dan kegagalannya,
kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan interpersonal, tingkah laku
penyesuaian, dan area masalahnya). Konselor mendorong klien untuk
mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu.
Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana
yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
2. Goal setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan
klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam
konseling. Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien
b. Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil
konseling
c. Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien :
a) Apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien.
b) Apakah tujuan itu realistic.
c) Kemungkinan manfaatnya.
d) Kemungkinan kerugiannya
Konselor dan klien membuat keputusan apakah melanjutkan konseling dengan
menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan kembali
tujuan yang akan dicapai, atau melakukan referal.
3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik
konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan
yang menjadi tujuan konseling.
4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan
konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai
dengan tujuan konseling.
5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk
memperbaiki dan meingkatkan proses konseling.
Teknik konseling behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah
dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang,
dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan
dapat dibentuk.
J. Teknik Konseling
Konseling behavioral memiliki sejumlah teknik spesifik yang
digunakan untuk melakukan pengubahan perilaku berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai. Berikut beberapa teknik spesifik yang disampaikan para ahli:
1. Desensitisasi sistematis,
merupakan salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam
terapi tingkah laku. Desensitisasi sistematik digunakan untuk menghapus
tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan ia menyertakan
pemunculan tingkah laku atau respons yang berlawanan dengan tingkah
laku yang hendak dihapuskan itu. desensitisasi diarahkan pada mengajar
klien untuk menampilkan suatu respons yang tidak konsisten dengan
kecemasan. Desensitisasi sistematik juga melibatkan teknik-teknik
relaksasi. Dengan ini klien dilatih untuk santai dan mengasosiasikan
keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan
yang dibayangkan. Situasi-situasi dihadirkan dalam suatu rangkaian dari
yang sangat tidak mengancam kepada yang sangat mengancam.
2. Terapi impolsif
konselor memunculkan stimulus-stimulus penghasil kecemasan,
klien membayangkan situasi, dan konselor berusaha mempertahankan
kecemasan klien. Alasan yang digunakan oleh teknik ini adalah bahwa jika
seseorang secara berulang-ulang membayangkan stimulus sumber
kecemasan dan konsekuensi yang diharapkan tidak muncul, akhirnya
stimulus yang mengancam tidak memiliki kekuatan dan neurotiknya
menjadi hilang.
Dalam teknik ini klien dihadapkan pada situasi penghasil keemasan
secara berulang-ulang dan konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan
tidak muncul, maka kecemasan tereduksi atau terhapus. Klien diarahkan
untuk membayangkan situasi yang mengancam.