Dosen Pengampu:
Dr. Khumaedi, M.Si
Dr. Suharto Linuwih, M.Si
Disusun Oleh:
Indah Beti Lestari (0402519013)
Ninda Yera Setyo N (0402519034)
PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Metode
Pengukuran Besaran Fisis Bumi (Metode pengukuran Gravitasi, Resistivitas dan
elektromagnetik)”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri Semarang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan uraian tersebut, secara terperinci tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menguasai Metode Gravitasi secara kritis dan objektif.
2. Menguasai Metode Geolistrik Resistivitas secara kritis dan objektif.
3. Menguasai Metode Elektromagnetik secara kritis dan objektif.
BAB II
PEMBAHASAN
𝑚1 𝑚2
𝐹⃗ (𝑟̂ ) = 𝐺 𝑟̂
𝑟2
𝐹⃗ 𝑚2
𝑔⃗(𝑟̂ ) = = 𝐺 2 𝑟̂
𝑚1 𝑟
dimana:
F = besar gaya gravitasi antara dua titik massa yang ada (N)
G = besar konstanta gravitasi Newton 6673 ∙ 10−11 𝑁𝑚2 /𝑘𝑔2
m1 = massa benda pertama (kg)
m2 = massa benda kedua (kg)
r = jarak antara benda pertama dan kedua (m)
Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat
dilakukannya survei, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah
permukaan. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi adalah suatu gaya yang bekerja anatara dua
benda, seperti gaya yang bekerja antara tubuh manusia dengan bumi, atau antara planet dengan
matahari.
Survei dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan gravitasi di
area survei tersebut. Perubahan percepatan pada satu titik dengan titik lain di sekitarnya
menandakan adanya perbedaan kandungan yang ada di bawah permukaan bumi. Namun
perubahan yang terjadi relatif lebih kecil sehingga pengukuran metode gravitasi memerlukan alat
yang memiliki kepekaan tinggi, dan alat tersebut adalah GRAVITYMETER.
Gambar 2. GRAVITYMETER LaCoste
Dalam GRAVITYMETER terdapat massa yang tergantung dalam sebuah pegas, sehingga
jika densitas batuan bawah permukaan berbeda akan menyebabkan tarikan atau gaya yang berbeda
pula. Pada tempat yang memiliki kandungan batuan bawah permukaan dengan densitas yang lebih
tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi yang terukur lebih besar pula dan begitu juga sebaliknya
untuk densitas yang lebih rendah.
Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1=
P1P2 = P2 C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.
Beda potensial yang terjadi pada dituliskan sebagai berikut:
Tujuan dari dilakukannya metode ini adalah pada pemanfaatan dari perubahan komponen-
komponen medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan struktur bawah permukaan.
Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini
disebut teknik pengukuran aktif. Survei geofisika elektomagnetik pada prinsipnya mengukur
variasi lokal medan magnet bumi atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical.
Sifat magnetik bahan alami seperti bijih logam magnetik dan batuan beku dasar yang
kemungkinan memiliki komposisi mineral-mineral logam yang memungkinkannya untuk
diidentifikasi dan dipetakan oleh survei magnetik. Kuat medan magnet lokal atau anomali juga
dihasilkan oleh benda baja yang terkubur di dalam bumi dan metode ini juga sangat disukai pada
studi geothermal karena mineral- mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah
yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
Gambar 6. Contoh hasil kenampakan metode elektomagnetik
Magnetometer adalah instrumen yang sangat akurat yang mengukur medan magnet lokal
ke tingkat presisi yang tinggi. Magnetometer merupakan sistem yang digunakan untuk aplikasi
komersial termasuk presesi proton, cesium uap dan magnetometer gradiometer. Sistem operasi
memiliki prinsip yang secara umum sama memanfaatkan cairan kaya proton dikelilingi oleh
kumparan listrik. Sebuah saat ini diterapkan melalui kumparan, yang menghasilkan medan
magnet yang sementara polarises proton. Ketika saat ini akan dihapus, proton atau menyetel
kembali presesi sepanjang garis medan magnet bumi. Presesi proton menghasilkan arus listrik
kecil yang terukur dalam kumparan, pada frekuensi yang sebanding dengan intensitas medan
magnet.
Gradiometers mengukur gradien medan magnetik dari kekuatan medan total. Anomali
gradien magnetik umumnya memberikan definisi yang lebih baik dari fitur terkubur dangkal
seperti tank dikuburkan dan drum limbah, tetapi kurang berguna untuk tugas-tugas geologi seperti
untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal dan struktur geologi. Penetrasi
mendalam survei magnetik tidak dipengaruhi oleh tinggi konduktivitas tanah listrik, yang
membuat mereka berguna di situs dengan air tanah, tanah liat atau tingginya tingkat kontaminasi
tempat GPR dan elektromagnetik.
Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan
medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di
sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari
pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam.
Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik
pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber
yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang
elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz)
yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai
jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Ada beberapa macam metode elektromagnetik yang sedang dikembangkan di dunia, di
antaranya adalah:
1. Metode Elektromagnetotelurik
Metode elektromagnetotelurik merupakan metode geofisika yang sangat populer dan
sering digunakan dalam survey geologi, rekayasa, dan arkeologi dalam segala variasi. Akan
tetapi, analisa data dan pemodelan biasanya dilakukan setelah kembali ke base camp atau
laboratorium. Interaksi medan magnet bumi yang menginduksi arus listrik dibawah permukaan
bumi ditangkap oleh sensor yang berupa koil magnetik dimana struktur penyusunannya disusun
sedemikian rupa. Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric)
secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana
semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh.
Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda
sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi 0.00001 Hz – 100 Hz,
dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
Metoda Magnetotellurik (MT) ini diperkenalkan oleh Tikhonov (1950) dan Cagniard
(1953), merupakan metoda sounding yang mampu mencapai jarak sampai kedalaman 5 km,
berasosiasi dengan densitas dan frekuensi. Saat ini aktif dikembangkan di berbagai penjuru dunia
untuk keperluan eksplorasigeothermal dan dijadikan metoda standar untuk aplikasi ini, karena
resistivitas batuan juga memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi termalnya. dapat digunakan
juga untuk eksplorasi migas karena ke-kurang efektif-an metoda seismik pada daerah tutupan
vulkanik yang tebal dan kondisi strukturoverthrusting yang ekstrem. Tinggi rendah frekuensi
akan berdampak pada kedalaman informasi yang didapat, pada frekuensi tinggi kita akan
mendapatkan informasi dari bawah permukaan bumi yang lebih dangkal, sedangkan pada
frekuensi rendah maka kita akan mendapatkan informasi pada kedalaman yang lebih dalam, ini
dinamakan fenomena skin effect.
Data yang berupa deret waktu diubah menjadi deret frekuensi, sehingga lebih mudah
untuk berasosiasi dengan kedalaman. Lalu dengan metoda inversi, data melalui proses robust
processing yaitu agar data bersih dari pencilan luar yang tidak diinginkan. Semua proses diatas
memakai software SSMT2000 dari phoenix geophysics Canada, hasilnya akan keluar data
resistivitas semu dan fasa yang berbanding dengan frekuensi. belum selesai, pemrosesan akan
dilanjutkan menggunakan software MT editor dimana kita akan memperbaiki data MT yang
masih tidak terlalu rapi.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva
sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode transformasi
tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk
metoda elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran
ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi
dari kedalaman.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas bumi,
minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian dalam lainnya.
Peralatan magnetotelurik yang dimiliki Pusat Survei Geologi adalah : MTU-5A Phoenix.
Jika suatu medan magnet dengan frekuensi f(Hz), amplitude medan listrik dan medan
magnet yang muncul disebut E dan B diukur secara serentak pada arah yang saling tegak lurus
sebagai , dalam suatu medan yang saling uniform tahanan jenisnya adalah : Dimana : Ey =medan
listrik ke arah y
Bx= medan magnet kea rah x
Gambar 7. Alat yang digunakan dalam metode magnetotelurik
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat
dilakukannya survei, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah
permukaan. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi adalah suatu gaya yang bekerja anatara
dua benda, seperti gaya yang bekerja antara tubuh manusia dengan bumi, atau antara planet
dengan matahari.
2. Geolistrik adalah suatu metode geofisika untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan
bumi yang memanfaatkan kelistrikan bumi. Pengukuran meliputi pengukuran potensial,
arus, dan medan elektromagnetik baik secara alamiah maupun menggunakan bantuan
injeksi untuk mendapatkannya.
3. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda- benda konduktif
atau benda-benda yang mampu menghantarkan listrik serta mampu memberikan respon
terhadap gaya magnet.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Chevy. 2012. Laporan investigasi praktikum fisika lanjutan 2D. Indonesia: Universitas
Indonesia.
Mussett, Alan E., Khan, M. Aftab. Looking in to the Earth. New York: Cambridge University
Press.
Reihanayati dan Rachmansyah, Arief. 2013. Studi Potensi Energi Geothermal Blawan- Ijen, Jawa
Timur Berdasarkan Metode Gravity. Jurnal Neutrino, vol 6.