Anda di halaman 1dari 3

Persilangan Lalat Buah (Drosophila melanogaster)

(01(satu),Berlian Nursyanti Mahardhika, 165324001)


Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

A. Tujuan:
Untuk mengetahui perbandingan F1 dan F2 pada persilangan parental mutan lalat buah (Drosophila melanogaster)
B. Cara Kerja:
Berikut ini merupakan cara kerja dari praktikum persilangan Lalat Buah:

Lalat Buah
- Diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri lalat buat dengan kaca pembesar
- Diambil menggunakan sedotan masing-masing 1 buah jantan dan betina
- Dimasukkan kedalam akua gelas menggunakan sedotan
Gelas Akua
Hasil:
- Diberi pisang untuk makanan lalat buah selama persilangan
- Ditutup dengan plastic transparan yang telah diberi lubang
- Diikat menggunakan karet gelang
- Dibuat 4 sempel percobaan persilangan lalat buah
- Didiamkan dan diamati selama satu minggu
- Diidentifikasi morfologi dan siklus hidupnya
- Dimasukan kedalam tabel pengamatan
Hasil
Hasil:
C. Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil Persilangan Parental Mutan Lalat Buah (Drosophilla melanogaster).

Sampe
Gambar Gambar
l Fase Jumlah
Pengamatan Referensi
Ke-

1
Telur 30
Sumber : (www.biolib.cz)

Pupa 15
Sumber : (http://journals.plos.org)

Lalat Dewasa 7
Sumber : (http://rwotton.blogspot.co.id)

Telur 23
Sumber : (www.biolib.cz)

Sumber : Larva 17
2 (https://images.search.yahoo.com)

Prepupa 13
Sumber : (http://rwotton.blogspot.co.id)

Pupa 8
Sumber : (http://journals.plos.org)

3
Sumber : Larva 50
(https://images.search.yahoo.com)

Pupa 39
Sumber : (http://journals.plos.org)
Lalat Muda 7
Sumber : (https://drscdn.500px.org

Lalat Dewasa 1
Sumber : (http://rwotton.blogspot.co.id)

Telur 67
Sumber : (www.biolib.cz)

Sumber : Larva 51
(https://images.search.yahoo.com)

Prepupa 32
Sumber : (http://rwotton.blogspot.co.id)
4
Pupa 26
Sumber : (http://journals.plos.org)

Lalat Muda 19
Sumber : (https://drscdn.500px.org

Lalat Dewasa 10
Sumber : (http://rwotton.blogspot.co.id)

D. Pembahasan:
Berdasarkan hasil praktikum persilangan lalat buah dengan melakukan percobaan persilangan 4 pasang lalat buah
atau 4 buah sempel lalat buah, dihasilkan pada sempel pertama ditemukan pada fase telur yang berjumlah 30, fase
pupa berjumlah 15, dan lalat dewasa berjumlah 7. Pada sempel ke 2 dihasilkan fase telur berjumlah 23, fase larva
berjumlah 17, fase prepupa berjumlah 13, dan fase pupa berjumlah 8. Pada sempel ke 3 dihasilkan fase larva
kurang lebih berjumlah 50, fase pupa berjumlah 39, fase lalat muda berjumlah 7 dan fase lalat dewasa berjumlah 1.
Pada sempel ke 4 dihasilkan fase telur berjumlah kurang lebih 67, fase larva berjumlah kurang lebih 51, fase
prepupa berjumlah 32, fase pupa berjumlah 26, fase lalat muda berjumlah 19, dan fase lalat dewasa berjumlah 10.
Berdasarkan hasil pengamatan morfologi dari keturunan lalat buah tersebut, yaitu berwarna coklat kehitaman,
memiliki sayap panjang yang transparan, thorax berbulu, ujung abdomen runcing, dan terdapat 6 buah ruas
abdomen yang berkelamin betina, dan terdapat 3 buah ruas abdomen yang berkelamin jantan. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan ciri-ciri dari lalat buah yakni pada bagian thoraks berwarna kecoklatan dengan
sedikit bercak berwarna hitam di bagian ujung thoraks dekat pangkal abdomen. Abdomen berwarna putih
kekuningan, pada bagian dorsal abdomen terdapal bercak berwama hitam. Warna hitam pada abdomen tersebut
diperjelas dengan dua corak yang berbeda. Dari bagian pangkal abdomen hingga bagian tengah abdomen, bercak
hitam membentuk garis vertikal dan tidak melebar menutupi abdomen. Sedangkan dari bagian tengah abdomen,
bercak hitam tampak melebar hampir menutupi sebagian abdomen
bagian dorsal dan berakhir hingga ke bagian ujung abdomen yang
menyempit Perbedaan anlara imago jantan dan imago betina yaitu pada
bagian abdomennya, dan memiliki mata berwarna merah (Agustina,
2013).
Morfologi Lalat buah jantan dan betina memiliki perbedaan, yaitu pada
lalat buah jantan keadaan kedua sayap agak mengatup, terdapat sisir
kelamin, jumlah ruas pada abdomen sebanyak 3 buah, ukuran tubuh lebih
kecil, dan ujung abdomen berbentuk tumpul. Adapun, lalat buah betina
keadaan kedua sayap agak terbuka, tidak terdapat sisir kelamin, jumlah ruas
pada abdomen sebanyak 6 buah, ukuran tubuh lalat buah betina lebih besar, dan bentuk ujung abdomen runcing
(Putra, 2006)
Perbedaan antara imago jantan dan imago betina yaitu pada bagian abdomennya. lmago betina memiliki ovipositor
sebagai alat untuk meletakan

