Anda di halaman 1dari 11

BENCANA ANGIN TOPAN

disusun sebagai salah satu syarat


untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu:
Dr. Khumaedi, M.Si
Dr. Suharto Linuwih, M.Si

Disusun Oleh:
Indah Beti Lestari (0402519013)
Ninda Yera Setyo N (0402519034)

PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bencana
Angin Topan”. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
memenuhi mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri
Semarang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Dr. Khumaedi, M.Si dan Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Dosen Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu rombel yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semarang, 19 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam
ataulebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utaradan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan disebabkan oleh
perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin paling kencang yang terjadi di daerah
tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah sistem tekanan
rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. Di Indonesia dikenal dengan
sebutan angin badai. Gejala dan peringatan dini angin topan tropis dapat terjadi secara
mendadak, tetapi Sebagian besar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa
jamatau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk
mengetahui arah angin topan sehingga cukup waktu untuk memberikan peringatan dini.
Meskipun demikian perubahan sistemcuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi
secara cepat dan akurat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diajukan permasalahan yaitu:
1. Apa pengertian angin topan?
2. Apa saja tanda-tanda terjadinya angin topan?
3. Bagaimana proses terjadinya angin topan?
4. Dampak apa sajakah yang ditimbulkannya?
5. Bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menguasai pengertian angin topan
2. Memahami tanda-tanda terjadinya angin topan
3. Menguasai proses terjadinya angin topan
4. Menganalisis dampak yang ditimbulkan dari angin topan
5. Mampu mengatasi terjadinya angin topan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Angin Topan


Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan, kecuali di
daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin
paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan
kilometer di sekitar daerah sistem tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20
Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.

2.2 Tanda-tanda Angin Topan


Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui
satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin topan sehingga
cukup waktu untuk memberikan peringatan dini. Meskipun demikian perubahan sistem cuaca
sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat.
Gejala awal terjadinya angin topan :
a. suhu udara terasa meningkat
b. awan menggumpal putih, menjulang tinggi
c. terjadi guntur/ petir yang keras
d. awan putih agak gelap
e. burung-burung mengumpul atau terbang menjauhi pantai dan daerah terbuka
f. angin terasa kencang dan panas, serta tubuh terasa tidak nyaman

2.3 Proses Terjadinya Angin Topan


Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di
terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang
cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang
menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi
panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Setiap kali memasuki musim panas, datang angin topan yang menyebabkan pohon-
pohon tumbang serta ombak menghancurkan rumah-rumah. Yang paling parah angin topan
mampu membuat mobil-mobil bertebangan. Mengapa angin topan yang mengerikan itu bisa
terjadi? Angin topan terjadi di laut di sekitar daerah katulistiwa, kira-kira pada 5 º LU. Di sana
suhu air laut sangat hangat sampai melebihi 27 º C. Jika suhunya memanas, udara akan
mengalir naik ke atas.
Karena udara banyak naik, maka tekanan udara di atas tinggi dan tekanan udara di
bawah rendah. Udara yang naik lama-kelamaan mendingin, lalu turun, sementara udara yang
menghangat naik ke atas. Proses naik turunya udara dingin dan hangat ini terjadi berulang-
ulang, dan tekanan uap yang membawa energi sangat besar dan suhu udara menjadi sangat
rendah, sehingga menghasilkan gumpalan udara yang berputar yang sangat membahayakan.
Gumpalan udara inilah yang disebut angin topan.

2.4 Dampak Angin Topan


Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal.
Berikut ini adalah beberapa hal yang terjadi sebagai akibat pengaruh kecepatan angin :
a) Bidang Perhubungan
Kecepatan angin sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain
kecepatan angin, faktor cuaca dan iklim juga berperan dalam bidang perhubungan terutama
untuk transportasi. Selain mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan, kecepatan angin juga
sangta berpengaruh pada transportasi laut.
b) Bidang Telekomunikasi
Selain faktor iklim dan cuaca, kecepatan angin juga berpengaruh pada bidang
telekomunikasi. Kecepatan angin yang merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di
atmosfer atau lapisan udara bisa mempengaruhi lapisan ionosfer yang mengandung partikel-
partikel ionisasi dan bermuatan listrik dimana dengan adanya lapisan ionosfer ini kita bisa
mendengarkan siaran radio/menonton televisi.
c) Bidang Pariwisata
Kecepatan angin, banyaknya cahaya matahari, cuaca cerah, serta udara yang
sejuk/panas/kering sangat mempengaruhi pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut.
Dengan cuaca dan iklim yang bersahabat serta kecepatan angin yang sedang maka pelaksanaan
wisata akan semakin dinikmati.
d) Bidang Pertanian
Kecepatan angin yang ideal adalah 19-35 km/jam. Pada keadaan kecepatan angin yang
tidak kencang, serangga penyerbuk bisa lebih aktif membantu terjadinya persarian bunga.
Sedangkan pada keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih.

Akibat yang timbul pada bangunan:


1) Bangunan terangkat
2) Bangunan bergeser dari pondasinya
3) Robohnya bangunan
4) Atap terangkat
5) Bangunan rusak

2.5 Cara Mengatasi Angin Topan


Peringatan Dini: Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
1. Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin topan.
3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung
dari serangan angin topan.
4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
6. Pengamanan/ perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
7. Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
8. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin.
9. Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
Tindakan Persiapan dan Pencegahan
Masyarakat yang hidup di daerah pesisir dan rawan akan bencana ini, bisa melakukan
beberapa tindakan persiapan dan pencegahan, seperti:
1) menyadari risiko dan membuat rencana pengungsian
2) mengetahui risiko dan cara mengungsi yang cepat dan tepat adalah kunci dari tindakan
persiapan dan pencegahan ini
3) melakukan latihan dengan menelusuri jalur-jalur pengungsian -- akan mempercepat
dan memudahkan proses pengungsian apabila diperlukan nanti
4) mengembangkan rencana tindakan, kapan harus bersiap untuk menghadapi badai dan
angin topan
5) apabila diperlukan, berapa lama dibutuhkan untuk mengungsi
6) Apakah jalur pengungsian perlu diubah karena terlalu sulit.
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlu dijawab untuk melengkapi rencana persiapan
dan pencegahan. Menyelamatkan kebutuhan yang diperlukan pada saat peringatan akan adanya
badai, setiap keluarga perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti lilin atau lampu
senter dengan persediaan baterainya, dan makanan paling sedikit untuk tiga hari.
Pencegahan di rumah-rumah dengan menutup jendela dan pintu kaca dengan papan.
Menurut penelitian terhadap angin disimpulkan bahwa bangunan akan lebih bisa bertahan
apabila tidak ada angin yang masuk. Persediaan penerangan dan makanan juga sangat penting
karena dalam bencana badai dan angin topan sering terjadi jaringan listrik terganggu atau sama
sekali rusak. Karena tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan dengan cepat, maka
perlu persediaan lilin atau lampu senter dengan cadangan baterainya di dalam rumah.
Persediaan makanan bagi setiap anggota keluarga untuk sedikit-dikitnya tiga hari adalah suatu
keharusan.
Pada saat badai dan angin topan kita mesti tetap berada di dalam rumah, kecuali
apabila dianjurkan untuk mengungsi. Walaupun tidak ada anjuran, masyarakat harus tetap
bersiap untuk mengungsi. Apabila dianjurkan untuk tinggal di dalam rumah:
a. Bawa semua persediaan yang sudah disiapkan
b. Jika diperlukan, tinggal di suatu ruangan yang paling aman di dalam rumah
c. Terus mendengarkan radio agar mengetahui perubahan kondisi Setelah Badai Berlalu
d. Usahakan untuk tidak segera memasuki daerah sampai dinyatakan aman. Banyak
kegiatan berlangsung untuk membenahi daerah yang baru dilanda bencana ini. Untuk
memperlancar proses ini sebaiknya orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
e. Gunakan senter untuk memeriksa kerusakan. Jangan menyalakan aliran listrik
sebelum dinyatakan aman.
f. Jauhi kabel-kabel listrik yang terjatuh di tanah. Untuk menghindari kecelakaan, jalan
yang terbaik adalah menjauhi kabel-kabel ini.
g. Matikan gas dan aliran listrik. Untuk menghindari kebakaran, apabila tercium bau gas
segera matikan aliran gas dan apabila ada kerusakan listrik segera matikan aliran
dengan mencabut sekeringnya.
h. Pergunakan telepon hanya untuk keadaan darurat. Jaringan telepon akan menjadi
sangat sibuk pada saat seperti ini. Kepentingan untuk meminta bantuan harus
diutamakan.
i. Mendengarkan radio untuk mengetahui perubahan kondisi.
Dalam setiap kejadian bencana di Indonesia ada beberapa pihak yang bekerja sama dalam
melakukan usaha-usaha penanganannya. Adalah hak masyarakat untuk menghubungi instansi
terkait ini karena keberadaan pihak-pihak ini adalah untuk mendampingi masyarakat dalam
usaha penanggulangan bencana. Hubungan di antara pihak-pihak ini sebaiknya dirintis dalam
tahap persiapan sebelum bencana. Untuk memperkuat kesiap-siagaan, masyarakat bisa
mendapatkan pelatihan-pelatihan dari instansi terkait. Upaya yang kita lakukan untuk
menghindari dampak bencana angin topan, diantaranya:
1) Menerapkan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin, khususnya
wilayah yang rawan bencana angin topan.
2) Membangun dapur umum yang luas sebagai tempat penampungan sementara bagi
warga maupun harta benda ketika terjadi bencana angin topan.
3) Bagi para nelayan agar menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya/sampan.
4) Pengamanan barang barang disekitar rumah supaya tidak berterbangan ditiup angin

2.6 Angin Puting Beliung


Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang
awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah Sumatera disebut
“Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu
“Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin
puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini
dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang
terlewati terangkat dan terlempar.

Gambar 1. Angin Puting Beliung

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih
menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai
hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan,
tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan
es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi).
Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung
Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung.
Proses Terjadinya Angin Puting Beliung
Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada
siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di
siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan
arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan
kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara
acak.
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh awan
Cumulonimbus (Cb).
Fase Tumbuh
Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik
air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.
Fase Dewasa/ Masak
Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun
menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun
ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat timbul
arus geser memuntir, membentuk pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat, mirip sebuah
siklon yag “menjilat” bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang
membentuk pancaran air (water spout).
Fase Punah
Tidak ada massa udara naik. Massa udara yang turun meluas di seluruh awan.
Kondensasi berhenti. Udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cb.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa:
1. Angin Topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau
lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan,
kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.
2. Angin topan dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut
terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau
melalui satelit cuaca.
3. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada
suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari
yang di terima oleh permukaan bumi.
4. Tidak bisa dipungkiri bahwa kecepatan angin akan berpengaruh pada berbagai bidang
khususnya bidang perhubungan, telekomunikasi, pariwisata, pertanian, dan
sebagainya.
5. Cara mengatasi angin topan dilakukan dengan peringatan dini: strategi mitigasi dan
upaya pengurangan bencana serta tindakan persiapan dan pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai