Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah lima
tahun) terbesar di dunia. Menurut UNICEF, setiap detik satu balita meninggal
Diare sering kali dianggap sebagai sepele. Padahal di tingkat global dan
infeksi. Tingginya kejadian diare di negara barat ini oleh karena foodborne
sumber daya manusia dan keterkaitan yang erat dengan upaya untuk mewujudkan
pola hidup bersih dan sehat. Menurut Blum (1974) menyatakan bahwa derajat
vi
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu keturunan, pelayanan
kedua faktor ini banyak disebabkan oleh berbagai pihak diluar sektor kesehatan.
Oleh karena itu masalah kesehatan tidak hanya ditanggulangi bersama oleh
masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan
menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta seringkali
menimbulkan kejadian luar biasa (KLB). Di Indonesia sekitar 162 ribu balita
meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Penyakit diare di
masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah
menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia pada tahun 2000 sebesar
301 per 1000 penduduk dengan episode diare balita adalah 1,0 – 1,5 kali
pertahun. Tahun 2003 angka kesakitan penyakit ini meningkat menjadi 374 per
1000 penduduk dan merupakan penyakit dengan frekuensi KLB kedua tertinggi
penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga pada bayi dan nomor lima
vi
pada semua umur. Kejadian diare pada golongan balita secara proposional lebih
banyak dibandingkan kejadian diare pada seluruh golongan umur yakni sebesar
55%.
Jendral Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan lingkungan (PPM & PL) telah
Diare dengan tujuan khusus menurunkan angka kematian pada semua umur dari
kematian balita dari 2,5 per 1.000 balita menjadi 1,25 per 1000 balita dan
menurunkan angka fasilitas kasus (CER) diare pada KLB dari 1-3,8 persen
menjadi 1,5 persen. Penyakit diare merupakan salah satu yang berbasis pada
lingkungan. Dua faktor lingkungan yang dominant berpengaruh adalah sarana air
bersih dan pembuangan tinja. Hal ini sering berinterkasi bersama perilaku maka
kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk.
Selatan yaitu Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ilir, Banyu Asin dan Musi
vi
mencapai 143.822 jiwa yang umumnya diderita oleh balita dan anak-anak.
Di Kabupaten OKU pada tahun 2006 jumlah kasus penyakit diare 1.151
orang, diantaranya pada balita terdapat 577 orang. Pada tahun 2007 jumlah kasus
penyakit diare 10.432 orang, diantaranya pada balita sebanyak 5.440 orang
Kabupaten Ogan Komering Ulu pada tahun 2005 jumlah kasus penyakit diare
pada balita sebanyak 354 orang. Pada tahun 2006 jumlah kasus penyakit diare
pada balita sebanyak 532 orang. Pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit diare
pada balita sebanyak 1.007 orang. Sedangkan pada tahun 2008 julah kasus
Di desa Kemalaraja pada tahun 2007 jumlah kasus penyakit diare pada balita
sebanyak 315 orang, sedangkan pada tahun 2008 jumlah kasus diare pada balita
vi
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
Kemalaraja?
4. Adakah hubungan sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
vi
2. Tujuan Khusus
Kemalaraja.
E. Manfaat Penelitian
diare pada balita. Dan sebagai bahan masukan dan informasi serta menambah
vi
pengetahuan ilmiah mengenai diare. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
pada balita dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
3. Bagi Penulis
Di lihat dari latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
Ogan Komering Ulu Tahun 2009. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah
vi
dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di Kemalaraja Kecamatan
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Diare
buang air besar lebih dari biasanya (lazimnya frekuensi ini lebih dari 3
2. Jenis Diare
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari) akibat dari diare akut adalah penderita diare.
b. Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinja, akibat disentri adalah
c. Diare parsisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
gangguan metabolisme.
vi
d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan
3. Gejala
Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi tiga kali atau lebih
a. Muntah
c. Panas
Rasa mual dan muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh
infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja
berdarah, demam, penurunan nafsu makan, sakit perut dan kejang perut.
4. Jenis Dehidrasi
a. Dehidrasi berat
2) Mata cekung
vi
b. Dehidrasi ringan atau sedang
2) Mata cekung
a. Infeksi
c. Keracunan
Keracunan oleh racun yang dikandung atau diproduksi (jasad renik dan
d. Imunodefisiensi
vi
e. Alergi
tajin, larutan gula garam terutama untuk penderita tanpa dehidrasi dan
b) Muntah berulang-ulang
e) Demam
f) Tinja berdarah
vi
4) Nasehat pada keluarga tentang pentingnya meneruskan pemberian
c. Penggulangan KLB
d. Pencegahan penyakit
7) Imunisasi campak
a. Kontak anatra sumber dan host dapat terjadi melalui lingkungan yang
kurang baik dan perilaku yang buruk seperti membuang kotoran di tempat
vi
b. Kontak melalui makanan terjadi melalui makanan yang terinfeksi oleh
kuman dan makanan yang berasal dari hewan yang terjangkut kuman
c. Kontak oral fecal dapat langsung antara feces sumber infeksi melalui
tangan ke mulut host atau tidak langsung melalui benda atau makanan
tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur dan air sup.
b. Mengobati dehidrasi
c. Memberikan makanan
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
2) Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya.
vi
3) Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan
ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan diare (Ditjen PPM &
PLP, 2000)
b. Berikan sedikit demi sedikit sampai habis atau hingga tidak kelihatan
haus.
f. Larutan oralit jangan disimpan lebih dari 24 jam (Depkes RI, 2000).
vi
Dalam upaya untuk menurunkan angka kesakitan maupun kematian
akibat penyakit diare, WHO telah melakukan penelitian tentang beberapa cara
dan angka kematian pada anak yang berumur dibawah lima tahun (balita).
sebagai berikut:
dilakukan upaya pendidikan terhadap para ibu yang memiliki anak dibawah 2
diare bagi anak. Hal yang diharapkan dari pendidikan antara lain (Depkes RI,
1999).
vi
b. Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan, akan membawa
kesakitan diare.
d. Membuang tinja anak secara baik dan benar, anak kecil merupakan
dan vibro cholera. Tinja anak kecil yang mengandung diare dapat
B. Perilaku
1. Konsep Perilaku
vi
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia
kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan
oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak
langsung.
2. Definisi Perilaku
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun tidak dapat
1. Bentuk pasif yaitu respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain, misalnya: berfikir,
vi
tanggapan, sikap serta pengetahuan. Bentuk pasif ini masih terselubung
(covert behavior).
2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat di observasi secara
dengan kesehatan.
jenis yaitu:
rangsangan dari luar subjek, sehingga alam itu sendiri mencetak perilaku
manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat dan keadaan alam
orang tersebut yang menjadi pola perilaku mereka. Oleh karena itu tidak
vi
Adapun beberapa teori yang menyatakan tentang adopsi, sehingga
teori Lewin (Mico dan Rose, 1975) mengemukakan teori tentang unfreezing
b. Fase diagnosis masalah (the problem diagnose fase) : dalam fase ini
perubahan.
c. Fase penentuan tujuan (the goal setting fase) : pada fase ini individu
d. Fase perilaku (the new behavioer fase) : pada fase ini individu mulai
e. Fase pembentukan ulang (the refrezzing fase) : pada fase ini individu atau
yang permanen.
penerimaan suatu proses tricle down effect sehingga terjadi perubahan sikap
vi
dan pendapat. Ide bergerak di dalam atau atas dasar latar belakang sosial
oleh sasaran yang dituju. Bila diadopsi ini dapat penguatan (reinforcement),
baik sosial maupun individual maka akan terjadi perubahan dalam diri
usaha pembaharuan.
yang diharapkan.
Teori ini kemudian diperbaharui oleh Rogers sendiri menjadi empat fase
yaitu :
vi
1. Knowledge, yaitu dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan
program tersebut.
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor prilaku (behavioer causes)
dan faktor di luar prilaku (non behavioer causes). Selanjutnya perilaku itu
vi
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors)
5. Perilaku Kesehatan
mencakup:
penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya) maupun
tersebut.
vi
c. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior). Prilaku
behavior).
organisme terhadap lingkunganya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi
apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang
tidak merasakan sakit (desease but not illness) sudah barang tentu tidak akan
diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru akan timbul berbagai
penting dari pada pada mengobati sakitnya. Hal ini merupakan suatu bukti
vi
bahwa kesehatan belum merupakan priortias dalam hidup dan kehidupanya.
Alasan lain adalah fasilitas kesehatan yang diperlukan sangat jauh letaknya,
tersebut diatas alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau
masyarakat tersebut sudah percaya pada diri sendiri dan merasa bahwa
diperlukan.
sehat sakit adalah berbeda dengan konsep kita tentang sehat sakit itu sendiri.
vi
Demikian juga persepsi sehat sakit antara kelompok-kelompok masyarakat
Apabila persepsi sehat sakit masyarakat belum sama dengan konsep sehat
sakit kita, maka jelas masyarakat belum tentu mau menggunakan fasilitas
yang diberikan. Dan bila persepsi sehat sakit masyarakat sudah sama dengan
pengertian kita, maka kemungkinan besar fasilitas yang diberikan. Dan bila
sehat sakit. Bila diperoleh data bahwa masyarakat masih mempunyai persepsi
sehat sakit yang berbeda dengan kita, maka kita dapar melakukan
Dengan demikian pelayanan yang kita berikan akan diterima oleh masyarakat.
pada balita.
1. Pendidikan
vi
Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti
yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru
2. Pengetahuan
ini dalam diri individu terjadi proses perhatian, persepsi dan penghayatan
a. Awerness (tahu)
vi
Pada tahap, pendidikan kesehatan diperlukan untuk menyadarkan
dalam penyediaan.
b. Interest (tertarik)
didengarnya.
c. Evaluation (penilaian)
d. Trial (percobaan)
3. Sikap
a. Pengertian
(Notoatmodjo, 2003)
vi
b. Tingkatan sikap
1) Menerima (receiving)
2) Merespon (responding)
3) Menghagari (valoving)
c. Pengukuran sikap
2003)
manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Untuk tubuh orang dewasa
dan anak-anak memerlukan air sekitar 55-60% dari berat badan dan untuk
bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia dan air sangat kompleks antara lain
berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter
perhari oleh karena itu untuk keperluan minum termasuk untuk memasak, air
vi
a. Air hujan
Air hujan dapat ditampung di jadikan air minum. Tetapi air hujan ini
tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini juga dari
ini. Kedua sumber ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena air
sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai
macam kotoran, makanya bila akan dijadikan air minum harus diolah
terlebih dahulu.
c. Mata air
Air yang keluar dari mata iar ini biasanya berasal dari air tanah yang
muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini bila belum
tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tapi
karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar, maka alangkah
Air ini keluar dari dalam tanah, sering juga disebut air tanah. Air
berasal dari lapisan air di dalam tanah dari tempat yang satu ke tempat
permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal belum begitu sehat, karena
vi
kontaminasi kotoran dari permukaan tanah masih ada. Oleh karena itu,
Air ini berasal dari air kedua di dalam tanah. Dalamnya dari
dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung
Ada beberapa cara pengolahan air minum antara lain sebagai berikut:
dari air yang diperoleh dari berbagai sumber air seperti air danau, air
vi
dilakukan oleh P.A.M (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat
dikonsumsi umum.
chlor).
golongan:
vi
Air hujan dapat ditampung di dalam suatu dam (danau buatan),
hujan baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampungan
konsumsi.
vi
Air sumur pompa sudah cukup memenuhi persyaratan
mahal sehingga lebih umum digunakan adalah sumur gali. Agar air
1) Harus ada bibir sumur, agar bila musim air hujan tiba air tanah
2) Pada bagian atas kurang lebih 3 meter dari permukaan tanah, harus
ditembok agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
misalnya tawas.
saringan yang dapat dibuat sendiri dari kaleng bekas (Juli Soemirat,
1994).
D. Kerangka Teori
perilaku (beahavior causes) dan faktor luar perilaku (non behavior causes),
vi
selanjutnya perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu presdisposing
factors meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma dan unsure lain
yang terkait pada individu. Enabling factors meliputi semua karakter lingkungan
dan sumber daya atau fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku, yang
fasilitas pelayanan kesehatan dan reinforcing factors yaitu sikap dan perilaku di
luar individu yang menguatkan perilaku seseorang, misalnya pengaruh dari teman
Keturunan
Pelayanan Status
Kesehatan Kesehatan Lingkungan
Perilaku
Pemberdayaan
Komunikasi Masyarakat Training
(Penyuluhan) (Pembedayaan sosial)
vi
Promosi kesehatan
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior
kepentingan penelitian maka peneliti hanya meneliti faktor yang terdapat didalam
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
Upaya pencegahan
kejadian diare pada
balita
vi
4. Penyediaan Air
Bersih.
B. Definisi Operasional
vi
1. Baik, bila
2 Pengetahuan Hal-hal yang Kuesioner wawancara responden Ordinal
diketahui memberikan
responden jawaban benar
tentang diare, ≥ mean (kode
meliputi 2).
penyebab 2. Tidak baik,
diare dan bila responden
pencegahan memberikan
diare. jawaban benar
< mean (kode
1).
Definisi Cara Ukur Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
3 Sikap Perilaku Kuesioner Wawancar 1. Positif, bila Ordinal
tertutup ibu a responden
terhadap hal- memberikan
hal yang jawaban
berhubungan positif ≥ mean
dengan upaya (kode 2).
pencegahan 2. Negatif, bila
penyakit responden
diare. memberikan
jawaban
positif < mean
(kode 1).
vi
dibawah mean
(kode 1).
C. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare
pada balita
3. Ada hubungan antara sikap ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada
balita
vi
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
yang digunakan untuk analisa data yang menyangkut variabel dependen dan
(Notoatmodjo, 2003).
1. Lokasi Penelitian
vi
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Kemalaraja Wilayah Kerja
2. Waktu Penelitian
1. Populasi Penelitian
balita 0-5 tahun sebanyak 425 orang dan bertempat tinggal di desa
2. Sampel Penelitian
vi
sampel dalam penelitian ini di hitung dengan rumus Iwan Ariawan (1998)
sebagai berikut:
Z2.1-α/2.P (1-P).N
n =
d2.(N – 1) + Z2.1-α/2.p (1-p)
keterangan :
Z2.1-α/2.P (1-P).N
n =
d2.(N – 1) + Z2.1-α/2.p (1-p)
n = 1,962.0,5 (1-0,5).425
0,1 x (540-1) + 1,962. 0,5.(1-0,5)
2
n = 3,8416.0,5.0,5.425
0,01.540 + 3,8416.0,5.0,5
n = 408,17
5,2004
D. Etika Penelitian
vi
Sebelum dilakukan penelitian, responden akan menandatangani formal
a. Data primer
b. Data sekunder
vi
a. Editing (pengeditan)
b. Coding (pengkodean)
e. Tabulating
2. Analisa Data
a. Univariat
distribusi dan variabel dependen (upaya pencegahan diare pada balita) dan
vi
variabel independen (pendidikan, pengetahuan, sikap, penyediaan air
b. Bivariat
dependen dengan variabel independen. Dalam hal ini mengingat data dari
merupakan data kategori makan uji statistik yang digunakan adalah uji chi
Value < 0,05 berarti hasil perhitungan statistic bermakna. (Arianto, 2005)
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
Kemalaraja berdiri pada tahun 1991 dengan Luas Wilayah Kerja 36,79 Km2
Sepancar. Jumlah Penduduk pada tahun 2009 yaitu 31.468 jiwa, terdiri dari 14.
vi
- Utara berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukaraya
a. Visi
b. Misi
vi
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, permerataan dan keterjangkauan
5. Tenaga Kesehatan
vi
c. TKS sebanyak 19 orang
1. Keadaan Demografi
Km 2 dengan jumlah penduduk desa kemalarja sebanyak 13. 789 dan jumlah
Tabel 5.1
Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian di kelurahan Baturaja Timur
tahun 2009
vi
Wiraswasta 731 20,59
Tani 84 2,36
Pertukangan 163 4,59
Buruh Tani
Pensiunan 327 9,21
Nelayan 4
Pemulung
Jasa 74 2,08
total 3. 550 100
2. Keadaan Geografi
kecamatan Baturaja Timur dengan luas wilayah 850 ha dan batas wilayah
3. Trasnsportasi
vi
dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat jarak ke Kota
1. Hasil Penelitian
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi menurut tingkat pendidikan dengan upaya pencegahan
diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas
vi
Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu
Tahun 2009
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi menurut tingkat pengetahuan dengan upaya
pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja
Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan
Komering Ulu Tahun 2009
(31,6%).
Tabel 5.5
vi
Distribusi frekuensi menurut sikap dengan upaya pencegahan diare pada
balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
Tabel 5.6
Distribusi frekuensi menurut penyediaan air bersih dengan upaya
pencegahan diare pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja
Puskesmas Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009
vi
b. Hasil analisa bivariat
Tabel 5.7
Hubungan pendidikan responden dengan upaya pencegahan diare pada
balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009
dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita diperoleh bahwa ada
Tabel 5.8
Hubungan pengetahuan responden dengan upaya pencegahan diare
pada balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009
vi
Negatif Positif Jumlah
Tidak baik 34 20 54 0,003
(63%) (37%) (100%)
Baik 6 19 25
(24%) (76%0 (100%)
Jumlah 40 39 79
(50,6%) (49,4% (100%)
pencegahan kejadian diare pada balita dengan p.value 0.003 (p < 0,5).
Tabel 5.9
Hubungan sikap responden dengan upaya pencegahan diare pada balita di
desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja Kecamatan
Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2009
Dari tabel 5.9 hasil analisis hubungan sikap responden dengan upaya
vi
responden (33,3%) yang bersikap negative dengan perilaku positif.
Tabel 5.10
Hubungan penyediaan air bersih dengan upaya pencegahan diare pada
balita di desa Kemalaraja Wilayah Kerja Puskesmas Kemalaraja
Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu Tahun 2009
Dari tabel 5.10 Hasil analisis hubungan penyediaan air bersih dengan
vi
responden (40,5%) yang penyediaan air bersihnya tidak memenuhi syarat
upaya pencegahan kejadian diare pada balita dengan nilai p.value 1,045
(p > 0,5).
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
1. Desain penelitian
cross sectional dengan potong lintang karena data yang dikumpulkan baik
secara bersamaan. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah upaya
air bersih. Tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak variabel yang
vi
terkait dengan penelitian ini namun karena keterbatasan waktu yang dimiliki
2. Waktu penelitian
3. Kualitas Data
balita.
vi
1. Hubungan pendidikan responden dengan upaya pencegahan kejadian diare
(66,7%). Dari hasil uji statistic chi-square menunjukan p.value = 0,030 (P <
0,5), hal ini berarti bahwa ada hubungan signifikan atau bermakna antara
tingkat pendidikan ibu dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita.
dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita terbukti. Dari hasil
Hal ini menurut Kuncoro Ningrat dalam Depdikbud (1997) bahwa makin
penyuluhan kesehatan.
vi
Penelitian yang sebelumnya juga pernah dilakukan oleh Afryan (2007)
diare pada balita di desa Pusar. Dari hasil penelitiannya diketahui memang
sebesar 19 (76%). Dari hasil uji statistik chi-square menunjukan nilai p.value
= 0,003 (P < 0,,05). Hal ini berarti bahwa ada hubungan signifikan atau
pada balita terbukti. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kurangnya tingkat
akan semakin tinggi tingkat kejadian diare. Sebaliknya semakin baik tingkat
vi
Dengan sendirinya pada waktu proses penginderaaan dalam diri individu
pencegahan kejadian diare sebesar 25 (67,6%). Dari hasil uji statistic chi-
square menunjukan p.value = 0,005 (p < 0,05), hal ini berarti bahwa ada
ada hubungan sikap dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita
terbukti.
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek serta sikap juga
vi
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu
kejadian diare pada balita juga pernah dilakukan oleh Yusmita (2006) di
terdapat hubungan sikap dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita
pengobatan atau pertolongan pertama terhadap kejadian diare secara tepat dan
benar.
vi
menunjukkan adanya upaya kejadian diare sebesar 22 (59,5%). Dari hasil uji
statistik chi-square menunjukan p.value = 1,045 (P > 0,05) hal ini berarti
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (signifikan) antara penyediaan air
bersih dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita. Tetapi, dari
menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur dan air
sungai.
responden tidak memenuhi syarat kesehatan dan ini merupakan salah satu
pentingnya penyediaan air bersih sebagai upaya pencegahan diare pada balita.
vi
BAB VII
A. Kesimpulan
Dari permasalahan dan pembahasan yang dikaji pada bab-bab terdahulu, maka
vi
bersih yang memenuhi syarat kesehatan 37 (46,8%), penyediaan air bersih
objek dari luar individu. Jadi, semakin baik tingkat pengetahuan responden
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek serta sikap juga
vi
terhadap terjadinya diare dan melakukan pengobatan atau pertolongan
tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan
mereka menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur
5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara penyediaan air bersih dengan
upaya pencegahan kejadian diare pada balita dengan p.value 1,045 di desa
tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan dapur seperti memasak dan
mereka menggunakan sumber air yang ada dirumah mereka seperti air sumur
B. Saran
vi
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian dikemukakan beberapa usulan
4. Bagi peneliti lain yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi,
vi
DAFTAR PUSTAKA
vi
Dinkes OKU. 2008. Rekapitulasi Laporan Diare Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta.