DinaSuci.blogspot.
telur pada bagian ujung abdomennya.Sedangkan imago jantan tidak memiliki ovipositor. Ukuran tubuh lmago
betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar daripada imago jantan. Hal ini
terkait dengan fungsi dan peranan betina dalam menghasilkan keturunan.
Ukuran tubuh yang lebih besar memungkinkan betina untuk menyimpan telur
dalam tubuhnya sebelum waktunya telur diletakan dalam tubuh inang. Panjang
ovipositor imago betina t 2,5 mm. Umumnya parasitoid dari genus Psyttalia
memiliki antena yang panjang. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa antena
imago betina memilik 26 ruas, sedangkan antena imago jantan memiliki 24 ruas
dengan panjang antena 3 mm (Topan, 2009).

Siklus hidup lalat buah mempunyai 4 fase metamorfosis, siklus hidup lalat buah ini
termasuk ke perkembangan sempurna atau dikenal dengan holometabola. Fase
tersebut terdiri dari telur, larva, pupa dan imago (Isaini,2013).
Telurnya berwarna putih berbentuk panjang dan runcing bagian ujungnya. Telur diletakkan secara berkoloni di
dalam buah. Telur akan menetas menjadi larva dua hari setelah diletakkan di dalam buah (Siwi et al. 2006).

Biology.blog.spot
Larva ini berbentuk bulat panjang dengan salah satu unjungnya runcing. Larva instar III berukuran sedang
dengan panjang 7–9 mm.
Larva Bactrocera berwarna putih keruh dengan dua bintik hitam yang jelas, dua bintik hitam ini merupakan alat
kait mulut. (White & Harris 1994). Larva berkembang di dalam daging buah selama 6–9 hari. Larva ini terdiri dari
3 instar bergantung pada temperatur lingkungan dan kondisi inang. Pada instar ke 3, larva keluar dari dalam
daging buah dan akan menjatuhkan dirinya ke permukaan tanah lalu masuk di dalam tanah. Di dalam tanah larva
berubah menjadi pupa ( Djatmiadi & Djatnika 2001 ).
Pupa awalnya dari berwarna putih, kemudian mengalami perubahan warna menjadi kekuningan dan coklat
kemerahan. Perkembangan pupa tergantung dengan kelembapan tanah. Masa perkembangan pupa antara 4–10
hari. Pupa berada di dalam tanah sekitar 2– 3 cm di bawah permukaan tanah. Pupa berubah menjadi imago
setelah 13-16 hari kemudian (Djatmiadi & Djatnika 2001). d. Imago Panjang tubuh lalat dewasa sekitar 3,5–5mm,
berwarna hitam kekuningan. Kepala dan kaki berwarna coklat. Thorak berwarna hitam, abdomen jantan
berbentuk bulat sedangkan betina terdapat alat tusuk. Siklus hidup lalat buah dari telur sampai imago
berlangsung selama kurang lebih 27 hari ( Siwi 2005).
E. Kesimpulan:
Berdasarkan hasil praktikum pada persilangan lalat buah jantan dan betina diperoleh sebanyak 4 keturunan atau 4
sempel yang menghasilkan fase berbeda-beda disetiap sempelnya. morfologi dari keturunan lalat buah tersebut,
yaitu berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap panjang yang transparan, thorax berbulu, ujung abdomen
runcing, dan terdapat 6 buah ruas abdomen yang berkelamin betina, dan terdapat 3 buah ruas abdomen yang
berkelamin jantan.
F. Referensi:
Agustiana, 2013. Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah Pada Media Biakan Alami Sebagai Referensi
Pembelajaran Pada Matakuliah Perkembangan Hewan (Drosophilla melanogaster).1(1):12-13.
Djatmiadi & Djatnika. 2001. Petunjuk Teknis Surveilans Lalat Buah. Pusat Teknik dan Metode Karantina Hewan dan
Tumbuhan. Jakarta : Badan Karantina Pertanian.
Isaini, 2013. Identifikasi Spesies dan Kelimpahan Lalat buah Bactrocera sp. di kabupaten Demak . Skripsi. Universitas
Malang:5-6.
Muhammad Topan. 2009. Buku Pintar Budidaya Tanaman Buah Unggulan Indonesia. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Putra, D.P., A. Hasyim & Mardinus. 2006. Skrining tumbuhan atraktif terhadap lalat buah jantan Bactocera
carambolae D&H. Biota Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Hayati. 11(30):176-180.
Siwi SS. 2005. Eko-Biologi Hama Lalat Buah. Bogor : BB-Biogen.
White IM & Harris EM. 1994. Fruit Flies of Economic Significance: Their Identification and Bionomics. Wallingford,
UK:CAB International

Anda mungkin juga menyukai