Anda di halaman 1dari 20

METODE PENGUKURAN BESARAN FISIS BUMI

(METODE PENGUKURAN GRAVITASI, RESISTIVITAS DAN


ELEKTROMAGNETIK)

disusun sebagai salah satu syarat


untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu:
Dr. Khumaedi, M.Si
Dr. Suharto Linuwih, M.Si

Disusun Oleh:
Indah Beti Lestari (0402519013)
Ninda Yera Setyo N (0402519034)

PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Metode
Pengukuran Besaran Fisis Bumi (Metode pengukuran Gravitasi, Resistivitas dan
elektromagnetik)”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri Semarang.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada


Yth:
1. Dr. Khumaedi, M.Si dan Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Dosen Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu rombel yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal
pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semarang, 24 November 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang
berlimpah. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumber daya alam tersebut memang menjadi
kendala bagi kita untuk melakukan eksplorasi terhadap kekayaan alam yang kita miliki tersebut.
Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu
informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh
informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika yang
sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik
(resistivitas) dan elektromagnetik. Metode yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Metode
Gravitasi (gaya berat), Geolistrik (Resistivitas) dan Elektromagnetik.
Metode gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif
(memanfaatkan sumber yang alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi universal.
Metode ini memanfaatkan variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah. Setiap batuan/
material mempunyai besar densitas yang berbeda-beda dan dapat mempengaruhi terhadap variasi
medan gravitasi bumi, sehingga terjadi anomali gravitasi. Metode gravitasi digunakan untuk
mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat dilakukannya survei, yaitu dengan
mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah permukaan. Survei dengan menggunakan
metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan gravitasi di area survei tersebut. Perubahan
percepatan pada satu titik dengan titik lain di sekitarnya menandakan adanya perbedaan kandungan
yang ada di bawah permukaan bumi. Variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut
harus diperhatikan (dikoreksi). Sesuai dengan hasil penelitian bahwa batuan yang memiliki
densitas rendah memiliki nilai porositas tinggi. Jika porositas dihubungkan dengan permeabilitas,
maka permeablitas berbanding lurus dengan porositas. Batuan yang mendomonasi reservoir panas
bumi yaitu batuan dengan densitas rendah dan porositas tinggi serta tingkat permeabilitasnya
tinggi.
Sedangkan penyelidikan resistivitas dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus
listrik, dimana setiap batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda
pula. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit,
kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain
sebagainya. Metode Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke
permukaan bumi yang kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada
keadaan tertentu, pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu
variasi beda tegangan yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu
informasi tentang struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan
menganggap bahwa material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana
material-materialnya memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
Metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode elektromagnetik.
Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda- benda konduktif atau
benda-benda yang mampu menghantarkan listrik serta mampu memberikan respon terhadap gaya
magnet. Tujuan dari dilakukannya metode ini adalah pada pemanfaatan dari perubahan komponen-
komponen medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan struktur bawah permukaan.
Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini
disebut teknik pengukuran aktif. Survei geofisika elektomagnetik pada prinsipnya mengukur
variasi lokal medan magnet bumi atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral
ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka beberapa masalah yang dapat di rumuskan
dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Metode Gravitasi
2. Metode Geolistrik Resistivitas
3. Metode Elektromagnetik
1.3 Tujuan

Berdasarkan uraian tersebut, secara terperinci tujuan dari makalah ini adalah:
1. Menguasai Metode Gravitasi secara kritis dan objektif.
2. Menguasai Metode Geolistrik Resistivitas secara kritis dan objektif.
3. Menguasai Metode Elektromagnetik secara kritis dan objektif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 METODE GRAVITASI (GAYA BERAT) DALAM EKSPLORASI GEOTERMAL


Dalam suatu daerah lapisan batuan yang diamati dapat memiliki bermacam-macam
densitas ataupun homogen. Perbedaan densitas inilah yang memiliki pengaruh terhadap medan
gravitasi. Oleh sebab itu terjadi variasi nilai percepatan gravitasi (anomali gravitasi). Percepatan
gravitasi merupakan medan yang terjadi antara dua massa yang saling berinteraksi. Interaksi
tersebut berupa adanya gaya tarik-menarik sehingga kedua benda mengalami percepatan yang
arahnya saling berlawanan.
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode pasif dan aktif.
Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang dipancarkan oleh bumi. Metode
gravitasi merupakan salah satu metode geofisika yang bersifat pasif (memanfaatkan sumber yang
alami) dan didasari oleh hukum Newton untuk gravitasi universal. Metode ini memanfaatkan
variasi densitas yang terdistribusi dalam lapisan tanah. Setiap batuan/material mempunyai besar
densitas yang berbeda-beda dan dapat mempengaruhi terhadap variasi medan gravitasi bumi,
sehingga terjadi anomali gravitasi.

Gambar 1. Pengambilan data lapangan menggunakan Gravitymeter


Metode gravitasi atau gaya berat bekerja berdasarkan Hukum Gravitasi Newton yang
menyatakan bahwa gaya antara dua benda bermassa m yang dipisahkan pada jarak r akan
berbanding lurus dengan perkalian massa dua benda tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak dari kedua pusat massa dari kedua benda tersebut. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut :

𝑚1 𝑚2
𝐹⃗ (𝑟̂ ) = 𝐺 𝑟̂
𝑟2
𝐹⃗ 𝑚2
𝑔⃗(𝑟̂ ) = = 𝐺 2 𝑟̂
𝑚1 𝑟
dimana:
F = besar gaya gravitasi antara dua titik massa yang ada (N)
G = besar konstanta gravitasi Newton 6673 ∙ 10−11 𝑁𝑚2 /𝑘𝑔2
m1 = massa benda pertama (kg)
m2 = massa benda kedua (kg)
r = jarak antara benda pertama dan kedua (m)

Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat
dilakukannya survei, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah
permukaan. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi adalah suatu gaya yang bekerja anatara dua
benda, seperti gaya yang bekerja antara tubuh manusia dengan bumi, atau antara planet dengan
matahari.
Survei dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan gravitasi di
area survei tersebut. Perubahan percepatan pada satu titik dengan titik lain di sekitarnya
menandakan adanya perbedaan kandungan yang ada di bawah permukaan bumi. Namun
perubahan yang terjadi relatif lebih kecil sehingga pengukuran metode gravitasi memerlukan alat
yang memiliki kepekaan tinggi, dan alat tersebut adalah GRAVITYMETER.
Gambar 2. GRAVITYMETER LaCoste

Dalam GRAVITYMETER terdapat massa yang tergantung dalam sebuah pegas, sehingga
jika densitas batuan bawah permukaan berbeda akan menyebabkan tarikan atau gaya yang berbeda
pula. Pada tempat yang memiliki kandungan batuan bawah permukaan dengan densitas yang lebih
tinggi akan menyebabkan nilai gravitasi yang terukur lebih besar pula dan begitu juga sebaliknya
untuk densitas yang lebih rendah.

Gambar 3. Model sederhana metode gravitasi


Harga rata-rata gaya berat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan yang digunakan
gaya berat adalah milliGal (1 mGal = 10-3, Gal = 10-3 cm/s2) atau ekivalen dengan 10 gu (gravity
unit). Variasi gaya berat yang disebabkan oleh variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah
sekitar 1 mGal (100 𝜇m/s2).
Bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relief yang tidak rata,
berotasi serta berevolusi dalam sistem matahari, tidak homogen. Dengan demikian variasi gaya
berat di setiap titik permukaan bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana dalam
pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan (dikoreksi).

2.2 METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS


Perubahan zaman akan semakin membuat manusia bergantung terhadap teknologi,
bermacam macam teknologi berkembang untuk menganalisis keadaan bawah permukaan. Metode
geofisika memanfaatkan prinsip – prinsip fisika untuk menggambarkan pola dibawah permukaan
bumi. Salah satunya ialah metode geolistrik.
Geolistrik adalah suatu metode geofisika untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan
bumi yang memanfaatkan kelistrikan bumi. Pengukuran meliputi pengukuran potensial, arus, dan
medan elektromagnetik baik secara alamiah maupun menggunakan bantuan injeksi untuk
mendapatkannya.
Dalam pengukuran atau yang sering disebut akuisisi data terdapat bermacam-macam
konfigurasi dalam geolistrik. Konfigurasi merupakan susunan electrode arus dan potensial dalam
survey geolistrik. Konfigurasi yang dimiliki geolistrik yaitu konfigurasi wenner, konfigurasi
dipole-dipole, konfigurasi pole-pole, konfigurasi schlumberger. Dalam praktikum kali ini akan
membahas konfigurasi Wenner, konfigurasi wenner biasanya digunakan untuk mapping horizontal
dengan hasil akhir hanya diperoleh profil secara mendatar.
Penyelidikan resistivitas dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik,
dimana setiap batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula. Hal
ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan elektrolit, kepadatan
batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas, permeabilitas dan lain sebagainya. Metode
Geolistrik resistivitas dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke permukaan bumi yang
kemudian diukur beda potensial diantara dua buah elektrode potensial. Pada keadaan tertentu,
pengukuran bawah permukaan dengan arus yang tetap akan diperoleh suatu variasi beda tegangan
yang berakibat akan terdapat variasi resistansi yang akan membawa suatu informasi tentang
struktur dan material yang dilewatinya. Prinsip ini sama halnya dengan menganggap bahwa
material bumi memiliki sifat resistif atau seperti perilaku resistor, dimana material-materialnya
memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghantarkan arus listrik.
Terdapat banyak aturan penempatan elektrode (konfigurasi elektrode) yang digunakan
dalam metode resistivitas. Beberapa konfigurasi elektrode pada penerapan metode resistivitas
diantaranya adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi Schlumberger dan konfigurasi Dipole-dipole.

Gambar 4. Konfigurasi Wenner.

Dalam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu C1P1=
P1P2 = P2 C2 = a. Jadi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial.
Beda potensial yang terjadi pada dituliskan sebagai berikut:

2.3 METODE ELEKTROMAGNETIK


Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda- benda
konduktif atau benda-benda yang mampu menghantarkan listrik serta mampu memberikan
respon terhadap gaya magnet.
Gambar 5. Prinsip penerapan metode electromagnet

Tujuan dari dilakukannya metode ini adalah pada pemanfaatan dari perubahan komponen-
komponen medan akibat variasi konduktivitas untuk menentukan struktur bawah permukaan.
Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan
membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini
disebut teknik pengukuran aktif. Survei geofisika elektomagnetik pada prinsipnya mengukur
variasi lokal medan magnet bumi atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah di
sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical.
Sifat magnetik bahan alami seperti bijih logam magnetik dan batuan beku dasar yang
kemungkinan memiliki komposisi mineral-mineral logam yang memungkinkannya untuk
diidentifikasi dan dipetakan oleh survei magnetik. Kuat medan magnet lokal atau anomali juga
dihasilkan oleh benda baja yang terkubur di dalam bumi dan metode ini juga sangat disukai pada
studi geothermal karena mineral- mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah
yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
Gambar 6. Contoh hasil kenampakan metode elektomagnetik

Magnetometer adalah instrumen yang sangat akurat yang mengukur medan magnet lokal
ke tingkat presisi yang tinggi. Magnetometer merupakan sistem yang digunakan untuk aplikasi
komersial termasuk presesi proton, cesium uap dan magnetometer gradiometer. Sistem operasi
memiliki prinsip yang secara umum sama memanfaatkan cairan kaya proton dikelilingi oleh
kumparan listrik. Sebuah saat ini diterapkan melalui kumparan, yang menghasilkan medan
magnet yang sementara polarises proton. Ketika saat ini akan dihapus, proton atau menyetel
kembali presesi sepanjang garis medan magnet bumi. Presesi proton menghasilkan arus listrik
kecil yang terukur dalam kumparan, pada frekuensi yang sebanding dengan intensitas medan
magnet.
Gradiometers mengukur gradien medan magnetik dari kekuatan medan total. Anomali
gradien magnetik umumnya memberikan definisi yang lebih baik dari fitur terkubur dangkal
seperti tank dikuburkan dan drum limbah, tetapi kurang berguna untuk tugas-tugas geologi seperti
untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal dan struktur geologi. Penetrasi
mendalam survei magnetik tidak dipengaruhi oleh tinggi konduktivitas tanah listrik, yang
membuat mereka berguna di situs dengan air tanah, tanah liat atau tingginya tingkat kontaminasi
tempat GPR dan elektromagnetik.
Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan
medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di
sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari
pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam.
Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik
pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber
yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang
elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz)
yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai
jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Ada beberapa macam metode elektromagnetik yang sedang dikembangkan di dunia, di
antaranya adalah:
1. Metode Elektromagnetotelurik
Metode elektromagnetotelurik merupakan metode geofisika yang sangat populer dan
sering digunakan dalam survey geologi, rekayasa, dan arkeologi dalam segala variasi. Akan
tetapi, analisa data dan pemodelan biasanya dilakukan setelah kembali ke base camp atau
laboratorium. Interaksi medan magnet bumi yang menginduksi arus listrik dibawah permukaan
bumi ditangkap oleh sensor yang berupa koil magnetik dimana struktur penyusunannya disusun
sedemikian rupa. Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric)
secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana
semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh.
Metode MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda
sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi 0.00001 Hz – 100 Hz,
dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
Metoda Magnetotellurik (MT) ini diperkenalkan oleh Tikhonov (1950) dan Cagniard
(1953), merupakan metoda sounding yang mampu mencapai jarak sampai kedalaman 5 km,
berasosiasi dengan densitas dan frekuensi. Saat ini aktif dikembangkan di berbagai penjuru dunia
untuk keperluan eksplorasigeothermal dan dijadikan metoda standar untuk aplikasi ini, karena
resistivitas batuan juga memiliki hubungan yang kuat dengan kondisi termalnya. dapat digunakan
juga untuk eksplorasi migas karena ke-kurang efektif-an metoda seismik pada daerah tutupan
vulkanik yang tebal dan kondisi strukturoverthrusting yang ekstrem. Tinggi rendah frekuensi
akan berdampak pada kedalaman informasi yang didapat, pada frekuensi tinggi kita akan
mendapatkan informasi dari bawah permukaan bumi yang lebih dangkal, sedangkan pada
frekuensi rendah maka kita akan mendapatkan informasi pada kedalaman yang lebih dalam, ini
dinamakan fenomena skin effect.
Data yang berupa deret waktu diubah menjadi deret frekuensi, sehingga lebih mudah
untuk berasosiasi dengan kedalaman. Lalu dengan metoda inversi, data melalui proses robust
processing yaitu agar data bersih dari pencilan luar yang tidak diinginkan. Semua proses diatas
memakai software SSMT2000 dari phoenix geophysics Canada, hasilnya akan keluar data
resistivitas semu dan fasa yang berbanding dengan frekuensi. belum selesai, pemrosesan akan
dilanjutkan menggunakan software MT editor dimana kita akan memperbaiki data MT yang
masih tidak terlalu rapi.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva
sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode transformasi
tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk
metoda elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran
ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi
dari kedalaman.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas bumi,
minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian dalam lainnya.
Peralatan magnetotelurik yang dimiliki Pusat Survei Geologi adalah : MTU-5A Phoenix.
Jika suatu medan magnet dengan frekuensi f(Hz), amplitude medan listrik dan medan
magnet yang muncul disebut E dan B diukur secara serentak pada arah yang saling tegak lurus
sebagai , dalam suatu medan yang saling uniform tahanan jenisnya adalah : Dimana : Ey =medan
listrik ke arah y
Bx= medan magnet kea rah x
Gambar 7. Alat yang digunakan dalam metode magnetotelurik

2. Metode CSAMT (Controlled Audio Frequency Magnetotellurics)


Metode CSAMT (Controlled Source Audio-frequency Magneto-telluric) merupakan salah
satu metode survai geofisika dengan menggunakan sistem induksi elektromagnetik. Metode
CSAMT ini merupakan perluasan dari metode MT (Magneto-telluric) yang menggunakan
sumber alami. Goldstein dan Strangway mengembangkan suatu metode yang menggunakan
sumber medan buatan (CSAMT) . Sumber medan yang digunakan berasal dari dipol listrik yang
diinjeksikan ke dalam bumi. Informasi tentang resistivitas batuan bawah permukaan sebagai
fungsi kedalaman, diperoleh dengan mengukur besarnya medan listrik dan medan magnet untuk
berbagai frekuensi. Resistivitas listrik merupakan parameter penting untuk mengkarakterisasikan
keadaan fisis bawah permukaan, yang diasoasiasikan dengan material dan kondisi bawah
permukaan. Parameter tersebut bergantung pada lithologi, porositas, suhu, tekanan, dan fluida
yang mengisi batuan. Penurunan persamaan untuk metode MT maupun CSAMT dikembangkan
mengikuti pendekatan Cagniard. Asumsi dasar yang digunakan adalah bumi dianggap lapisan
horizontal dimana masing- masing lapisan mempunyai sifat homogen isotropis dan, gelombang
elektromagneik alam yang berinteraksi dengan bumi merupakan gelombang bidang. Dengan
menganggap bahwa bumi bersifat homogen isotropis, sifat fisik medium tidak bervariasi terhadap
waktu dan tidak ada suatu sumber muatan dalam medium yang ditinjau.
Untuk mendapatkan resistivitas yang sebenarnya dimana bumi mempunyai resistivitas
yang heterogen diperoleh dengan cara membuat model dan diturunkan hubungan antara
resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya (metode inversi). Beberapa kelebihan CSAMT
antara lain dapat memakai sumber buatan (aktif) dan mempunyai interfal frekuensi 0,1 – 10 KHz,
sehingga metode ini sangat cocok untuk penelitian pada area panas bumi.
CSAMT adalah turunan spesifik konvensional-sumber alam dan audio frekuensi
magneto-telurik metode, yang menggunakan sumber buatan (biasanya dalam kisaran 0.1Hz untuk
10kHz) untuk mempercepat akuisisi data dan menyediakan lebih detail dan sinyal yang kuat.
Sumber biasanya terdiri baik loop atau panjang dipol membumi hingga beberapa kilometer.
Dipole mungkin dikombinasikan dengan kedua ortogonal pemancar dalam rangka menyediakan
dua sumber polarisasi. Serentak pengukuran dari lima terpisah parameter yang diambil di setiap
lokasi; dua komponen medan listrik dan tiga komponen magnet lapangan. Medan listrik
pengukuran diperoleh menggunakan ortogonal dipol sementara magnetik vektor lapangan diukur
menggunakan multiturn permeabilitas tinggi koil. Modern instrumen CSAMT juga
memungkinkan pengukuran alam dan audiofrequensi sinyal MT dalam rangka memberikan
kedalaman eksplorasi diperpanjang rentang (yang frekuensi rendah semakin besar kedalaman
penyelidikan).
Hasil dari survei CSAMT adalah sering ditampilkan dalam grafik log-log resistivitas
semu dan fase terhadap frekuensi. Namun, merencanakan sejumlah konvensi lainnya dapat
diterapkan tergantung pada parameter tertentu yang sedang diukur. Kombinasi inversi resistivitas
1D atau fase gabungan / resistivitas inversi mengarah pembentukan 2D pseudosections dari
resistivitas terhadap kedalaman. Dalam gambar daerah resistivitas rendah ditampilkan warna
biru. resistivitas tinggi dalam merah.

Gambar 8. Contoh Hasil dari survey metode CSAMT


3. Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)
Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda konduktif.
Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk
menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat diperoleh
dengan sengaja membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran
semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik.
Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat.
Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, teknik ini memanfaatkan medan
elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar
daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar
frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik
ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis kurva sounding
tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada metode transformasi tersebut
informasi mengenai kedalaman diperoleh dari frekuensi pengukuran atau waktu untuk metoda
elektromagnet berdasarkan prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran
ditransformasikan menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi
dari kedalaman.
Ground Penetrating Radar (GPR) merupakan metode geofisika dengan menggunakan
teknik elektromagnetik yang dirancang untuk mendeteksi objek yang terkubur di dalam tanah dan
mengevaluasi kedalaman objek tersebut. GPR juga dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
dan karakteristik permukaan bawah tanah tanpa mengebor ataupun menggali tanah. Sistem GPR
terdiri atas pengirim (transmitter), yaitu antena yang terhubung ke sumber pulsa (generator pulsa)
dengan adanya pengaturan timing circuit, dan bagian penerima (receiver), yaitu antena yang
terhubung ke LNA dan ADC yang kemudian terhubung ke unit pengolahan (data processing)
serta display sebagai tampilan outputnya.
Berdasarkan blok diagram di atas, masing – masing blok mempunyai fungsi yang cukup
penting dan saling ketergantungan. Hal ini dikarenakan GPR merupakan suatu sistem mulai dari
penghasilan pulsa pada pulse generator lalu melewati blok-blok yang ada kemudian sampai pada
blok display dimana kita dapat melihat bentuk dan kedalaman objek yang dideteksi. Namun
dalam hal ini antena memegang peranan yang sangat penting karena menentukan unjuk kerja dari
sistem GPR itu sendiri. Adapun faktor yang berpengaruh dalam menentukan tipe antena yang
digunakan, sinyal yang ditransmisikan, dan metode pengolahan sinyal yaitu :
a. Jenis objek yang akan dideteksi
b. Kedalaman objek
c. Karakteristik elektrik medium tanah atau properti elektrik.
Dari proses pendeteksian seperti di atas, maka akan didapatkan suatu citra dari letak dan
bentuk objek yang terletak di bawah tanah atau dipermukaan tanah. Untuk menghasilkan
pendeteksian yang baik, suatu sistem GPR harus memenuhi empat persyaratan sebagai berikut:
a. Kopling radiasi yang efisien ke dalam tanah
b. Penetrasi gelombang elektromagnetik yang efisien
c. Menghasilkan sinyal dengan amplitudo yang besar dari objek yang dideteksi.
d. Bandwidth yang cukup untuk menghasilkan resolusi yang baik.
Manfaat Metode Elektromagnetik dalam Geofisika
1. Mencari tank baja dikuburkan dan drum limbah
2. Mendeteksi penghalang besi dan baja
3. Menemukan mineshafts tanpa tanda
4. Pemetaan fitur arkeologi
5. Pemetaan Intrusi batuan beku dan batuan dasar
6. Mengevaluasi ukuran dan bentuk tubuh bijih logam.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan pada area tempat
dilakukannya survei, yaitu dengan mengamati variasi lateral dari densitas batuan bawah
permukaan. Telah diketahui bahwa gaya gravitasi adalah suatu gaya yang bekerja anatara
dua benda, seperti gaya yang bekerja antara tubuh manusia dengan bumi, atau antara planet
dengan matahari.
2. Geolistrik adalah suatu metode geofisika untuk mengidentifikasi kondisi bawah permukaan
bumi yang memanfaatkan kelistrikan bumi. Pengukuran meliputi pengukuran potensial,
arus, dan medan elektromagnetik baik secara alamiah maupun menggunakan bantuan
injeksi untuk mendapatkannya.
3. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda- benda konduktif
atau benda-benda yang mampu menghantarkan listrik serta mampu memberikan respon
terhadap gaya magnet.
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Chevy. 2012. Laporan investigasi praktikum fisika lanjutan 2D. Indonesia: Universitas
Indonesia.

Mussett, Alan E., Khan, M. Aftab. Looking in to the Earth. New York: Cambridge University
Press.

Reihanayati dan Rachmansyah, Arief. 2013. Studi Potensi Energi Geothermal Blawan- Ijen, Jawa
Timur Berdasarkan Metode Gravity. Jurnal Neutrino, vol 6.

Telford. 1976. Applied Geophysics. New York: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai