Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAH

DOSEN PENGAMPU : Diyanti Mahrunnisya, M.pd

Di susun oleh :
Ayu Fitria Ningsih 1841030493
Manajemen Dakwah.F

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

1
1. JUDUL
 Strategi pengembangan asuransi syariah

2. BIODATA JURNAL
a. Judul jurnal
1) Dedi Yulianto, Tontowi Jauhari UIN RadenIntan Lampung
jauharitontowi484@gmail.com (Strategi Menumbuhkan Minat Masyarakat
Pada Asuransi Jiwa Syariah).
2) Dinna Miftakhul Jannah, Lucky Nugroho Universitas Padjadjaran Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana
dinna17001@mail.unpad.ac.id lucky.nugroho@mercubuana.ac.id (Strategi
Meningkatkan Eksistensi Asuransi Syariah Di Indonesia)
3) Edi Hariyadi dan Abdi Triyanto1 1Afiliasi: Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
SEBI. Email: ediharyadi303@yahoo.co.id (Peran Agen Asuransi Syariah
Dalam Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Tentang Asuransi Syariah)

b. Nama Jurnal / Volume / Nomor / Tahun


1) Jurnal Ilmu Dakwah & Pembangunan Vol. XIV No. 1 Tahun 2019
2) JURNAL MANEKSI VOL. 8, NO. 1, JUNI 2019
3) Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol. 5. No.1, April, 2017: 19-37,
ISSN (cet): 2355-1755 | ISSN (online): 2579-6437

2
STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAH
AYU FITRIA NINGSIH
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung
Email : ayufitri3405@gmail.com

ABSTRAK

Asuransi syariah di Indonesia berpotensi untuk tumbuh seiring dengan peningkatan


pasar keuangan syariah. Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui bagaimana sikap
perilaku masyarakat terhadap eksistensi asuransi syariah dan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mendukung eksistensi asuransi dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi syariah di
Indonesia. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang
didukung oleh data-data dan analisa kajian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi asuransi syariah di Indonesia
dapat ditingkatkan apabila memiliki dasar hukum yang khusus yang saat ini masih sangat
minim untuk mengatur asuransi syariah. Selain itu diperlukan peran agen asuransi syariah
untuk menjembatani informasi kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, dan
manfaat asuransi syariah (meningkatkan literasi asuransi syariah.

peran seorang agen asuransi dalam meningkatkan pemahaman terhadapa asuransi


takaful. Dalam penelitian ini juga berusaha menjawab bagaimana sikap perilaku nasabah
terhadap eksistensi asuaransi syariah. Kedua bagaimana kerja keras seorang agen asuransi
syariah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang digunakan pertama, bekerja
sama dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya; kedua, pelayanan yang cepat; dan
ketiga, memberikan kemudahan dalam mengurus persyaratan. Pelayanan yang cepat; dan
memberikan kemudahan dalam mengurus persyaratanlebih strategis dalam menumbuhkan
minat masyarakat untuk menggunakan jasa Asuransi Jiwa Syariah.

Kata kunci: Strategi, Asuransi Syariah, Literasi Asuransi Syariah, peran agen asuransi
syariah.

3
BAB I

LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai salah satu negara yang penduduknya padat juga mayoritas adalah
beragama Islam. Hal tersebut selalu menjadi sorotan para pengamat, khususnya dibidang
syariah perihal peluang yang diperoleh Indonesia sangatlah besar sebagai pangsa pasar sektor
syariah (Ekonomi-Bisnis, 2014). Sejak berdirinya industri asuransi syariah pertama di
Indonesia, yakni Asuransi Takaful Keluarga dan Asuransi Takaful Umum di tahun 1994, saat
sampai tahun 2014 jumlah industri asuransi syariah di Indonesia telah 20 | Hariyadi &
Triyanto: Peran Agen Asuransi Syariah dalam Meningkatkan… bertambah menjadi 48
(empat puluh delapan) industri. Pertambahan tersebut merupakan pencapaian yang baik bagi
perkembangan asuransi syariah di Indonesia.

Asuransi syariah telah lama di industri keuangan Islam di dunia. Indonesia sebagai
salah satu negara di dunia yang penduduknya besar juga mayoritas adalah beragama Islam
sehingga diperkirakan akan berkembangang sekitar 15- 20% per tahun. Hal tersebut selalu
menjadi sorotan khususnya dibidang syariah. Eksistensi asuransi syariah atau takaful terus
tumbuh dan menunjukkan kontribusinya di pasar asuransi Indonesia. Sebagai negara muslim
terbesar, yang memiliki populasi 271 juta orang (Indonesia, Negara Berpenduduk Muslim
Terbesar Dunia | Databoks 2016). Jumlah ini merupakan pasar potensial yang sangat besar
untuk produk asuransi syariah. Perkembangan asuransi syariah nasional dari 2014 hingga
2016 berdasarkan Asosiasi Masyarakat Asuransi Syariah di Indonesia atau AASI1

Perkembangan asuransi syariah di Indonesia cukup marak, sejak lahir tahun 1994
asuransi syariah terus tumbuh dan berkembang. Pesatnya perkembangan asuransi syariah di
Indonesia, dikarenakan mayoritas masyarakat Indonesia ber-Agama Islam, sehingga
membuat permintaan akan asuransi syariah pun semakin meningkat, apalagi asuransi ini
didasarkan pada prinsip Syariah Islam. Sebuah keluarga yang hanya mengandalkan
pendapatan hanya dari kepala keluarga, tentu akan sangat terganggu kondisi keuangannya
bila terjadi suatu musibah yang menimpanya. Anak dan istri yang ditinggalkan belum tentu
dapat memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya.

Asuransi menguntungkan kehidupan seseorang dengan kekayaan yang harus


disisihkan untuk menutupi kerugian akibat kehilangan nyawa atau harta benda. Munculnya
asuransi karena masyarakat Indonesia pada umumnya adalah penghindar resiko. Banyaknya
kejadian yang tak terduga dialami setiap orang. Resiko itu bisa berupa sakit, kematian,
kerugian, dan kerusakan barang. Menghadapi segala kemungkinan yang terjadi, setiap orang
dituntut mempersiapkan diri agar mampu meminimalkan risiko yang akanterjadi. Salah satu
asuransi untuk meminimalkan risiko adalah asuransi jiwa. Asuransi jiwa diperlukan dalam
menghadapi dinamika hidup yaitu kepastian, khususnya dalam hal kepastian finansial yang

1
AASI. (2014). Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah. Dipetik January 31, 2016, dari
http://www.aasi.or.id/aset/img/upload/data bisnis asuransi dan reasuransi syariah/Data Bisnis Asuransi dan
Reasuransi Syariah AASI Q4 2014. Pdf

4
berupa kematian, cacat tetap total, atau sudah tidak produktif atas seseorang yang
mengakibatkan hilangnya penghasilan. Sebagai perusahaan yang mengelola risiko, dari
ribuan bahkan jutaan peserta yang diasuransikan dengan sistem ta’awuni (sharing of risk),
peserta yang diasuransikan berkontribusi (infak/tabarru) dengan sejumlah dana tertentu yang
ditujukan untuk menolong peserta asuransiyang tertimpa musibah. Kontribusi dari peserta
yang diasuransikan dimasukkan ke dalam dana tabarru, dan perusahaan tidak berhak
sedikitpun mengambil atau memanfaatkan dana tersebut, sehingga dalam sistem ini tidak
terjadi gharar (ketidakpastian), riba, dan maisir (judi atau untung-untungan), bahkan
mengimplementasikan konsep “wata’awanu alal birri wattaqwa”.

Penelitian ini di buat dengan cara melihat, membaca, memahami isi jurnal serta
mengembangkan dari hasil tiga jurnal yang sudah di publish. Penelitian ini bertujuan untuk
menggabungkan dan menganalisis hasil dari tiga jurnal yang berbeda judul untuk di jadikan
dalam satu judul besar yakni STRATEGI PENGEMBANGAN ASURANSI SYARIAH.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN STRATEGI

adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan


perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu. Di dalam strategi yang
baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung
yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam
pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan
dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih
singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata
tersebut. Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan Misi, walaupun strategi biasanya lebih
terkait dengan jangka pendek dan jangka panjang.
Pengertian strategi dapat dibagi menjadi dua yaitu pengertian strategi secara umum
dan khusus
 Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

 Pengertian Khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)
dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir
selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan.

Strategi sebagai cara yang harus dilakukan agar memungkinkan memperoleh yang
optimal, efektif, dan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.2 Alfred Chandler melihat strategi
merupakan bentuk penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan,
dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dan tujuan.3

2
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian,dan Masalah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 102.
3
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 2009), h. 339

6
B. PENGERTIAN STRATEGI MENURUT PARA AHLI

1. Menurut Carl Von Clausewits (Carl Philipp Gottfried) (1780-1831)


Strategi merupakan penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan
(“the use of engagements for the object of war”).

2.Menurut bussinesdictionary

Strategi merupakan metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan
yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi untuk masalah.

3.MenurutCraig Craig & Grant (1996)

Strategi merupakan penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang (targeting and long-term
goals) sebuah perusahaan dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran dan tujuan (achieve the goals and objectives).

4. Menurut Siagian (2004)

strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh
manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

5. Menurut Johnson and Scholes

strategi adalah arah dan ruang lingkup sebuah organisasi dalam jangka panjang yang
mencapai keuntungan bagi organisasi melalui konfigurasi sumber daya dalam
lingkungan yang menantang, untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memenuhi
harapan pemangku kepentingan.

6. Menurut Stephanie K. Marrus

Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

Secara Etimologi, Strategi berasal dari turunan kata dalam Bahasa Yunani
yaitu Strategos, yang berarti ‘Komandan Militer’ pada zaman demokrasi Athena. Karena
pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian
berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya
sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dll.

C. PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH

Pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246 dijelaskan


bahwasanya asuransi adalah “suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan

7
yang diharapkan, yang mungkin akan di deritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu”4. Asuransi syariah merupakan suatu cara dalam mengelola risiko yang
dimungkinkan datang yang sesuai dengan syariat, saling menolong antar sesama yang
melibatkan peserta dan operator5. Jadi dalam pengertian ini ada kelompok yang
berperan sangat dalam Asuransi syariah melibatkan Masyarakat umum, peserta
asuransi dan operator.
Dewan Syari’ah Nasional pada tahun 2001 telah mengeluarkan fatwa
mengenai asuransi syariah. Dalam fatwa DSN No. 21 / DSN-MUI / X / 2001 bagian
pertama mengenai Ketentuan Umum angka I disebutkan pengertian asuransi syari'ah
(ta'min, takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong
diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru'
yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syari’ah.6
Asuransi Syariah, pada asuransi yang dikenal dengan nama lainnya adalah
asuransi ta’awun ini yang dikejar bukanlah keuntungan namun tujuannya adalah
sosial. Yaitu, para peserta atau pelakunya saling bahu membahu dan tolong menolong
dalam menghadapi suatu musibah yang kedatangannya tidak bisa dipastikan secara
pasti. Pada praktiknya peserta menanggung (menjamin) dirinya sendiri. Adapun peran
perusahaan hanya sebagai penengah diantara para peserta asuransi atau nasabah-
nasabah yang tertanggung7. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara asuransi
syariah dengan asuransi yang lainnya.
Beberapa prinsip Asuransi Syariah yang harus dijadikan pedoman dalam
mewujudkan kesejahteraan sesama peserta asuransi adalah sebagai berikut :
1. Saling bertanggung jawab, tanggung jawab setiap muslim merupakan kewajiban.
Tanggung jawab yang dimaksud, dapat muncul dari adanya sikap saling menyayangi,
saling mencintai, saling membantu, dan saling meningkatkan kebersamaan sesama
muslim.
2. Saling bekerja sama dan saling membantu, kerja sama dimaksud adalah saling
menguntungkan atau saling menanggung risiko. Islam mengajarkan betapa
pentingnya kerja sama di antara warga masyarakat dalam banyak hal. Misalnya,
diungkapkan bahwasanya bilamana seseorang berutang untuk hal yang baik,
kemudian tidak mampu untuk melunasinya maka menjadi kewajiban umat islam
untuk membantu membayarnya secara bersama-sama.
3. Saling melindungi, yaitu orang yang kuat melindungi yang lemah, orang kaya
melindungi orang miskin, pemerintah menjadi pelindung terhadap kesejahteraan dan
keamanan rakyatnya.
4. Mewujudkan keselamatan, keselamatan dimaksud bersifat komprehensif sehingga
setiap warga masyarakat islam harus memiliki pemikiran untuk saling menolong dan
bekerja sama atau memiliki prinsip yang dapat menumbuhkan perasaan dan pemikiran
saling menolong.

4
Ali, Z. Hukum Asuransi Syariah. (Jakarta: Sinar Grafika, 2008). Hal.1
5
Iqbal, M. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. (Jakarta: Gema Insani Press, 2005). Hal.2
6
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia NO: 21/DSN-MUI/X/2001. 2001. FATWA DEWAN SYARI’AH
NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001. http://mui.or.id/wpcontent/uploads/files/fatwa/21-
Pedoman_Asuransi_Syariah.pdf (June 23, 2019).
7
Al-Bugha, M. D. Buku Pintar Transaksi Syariah. (Damaskus: Darul Musthafa, 2009). Hal 83.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Sejatinya suatu bisnis atau usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis atau usahanya
memiliki satu tujuan yang hendak dicapai, salah satu diantaranya mewujudkan harapan dan
cita-cita untuk maju dan berkembang. Demikian halnya pada kegiatan bisnis asuransi.
Kemampuan industri asuransi dalam menghadirkan pelayanan yang terbaik, merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam upaya untuk menangkap peluang dan
memanfaatkan pertumbuhan ekonomi, menggapai harapan dan cita-cita perkembangan dan
kemajuan industri perasuransian di Indonesia.

Adapun suatu perusaan harus menyiapkan strategi terbaik untuk dapat mencpai tujuan
dari perusahaan. Strategi sebagai cara yang harus dilakukan agar memungkinkan memperoleh
hal yang optimal, efektif, dan dalam jangka waktu yang relatif singkat serta tepat menuju
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Alfred Chandler melihat strategi merupakan bentuk
penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Stephane K. Marrus, mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana


para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dari
beberapa definisi strategi tersebut, dapat dimaknai bahwa strategi sebagai proses penetapan
cara untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang organisasi

Perumusan strategi oleh perusahaan memerlukan model strategi sebagai penjelas dari
proses manajemen strategi. Wheelen dan Hunger mengembangkan model manajemen strategi
dalam empat tahap, yaitu : environmental scanning, strategy formulation, strategy
implementation, dan evaluation and control. Tahap pemindaian lingkungan (environmental
scanning) yaitu kegiatan pemantauan (monitoring), pengevaluasian serta penyebaran
informasi yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan kepada
personel kunci (key people) di dalam perusahaan. Lingkungan eksternal mencakup
lingkungan sosial dan lingkungan kerja. Lingkungan sosial merupakan lingkungan eksternal
perusahaan yang tidak akan memberi pengaruh terhadap implementasi strategi perusahaan
dalam jangka pendek, tetapi akan mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi
perusahaan dalam jangka panjang

Tahap perumusan strategi (strategi formulation), secara berkala perusahaan mengkaji


kembali misi dan tujuan perusahaan serta merumuskan strategi yang sesuai dengan misi dan
tujuan dari perusahaan. Perumusan strategi melalui pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Sementara pada tahap implementasi strategi (strategy
implementation) sebagai proses di mana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya
dalam tindakan dilakukan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Tujuan

9
dan strategi perusahaan yang telah dibuat akan dapat diimplementasikan dengan baik apabila
tujuan dan strategi tersebut dituangkan ke dalam rangkaian kegiatan dalam bentuk program
yang terjadwal jelas, memiliki alokasi sumber daya yang dituangkan dalam bentuk anggaran
(budget) sebagai pendukung setiap program.

Asuransi atau Takaful praktiknya sudah ada sebelum Islam berkembang. Asuransi
sendiri dikenal dengan al-aqilah. Berkembangnya asuransi syariah atau takaful sangat cepat
di dunia khususnya Indonesia (Ramadhani 2015). Hal tersebut membuat asuransi cukup
banyak diminati masyarakat. Masyarakat mengetahui bahwa dengan praktiknya, takaful
sebagai lembaga keuangan asuransi syariah memiliki azas-azas transaksi yang membuat
timbulnya rasa tenang karena aman, rasa saling tolong-menolong antar sesama,bersikap adil,
bisa saling menguntungkan antar sesama pemegang polis maupun perusahaan asuransi
sendiri. Adapun menurut Sukmadilaga & Nugroho (2017) azasazas transaksi syariah adalah
sebagai berikut: (i) Persaudaraan (ii) Keadilan, (iii) Kemaslahatan (iv) Keseimbangan (v)
Universalisme.

Selanjutnya di dalam aterdapat seorang Dewan Pengawas Syariah dalam asuransi


syariah ini dengan tujuan untuk tetap menjalankan kegiatan usaha dalam aturan syariah atau
Islamiah. Selain itu, peran agen asuransi sangat diperlukan untuk meningkatkan eksistensi
asuransi syariah. Suatu usaha dalam menjalankan kegiatan usahanya memiliki tujuan yang
hendak dicapai yaitu harapan dan cita-cita untuk maju dan berkembang. Faktor yang dapat
membuat industri asuransi syariah maju dan berkembang dengan memberikan pelayanan
yang terbaik dan adanya peluang dalam memanfaatkan pertumbuhan ekonomi, mencapai
harapan dan cita-citanya di Indonesia8. Selain itu dalam aspek pemasaran yang merupakan
kegiatan utama pada perusahaan merupakan salah satu kesalahan besar bagi para pelaku
bisnis yang tidak memperhatikan aspek pemasaran dimana dapat meningkatkan eksistensi
asuransi syariah (Kotler 1994). Pada sisi lain sumber daya manusia di bidang syariah masih
belum dapat memenuhi kebutuhan industri syariah Dengan demikian jumlah pegawai dengan
kemampuan dan kapasitas baik memahami transaksi keuangan atau produk-produk dari
asuransi serta pemahamannya dari aspek syariah masih terbatas

Aktivitas pemasaran produk asuransi syariah tidak luput dari bantuan jasa agen
pemasaran yang memasarkan produk asuransi syariah, sebagai perannya bukan hanya sebatas
pada pemasaran saja namun juga kepada pelayanan kepada calon peserta. Oleh karena itu,
diperlukan pemahaman yang baik dan benar dalam meningkatkan peran seorang agen
asuransi syariah. Berikut merupakan tugas dan kewajiban dari seorang agen asuransi dalam
memasarkan produk asuransi syariah dengan baik dan benar:

 Seorang agen mempunyai tugas dan kewajiban untuk memasarkan kepada


masyarakat serta membuat mereka yakin dan percaya dalam memilih produk
asuransi. Agen asuransi mempunyai akses sebagai jembatan yang memberikan
informasi kepada masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masih banyak

8
Rahman, Zuriah Abdul. 2009. “Takaful : Potential Demand and Growth Growth.” Journal of King Abdulaziz
UniversityIslamic Economics 22(1): 55–72.

10
masyarakat yang belum tersentuh niatnya dalam memilh produk asuransi di
syariah.
 Adanya kegiatan promosi, memberikan informasi sampai dengan menjual
produk asuransinya kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga
citra perusahaan asuransi syariah. Kegiatan tersebut harus dilakukan secara
bersama-sama tanpa menghilangkan satu kegiatan serta menjauhkan dari
kesalahan yang fatal dilakukan para agen. Dampak dari kesalahan yang dibuat
dapat merusak citra perusahaan asuransi. Seorang agen asuransi harus terampil
dalam memasarkan sebuah produk asuransinya, sehingga hal tersebut menjadi
unsur utama yang berfungsi menjaga citra dan reputasu perusahaan serta
eksistensi asuransi syariah di Indonesia.

Kita juga perlu memahami dan mengetahui kondisi lingkungan


masyarakat di Indonesia untuk dapat menyebarluaskan asuransi syariah agar dapat lebih
dikenal oleh orang orang. Karena Dengan mengetahui kondisi hubungan masyarakat dengan
asuransi syariah, maka ada beberapa upaya atau strategi yang harus dilakukan seorang agen
asuransi syariah untuk mengembangkan asuransi syriah diantarnya sebagai berikut:

 Meningkatkan Kesadaran masyarakat akan kebutuhan asuransi yang masih


rendah. Peran agen asuransi dapat melalui pendampingan yang memberikan
informasi kepada peserta asuransinya, misalnya mengadakan workshop
dengan tema keuntungan dan manfaat berasuransi syariah. Dengan begitu,
diharapkan masyarakat memahami dan mengetahui akan pentingnya manfaat
serta keuntungan berasuransi syariah.
 Membuat masyarakat memiliki kesadaran dengan menyusun strategi
komunikasi berdasarkan tingkat pendidikan dan pendapatan. Cara yang dapat
digunakan untuk dapat menyusun strategi adalah dengan melihat latar
belakang pendidikan calon peserta serta tingkat pendapatannya. Dengan begitu
dapat dengan mudah seorang agen asuransi untuk memberikan pemahaman
sehingga calon nasabah asuransi syariah tertarik dan menjadi mitra.
 Membantu para peserta untuk dapat memahami dan yakin akan ilmu yang
didapat dari agen asuransi syariah. Hal tersebut dikarenakan masih ada
keraguan di masyarakat untuk dapat menyampaikan apa yang sudah
didapatnya tentang asuransi syariah. Selain itu, seorang agen juga harus
membuat para peserta percaya akan pengetahuan yang didapat sehingga
ilmunya dapat dibagikan kepada keluarga, masyarakat atau calon peserta
lainnya.

Peluang yang besar bagi asuransi syariah dimana dengan jumlah peserta yang masih
minim dapat menjadikan sebagai tantangan untuk meningkatkan pangsa pasar. Hal tersebut
sangat sejalan dengan berbagai keperluan masyarakat seperti: kebutuhan akan
menyekolahkan anak-anak setinggi mungkin, meningkatnya biaya kesehatan yang tidak bisa
kita biarkan begitu ketika memang musibah sakit datang, serta kebutuhan lainnya yang
diperlukan untuk menunjang kehidupan yang lebih baik. Selain itu dengan jumlah penduduk
mayoritas Islam di Indonesia menjadikan peluang bagi asuransi syariah untuk dapat

11
mempromosikan dirinya. Hal ini dikarenakan seorang muslim yang paham dengan ajaran
Islam pasti akan memilih yang sesuai dengan ajaran Islam dan melaksankannya secara
totalitas-kaffah.

Begitu juga dengan keputusan untuk berasuransi yang dibutuhkan untuk masa depan
pasti lebih memilih yang sesuai ajaran Islam daripada konvensional. Dimana para calon
peserta telah memahami perbedaan prisnip asuransi syariah dengan asuransi konvensional,
apalagi dalam masalah kehalalannya. Konsep asuransi syariah yang memiliki keunggulan
dalam memenuhi rasa keadilan merupakan peluang untuk berkembang, misalnya dengan
adanya konsep bagi hasil dalam asuransi syariah dimana jumlah yang dibagi sesuai dengan
proporsi hasil yang didapat sehingga tidak ada yang dirugikan). Dengan adanya bagi hasil
dapat membuat perusahaan asuransi syariah bertahan terhadap krisis ekonomi tahun 1997,
oleh karena itu sudah banyak perusahaan asuransi konvensional yang mulai melirik produk
asuransi syariah Konsep yang sesuai dengan syariah dan bersifat universal dapat menjadikan
asuransi syariah tidak hanya akses oleh negara yang berpenduduk mayoritas muslim saja
melainkan di negaranegara yang non muslim.

Peluang dari usaha asuransi syariah sudah tersebar dibeberapa negara yaitu hingga
kini sekitar empat puluh lima negara sudah memasukinya, yaitu Singapura, Swiss, Amerika
Serikat, dan lainnya. Di Indonesia mempunyai keunggulan konsep asuransi syariah dalam
memenuhi peningkatan tuntutan fairness atau rasa keadilan dari masyarakat, jumlah
penduduk beragama Islam di Indonesia lebih dari 270 juta orang, meningkatnya kesadaran
khususnya masyarakat yang membutuhkan jasa asuransi. Asuransi Syariah di Indonesia
merupakan peluang bisnis yang prospektif karena seiring dengan perkembangan ke arah
stabilitas politik dan ekonomi, dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia
merupakan salah satu portofolio investasi yang mulai kembali dilirik para investor manca
negara.. Di lain pihak, sebagian umat Islam memerlukan jaminan bahwa segala interaksi
muamalah yang dilakukannya dalam upaya mencapai kesejahteraannya, sesuai dengan
syariah. Kebutuhan akan lembaga keuangan Islami bertambah kuat seiring dengan
berkembangnya sektor industri jasa keuangan secara umum.

12
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari jurnal ini adalah bahwa strategi dalam
menumbuhkan minat masyarakat pada Asuransi Syariah meliputi strategi kerja sama dengan
perbankan dan lembaga keuangan lainnya, pelayanan yang cepat, dan kemudahan dalam
mengurus persyaratan. Ketiga strategi tersebut masuk dalam perspektif pelanggan.
Perhitungan perspektif pelanggan pada balanced scorecard skor tertinggi dibandingkan
dengan tiga perspektif lainnya, yaitu sebesar 30%. Dari ketiga strategi tersebut strategi yang
lebih strategis adalah strategi pelayanan dan strategi kemudahan dalam mengurus
persyaratan. Sedangkan ketiga perspektif yang lain tidak berpengaruh secara strategis yaitu
perspektif finansial, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan memperoleh skor dengan jumlah ketiganya sebesar 54%. Dari keempat
perspektif balanced scorecard yang digunakan secara keseluruhan didapatkan hasil skor
sebesar 84%, hasil tersebut sudah optimal dalam mencapai target yang sudah ditentukan oleh
perusahaan.

Terkait dengan pertumbuhan minat masyarakat, pada dasarnya minat masyarakat


awalnya lebih terwakilkan oleh minat perbankan syariah terdahulu untuk pengcoveran
produknya. Selanjutnya merujuk pada minat masyarakat untuk memakai jasa Asuransi
Syariah agar semasa pengajuan pembiayaan di bank dapat terlindungi apabila terjadi resiko.
Minat tersebut muncul dipengaruhi oleh kebutuhan dan pelayanan cepat yang diberikan oleh
Asuransi Syariah serta kemudahan dalam proses klaim yang tidak sulit sepanjang
persyaratannya dilengkapi dengan manfaat apabila nasabah meninggal dunia sebelum
pembiayaan jatuh tempo dan belum lunas, hutang yang belum lunas tersebut akan dibayarkan
secepat mungkin serta dengan diadakan kunjungan ke lembaga dan gathering, lembaga mitra
akan terus menjaga loyalitas untuk memakai jasa Asuransi

Upaya meningkatkan eksistensi serta potensi pasar asuransi syariah dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut:

1. Asuransi syariah harus memiliki dasar hukum yang khusus dan masih sangat minim untuk
mengatur asuransi syariah.

2. Masih minimnya pemahaman masyarakat dan kesadaran mengenai asuransi syariah


sehingga peran agen asuransi syariah sangat diperlukan untuk menjembatani informasi
kepada masyarakat tentang produk, sistem, kegunaan, manfaat asuransi syariah.

3. Seorang agen asuransi juga berperan memberikan solusi serta pelayanan yang terbaik
terhadap calon peserta dalam memilih produk asuransi syariah.

13
4. Pelayanan yang terbaik untuk calon peserta yaitu memberikan pemahaman yang benar
sesuai praktik tanpa adanya rekayasa.

seorang agen asuransi syariah berperan dalam memberikan pemahaman yang benar tentang
asuransi syariah kepada calon peserta atau masyarakat. Pemahaman yang dilandasi dengan
kebenaran praktik yang juga dilakukan seorang agen asuransi syariah sendiri. Dalam
memberikan pemahaman kepada calon peserta atau masyarakat, seorang agen asuransi
syariah tidak diperkenankan untuk merekayasa pemahaman karena hal tersebut melanggar
kode etik seorang agen asuransi syariah

14
BAB V

PENUTUP

Strategi pengembangan asuransi syariah sangat berpengaruh terhadap kepercayaan


masyarakat terhadap asuransi syariah, hanya saja masih banyak masyarakat yang kurang
memahami dan mengerti apa itu asuransi syariah. Oleh Karena itu peran agen asuransi
syariah sangat amat berpengaruh terhadap kepercaan masyarakat kepada asuransi syariah di
Indonesia.

15
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

AASI. (2014). Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah. Dipetik January 31, 2016, dari
http://www.aasi.or.id/aset/img/upload/data bisnis asuransi dan reasuransi syariah/Data Bisnis
Asuransi dan Reasuransi Syariah AASI Q4 2014. Pdf

Malayu S.P. Hasibuan. 2014. Manajemen Dasar, Pengertian,dan Masalah. Bumi Aksara.
jakarta

Pandji Anoraga. 2009. Manajemen Bisnis. PT. Renika Cipta. Jakarta.

Ali, Z. 2008. Hukum Asuransi Syariah. Sinar Grafika. jakarta

Iqbal, M.2005. Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. Gema Insani Press. jakarta

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia NO: 21/DSN-MUI/X/2001. 2001.


FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 21/DSN-MUI/X/2001.
http://mui.or.id/wpcontent/uploads/files/fatwa/21- Pedoman_Asuransi_Syariah.pdf (June 23,
2019).

Al-Bugha, M. D. 2009. Buku Pintar Transaksi Syariah. Darul Musthafa. Damaskus

Rahman, Zuriah Abdul. 2009. “Takaful : Potential Demand and Growth Growth.” Journal of
King Abdulaziz UniversityIslamic Economics

16

Anda mungkin juga menyukai