Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyusun
skripsi S1 Program Studi Ekonomi Pembagungan
Diajukan oleh:
PUTU BELZA MEILIANA PUTRI
NIM: 1707512089
nasional dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan
peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat (Laksmi,
ekonomi yang telah dilaksanakan oleh suatu daerah (Mentari, 2016). Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi merupakan salah satu tujuan penting dari kebijakan ekonomi
belakang baik dari segi sumber daya alam, ekonomi, geografis, sosial dan budaya.
Perbedaan inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai macam indikator yang dapat
disebabkan oleh adanya masalah pemerataan pembangunan ekonomi, hal ini terjadi
sistem pemerintahan daerah dapat dilihat dengan adanya peningkatan produksi barang
dan jasa yang diukur dengan menggunakan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Karena PDRB merupakan suatu nilai tambah yang dihasilkan dari seluruh
sector dalam wilayah tertentu. Nilai tambah yang dimaksud tersebut meliputi selisih
antara nilai produksi yang dikurangi dengan biaya. Laju pertumbuhan ekonomi
menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2012-2017 dapat dilihat pada
laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,85 persen. Sehingga menjadi kabupaten yang
memiliki laju pertumbuhan ekonomi terendah di Provinsi Bali. Hal ini menunjukkan
lokal. Kabupaten Badung memiliki rata-rata laju pertumbuhan tertinggi sebesar 6,76
persen dan diikuti oleh Kota Denpasar dengan rata-rata sebesar 6,69 persen dan
Gianyar sebesar 6,46 persen. Kabupaten Badung, Gianyar dan Kota Denpasar
memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi
Provinsi Bali yaitu sebesar 6,38 persen. Dapat disimpulkan bahwa adabya disparitas
kabupaten/kota.
Ketimpangan antar daerah merupakan sesuatu hal yang dapat terjadi dalam
kegiatan perekonomian suatu daerah. Karena adanya perbedaan sumber daya alam
daerah yaitu pendapatan asli daerah (PAD), pertumbuhan penduduk dan investasi.
PAD (Fajrii et al., 2016). Suatu daerah yang memiliki perolehan PAD yang tinggi,
maka semakin tinggi pula kemandirian dalam daerah tersebut khususnya dalam
memiliki pertumbuhan perekonomian yang baik. Akan tetapi, ada juga dari fakta
yang terjadi dalam suatu wilayah, masih sulit dalam menyeimbangkan jumlah PAD,
perbedaan potensi yang dimiliki pada setiap daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menurut kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2012-2017 dapat dilihat pada
dalam periode dari tahun 2012-2017. Kabupaten yang memiliki rata-rata perolehan
Pendapatan Asli Daerah terendah adalah Kabupaten Bangli sebesar 78.338.631 ribu
daerah perlu berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah yang salah satunya
dengan penggalian potensi (Khairunnisa, 2011). Oleh karena itu dalam penerimaan
yang maksimal di kabupaten/kota Provinsi Bali. Pendapatan asli daerah (PAD) jika
dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi akan memberikan dampak positif. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata laju pertumbuhan yang cukup tinggi dari tahun ke tahun,
oleh karena itu pendapatan asli daerah (PAD) sangat berperan penting dalam
dikembangkan menjadi tempat wisata atau tempat rekreasi agar dapat meningkatkan
Mawarni dan Syukriy (2013) mengatakan bahwa PAD memiliki pengaruh positif dan
keseimbangan yang dinamis antara dua kekuatan yang dapat menambah atau
perubahan jumlah kelahiran (fertilitas) tetapi secara bersamaan juga akan dikurangi
oleh jumlah kematian (mortalitas) yang dapat terjadi kepada semua golongan umur
dan dalam jangka waktu tertentu (Suartha, 2016). Laju pertumbuhan penduduk
berkaitan dengan jumlah penduduk, dimana laju jumlah penduduk akan memberikan
berkontribusi dalam perekonomian lebih dominan penduduk yang produktif dari pada
kegiatan ekonomi.
Tabel 1.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut kabupaten/kota di Provinsi
Bali Tahun 2012-2017 (dalam %)
Kabupaten/ Tahun
Rata-rata
Kota 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jembrana 0,68 0,67 0,67 0,66 0,62 0,58 0,64
Tabanan 0,63 0,65 0,62 0,6 0,59 0,57 0,61
Badung 2,51 2,43 2,32 2,27 2,2 2,14 2,31
Gianyar 0,98 0,99 0,92 0,93 0,9 0,86 0,93
Klungkung 0,46 0,57 0,51 0,51 0,56 0,39 0,5
Bangli 0,59 0,59 0,59 0,58 0,53 0,58 0,57
Karangasem 0,55 0,52 0,56 0,51 0,51 0,48 0,52
Buleleng 0,63 0,63 0,62 0,6 0,6 0,53 0,6
Denpasar 2,21 2,08 2,05 1,96 1,89 1,89 2,01
Bali 1,25 1,22 1,19 1,16 1,13 1,1 1,17
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2018
Pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk dari tahun
kabupaten yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan penduduk terendah kedua yaitu
sebesar 0,52 persen. Karena Kabupaten Klungkung yang menjadi kabupaten yang
memiliki rata-rata laju pertumbuhan penduduk terendah urutan pertama yaitu sebesar
0,50. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Karangasem dapat mengontrol jumlah
ekonomi yang tinggi. Sedangkan kabupaten yang memiliki rata-rata laju pertumbuhan
penduduk tertinggi adalah kabupaten Badung yaitu sebesar 2,31 persen. Karena
daerah tersebut memiliki banyak industri dan perhotelan yang dapat menyerap tenaga
kerja.
dikemukakan oleh Jones (1995) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tinggi di masa lalu disebabkan oleh tingginya angka pertumbuhan penduduk. Menurut
ekonomi juga ikut meningkat, karena semakin meningkat jumlah penduduk maka
konsumsi suatu daerah akan semakin meningkat sehigga dapat menarik para investor
untuk berinvestasi pada suatu daerah. Akan tetapi Agustini dan Erni (2017)
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka
waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
kontribusi yang besar dalam mendorong kinerja laju pertumbuhan ekonomi Bali,
mendorong timbulnya industri pasokan bahan baku lokal, proses alih teknologi dan
manajemen, serta manfaat bagi investor lokal. Manfaat yang paling menonjol adalah
berkembangnya kolaborasi yang saling menguntungkan dan terjalin antar investor
asing dengan kalangan pebisnis lokal. Berikut dapat disajikan Tabel 1.4 mengenai
berikut.
Jika dilihat pada tabel 1.4 Investasi menurut kabupaten/kota di provinsi Bali, yang
berfluktuasi disebabkan dari dampak kondisi ekonomi dan fenomena yang terjadi saat
itu. Pada tahun 2013 investasi di Kabupaten Karangasem cukup tinggi dimana
Bali sangatlah tinggi. Hal yang berbeda terjadi di tahun 2017 ketika bencana alam
yaitu terjadinya erupsi gunung agung melanda kabupaten Karangasem pada saat itu
Kalimantan Timur dan Sholiah (2014) menyatakan bahwa investasi pemerintah pada
Indonesia. Namun, hasil penelitian tersebut berbeda dengan yang dinyatakan oleh
Fitri (2016) bahwa investasi swasta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka judul yang dapat dirumuskan dalam
Karangasem”
berikut :
Kabupaten Karangasem?
Kabupaten Karangasem?
1) Kegunaan Teoritis
Kabupaten Karangasem
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, bahan acuan bagi
bersumber dari hasil pajak dan retribusi daerah, hasil keuntungan perusahaan milik
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan pendapatan asli daerah lainnya yang
sah. Penerimaan pemerintah dari PAD inilah yang digunakan untuk membiayai
dengan semakin banyak PAD yang diterima pemerintah daerah maka pembangunan
perekonomian daerah tersebut akan semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
pengadaan sarana dan prasarana public yang menunjang seperti jalan raya,
penerangan jalan, dan lain sebagainya. PAD adalah penerimaan daerah dari sektor
pendapatan yang sah. PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari
Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Pendapatan Asli Daerah adalah seluruh
penerimaan dari berbagai usaha Pemerintah Daerah, baik untuk mengumpulkan dana
guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatan rutin maupun
sumber penerimaan asli daerah sendiri perlu terus ditingkatkan agar dapat
kemandirian otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab dapat dilaksanakan.
Pusat dan Daerah, Pendapatan Asli Daerah dapat di peroleh melalui sumber-
sumber dana yang di dapat dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolahan
satu sumber dana pembiayaan pembangunan daerah pada kenyataannya belum cukup
asli daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang
bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi Daerah, basil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, yang
yaitu.
1) Intensifikasi, suatu upaya yang dapat dilakukan dengan meningkatkan
bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, dengan tujuan untuk
meliputi :
1) Pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh
daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak
digunakan untu pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan
(a) Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air merupakan pajak atas
atas air.
(b) Bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air merupakan
pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermo tor dan kendaraan
di atas air sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak
(c) Pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air adalah
pajak atas bahan bakar yang disediakan atau dianggap digunakan untuk
(d) Pajak air permukaan, air permukaan adalah air yang berada di atas
(e) Pajak rokok merupakan pungutan atas cukai rokok yang pungutannya
ketangkasan, dan/atau keramaian dengan nama dan bentuk apa pun, yang
(e) Pajak penerangan jalan merupakan pajak atas penggunaan tenaga listrik,
(f) Pajak mineral bukan logam dan batuan merupaka pajak atas kegiatan
pengambilan mineral bukan logam dan batuan, baik yang bersumber dari
tempat parkir di luar jalan oleh orang pribadi dan badan, baik yang
(h) Pajak air tanah merupakan pajak atas pengambilan atau pemanfaatan air
tanah.
(i) Pajak sarang burung walet merupakan pajak atas pengambilan atau
(k) Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pungutan atas
2) Retribusi Daerah
Retribusi daerah termasuk salah satu bagian dari pendapatan asli daerah yang
kesejahteraan masyarakat. Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara
memperoleh jasa atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau milik
dilakukan pemerintah daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin
tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk
kepentingan pribadi atau badan (Hariyadi dan Mahaendra Yasa, 2014). Retribusi
(1) Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau
umum, yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jenis-jenis
(2) Retribusi jasa usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan pemerintah
jasa usaha ini dapat pula disediakan oleh sektor swasta. Jenis-jenis retribusi
limbah cair, retribusi tempat rekreasi di atas air, dan retribusi penjualan
(3) Retribusi perizinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu yang
sumber daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi
diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan APBD. Jika
atas pengelolaan tersebut diperoleh laba, maka laba tersebut dapat dimasukkan
sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah. Hasil pengelolaan kekayaan
c) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
dinas. Jenis-jenis pendapatan ini terdiri dari pendapatan bunga, penerimaan atas
pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, penerimaan atas tuntutan ganti rugi
daerah.
antara dua kekuatan yang dapat menambah atau mengurangi jumlah penduduk.
kematian (mortalitas) yang dapat terjadi pada semua golongan umur dan dalam
jangka waktu tertentu (Suartha, 2016). Mobilitas penduduk juga dapat berpengaruh
Terdapat tiga faktor yang dikatakan sebagai unsur integral dari sistem
kependudukan yaitu: (1) struktur penduduk, yaitu distribusi umur dan jenis kelamin;
(2) komposisi penduduk, yaitu ciri-ciri sosio demografi penduduk yang luas
agama; (3) distribusi penduduk, yaitu persebaran dan lokasi penduduk dalam suatu
penduduk adalah jumlah penduduk yang diakibatkan karena jumlah kelahiran yang
perkotaan dan meningkatnya kebutuhan lahan. Dalam mengatasi hal tersebut subsidi
sebuah strategi yang dapat diarahkan untuk percepatan pertumbuhan sosial ekonomi,
kelahiran meningkat dan jumlah penduduk akan berkurang jika jumlah kematian dan
Pt = Po + (B - D) + (Mi – Mo)…………………………………………………….(1)
Dimana:
Po = jumlah penduduk pada waktu terdahulu (tahun dasar)
Pt = jumlah penduduk pada waktu sesudah (tahun ke t)
B = kelahiran yang terjadi pada jangka waktu antara dua kejadian tersebut
D = kematian yang terjadi pada jangka waktu antara dua kejadian tersebut
Mi = migrasi masuk pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
Mo = migrasi keluar pada jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
Malthus menyatakan bahwa dalam jangka waktu tertentu jumlah penduduk
akan melampaui jumlah persediaan bahan pangan yang dibutuhkan dan waktu yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan jumlah penduduk sangat pendek jika tidak dilakukan
pembatasan maka penduduk akan cenderung berkembang menurut deret ukur yang
bahwa jumlah reproduksi penduduk dibatasi oleh jumlah penduduk yang ada disuatu
negara atau wilayah. Apabila kepadatan penduduk tinggi maka daya reproduksi
penduduk di wilayah tersebut menurun, jika kepadatan penduduk rendah maka daya
tidak terkendali akan menimbulkan berbagai masalah dan bambatan bagi upaya-
upaya yang dilakukan, karena pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menyebabkan
cepatnya pertambahan jumlah tenaga kerja dalam suatu wilayah, sedangkan
kemampuan daerah dalam menciptakan kesempatan kerja yang baru sangat terbatas.
(Arsyad, 2004:267).
2.1.3. Investasi
dana yang cukup besar (Yunan, 2012). Namun, Fleisher et al. (2010) mengatakan
bahwa, investasi dapat menjadi salah satu faktor penentu kesenjangan antar wilayah.
output dan nilai tambah sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan
demikian, kegiatan investasi yang dilakukan merupakan indikator penting yang turut
Meningkatkan investasi dapat menyerap tenaga kerja melalui cara produksi yang
optimal (Putra, 2012). Kegiatan Investasi juga merupakan salah satu faktor utama
impor, perbankan, transportasi dan asuransi. Disamping itu faktor pendidikan juga
akan terpacu, sehingga berdampak pada peningkatan sumber daya manusia
(Wiagustini, 2017). Maka semakin baiknya investasi yang ada di suatu daerah akan
sebagai suatu penentu utama pada pertumbuhan ekonomi, dimana investasi atau
permodalan merupakan suatu persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat
dihasilkan maupun diproduksi. Jika dalam jangka waktu tertentu persediaan modal
meningkat maka akan terjadi pembentukan modal pada waktu tersebut dan negara-
negara berkembang akumulasi modal inilah yang serba kekurangan padahal modal ini
karena itu investasi menjadi salah satu factor penting dalam pertumbuhan ekonomi di
penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
perusahaan dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi dalam negeri dan
investasi asing didorong oleh pertumbuhan pendapatan pedesaan di daerah yang kaya
akan sumber daya, yang akhirnya akan memperoleh manfaat dari kenaikan harga
Menurut Rinaldi (2013), salah satu tolok ukur penting dalam menentukan
indikasikan dengan meningkatnya produksi barang dan jasa yang diukur melalui
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Menurut Nanga (2001:237) secara umum
perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa yang biasanya diukur dengan
menggunakan data pendapatan per kapit atau PDRB. Menurut Sukirno (2010:48)
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah
barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan, Suatu
kegiatan ekonominya lebih tinggi dari yang dicapai pada tahun sebelumnya (Putra
Teori ini salah satu teori pertumbuhan modern, teori ini menekankan pentingnya
Panjang dari daerah yang bersangkutan untuk dapat menyediakan berbagai barang
seperti kurva U terbalik. Dimana semakin tinggi koefisien gini maka semakin
Kunzet mengatakan bahwa pada tahap awal pendapatan per kapita terhadap
rendah yang terjadi di daerah pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian
dibandingkan dengan di perkotaan yang didominasi oleh sektor jasa dan industri
dan cara hidup masyarakatnya masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang
rendah, maka dari itu sebagian besar dari sumber daya manusia digunakan
c) Tahap tinggal landas, terjadi perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat
seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau
investasi.
mengalami kemunduran.
Romer, mengatakan bahwa terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam
(a) Akumulasi modal, meliputi semua bentuk dan jenis investasi baru yang
ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya
manusia.
Angkatan kerja.
(c) Kemajuan teknologi, yang dalam jangka waktu tertentu akan terus
berkembang.
tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja
teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang
dalam penelitian ini adalah besarnya pendapatan asli daerah (PAD), pertumbuhan
meningkatkan pendapatan asli daerah PAD (Abimanyu, 2005). Dwi dan Supadmi
(2014), Panji dan Dwirandra (2014) mengatakan bahwa PAD memiliki pengaruh
akan meningkatkan tingkat konsumsi suatu daerah sehingga dapat menarik para
investor untuk berinvestasi pada suatu daerah. Damhudin dan Benardin (2009)
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Suartha dan Murjana Yasa
pertumbuhan ekonomi.
suatu wilayah. Sehingga investasi memiliki hubungan yang erat dengan pertumbuhan
terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana jika semakin tinggi realisasi investasi yang
PAD (X1)
β1
Pertumbuhan Pertumbuhan
Penduduk (X2) β2 Ekonomi (Y)
Investasi (X3) β3
pengaruh simultan
hubungannya dengan dua variabel atau lebih. Hipotesis dapat diuraikan sebagai
berikut.
1) Pendapatan asli daerah (PAD), pertumbuhan penduduk, dan investasi secara
Kabupaten Karangasem
2) Pendapatan asli daerah (PAD) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Metode asosiatif digunakan untuk mencari hubungan pendapatan asli daerah
Kabupaten Karangasem
menggunakan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali
dengan obyek-obyek penelitian, karena jika dilihat dari kepustakaan dapat diketahui
merupakan segala sesuatu yang berbentuk apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk
sebagai berikut.
Karangasem.
secara bersamaan akan dikurangi oleh kematian (mortalitas) yang terjadi pada
semua golongan umur dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam
satuan persen.
3) Investasi (X3)
1) Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
2) Sumber Data
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti melainkan melalui sumber lainnya yaitu beberapa laporan dari BPS
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini yaitu dengan cara
observasi non partisipan. Observasi non partisipan adalah observasi yang hanya
mengumpulkan data yang telah tersedia oleh badan atau lembaga tertentu, di mana
dilakukan dengan cara mengamati, mencatat, dan mempelajari uraian dari buku-buku,
regresi linier berganda dengan cara mengukur pengaruh variabel independent yang
lebih dari satu variabel terhadap variabel dependent (Suyana Utama, 2016:62). Proses
Keterangan :
β0 = konstanta
e = error
serius dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square
(OLS). Tujuan dari penggunaan model regresi ini untuk melakukan prediksi terhadap
variabel dependent (Y), dimana agar prediksi tidak bias, maka perlu dipastikan
apakah model yang digunakan sudah valid dan tidak melanggar asumsi metode
kuadrat terkecil yaitu BLUE (Best, Linear, Unbias, and Estimator) atau asumsi klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. seperti yang diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.
Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
normal atau tidak adalah dengan menggunakan analisis grafik dan uji statistik. Salah
satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
1) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) < 0,05 artinya data residual tidak berdistribusi
normal
2) Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) > 0,05 artinya data residual berdistribusi normal
2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Untuk mendeteksi ada
Ghozali (2010:110).
3. Uji Multikoliniaritas
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum
dipakai untuk menunjukan adanya multikoliniaritas adalah nilai tolerance > 0,10 atau
4. Uji Heteroskedastisitas
yang lain. jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
dengan menggunakan uji Glejser, Jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai
probabilitas signifikansi lebih besar > 0,05, maka model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh variabel bebas (independen) dan variabel
model regreai linier berganda sebagai alat analisis yang menguji pengaruh variabel
1) Rumusan Hipotesis
Keterangan i = 1,2,3
3) Kriteria Pengujian
4) Kesimpulan
SPSS.
secara variabel antara variapel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen)
1) Rumusan Hipotesis
H0: β1 = 0 : berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara parsial tidak
3) Kriteria Pengujian
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0,05 (p>0,05), maka H 0
diterima dan H1 ditolak. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α= 0,05
4) Kesimpulan
SPSS.
1) Rumusan Hipotesis
3) Kriteria Pengujian
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0,05 (p>0,05), maka H 0
diterima dan H1 ditolak. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α= 0,05
4) Kesimpulan
SPSS.
1) Rumusan Hipotesis
2017
H1: β3 < 0 : berarti bahwa Investasi secara parsial berpengaruh positif dan
3) Kriteria Pengujian
Apabila nilai probabilitas lebih besar dari nilai α = 0,05 (p>0,05), maka H 0
diterima dan H1 ditolak. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α= 0,05
4) Kesimpulan
SPSS.
DAFTAR PUSTAKA
Hariyadi, Eko dan Mahaendra Yasa. 2014. Pengaruh PAD terhadap PDRB Dan
Krhisna, Bayu. 2019. Pengaruh PAD, PMDN, Tenaga Kerja dan IPM Terhadap Pertumbuhan
Nanga. 2001. Makro Ekonomi Teori (Masalah dan Kebijakan) Edisi Pertam. Jakarta :
Rajawali Pers
Putra , Riky Eka, 2012. Pengaruh Nilai Investasi, Nilai Upah, Dan Nilai Produksi
EDAJ, 1(2).
Putra Setiawan, Gusi Bagus Kompiang dan Dewa Nyoman Budiana. 2015. Pengaruh
Denpasar.
Sukirno, Sadono. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Edisi Kedua. Jakarta
:Rajawali Press.
Rajawali Pers
2(10).
Yasin, N. M. Noor, M. N., and Mohamad, O. 2007. Does image of country of origin
Cornell University.
Indonesia,1(2).