Ptiyo Sutanto. 2004. Analisis Data. Jakarta : FKUI
Puskesmas Kemalaraja. 2007. Rekapitulasi Laporan Penyakit Diare Tingkat
Puskesmas.
Soegijanto, Soegeng. 2002. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan.
Jakarta : Salemba Medika.
vi
OLEH
EGA NARA CITRA
NIM. PO.71.20.2.06.018
vi
TAHUN 2009
OLEH
EGA NARA CITRA
NIM. PO.71.20.2.06.018
ABSTRAK
vi
Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dengan
frekuensi dan kematian yang cukup tinggi yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat dan dampak pada sektor-sektor lain. Faktor-faktor yang menjadi landasan
berfikir penulis untuk melakukan penelitian ini adalah pendidikan, pengetahuan,
sikap dan penyediaan air bersih yang berhubungan dengan upaya pencegahan
kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten
Ogan Komering Ulu tahun 2009.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor berhubungan
dengan upaya pencegahan kejadian diare pada balita di desa Kemalaraja Kecamatan
Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009.
Hasil penelitian didapatkan ada hubungan antara pendidikan ibu p.value
0,030, pengetahuan = 0,003, sikap 0,005 dan tidak ada hubungan antara penyediaan
air bersih terhadap upaya pencegahan diare pada balita dengan p.value = 1,045.
Dari hasil penelitian ini ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti.
Pertama, bagi petugas kesehatan dapat memotivasi diri untuk memberikan
penyuluhan kesehatan mengenai diare serta mampu melakukan tindakan secara cepat
dan tepat bila menemukan anak balita yang mengalami penyakit diare. Kedua,
masyarakat jika anak balita terkena penyakit diare hendaknya dibawa ke pusat
kesehatan masyarakat terdekat.
ABSTRAK
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jika matahari terbit janganlah engkau lewatkan matahari ini yang
begitu indah. Jikalau matahari sudah tenggelam dan diganti rembulan
malam, buatlah kenangan dan janganlah engkau melupakan yang
sudah engkau jalani dihari ini.
vi
Kedua orangtuaku yang telah membesarkan dan memberikan begitu
banyak pengorbanan, kasih sayang dan selalu mengharapkan
keberhasilanku. Terima kasih atas do’amu, kalianlah orang tua yang
terbaik di dunia ini.
Untuk pembimbingku Bapak Asmawi Nazori, SKM, M.Kes yang
sudah meluangkan waktu, makasih atas bimbingannya selama ini.
Insya Allah akan menjadikan pelajaran yang sangat berharga untukku.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
vi
Baturaja, Agustus 2009
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Perwakilan Jurusan Keperawatan Baturaja
Tim Penguji
vi
Ketua,
Anggota
M. SUPRI, SKM
NIP. 140097130
vi
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah Yang Maha
Esa. Karena atas rahmat dan karunia-Nya yang telah mencurahkan seluruh hidayah
dan keselamatan kepada makhluk dan seluruh alam semesta, nikmat kehidupan dan
vi
nikmat keimanan yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Kemudian salawat dan salam tak
lupa senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW
beserta para sahabatnya yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam
yang terang benderang yaitu dinul Islam yang bisa kita nikmati sampai detik ini bagi
Tuntasnya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini berkat ridho Allah dan
pertolongan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
4. Bapak Asmawi Nazori, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar membimbing dan memberikan masukan yang amat berharga serta
pengarahan yang sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Staf dan dosen, karyawan dan karyawati Jurusan Keperawatan Program Studi
tidak langsung.
vi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
dimiliki penulis. Oleh karena itu dengan hati yang terbuka, penulis menerima semua
masukan dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan, kesempurnaan dan
kepada kita semua dan akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... v
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. vi
vi
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Pertanyaan penelitian ............................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
F. Ruang lingkup .......................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Upaya Pencegahan Kejadian Diare Pada Balita ...................... 9
1. Pengertian Diare ................................................................ 9
2. Jenis Diare ......................................................................... 9
3. Gejala ..........................................................................10
4. Jenis Dehidrasi ................................................................... 10
5. Etiologi (penyebab) Diare .................................................. 11
6. Tata laksana penyakit diare ............................................... 12
7. Cara Penularan penyakit diare ........................................... 13
8. Prinsip tata laksana penderita diare ................................... 14
9. Cara membuat oralit .......................................................... 15
10. Cara memberikan oralit ..................................................... 15
B. Perilaku .................................................................................... 17
C. Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan
kejadian diare pada balita ........................................................ 26
D. Kerangka Teori ........................................................................ 34
vi
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ..................................................................... 36
B. Definisi Operasional ................................................................ 37
C. Hipotesis .................................................................................. 39
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 40
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 41
D. Etika Penelitian ........................................................................ 42
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .............................. 42
F. Tahap Pengolahan Data Dan Analisa Data .............................. 43
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian...................................... 45
B. Hasil Analisis Univariat ........................................................... 50
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 57
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 58
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.2. Distribusi frekuensi upaya pencegahan diare pada balita di desa
vi
Kemalaraja wilayah kerja puskesmas Kemalaraja……………... 50
Tabel 5.6. Distribusi frekuensi menurut penyediaan air bersih dengan upaya
pencegahan diare pada balita di desa ……….............................. 52
Tabel 5.9. Hubungan sikap responden dengan upaya pencegahan diare pada
balita di desa Kemalaraja ………………..................................... 54
DAFTAR LAMPIRAN
vi
Lampiran 4 Lembar hasil analisis dan penelitian
DAFTAR SINGKATAN
vi
5. KLB : Kejadian Luar Biasa
6. P2 : Program Pemberantasan
Penyehatan Lingkungan
A. Data Umum
vi
Petunjuk :
2. Ibu tidak perlu takut atau ragu dalam mengisi kuesioner ini karena pertanyaan
hanya untuk kepentingan peneliti dan tidak akan berpengaruh dengan kualitas
vi
rumah agar terhindar dari penularan penyakit terutama diare yaitu
memakaikan anak alas kaki dan tangan tidak menyentuh atau
sesuatu yang kotor.
4 Memberikan makanan pendamping untuk anak yang di masak
sendiri hingga menjadi setengah bubur adalah anak yang baik agar
anak terhindar dari diare.
5 Untuk mencegah agar makanan anak tidak tercemar oleh kotoran
atau lalat yang dapat menyebabkan penyakit diare sebaiknya tempat
penyimpan makanan anak ditutup rapat.
6 Apakah ibu memberikan imunisasi yang lengkap pada balita
sebagai upaya pencegahan diare.
7 Memperbaiki keadaan gizi melalui perbaikan makanan, akan
membawa dampak terhadap berkurangnya keadaan kurang gizi dan
lamanya kesakitan diare.
8 Salah satu upaya ibu terhadap pencegahan diare pada balita adalah
membuang tinja anak secara baik dan benar.
C. Pengetahuan
vi
5 Apakah memebrikan ASI tanpa di selang seling dengan susu
botol dapat mencegah anak terkena penyakit diare.
6 Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus
dapat menyebabkan penurunan berat badan pada balita.
7 Diare dapat disebabkan oleh keracunan makanan.
8 Terdapat darah dan lendir dalam kotoran merupakan gejala diare.
9 Memberikan oralit dapat mencegah terjadinya kekurangan cairan
pada balita yang terkena diare.
10 Penggunaan air bersih yang cukup salah satu upaya pencegahan
diare pada balita.
D. Sikap
vi
tempat sampah basah atau lembab.
5 Bila anak sering buang air besar lebih dari biasa dan
rewel sebaiknya anak segera dibawa ke petugas
kesehatan.
6 Prilaku yang buruk seperti membuang kotoran ditempat
terbuka menyebabkan terjadinya diare.
7 Mengkonsumsi makanan yang terjangkit kuman bisa
menyebabkan diare pada balita.
8 Buang air besar di jamban merupakan salah satu upaya
pemberantasan penyakit diare dan penyakit lainnya.
vi
kaporit terlebih dahulu sebelum digunakan.
vi
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
vi