Anda di halaman 1dari 4

MENGUNGKAP MITOS KUCING MADURA

Disusun Oleh

Berlian Nursyanti Mahardhika (1653024001)

Kharisma Oktavia (1613024027)

Mita Yustika (1613024037)

Ni Putu Suwarningsih (1613024-15)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017
MENGUNGKAP MITOS KUCING MADURA
Sebagai kelompok pencinta dan penyayang kucing, mitos tentang keunikan dan keindahan kucing
Madura memang telah lama terdengar. Konon kucing Madura sangat angun, memiliki indra keenam
serta hanya orang-orang tertentu saja (seperti kyai, pejabat dan tokoh masyarakat) yang dapat
memeliharanya. Kucing ini menurut cerita berasal dari pulau Ra’as, yaitu sebuah pulau karang kecil
sepanjang 15 km yang terletak di sebelah timur pulau Madura. 

umlah kucing madura di pulau Ra’as sangat sedikit (diperkirakan tidak lebih dari 100 ekor termasuk
yang liar) alias sudah langka.

Kelangkaan ini disebabkan karena banyak kucing Madura ini di bawa keluar pulau. Disamping itu,
berdasarkan data yang ada ternyata tingkat kematian kucing ini cukup tinggi baik jika berada di
Pulau Ra’as atau di luar pulau.

fakta bahwa kucing Madura ini memiliki variasi genetik yang masih tinggi dan tergolong langka.
Apabila tidak diambil langkah-langkah pelestarian, maka dapat dipastikan kucing ini akan segera
punah Ditinjau dari ilmu genetika, warna Buso (abu kebiruan) dan warna kecubung tergolong warna
resesif yang jarang muncul. Warna kecubung ini diakibatkan oleh gen cb yang berpasangan dalam
keadaan homosigot. Kucing berwarna kecubung ini biasanya memiliki warna mata biru Warna abu
kebiruan muncul akibat adanya gen d (dilusi yang bersifat resesif). Jika gen ini dalam keadaan
honosigot, maka gen ini mampu mendulusi warna hitam menjadi warna abu kebiruan.

Dengan melihat kenyataan di lapangan bahwa pada umumnya hanya dua warna ini yang ditemukan,
diduga tingkat perkawinan keluarga sangat tinggi, sehingga kemungkinan banyak gen-gen resesif dan
juga gen lethal yang terkespresi pada kucing Madura ini. Disamping itu melihat keragaman
penampilan kucing ini yang cukup tinggi, diduga telah terjadi persilangan antara kucing Madura asli
dengan kucing kampung. Hal inilah yang menjadi dasar dugaan kami bahwa, tingginya angka
kematian pada anak kucing Madura ini akibat gen lethal.
Bentuk ekor yang bengkok diujungnya (dalam dunia perkucingan disebut dengan “kinky tail”)
menguatkan dugaan kami bahwa kucing Madura ini memang kucing Asia. Sebab berdasarkan hasil
penelitian, gen yang menyebabkan terjadinya pembengkokan ekor ini hanya tersebar di wilayah
Asia, sedangkan di Eropa bentuk ekor seperti ini telah lama dieliminasi dari populasi karena
tergolong dalam kategori cacat.
Tidak pelak lagi, kucing madura dengan warna umum Buso dan Kecubung memiliki ciri khas dan daya
tarik tersendiri. Apabila pelestariannya dirancang secara serius, maka bukan tidak mungkin kucing ini
dapat didaftarkan sebagai salah satu ras exotic baru yang sangat unik. Sifat kepemilikan kucing
Madura yang masih menghubungkannya dengan mitos dan status Sosial akan sangat membantu
usaha pelestarian dan pemurnian Kucing Madura. Konsep pelestarian kucing Madura ini harus
diselaraskan dengan budaya setempat dan dilakukan di pulau Madura dan pulau Ra’as (konservasi in
situ).
Berdasarkan diskusi lebih lanjut dengan Lasley Morgan (Australia) dan sobatnya di Inggris, diduga
bahwa yang dapat dikatakan sebagi kucing madura adalah yang berwarna Buso dan kemungkinan
besar merupakan keturunan kucing Korat yang berasal dari Thailand.

Noor, Ronny. 2015. Mengungkap Mitos Kucing Madura https://www.kompasiana.com/rrnoor.


(Diakses Tanggal 15 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai