Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Bapak Asep Ginanjar S.Pd., M.Pd.

Oleh :

Jihan Fadhila (7101420177)

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020
i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatuaalhi wabarakatuh. Syukur alhamdulillah saya ucapkan


atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas menyusun makalah tentang Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia.
Tugas ini merupakan salah satu tugas Pendidikan Pancasila. Saya mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Asep Ginanjar S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada saya.
2. Orang tua saya yang telah memberi dukungan material dan spiritual sehingga
saya dapat menyusun tugas Pendidikan Pancasila ini.
3. Teman-teman yang telah memberi saran dan membantu dalam menyusun tugas .
4. Pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
tersusunnya tugas ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah tersusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Jepara, 5 Oktober 2020


Hormat saya

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2

A. ZAMAN PENJAJAHAN ............................................................................................................ 3

B. KEBANGKITAN NASIONAL .................................................................................................. 4

C. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG ............................................................................................ 5

D. SIDANG BPUPKI 1 ................................................................................................................... 5

E. SIDANG BPUPKI II (10-16 JULI 1945) ................................................................................... 6

F. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN............................................................ 7

G. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT .......................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 11

A. KESIMPULAN ......................................................................................................................... 11

B. SARAN ..................................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada hakikatnya Pancasila mengandung dua pengertian pokok, sebagai Pandangan


Hidup Bangsa Indonesia dan sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.Dalam berbagai
pelajaran tentang pancasila telah didalilkan,bahwa pancasila itu telah ada atau lahir
bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia.
Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Pancasila.Pancasila disebut sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia,karena nilai-nilai yang terkandung dalam sila-silanya tersebut dan
waktu ke waktu dan secara tetap menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan oleh bangsa
Idonesia.maka pancasila dipergunakan sebgai petunjuk hidup sehari-hari,dan digunakan
sebagai penunjuk arah semua kegiatan didalam segala bidang.dalam pelaksanaanya tidak
boleh bertentangan dengan norma-norma kehidupan,baik norma agama,norma
kesusilaan,norma sopan santun,maupun norma hukum yang berlaku.
Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia .Pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia berarti Pancasila itu dijadikan dasar dalam mengatur penyelenggaraan
pemerintahan Negara.rumusan Pancasila yang benar tercantum pada Undang-Undang Dasar
1945.seperti pada alenia keempat sebagai berikut :
“…maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia,yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia,yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan yang maha
esa,kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan Indonesia,dan kerakyatan yang di pimpin
oleh hikmat kebijaksanaan Indonesia.”

1
BAB II
PEMBAHASAN
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-citanya berjalan berabad-


abad dan bertahap. Sejarah perjuangan Pancasila juga berhubungan erat dengan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Sejak berabad-abad yang lalu banyak sekali, maka perlulah
ditetapkan tonggak-tonggak sejarah itu, yakni peristiwa-peristiwa yang menonjol, terutama
dalam hubungannya dengan Pancasila.
Unsur-unsur yang terdapat pada Pancasila yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan keadilan sosial telah terdapat berbagai asas-
asas yang menjiwai bangsa Indonesia serta dilaksakan pada waktu itu hanya saja belum
dirumuskan secara konkrit.
Sebagaimana sejarah telah mengungkapkan bahwa sebelum tumbuh kerajaan besar di
bumi Nusantara, seperti kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada abad VII-XII dan kerajaan
Manjapahit di Jawa Timur dalam abad XII-XVI, kehidupan manusia yang mendiami bumi
Nusantara masa itu telah menunjukan ciri-ciri, sikap dan tingkah laku yang mencerminkan
penjiwaan atas sila-sila pancasila, seperti adanya kepercayaan manusia terhadap kekuatan
gaib, baik berupa pemujaan terhadap roh-roh halus yang bercirikan animism dan dinamisme,
maupun kehidupan manusia Indonesia yang penuh toleransi dan suasana damai, tolong
menolong atau gotong-royong, bermusyawarah bagi terwujudnya kehidupan yang sejahtera
dalam suasana kekeluargaan yang diungkapkan dengan istilah gemah ripah loh jinawi tata
tentrem kerta raharja, atau yang kini popular dengan sebutan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan pancasila.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam
satu kerajaan.Empu Prapanca menulis Negara kertagama (1365).Dalam kitab tersebut telah
terdapat istilah “Pancasila”. Empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan di dalam buku
itulah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang bunyi
lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”, artinya walaupun berbeda,
namun satu jua karena tidak ada agama yang memiliki Tuhan berbeda. Hal ini menunjukkan
adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama hindu dan agama budha. Bahkan

2
salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru telah memeluk agama islam. Toleransi
positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak zaman bahari yang telah silam.
Kehidupan dua agama yakni Hindu dan Budha secara berdampingan yang
membuktikan sifat toleransi bangsa Indonesia, pada zaman itu dilukiskan oleh Empu Tantular
dalam kitabnya Sutasoma. Oleh karena itu kedua zaman kerajaan tersebut kita jadikan pula
sebagai tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita.

A. ZAMAN PENJAJAHAN
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama
islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pulalah
kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang
Eropa di nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh
orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah
orang-orang bangsa portugis. Namun lama-kelamaan bangsa portugis mulai
menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek
penjajahan misalnya malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh portugis.
Pada akhir abad XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh
jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri
(Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC
(Vorenidge Oost Indisce Compagnie), yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah
„Kompeni‟.
Praktek-praktek kompeni mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat
mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-
1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628
dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur jendral J.P.
Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Inddonesia. Mereka ingin
membulatkan kan kan hegemoninya hegemoninya ssampaiampai kepelosok- kepelosok-
pelosok nusantara kita. Melihat praktek-prakek penjajahan Belanda tersebutmaka
meledaklah perlawanan di berbagai wilayah nusantara antara lain:

3
a) Pattimura di Maluku (1817),

b) Baharudin di Palembang (1819),

c) Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837),

d) Pangeran Diponogoro di Jawa Tengah (1825-1830),

e) Jlentik, Polim, Teuku Tjik di Tiro, Teuku Umar dalam perang Aceh (1860),

f) Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895),

g) Sisingamangaraja di tanah batak (1900).

B. KEBANGKITAN NASIONAL
Pada abad XX di panggung internasional terjadilah pergolakkan kebangkitan Dunia
Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Gerakan inilah yang merupakan
awal gerakan nasional untuk mewujudkn suatu bangsa yang memiliki kehormatanakan
kemerdekaan dan kekuatannya sendiri
Organisasi Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang
merupakan pelopor pergerakkan nasional, sehingga setelah itu muncullah organisasi-
organisasi pergerakkan lainnya. Organisasi-organisasi pergerakkan nasional itu antara lain:
Sarekat Dagang Islam (SDI 1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya
menjadi gerakan politik denga mengganti namanya menjadi Sarekat Islam (SI 1911) di
bawah HOS Cokroaminoto.
Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu:
Douwes Dekker, Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih
dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro).
Dalam situasi yang menggoncangkan itu muncullah Partai Nasional Indonesia (PNI)
(1927) yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh
lainnya.Mulailah kini perjuangan nasional Indonesia dititikberatkan pada kesatuan
nasional dengan tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan, dan diganti bentuknya dengan
Partai Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan demokrat antara
lain Moh. Hattandan St. Syahir mendirikan PNI baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia
(1933), dengan semboyan kemerdekaan Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.

4
C. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Janji Belanda tentang Indonesia dengan merdeka kelak di kemudian hari dalam
kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka.Bahkan sampai akhir pendudukan pada
tanggal 10 Maret 1940, kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang
saudara tua bangsa Indonesia”. Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu
(Amerika, Inggris, Rusia, Prancis, Belanda, dan negara sekutu lainnya) nampaknya Jepang
semakin terdesak . Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka
pemerintahan Jepang berrsikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu
menjanjikan Indonesia merdeka kelak di kemudian hari. Janji kedua pemerintahan Jepang
berupa „kemerdekaan tanpa syarat‟.Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia
seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (Pembesar
Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer di seluruh Jawa dan Madura).Dalam janji
kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk
memperjuangkan kemerdekaannya.
Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai
realisasinya janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokritsu Zyunbi Tioosakai.

D. SIDANG BPUPKI 1
a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Mr.Muh Yamin mendapat kesempatan pertama untuk mengemukakan
pemikirannya tentang dasar Negara dihadapan sidang lengkap Badan Penyelidik.pidato
Mr.Muh Yamin itu berisikan lima dasar asas Negara Indonesia,sebagai berikut :
1) Peri Kebangsaaan
2) Peri Kemanusiaan
3) Peri Ketuhanan
4) Peri Kerakyatan (A. Permusyawaratan, B. Perwakilan, C. Kebijaksanaan)
5) Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial)
b. Ir. Soekarno ( 1 Juni 1945)
Pada tanggal 1 juni dalam pidatonya Ir. Soekarno mengusulkan 5 hal yang menjadi
dasar- dasar negara merdeka, yang perumusa serta sistematikanya sebagai berikut :
1) Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
5
2) Internasonalisme (Peri Kemanusiaan)
3) Mufakat (Demokrasi)
4) Kesejahteraan Sosial
5) Ketuhanan Yang Maha Esa
Untuk lima dasar negara itu oleh beliau usulkan pula agar diberi nama pancasila
yang kemudian diterima oleh sidang.

E. SIDANG BPUPKI II (10-16 JULI 1945)


Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia
sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan
dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara sebagai
berikut:
1) Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan perwakilan.
4) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5) Persatuan Indonesia
Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.
Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang
dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan bentuk negara
Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI yang bertugas
melanjutkan tugas BPUPKI. Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesak
agar kemerdekaan dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya
Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia.
Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam
sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila
pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa) dan
beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan Undang-
Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara
Republik Indonesia. Pada sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta
6
sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. “Panitia Sembilan” beranggotakan
sebagai berikut:
a. Ir. Soekarno
b. Wachid Hasyim
c. Mr. Muh. Yamin
d. Mr. Maramis
e. Drs. Moh. Hatta
f. Mr. Soebarjo
g. K. Abdul Qahar Moezakr
h. Abikusno Tjokosoejoso
i. Agus Salim
Setelah mengadakan pertemuan secara matang dan telah mencapai suatu hal yang
baikyaitu suatu persetujuan golongan islam dengan golongan kebangsaan.

F. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN


Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, ternyata bangsa Indonesia masih
menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuatan Belanda,
yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintah NICA. Selain itu Belannda secara licik
mempropagandakan kepada dunia luar bahwa negara RI fasis Jepang. Akibat penerapan
sistem kabinet parlementer tersebut, maka pemerintahan negara Indonesia mengalami
jatuh bangunnya kabinet, sehingga membawa konsekuensi yang sangat serius terhadap
kedaulatan negara Indonesia saat itu, maka adanya :
1. Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS).
a) Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikata (Fedaralis) yaitu 16 negara
bagian (pasal 1 dan 2).
b) Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal
dimana menteri-menteri bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintahan kepada parlementer (Pasal 118 ayat 2).
c) Mukadimah konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa dan semangat
maupun isi pembukaan UUD 1945, proklamasi kemerdekaan sebagai naskah
proklamasi yang terinci.

7
2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan indonesia adalah sebagai
taktik secara politis untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang
terkandung dalam pembukaan undang undang 1945.

3. Dekrit presiden 5 Juli 1959


Pemilu tahun 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memmenuhi harapan dan
keinginan masyarakat.bahkan mengakibatkan ketidak stabilan pada bidang politik
ekonomi sosial maupun hankam.berdasarkan dekrit presiden tersebut maka UUD
1945 berlku kembali di negara republik iindonesia.(mardojo,1978:192)

4. Masa Orde Baru


Suatu tatanan masyrakat pada pemerintah sampai saat meletusnya G 30 SPKI
dalam sejarah Indonesia disebut masa orde lama maka tatanan masyarakat dan
pemerintah setelah meletusnya G30 SPKI disebut sebagai orde baru yaitu suatu
tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut dilaksanakan pancasila dan
UUD 1945.secra murni dan konsekuen munculnnya orde baru dimulai dari aksi-aksi
seluruh masyarakat,antara lain : KAPPI,KAMI,elombang aksi rakyat tersebut muncul
dimana-mana dengan tunntutan yang dikenal “TRITURA”.
Demikianlah orde baru berangsur- angsur melaksanakan program- programnya
dalam upaya untuk merealisasikan pembangunan nasional sebagai perwujudan
pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

5. Masa Reformasi
Secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa,di Indonesia berarti adanya perubahan dari masa orde baru yang telah runtuh
oleh presiden Soeharto pada tahun 1998,dan sekarang beralih menjadi masa reformasi
(demokrasi).
Tujuan Reformasi :Untuk kesejahteraan rakyat, maksudnya kebebasan berekpresi
yang disertai lembaga politik, dan lembaga sosial.

G. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


Memahami implementasi pancasila dalam kehidupan masyarakat sangat penting
dilakukan agar setiap warga negara berfikir dan bertindak berdasarkan etika yang
bersumber dari pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup mempunyai arti setiap
8
warga negara menggunakan pancasila sebagai pandangan hidup dalam rangka mencapai
daya saing bangsa, kesejahteraan, dan keadilan, baik lahir maupun batin.
a. Implementsi sila pertama ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Setiap warga negara diharapkan mempunyai keyakinan akan Tuhan yang
menciptakan manusia, dunia dan isinya. Keyakinan akan Tuhan tersebut diwujudkan
dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara, seperti percaya
dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agam dan kepercayaan
masing-masing.

b. Implementasi Sila Kedua (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)


Sila kedua pancasila mengandung makna wargna negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat, memperlalukan sesama manusia secara adil dan beradab.
Jadi, sila kedua ini menghendaki warga negara untuk menghormati keduduakan setiap
manusia. Salah satu contoh implementasi sila kedua adalah mengakui persamaan
derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.

c. Implementasi Sila Ketiga ( Persatuan Indonesia )


Sila persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh, tidak terpecah belah dan
bersatunya bermacam-macam perbedaan yang berada di wilayah Indonesia. Salah satu
butir implementasi sila ketiga yaitu, menempatkan persatuan, kestuan, kepentingan
serta keselamatan bangsa dann negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.

d. Implementasi Sila Keempat ( Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksaan


dalam Permusyawaran Perwakilan)
Sila keempat mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, dan
melaksanakan kekuasaannya rakyat menjalankan sistem perwakilan dan keputusan-
keputusan yang diambil dilakukan dengan jalan musyawarah. Salah satu butir
implementasi sila keempat adalah mengutamakan kepentingan negara dan mayarakat.

e. Implementasi Sila Kelima ( Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia)


Sila kelima mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan
perlakuan yang adil dalam segala bidang. Sehingga tercipta masyarakat yang adil dan

9
makmur. Salah satu butir implementasi sila kelima bersikap adil dan menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban.

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Maka tentu jika berbicara mengenai perjuangan terbentuknya negara Indonesia akan
banyak sekali peristiwa yang muncul di dalamnya, baik itu sebelum kemerdekaan
maupun pasca kemerdekaan. Selain banyaknya peristiwa, muncul pula tokoh-tokoh yang
cukup berperan, baik dalam memperjuangkan kemerdekaan RI maupun mempertahankan
kemerdekaan ini.

B. SARAN
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia harus kita pertahankan, sebagai generasi muda
Indonesia, selayaknya kita mempertahankan hasil perjuangan ini melalui cara yang sesuai
dengan bidang yang kita geluti dan tentunya kita harus mengimplmentasikan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

Darji. Darmodiharjo, Santiaji Pancasila, (Surabaya:USAHA NASIONAL, 1991) cet.10

Subandi Al Marsudi, Pancasila dan UUD‟45(Bogor: PT RAJAGRAVINDO PERSADA,


2012 ) cet.7

Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : PARADIGMA, 2010 ) cet.9

Darji. Darmodiharjo, Santiaji Pancasila, (Surabaya:USAHA NASIONAL, 1991) cet.10

Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : PARADIGMA, 2010 ) cet.9

Darji. Darmodiharjo, Santiaji Pancasila, (Surabaya:USAHA NASIONAL, 1991) cet.10

Darji. Darmodiharjo, Santiaji Pancasila, (Surabaya:USAHA NASIONAL, 1991) cet.10,

Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta : PARADIGMA, 2010 ) cet.9

Tarsono, Modul Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Islam, (Bandung :


BATICPRESS, 2012) cet.2

12

Anda mungkin juga menyukai