Anda di halaman 1dari 37

INVESTASI SAHAM,

DEVIDEN

#Akuntansi Perpajakan
Materi #2:
AKUNTANSI PERPAJAKAN

8 Persediaan

9 Aktiva Tetap

10 Revaluasi Aktiva Tetap

11 Penggabungan, Peleburan, Pemekaran dan Likuidasi

12 Investasi Saham dan Dividen

13 Sewa Guna Usaha

14 Akuntansi Jasa Konstruksi


Akuisisi Saham
Tidak ada pengaruh Nilai Wajar /
<20% Instrumen Keuangan Metode Cost

Akuisisi Pengaruh signifikan


20 < 50% Metode Ekuitas
saham Perusahaan Asosiasi

Pengendalian
>50% Anak Perusahaan
Konsolidasi
<20%
Tidak ada pengaruh
20 < 50%
Pengaruh signifikan
>50%
Mengendalikan

PSAK 50, 55, 60 PSAK 15


PSAK 22/38
Investasi Asosiasi 3
Notes Akun Akuisisi Saham

PSAK 50,55, 60

PSAK 22

PSAK 15
Berbagai Jenis Investasi Saham
Berdasarkan Tujuannya
Diperdagangkan IS

Market value adjustment

Tersedia untuk dijual OCI

Tujuan
Investasi
Memiliki pengaruh signifikan
Market value adjustment
not utililized

Mengendalikan

Pencatatan laba/rugi dalam IS vs OCI … apa bedanya..?

5
Aplikasi Aturan
Pajak Dalam
Akuisisi Saham

6
Akuisisi Saham

Outstanding share Capital Gain

Akuisisi
saham

Bukan
Setoran tunai objek pajak
Setoran
modal Pasal 10 (5)
Inbreng UU PPh

7
Matriks Pemotongan PPh Penjualan
Saham Perusahaan Indonesia

P E M B E L I

P Penghasilan lain- Penghasilan lain-lain


E lain Tarif PPh ps. 17 Tarif PPh ps. 17

N
J KMK 434 / 1999 KMK 434 / 1999
U Dipotong pembeli Dipotong perusahaan yang
sahamnya dijual
A PMK 258/2008

L 8
KMK PENJUALAN

434 SAHAM OLEH


WPLN
Transaksi
Perseroan Terbatas Dalam Negeri yang sahamnya diperjualbelikan oleh pemegang saham
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) dan tidak berstatus sebagai Emiten atau Perusahaan
Publik

Pihak Pemotong Pajak


Penghasilan dari penjualan saham di dalam negeri yang diperoleh atau diterima WPLN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), dipotong pajak oleh pembeli yang
ditunjuk sebagai pemotong pajak dan kepadanya diberikan bukti pemotongan PPh Pasal
26.

Dalam hal pembelinya adalah WPLN, maka yang ditunjuk sebagai pemungut pajak
adalah Perseroan.
Tarif Pajak
Atas penghasilan dari penjualan saham Perseroan yang diperoleh WPLN selain Bentuk
Usaha Tetap (BUT) dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari perkiraan
penghasilan netto.

Terhadap WPLN berkedudukan di negara-negara yang telah mempunyai Persetujuan


Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, maka pemotongan pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dilakukan apabilan berdasarkan P3B yang
berlaku, hak pemajakannya ada pada pihak Indonesia.

Besarnya perkiraan penghasilan netto sebagaimana dimaksud diatas adalah 25 % (dua


puluh lima persen) dari harga jual, sehingga besarnya PPh Pasal 26 adalah 20 % x 25 %
atau 5 % (lima persen) dari harga jual.

Pembayaran PPh sebagaimana dimaksud di atas bersifat final.


Kewajiban Pemotongan KMK 434

Pembeli WPDN (1) Pembeli WPLN (2)


PPh pasal 26 atas Transaksi pengalihan Saham PT ABC PPh pasal 26 atas Transaksi pengalihan Saham PT ABC
dari CDE Ltd ke PT XYZ dipotong oleh PT XYZ dengan dari FGH Ltd ke HIJ Ltd disetorkan oleh PT ABC dengan
menggunakan tarif efektif 5% dari harga jual. menggunakan tarif efektif 5% dari harga jual.

Pihak yg sahamnya Pihak yg sahamnya


diperjual belikan diperjual belikan
CDE LTD (WPDN) FGH LTD (WPDN) HIJ LTD
PT XYZ Pihak Penjual
Pihak Penjual Pihak Pembeli
(WPLN) (WPLN)
(WPLN) Pihak Pembeli
(WPDN)
Analisis KMK 434

Pihak Pembeli
Pemotong
Pihak Penjual
(WPDN)
(WPLN)

Pihak Penjual Pihak Pembeli


(WPLN) (WPLN)
50% 50% 50% 50%

Pemotong
Sumber Informasi

SUMBER DATA 02
SUMBER DATA 04
Data KPPU
Infrmasi lain;
SUMBER DATA 01 Internet, Surat
kabar, dsb
Lampiran V SPT SUMBER DATA 03
Tahunan PPh
Badan Data Bursa
Langkah Analisis KMK 434

STEP 02 STEP 04
Cari nilai transaksi atas Hitung kekurangan
perubahan saham pembayaran wajib
tersebut. Dan hitung PPh pajak
STEP 01 terutang sesuai KMK 434 STEP 03
Konfirmasi Identifikasi
Perubahan Saham Pembayaran PPh 26
pada data terkait ayat 2 yang telah
seperti SPT, Lapkeu, dilakukan wajib pajak
data KPPU dsb sehubungan dengan
transaksi
Contoh Soal

Perintah;

Hitunglah PPh terutang sehubungan


dengan transaksi pengalihan saham
tersebut

Jawab
PPh terutang = USD100.000 X 20% X 25% = USD 5.000
Pemotongan PPh Pasal 26 tersebut merupakan kewajiban dari PT Recapital Advisors
Perlu Diperhatikan

1 Analisis perubahan pemegang saham pada lampiran V dan /atau investasi pada VI SPT tahunan

Analisis Laporan Keuangan dan sumber informasi internal / eksternal lainnya untuk mendapatkan
2
nilai transaksi sebenarnya. Apabila diperlukan dapat meminta bantuan fungsional penilai.

Lakukan pengujian nilai pertambahan goodwill dan aset diakuisisi dengan harga akusisi investasi
3
untuk menguji kebenaran nilai akuisisi.
Akuisisi Saham Berdasarkan
Pasal 18 ayat (3c) UU PPh

RCA Ltd non-recognition

B 2 1
BVI
Beli saham RCA Pemilik saham
Ltd 100% 200 Jual 100%
milyar saham 10 milyar
PPh..?
PT DM Tbk. PT HGJ

Bandingkan
recharacterization
PPh..?
A PT DM Tbk.
Beli 100% saham PT HGJ
PT HGJ
18
200 milyar
Prinsip Pendekatan Koreksi – Special Anti Avoidance Rule
non-recognition or recharacterization

Menentukan utang
Pasal 18 ayat (3)
sebagai modal

Rekarektisasi

Pasal 18 ayat (3c) Substance over form

19
PASAL ANALISIS

18 SUBSTANSI UTANG
ATAU MODAL
Utang atau Setoran Modal?

Pemegang Saham

Utang Setoran
Modal

• Dividen
• Bunga Pinjaman
• Kerugian selisih kurs
Substansi Pinjaman
“Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali Form
besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang
sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak
lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak

Liabilities
dipengaruhi oleh hubungan ……...”
(Pasal 18 ayat 3 UU PPh)
Atau
“……………………………………………………………………………………………….……...”
Where the economic substance of a transaction differs from its form. In
such case the tax administration may disregard the parties Equity
characterisation of the transaction and re-characterise it in accordance
with its substance. An example of this circumtance would be an investment
in an associated enterprise in the form of interest-bearing debt when, at
arm’s length, having regard to the economic circumtances of the borowing
company, the investment would not be expected to be structured this way.
In this case it might be appropriate for a tax administration to characterise
yhe investment in accordance with its economic substance with the result
that the loan may be treated as a subscription of capital...”
(Paragraf 1.65 OECD Guidelines tahun 2010)
Karakteristik Utang dan Modal

Hak Investor Saat


Pengembalian Imbalan Pengendalian
Likuidasi

Imbalan dari utang harus Dalam keadaan likuidasi,


Dana akan dikembalikan Pemberi utang (Kreditor)
tetap dibayar meskipun pemberi utang (kreditor)
Utang dalam jangka waktu yang tidak memiliki kontrol atas
penerima utang dalam memiliki hak prioritas
telah ditentukan perusahaan
keadaaan merugi untuk atas aset

Imbalan dari penyertaan Hak pemberi modal Pemberi modal


Dana hanya akan (pemegang saham)
modal tergantung dari (pemegang saham) atas
Modal dikembalikan pada saat
performa usaha penerima aset merupakan hak tagih memiliki kontrol atas
likuidasi perusahaan
modal terakhir setelah kreditor
Panduan Menguji Substansi Pendanaan
Hak dan Kewajiban dalam Transaksi
1 Apabila pemberi dana memiliki hak dan kewajiban yang serupa
dengan hak dan kewajiban sebagai pemegang saham, instrumen
investasi tersebut diperlakukan sebagai modal
Pembayaran Pokok Investasi
2 Apabila pokok investasi dikembalikan dalam waktu yang singkat
atau berdasarkan permintaan pemberi dana, dapat menjadi indikasi
bahwa investasi tersebut bukan merupakan modal

Tujuan dari Pemberian Dana


3 Suatu instrumen dapat diklasifikasikan sebagai modal jika dana
yang berasal dari instrumen tersebut digunakan untuk pembelian
aset tetap yang memiliki masa manfaat yang panjang dan
berhubungan dengan bisnis inti dari perusahaan penerima dana

Perjanjian Tertulis
4 Apabila tidak terdapat perjanjian tertulis investasi, instrumen
investasi tersebut dapat diindikasi sebagai modal
Sumber: Anton Joseph,”Transfer Pricing, Thin Capitalization and Debt-Equity
Rules,”Intenational Transfer Pricing Journal, (2008):354. Andy Darussalam 20130
Kemampuan memperoleh dana dari pihak
5 independen
24
Analisis Utang atau Modal

Apabila berdasarkan analisis substansi hutang atau modal


tersebut, disimpulkan bahwa akun hutang Pemegang saham
tersebut secara substansi seharusnya merupakan kriteria
dari modal,

Maka hutang tersebut secara pajak dapat dianggap sebagai


Modal sehingga Bunga Pinjaman dan Kerugian Selisih Kurs
sehubungan Hutang tersebut dapat dikoreksi fiskal positif.

POTENSI
Perlu Diperhatikan

Analisis eksistensi transaksi utang dengan uji arus kas masuk dan keluar atas
1
pokok utang dan bunga

2 Analisis substansi utang atau modal

3 Analisis perbandingan utang terhadap ekuitas sesuai PMK 169


Aspek Pajak
atas Deviden

27
Aspek Pajak atas Dividen
PEMBAGIAN
DIVIDEN

WP Orang Pribadi WP Badan

Koperasi PT Selainnya

Kepemilikan ≥ 25%
Dari Modal disetor
Tidak Terpenuhi

Cadangan Saldo Laba

10% Final PPh Ps 4 (2) Bukan Objek PPh PPh 23=15%

PPh 26=20% atau P3B WP Luar Negeri PPh 26=20% atau P3B
PPh final pasal 17 ayat 2c UU PPh
Penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri :
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang menerima atau
memperoleh penghasilan berupa dividen, maka atas penghasilan dividen
tersebut dipotong PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final sebesar 10%
dari penghasilan bruto sebagaimana diatur dalam PP No. 19 Tahun 2009
tanggal 9 Februari 2009

29
Dividen yang Dikecualikan dari Objek
Pajak
Pada penjelasan sebelumnya, sudah dijelaskan mengenai pengertian
dividen serta dividen yang termasuk objek pajak penghasilan. Namun, UU
PPh memberikan pengecualian atas dividen tertentu yang tidak termasuk
objek pajak penghasilan. Berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh,
bahwa yang dikecualikan dari objek pajak adalah dividen atau bagian laba
yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak
dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik
daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

• Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan


• Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan
yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen)
dari jumlah modal yang disetor.
30
Contoh Soal
PT. ABC (tidak terdaftar di Bursa Efek
Indonesia) pada tanggal 4 Mei 2017
mengumumkan pembagian dividen dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada
tanggal 13 Agustus 2017 perusahaan
membagikan dividen tunai kepada para
pemegang sahamnya, yang mana dividen
tersebut berasal dari cadangan laba yang
ditahan. Total jumlah dividen yang dibagikan
adalah sebesar Rp.1.000.000.000,-. Susunan
pemegang saham beserta prosentase
kepemilikan sahamnya adalah sbb :

31
Tanggal penting
((PMK 242/PMK.03/2014 dan PMK 243/PMK.03/2014 stdtd NOMOR 9/PMK.03/2018)

Setor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya


setelah Masa Pajak berakhir
(dipotong oleh pemotong)
paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
(dibayar sendiri)
Lapor paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa
Pajak berakhir
32
UU Cipta Kerja

Anda mungkin juga menyukai