Anda di halaman 1dari 2

Golongan Darah

1 (satu), Berlian Nursyanti Mahardhika, 1653024001.


Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung

Tujuan:
Mengetahui kemungkinan genotif fan fenotif individu.

Cara Kerja:
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Dicocokan fenotif dalam table dengan fenotif yang anda miliki.
- Diberi tanda (-) pada gen ke-2 untuk fenotif yang dominant.
- Diperkirakan genotif anda untuk masing-masing fenotif.
- Ditabulasikan data semua pratikan, hitung presentasennya.
Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum golongan darah diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Data
Pembahasan:
Berdasarkan data hasil praktikum
Variabilitas pada manusia merupakan kaenakaragaman karakteristik pada individu yang berbeda dalam sitribusinya,
karakteristik ini timbul yang ditentukan oleh pasangan alel tunggal, dinyatan sebagai sifat-sifat mendel yang
sederhana. (buku pratikan). Variasi adalah keanekaragaman dalam satu spesies. Masunia tergolong dalam satu
spesies yaitu Homo spesies. Tidak ada dua manusia yang tepat sama. Individu satu dengan lainnya mempunyai
persamaan dan perfbedaan sifat yang menurun baik siat kualitatif maupun sifat kuantitaif.

Faktor penyebab terjadinya variabilitas pada manusia yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Akibat adanya
pengaruh lingkungan maka individu yang bergenotif sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda.
Lalu adanya pewarisan sifat monogenik dan poligenik dan juga karena adanya berbagai pola perwarisan sifat dalam
populasi dapat dilihat dengan adanya sifat yang bervariasi. Berbagai sifat yang diwariskan secara poligenik
variasinya sangat besar. Misalnya warna kulit, tinggi badan, kecerdasan, sidik jari,dll. Sifat-sifat yang berbeda pada
manusia tersebardengan penyebaran yang khas untuk populasi tertentu (Widiyanti, 2014)
keanekaragaman juga merupakan faktor utama dari evolusi. Hal ini dikemukakan oleh Lamarck, Darwin, maupun
para pakar lain sesudah mereka. Tanpa ada keanekaragaman, evolusi tidak akan terjadi. Di alam ada dua faktor yang
bekerja secara harmonis, yaitu: (a) faktor penyebab keanekaragaman, dan (b) faktor yang bekerja untuk
mempertahankan keutuhan suatu jenis. Apabila dilihat secara tersedniri, maka kedua faktor tersebut seakan
bertentangan. Namun pada hakekatnya kedua faktor tersebut bekerja dengan sangat harmonis.

Untuk melihat bagaimana timbulnya keanekaragaman variabilitas, kita harus mulai dari melihat struktur yang paling
kecil dari makluk hidup, tetapi sangat penting. Struktur tersebut adalah DNA. DNA terdiri dari empat macam basa
nitrogen yaitu: Adenin (A),Citosin (C), Guanin (G), dan Timin (T), serta RNA mempunyai Urasil (U)
pengganti Timin pada DNA. Keempat macam jenis basa nitrogen berfungsi menyusun atau membentuk 20 asam
amino esensial. Kini diketahui bahwa kombinasi tiga dari keempat basa nitrogen tersebut akan membentuk satu asam
amino. Variasi organsime yang terjadi akibat kerja gen-gen tertentu banyak sekali macamnya, misalnya:

1. Wajah manusia tidak ada yang sama. Sebenarnya hal ini berlaku pula pada tumbuh-tumbuhan dan hewan,
namun mata kita tidak mampu atau tidak dibiasakan untuk dapat membedakannya.
2. Adanya variasi warna tubuh yang terdapat pada ikan, kucing, anjing, sapi dan organisme-organsime lainnya.
3. Adanya golongan darah yang bermacam-macam.
4. Adanya bermacam-macam mutan.
5. Adanya ekotipe.

Jadi variasi itu memang ada. Adanya variasi hanya dapat diterangkan secara adaptasi dan secara genetik. Variasi
adaptasi, dapat kita lihat pada olahragawan yang otot-ototnya lebih terlatih sehingga berukuran lebih besar dari
kebanyakan orang. Namun variasi adaptasi tidak dapat diturunkan secara langsung kepada keturunannya. Variasi
genetiklah merupakan satu-satunya kemungkinan yang dapat menerangkan proses evolusi. Secara genetik variasi
dapat timbul akibat mutasi

Keanekaragaman atau variasi suatu individu dapat dihitung menggunaka rumus varians. Karena varians adalah
ukuran keberagaman data, maka semakin besar angka varian maka semakin beragamlah data uang kita miliki dan
semakin kecil nilai varians maka semakin homogenlah data yang kita miliki (Yatim, 1986)

Referensi :
Anonim. 2017. Petunjutk Pratikum Genetika. Bandar Lampung : Jurusan Biologi FKIP Unila
Widianti, T., Aini H.N. 2014. Petunjuk Pratikum Genetika. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA Unnes.
Yatim. 1986. Genetika. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai