METODE PENELITIAN
setelah adanya eksperimen yang biasa disebut one group pretest posttest design
observasi perilaku pasien dilihat dari tanda dan gejala pasien isolasi sosial
Sosialisasi dan kemudian dilakukan observasi kembali pada pasien isolasi sosial
O1 X1 O2
Keterangan
X1 : Intervensi TAKS
(Notoatmodjo, 2010:57).
55
56
B. Populasi Penelitian
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien jiwa yang mengalami perilaku isolasi
sosial yang bersedia mengikuti kegiatan dan tinggal di Ruang Perkutut Rumah
C. Sample Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
semua anggota populasi dalam penelitian menjadi sampel dalam penelitian ini
(Hidayat, 2007: 74). Setelah dilakukan wawancara dengan pasien dan perawat
yang ada di Rumah Sakit Jiwa Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta, saya mengambil
sekitar 20 orang yang mengalami isolasi sosial diruang Perkutut Rumah Sakit
α ² ¿¿
Keterangan
N : Besar Sampel
α ² ¿¿ :N
6,020²(1,71 + 1,28)²
(45,193 – 49,226)²
36,24(8,762)
16,26
317,53
16,26
N = 19,8 = 20 Orang
Jakarta , penelitian dilakukan dari bulan Januari 2014. Satu hari sebelum
sebanyak 1 kali sehari dengan durasi 45 menit selama 7 hari. Satu hari setelah
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari lembar observasi check list sebelum dan sesudah
b. Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dari medical record pasien jiwa di Ruang Perkutut
data.
1. Editing data
59
2. Coding data
dilakukan kode atau coding. Yakini mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya jenis kelamin: 1=laki-
laki, 2=perempuan.
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
H. Alat Pengukuran
peneliti menggunakan alat bantu lembar observasi check list sebelum dan
60
peneliti berdasarkan tanda dan gejala perilaku pasien isolasi sosial. Lembar
observasi ini terdiri dari 10 tanda dan gejala isolasi sosial. Masing-masing tanda
dan gejala dilakukan interpretasi penilaian, apabila terdapat tanda dan gejala
isolasi sosial diberi nilai 1 dan diberi nilai 0 jika tidak terdapat tanda dan gejala
Responden pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran perilaku isolasi sosial
dengan mengobservasi tanda dan gejala dengan memberi checklist setelah itu
Sosialisasi 7 sesi, selama 7 hari. Setelah itu akan di ukur kembali perilaku pasien
isolasi sosial.
J. Validitas
jika instrument itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut
situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan
bahwa sebuah instrument dianggap valid jika instrument itu benar-benar dapat
dijadikan alat ukur untuk mengukur apa yang akan diukur (Hidayat, 2007:93).
Ketentuan bila r hitung > r tabel yang artinya variabel valid. Rumus untuk uji
n ( Σ XY ) . ( Σ X ) .( Σ Y )
r hitung ═
√¿ ¿ ¿
Keterangan :
N = jumlah responden
r √(n−2)
t hitung ═
√(i−r 2 )
Keterangan :
n = jumlah responden
Jika nilai t hitung > t tabel berarti valid demikian sebaliknya, jika nilai t hitung <
t tabel tidak valid, apabila instrumen valid, maka indeks korelasinya (r) adalah
sebagai berikut :
bicara
Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan 0,703
0,553
diri
Tidak atau malas mengikuti kegiatan 0,610
Kurang spontan terhadap stimulus yang diberikan 0,798
Ekspresi murung dan datar 0,860
Kurang Perhatian terhadap lingkungan 0,703
Pergi jika diajak bicara 0,860
K. Interrater Reliability
yang diamati. Agar data yang dihasilkan valid, maka harus ada penyamaan
presepsi antara peneliti dan petugas pengumpul data (numerator). Uji Interrater
anatara peneliti dengan petugas pengumpul data. Alat yang digunakan untuk uji
Interrater Reliability adalah uji kappa. Prinsip ujinya adalah jika bila hasil uji
sama, sebaliknya bila hasil uji kappa tidak signifikan/bermakna, maka presepsi
Sig
Peneliti- Numerator Berdiam diri dalam ruangan 0,000
Peneliti- Numerator Kurang bertenaga 0,005
64
kebersihan diri
Peneliti- Numerator Tidak atau malas mengikuti kegiatan 0,003
Peneliti- Numerator Kurang spontan terhadap stimulus 0,002
0,000, 0,005, 0,000, 0,005, 0,000, 0,003, 0,002, 0,009, 0,000, 0,003. Dengan ini
berarti nilai P value untuk 10 pertanyaan tersebut lebih kecil dari alpha (0,05)
numerator
Dalam pengumpulan data di lapangan, peneliti akan bekerjasama dengan RSJ Dr.
pasien yang berada tempat tersebut. Prosedur pengumpulan data sebagai berikut.
5. Satu hari sebelum pelaksanaan TAKS mengukur perilaku pasien isolasi sosial
seperti tape recorder, kaset lagu, bola tenis, alat musik dan pengeras suara.
oleh perawat yang bertanggung jawab di Ruang Perkutut Rumah Sakit Jiwa
1) pemimpin
2) wakil pemimpin
3) pengamat
4) fasilitator
perasaan pasien;
sesinya.
66
M. Etika Penelitian
khususnya menggunakan manusia sebagai objek yang diteliti di satu sisi, dan sisi
lain manusia sebagai peneliti atau yang menggunakan penelitian. Hal ini berarti
bahwa ada hubungan timbal balik antara orang sebagai peneliti dan orang
sebagai yang diteliti. Adapun langkah yang ditempuh adalah dengan mengajukan
2010:205).
a. Informed consent
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sajikan (Hidayat,
2007:83).
2010:206).
persentase, mean dan standar deviasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
intervensi.
diukur dua kali yaitu pada saat sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Hipotesis komparatif
katagorik berpasangan
ini menggunakan Uji Marginal Homogeneity yaitu salah satu jenis metode
berpasangan lebih dari dua katagorik. Dalam penelitian ini sampel kelompok
yang sama diukur dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Teknik penyajian data merupakan cara bagaimana untuk menyajikan data sebaik-
baiknya agar mudah dipahami oleh pembaca. Penyajian data hasil penelitian
69
harus dapat disajikan dalam tiga cara, yakni penyajian verbal, visual dan
matematis.
1. Penyajian Verbal
bentuk uraian kalimat yang mudah dipahami pembaca. Penyajian data secara
verbal ini hendaknya memenuhi beberapa syarat yaitu disajikan secara lugas,
dipahami.
2. Penyajian Visual
gunakan bentuk-bentuk visual (seperti grafik garis, ogive, grafik balok, grafik
3. Penyajian Matematis
panjang lebar tentang isi tabel, hindarkan pemotongan tabel menjadi terpisah
pada halaman yang berbeda, gunakan nomor tabel, penulisan tabel dan
catatan kaki tabel ditulis dua spasi dibawah garis horizontal dibawah tabel
(Hidayat, 2007:135).