Anda di halaman 1dari 21

GUNUNG API

Tugas
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu:.
1. Dr. Khumaedi, M.Si
2. Dr. Suharto Linuwih, M.Si

oleh:
1. Indah Beti Lestari (0402519013)
2. Ninda Yera Setyo N (0402519034)

PROGRAM PASCASARJANA
S2-PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI IPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Gunung Api”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk memenuhi mata
kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa di Universitas Negeri Semarang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
Yth :
1. Dr. Khumaedi, M.Si dan Dr. Suharto Linuwih, M.Si selaku Dosen Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu rombel yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Semarang, 12 Oktober 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelumakhirnya menjadi tidak aktif
atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah
menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu
gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yangdidorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk.
Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih,
sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa
menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan
bahkan nbis mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut
lava Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan
lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Tidak semua gunung berapi sering meletus.
Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diajukan permasalahan yaitu:
1. Apa pengertian gunung berapi?
2. Bagaimanakah proses terjadinya letusan gunung berapi?
3. Apa penyebab letusan pada gunung berapi?
4. Apa saja tingkat isyarat gunung berapi di indonesia?
5. Apa jenis-jenis gunung berapi?
6. Apa saja gunung berapi yang meletus di Indonesia?
7. Apa dampak positif dan negatif dari gunung meletus?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian gunung berapi
2. Mengetahui proses terjadinya letusan gunung berapi
3. Mengetahui penyebab letusan pada gunung berapi
4. Mengetahui tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
5. Mengetahui jenis-jenis gunung berapi
6. Mengetahui gunung berapi yang meletus di Indonesia
7. Mengetahui dampak positif dan negatif dari gunung meletus.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gunung Berapi


Gunung berapi adalah istilah untuk sistem fluida panas (batuan cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman bumi hingga ke permukaan bumi, termasuk endapan material yang
dimuntahkan ketika meletus. Istilah gunung meletus juga digunakan untuk menamai pembentukan
gunung api es dan gunung api lumpur. Gunung api es terbentuk didaerah yang memiliki iklim
salju, sedangkan gunung api lumpur terbentuk didaerah yang tidak memiliki iklim salju. Gunung
berapi banyak terdapat di daerah cincin api pasifik, yakni garis bertemunya dua lempeng tektonik.
Gunung berapi dapat berada dalam beberapa fase sepanjang keberadaannya. Gunung
berapi aktif suatu saat dapat berada dalam keadaan separuh aktif, istirahat, atau mati. Sulit untuk
menentukan sebuah gunung sedang berada pada suatu kondisi tertentu karena sebuah gunung api
bisa beristirahat hingga 610 tahun kemudian akif kembali.
Ketika sebuah gunung berapi meletus, magma yang berada dalam dapur akan keluar
sebagai lahar atau lava. Selain oleh lava, kehancuran yang dipicu oleh gunung meletus dapat juga
disebabkan oleh: Aliran lava, letusan gunung berapi, aliran lumpur, abu, kebakaran hutan, gas
beracun, gelombang tsunami, dan gempa bumi

2.2 Proses Terjadinya Gunung Meletus

Gambar 1. Gunung Api


Gunung meletus terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar
oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18
km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya
dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
Hasil letusan gunung berapi (sumber: MPBI)
1. Gas vulkanik
2. Lava dan aliran pasir serta batu panas
3. Lahar
4. Tanah longsor
5. Gempa bumi
6. Abu letusan
7. Awan panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang
dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),
sulfurdioksida (SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui
kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau
lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung
berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik
berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar
letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau
yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran
material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun
dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan
adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan
mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil
yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di
sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari
puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada
bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak
sampai tidak bernafas.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan Permasalahan
pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik,
mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak
infrastruktur.
Persiapan menghadapi Letusan gunung Berapi:
1. Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi
2. Membuat perencanaan penanganan bencana
3. Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan
4. Mempersiapkan kebutuhan dasar (pangan, pakaian alat perlindungan).
Jika terjadi Letusan gunung Berapi:
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar
2. Di tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas
3. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan
4. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang, celana panjang,
topi dan lainnya
5. Gunakan pelindung mata seperti kacamata renang atau lainnya
6. Jangan memakai lensa kontak
7. Pakai masker atau kain menutupi mulut dan hidung
8. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.
Setelah terjadinya Letusan Gunung Berapi:
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu
2. Bersihkan atap dari timbunan Abu, karena beratnya bisa merusak ataun meruntuhkan atap
bangunan
3. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin
motor, rem, persneling hingga pengapian.
Beberapa tanda-tanda sebelum meletus :
1. Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukkan terjadu kenaikan aktifitas Merapi.
2. Mata air menjadi kering.
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu.

2.3 Penyebab Letusan Pada Gunung Berapi


Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu
yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan
mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi.
Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu
panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini
meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma
terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya
terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya
yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut
melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman
sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang
(reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan
batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau
melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar
melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya
kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang
menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang
utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya
naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah
melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui
saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau
mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

2.4 Tingkat Isyarat Gunung Berapi di Indonesia


1. Status Awas
a. Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang
menimbulkan bencana
b. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
c. Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Tindakan :
a. Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
b. Koordinasi dilakukan secara harian
c. Piket penuh
2. Status Siaga
a. Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan
bencana
b. Peningkatan intensif kegiatan seismik
c. Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju
pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
d. Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
Tindakan :
a. Sosialisasi di wilayah terancam
b. Penyiapan sarana darurat
c. Koordinasi harian
d. Piket penuh
3. Status Waspada
a. Ada aktivitas apa pun bentuknya
b. Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
c. Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
d. Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan
hidrotermal
Tindakan :
a. Penyuluhan/sosialisasi
b. Penilaian bahaya
c. Pengecekan sarana
d. Pelaksanaan piket terbatas
4. Status Normal
a. Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
b. Level aktivitas dasar
Tindakan :
a. Pengamatan rutin
b. Survei dan penyelidikan

2.5 Jenis-Jenis Gunung Berapi


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Gunung Api merupakan gunung yang terbentuk
dari hasil erupsi magma, lalu setiap gunung memiliki jenis-jenis atau tipe yang berbeda
berdasarkan sebagai berikut:
1. Gunung Api Berdasarkan Bentuknya
a. Stratovolcano: Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan,
sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan,
karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
b. Perisai: Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga
tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng
landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung
berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
c. Cinder Cone: Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik
menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di
puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
d. Kaldera: Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar
ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Gambar 2. Jenis-jenis Gunung Api

2. Gunung Api Berdasarkan Proses Terjadinya


a. Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang
kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan
berupa benda padat/ effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
b. Gunung api kerucut/ srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai.
Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena
letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan
lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di
Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
c. Gunung api perisai/ tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar
dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang
sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng
antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.
Gambar 3. Gunung Api Berdasarkan Proses Terjadinya

3. Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan


a. Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200
meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.
b. Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang
api.
c. Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
d. Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang
padat.
e. Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus
dari bagian lereng gunung yang lemah.
f. St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas
yang bisa menutupi area yang luas.
g. Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya
lebih besar.
h. Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian
letusan yang mencapai > 500 km.
Gambar 4. Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan

Gambar 5. Tipe Lava

4. Gunung Api Berdasarkan Aktifitasnya


a. Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa,
dan letusan.
b. Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
c. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian
beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.
Skema Peringatan Gunung Berapi di Indonesia

2.6 Gunung Berapi yang Meletus di Indonesia


Gunung meletus bagi bangsa ini bukanlah sesuatu yang asing. Berabad silam, letusan –
letusan gunung berapi di negeri ini sudah pernah terjadi.
Berikut beberapa letusan gunung berapi yang sangat besar yang terjadi di Indonesia.
1. Gunung Kelud

Gambar 6. Gunung Kelud

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah
sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan
masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga
ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei),
1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini
membawa maternity ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

2. Gunung Merapi

Gambar 7. Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian
selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia
terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak
400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah
itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah
lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15
tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006,
1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian
tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan
M ataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan
13 desa dan menewaskan 1400 orang.
3. Gunung Galunggung

Gambar 8. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-
tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana expose Cikunir menjadi keruh
dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa expose keruh tersebut
panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan
pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar
bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011
jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan
sejauh 40 km dari puncak gunung.

4. Gunung Agung

Gambar 9. Gunung Agung


Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif, dengan sebuah
kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Iranian
kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar. Dari
puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok,
meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk
setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung.
Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung,
akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi
meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik
yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang.
Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200
penduduk lain.

5. Gunung Krakatau

Gambar 10. Gunung Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda
antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung
berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27
Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya
menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, wave ini
adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di
Alice Springs, state dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di Hiroshima dan
metropolis di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar
redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New
York.
Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan
Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan
Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi
manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat,
sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut
sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi
sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia
setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi
dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu
memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
Berikut daftar 83 gunung berapi yang ada di Indonesia :
1 Peuet Sague 22Argopuro 43 Kelud 64 Bandi Api
2 Bur Ni Telong 23Leuser 44 Arjuno 65 Serua
3 Sorikmarapi 24Gunung Lurus 45 Tengger 66 Nila
4 Tandikat 25Mahameru 46 Lamongan 67 Teon
5 Marapi 26Merbabu 47 Batur 68 Sirung
6 Talang 27Raung 48 Gunung Tambora 69 Iliweng
7 Kerinci 28Semeru 49 Rinjani 70 Lewotobi
8 Sumbing 29Sibayak 50 Gunung Agung 71 Egon
9 Kaba 30Welirang 51 Kawah Ijen 72 Kelimutu
10Dempo 31Talang 52 Raung 73 Tongkoko
11Gunung Besar 32Singgalang 53 Semeru 74 Mahawu
12Suoh 33Sago 54 Sangeang Api 75 Lokon
13Krakatau 34Talamau 55 Paluweh 76 Soputan
14Kiaraberes-Gagak 35Tandikat 56 Lereboleng 77 Awu
15Gunung Salak 36Pantai Cermin 57 Lewotolo 78 Banua Wuhu
16Gede 37Guntur 58 Sundoro 79 Api Siau
17Papandayan 38Slamet 59 Iya 80 Ruang
18Galunggung 39Tangkuban Perahu 60 Ebulobo 81 Dukono
19Ciremai 40Merapi 61 Ine Like 82 Ibu
20Bromo 41Dieng 62 Rakanah 83 Gamkonora
21Gamalama 42Makian 63 Una-Una
2.7 Dampak Positif dan Negatif Akibat Gunung Meletus
Gunung berapi merupakan gunung yang sewaktu – waktu bisa meletus. Di Indonesia
terutama dipulau jawa merupakan daerah yang banyak gunung berapinya. Adanya gunung api ini
member pengaruh bagi kehidupan, baik pengaruh positif maupun negatif.
Berikut merupakan penjelasan dampak positif atau menfaat dari gunung berapi
1. Gunung api mengeluarkan abu vulkanis yang dapat menyuburkan tanah
2. Material gunung api berupa batu, kerikil, dan pasir dapat dimanfaatkan untuk bahan
bangunan
3. Magma yang telah membeku di permukaan bumi menyimpan bermacam material logam
atau bahan tambang, seperti emas dan perak
4. Kawasan gunung api bisa di manfaatkan untuk lahan hutan, perkebunan dan pariwisata
Adapun dampak negative atau kerugian yang disebabkan oleg gunung api adalah:
1. Lava pijar yang bercampur air pada kawah gunning api membentuk lahar panas yang dapat
meluncur menuruni lereng menghancurkan apaapun tak terkecuali daerah pemukiman.
2. Lava dingin berupa aliran batu, kerikil, dan pasir bertumpuk – tumpuk dipuncak gunung,
pada saat tertentu akan meluncur menuruni daerah yang dilalui dan menghancurkan apapun
yang ada
3. Apabila gunung berapi dibawah permukaan laut meletus, biasannya diikuti gelombang
tsunami
4. Abu vulkanis yang membumbung tinggi keudara atau yang sering disebut wedos gembel
dapat mengganggu jalur penerbangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Jadi gunung merapi adalah suatu pelepas tenaga bumi yang ada di perut bumi, jadi semakin
dalam dapur magma maka akan semakin bahaya letusan yang kan terjadi, apabila dapur magma
sempit, letusan yang kan terjadi akan lebih lebih kuat dari yang tadi, gunung merapi yang akan
meletus biasanya mengeluarkan tanda–tanda seperti keluarnya asap belerang, dan terjadi gempa
kecil berulang – ulang kali.

Anda mungkin juga menyukai