Ipba - Kelompok 4 - Gunung Api
Ipba - Kelompok 4 - Gunung Api
Tugas
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Dosen Pengampu:.
1. Dr. Khumaedi, M.Si
2. Dr. Suharto Linuwih, M.Si
oleh:
1. Indah Beti Lestari (0402519013)
2. Ninda Yera Setyo N (0402519034)
PROGRAM PASCASARJANA
S2-PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gunung Api”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi mata
kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
Yth :
1. Dr. Khumaedi, M.Si dan Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Dosen Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu rombel yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian gunung berapi
2. Mengetahui proses terjadinya letusan gunung berapi
3. Mengetahui penyebab letusan pada gunung berapi
4. Mengetahui tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
5. Mengetahui jenis-jenis gunung berapi
6. Mengetahui gunung berapi yang meletus di Indonesia
7. Mengetahui dampak positif dan negatif dari gunung meletus.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah
sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan
masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga
ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei),
1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini
membawa maternity ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
2. Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian
selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia
terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak
400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah
itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah
lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15
tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006,
1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian
tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan
M ataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan
13 desa dan menewaskan 1400 orang.
3. Gunung Galunggung
Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-
tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana expose Cikunir menjadi keruh
dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa expose keruh tersebut
panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan
pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar
bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011
jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan
sejauh 40 km dari puncak gunung.
4. Gunung Agung
5. Gunung Krakatau
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda
antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung
berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27
Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, wave ini
adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di
Alice Springs, state dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di Hiroshima dan
metropolis di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar
redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New
York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan
Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi
manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat,
sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut
sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi
sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia
setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi
dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu
memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
Berikut daftar 83 gunung berapi yang ada di Indonesia :
1 Peuet Sague 22Argopuro 43 Kelud 64 Bandi Api
2 Bur Ni Telong 23Leuser 44 Arjuno 65 Serua
3 Sorikmarapi 24Gunung Lurus 45 Tengger 66 Nila
4 Tandikat 25Mahameru 46 Lamongan 67 Teon
5 Marapi 26Merbabu 47 Batur 68 Sirung
6 Talang 27Raung 48 Gunung Tambora 69 Iliweng
7 Kerinci 28Semeru 49 Rinjani 70 Lewotobi
8 Sumbing 29Sibayak 50 Gunung Agung 71 Egon
9 Kaba 30Welirang 51 Kawah Ijen 72 Kelimutu
10Dempo 31Talang 52 Raung 73 Tongkoko
11Gunung Besar 32Singgalang 53 Semeru 74 Mahawu
12Suoh 33Sago 54 Sangeang Api 75 Lokon
13Krakatau 34Talamau 55 Paluweh 76 Soputan
14Kiaraberes-Gagak 35Tandikat 56 Lereboleng 77 Awu
15Gunung Salak 36Pantai Cermin 57 Lewotolo 78 Banua Wuhu
16Gede 37Guntur 58 Sundoro 79 Api Siau
17Papandayan 38Slamet 59 Iya 80 Ruang
18Galunggung 39Tangkuban Perahu 60 Ebulobo 81 Dukono
19Ciremai 40Merapi 61 Ine Like 82 Ibu
20Bromo 41Dieng 62 Rakanah 83 Gamkonora
21Gamalama 42Makian 63 Una-Una
2.7 Dampak Positif dan Negatif Akibat Gunung Meletus
Gunung berapi merupakan gunung yang sewaktu – waktu bisa meletus. Di Indonesia
terutama dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung berapinya. Adanya gunung api ini
member pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh positif maupun negatif.
Berikut merupakan penjelasan dampak positif atau menfaat dari gunung berapi
1. Gunung api mengeluarkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan tanah
2. Material gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan
3. Magma yang telah membeku di permukaan bumi menyimpan bermacam material logam
atau bahan tambang, seperti emas dan perak
4. Kawasan gunung api bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata
Adapun dampak negative atau kerugian yang disebabkan oleg gunung api adalah:
1. Lava pijar yang bercampur air pada kawah gunning api membentuk lahar panas yang dapat
meluncur menuruni lereng menghancurkan apaapun tak terkecuali daerah pemukiman.
2. Lava dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk – tumpuk dipuncak gunung,
pada saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan menghancurkan apapun
yang ada
3. Apabila gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti gelombang
tsunami
4. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara atau yang sering disebut wedos gembel
dapat mengganggu jalur penerbangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi gunung merapi adalah suatu pelepas tenaga bumi yang ada di perut bumi, jadi semakin
dalam dapur magma maka akan semakin bahaya letusan yang kan terjadi, apabila dapur magma
sempit, letusan yang kan terjadi akan lebih lebih kuat dari yang tadi, gunung merapi yang akan
meletus biasanya mengeluarkan tanda–tanda seperti keluarnya asap belerang, dan terjadi gempa
kecil berulang – ulang kali.