Anda di halaman 1dari 7

BAB VII NEGARA KESATUN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)

A. Hakikat Negara

Pengertian Negara.
Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama dari masyarakat, adalah memiliki kekuasaan politik,
mengatur hubungan-hubungan, kerja-sama dalam masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang hidup dalam suatu wilayah.
Menurut Harold J Laski, bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan karna memiliki
wewenang yang bersifat memaksa yang secara sah lebih tinggi daripada individu atau kelompok-
kelompok yang ada di dalam Negara tersebut, untuk mencapai tujuan bersama. Suatu masyarakat
disebut Negara, jikalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu atau kelompok ditentukan oleh
suatu wewenang yang bersifat mengikat dan memaksa. Unsur-unsur Negara adalah wilayah, rakyat
(penduduk), pemerintah dan kedaulatan. Wilayah suatu Negara mempunyai tempat, ruang atau wilayah
dimuka bumi serta memiliki perbatasan tertentu. Wilayah Negara indonesia terdiri atas daratan yang
terdiri atas beribu-ribu pulau serta lautan yang sangat luas bahkan lbih luas daripada daratannya.
Penduduk atau rakyat, setiap Negara memiliki penduduk yang mencakup suatu wilyah Negara.
Kekuasaan Negara mencakup dan menjangkau seluruh penduduk di dalam yurisdiksi wilayah Negara
tersebut. Pemerintah, yaitu setiap Negara mempunyai suatu organisasi yang berwewenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh rakyat di dalam
wilayah Negara. Negara mencakup semua penduduk, adapun pemerintah hanya mencakup sebagain
kecil dari padanya. Kedaulatan, yaitu suatu kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan berbagai cara.

B. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya Negara di dunia memiliki suatu ciri khas yaitu
memiliki dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum menbentuk suatu Negara
modern. Nilai-nilai tersebut adalah berupa nilai-nilai adat-istiadat, serta nilai religious yang beraneka
ragam sebagai suatu unsur Negara.
Bangsa Indonesia mendirikan suatu Negara berdasarkan filsafat pancasila, yaitu suatu Negara persatuan,
suatu Negara kebangsaan serta suatu Negara yang bersifat integralistik.
Seopomo mengemukakan 3 teori bentuk Negara besar di dunia, yaitu
1. Aliran Negara yang menyatakan bahwa Negara terdiri atas dasar teori perseorangan (individualisme)
2. Aliran lain adalah teori golongan dari Negara
3. Aliran negra Integralistik

Berdasarkan 3 teori tersebut Seopomo, Seokarna, M. Hatta dan Yaminmemilik pandangan yang sama,
yang menekankan pentingnya integrasi baik individu maupun masyarakat. Negara berdiri bukan hanya
diatas kepentingan individu saja, atau Negara berdiri bukan juga hanya diatas kepentingan golonhan
tertentu saja meskipun golongan itu yang paing besar,melainkan Negara mengatasi baik kepentingan
individu maupun kepentinga kelompok.
Esensi Negara kesatuan adalah terletak pada pandangan ontologis tentang hakikat manusia sebagai
subjek pendukung Negara .menurut paham Negara kesatuan Negara bukan terbentuk secra organis dari
individu-individu melainkan Negara terbentuk atas dasar kodrak manusia sebagai individu dan makhluk
sosial. Hakikat Negara persatuan bahwa negara adalah rakyat itu sendiri.
Negara kesatuan bukan dimaksudkan merupakan suatu kesatuan Negara-negara bagian (federasi),
melainkan kesatuan dalam arti keseluruhan unsur-unsur Negara yang bersifat fundamental, demikian
juga Negara kesatuan bukanlah suatu kesatuan individu-individu sebagaimana diajarkanpaham
individualisme-liberalisme, sebab menurut paham Negara kesatuan bahwa manusia adalah individu
sekaligus juga makhluk sosial. Oleh karena itu sifat kodrat manusia individu-makhlik sosial sebagai basis
ontologis Negara kesatuan itu adalah merupakan kodrat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Negara mengatasi semua golongan yang dalam masyarakat, Negara tidak memihak pada salah satu
golongan,negara bekerja demi kepentingan seluruh rakyat. Konsep Negara yang demikian adalah
merupakan konsekuensi logis dari paham “Negara masyarakat itu sendiri”,dan paham bahwa antara
Negara Negara dan masyarakat terdapat relasi hierarkhi neo genetic. Masyarakat adalah produk
interaksi antara segenap golongan yang ada di dalamnya. Masyarakat mengorganisasikan diri dalam
bentuk suatu Negara. Dengan demikian negara adalah produk dari interaksiantara golongan yang ada
dalam masyarakat.

1. Hakikat Bentuk Negara


Hakikat Negara kesatuan dalam pengertian ini adalah Negara yang merupakan suatu kesatuan dari
unsur-unsur yang mem-bentuknya, yaitu rakyat yang terdidiri dari berbagai macam etnis,suku bangsa,
golongan, dan kebudayaan serta agama. Wilaya yang terdiri atas beribu-ribu pulau. Oleh karena itu
Negara persatuan adalah merupakan satu Negara,satu rakyat,satu wilayah yang tidak terbagi-bagi.
Bhineka Tunggal Ika : Hakikat makna bhineka tunggal ika yang memberikan suatu pengertian bahwa
meskipun bangsa dan Negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat-
istiadat, kebudaaan serta karakter yang berbeda-beda dan terdiri atas beribi-ribu kepulauan wilayah
nusantara Indonesia, namun merupakan suatu persatuan, yaitu persatuan bangsan dan Negara
Indonesia.

2. NKRI adalah Negara Kebangsaan


Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa yang memiiki sifat sifat kodratsebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai
makhluk sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain.
Berdasarkan fakta sejarah, Negara Indonesia merupakan suatu perwujudan kehidupan bersama suatu
bangsa yang tersusun atas berbagai elemen, yaitu etnis,suku,ras,golongan,budaya,kelompok maupun
agama. Hal ini berdasarkan keyakinan hakikat manusia menurut bangsa Indonesia adalah selain sebagai
individu yang memiliki kebebasan, juga sebagai makhluk sosial (warga masyarakat) yang memiliki tanggu
jawab.
a. Hakikat Bangsa
Bangsa pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaanya.
b. Teori kebangsaan
-Teori Hans Kohn : mengemukakan bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan
bahasa,ras,agama,peradaban,wilayah,Negara dan kewarganegaraan/
-Teori Ernest Renan : Prinsip-prinsip bangsa,sbb :
a. bahwa bangsa adalah satu jiwa, satu asas, satu kerokhanian
b. bahwa bangsa adalah satu solidaritas yang besar
c. bangsa adalah satu hasil sejarah.
d. bangsa bukan sesuatu yang abadi
e. wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah memberikan ruang dimana
bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwanya.
lebih lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor-faktor yang membentuk jiwa bangsa adalah, Sbb:
a. kejayaan dan kemuliaan dimasa lampau
b.suatu keinginan hidup baik di masa sekarang maupun di masa yang akan dating
c. penderitaan-penderitaan bersama
d. Le Capital Social (suatu modal sosial) bagi pembentukan pembinaan paham kebangsaan.
e.persetujuaan bersama pada masa sekarang,yaitu suatu musyawara untuk mencapai suatu
kesepakatan bersama pada masa sekarang yang mengandung hasrat.
f.keinginan untuk hidup bersama
g. berani memberikan uatu pengorbanan
h. pemungutan suara setiap saat yang menjadi syarat mutlak bagi hidupnya suatu bangsa serta
pembinaan bangsa
-Teori Geopolitik Frederick Ratzel : menyatakan bahwa Negara adalah suatu organisme yang hidup

C. Negara Kebangsaan Pancasila


Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia yang berdasarkan pancasila adalah bersifat ‘majemuk tunggal’.
Adapun unsur-unsur yang membentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia,sbb :
a.kesatuan sejarah
b.kesatuan nasib
c. kesatuan kebudayaan
d. kesatuan wilayah
e. kesatuan sasa kerokhanian
D. Hakikat Negara Integralistik
Relasi yang saling tergantung menunjukan bahwa manusia adalah suatu totalitas makhluk individu dan
sosial. Adapun penjelmaan dalam wujud persekutuan hidup bersama adalah terwujud dalam suatu
bangsa yang memiliki kesatuan intergralistik. Dalam pengertian paham integralistik memberikan suatu
prinsip bahwa Negara adalah suatu kesatuan integral dari unsur-unsur Negara yang menyusunnya.
1. Hubungan antar individu dan Negara
Manusia pada hakikat nya adalah makhluk jasmani dan rohani, makhluk pribadi dan sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, serta manusia adalah makhluk individu-sosial.
Hubungan antara individu dan Negara adalah relasi saling tergantungdan saling memberi secara
totalitas, secara mutatis mutandis melekat pada manusiaoleh keberadaan manusia dalam Negara
sebagai kebersamaan dalam kehidupan.
2. Hubungan antara Masyarakat dan Negara
Hubungan antara masyarakat dan Negara adalah herarkhis neogenetik. Dimana masyarakat sebagai
suatu totalitas merupakan produk dari interaksi antara segenap gologan yang ada dalam suatu
kebersamaan hidup.
E. NKRI adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha Esa
Landasan pokok sebagai pangkal tolak paham adalah Tuhan sebagai Sang pencipta segala sesuatu.
Kebebasan beragama dan kebebasan agama adalah merupakan HAM yang paling mutlak, karena
langsung bersumber pada martabat manusia yang berkedudukan kodrat sebagai pribadi dan sebagai
makhluk ciptaan TuhanYang Maha Esa.

Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa


Dasar Negara merupakan sumber nilai, sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
Negara,baik yang bersifat material maupun spiritual.
Hakikat ‘Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofi mengandung arti kesesuaian hubungan dengan
Tuhan, Manusia dengan Negara. Hubungan tersebut bersifat langsung maupun tidak langsung. Manusia
pada kodratnya adalah sebagai makhuk Tuhan Yang Maha Esa.
A. Hubungan Negara dengan Agama
Berikut ini berbagai macam konsep hubungan Negara dengan agama, sbb :
1. Hubungan Negara dengan Agama menurut Pancasila.
Menurut pancasila adalah berdasar atas Ketuhanan YME atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
2. Hubungan Negara dengan Agama menurut paham Theokrasi
Menurut paham Theokrasi bahwa antara Negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Dalam praktek
kenegaraan ada 2 macam pengertian Negara Theokrasi, yaitu sbb :
a. Negara Theokrasi Langsung, dalam system ini kekuasaan adalah langsung merupakan otoritas Tuhan.
Adanya Negara ini adalah kehendak Tuhan dan yang memerintah adalah Tuhan
b. Negara Theokrasi tidak langsung, dalam system ini yang memerintah bukan Tuhan sendiri melainkan
Kepala Negara atau raja yang memiliki otoritas atas nama Tuhan.
3. Hubungan Negara dengan Agama menurut Sekularisme, pada system ini membedakan dan
memisahkan antara agama dan Negara. Oleh karena itu dalam suatu Negara yang berpaham
sekularisme bentuk, system serta segala aspek kenegaraan tidak ada hubungnnya dengan agama.

Paham Liberal
Manusia menurut paham liberal isme adalah sebagai pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya, manusia sebagai individu yang memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya
sendiri. Maka dalam hidup masyarakat akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi
ancaman bagi manusia lainnya. Menurut istilah “homo homini lupus” (manusia menjadi serigala
manusia lainnya).

4. Hubungan Ngera dengan Agama menurut paham Liberalisme


Negara liberal hakikatnya berdasarkan pada kebebasan individu. Negara adalah merupakan alat atau
sarana individu, sehingga masalah agama dalam Negara sangat ditentukan oleh kebebasan individu.
Paham Sosialisme Komunisme
Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil ideology
liberal. Individualisme diganti sosialisme komunis. Oleh karena tidak ada hak individu, maka data
dipastikan menrut paham komunisme bahwa demokrasi individualis itu tidak ada yang ada adalah hak
komonual.

5. Hubungan Negara denganAgama menurut paham Komunisme


Paham Komonis dalam memandang hubungan Negara dengan agama pada hakikatnya berdasarkan
pandangan filosofis materialisme, dialektis dan materialisme historis. Hakikatnya kenyataah tertinggi
menurut paham komunisme adalah materi. Dalam pengertian ini menurut paham komunisme
menyatakan bahwa manusia merupakan suatu hakikat yang menciptakan dirinya sendiri dengan
menghasilkan sarana-sarana kehidupan sehingga sangat menetukan dalam perubahan sosial, politik,
ekonomi, kebudayaan bahkan agama. Dalam pengertian ini komunisme berpaham atheis karna manusia
ditentukan oleh dirinya sendiri, agama menurut komunisme adalah suatu kesadaran diri bagi manusia
yang kemudian menghasilkan masyarakat. Agama menurut komunisme adalah realisasi fantismakhluk
manusia, agama adalah keluahan makhluk tertindas. Oleh karena itu agama menurut komunisme adalah
candu masyarakat.
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis, melarang dan menekan kehidupan agama.
Nilai yang tertnggi dalam Negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.

F. NKRI Adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Negara dalam pengertian ini menempatkan manusia sebagai dasar ontologis, sehingga manusia adalah
sebagai asal mula Negara dan kekuasaan Negara.
Negara pancasila sebagai Negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
mendasarkan nasionalisme (kebangsaan) berdasarkan hakikatb kodrat manusia yang adil dan beradab.

G. NKRI Adalah Negara Kebangsaan Yang BErpersatuaan


Negara Indonesia adalah Negara persatuan, dalam arti bahwa Negara adalah merupakan suatu kesatuan
dari unsur-unsur yang membentuk Negara baik individu maupun masyarakat sebagai penjelmaan sifat
kodrat manusia.
Hakikat Negara persatuan bahwa Negara adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat pada hakikatnya
mewakili diri dalam penyelenggaraan Negara,menata dan mengatur dirinya dalam Negara dalam
mencapai suatu tujuan hidupnya.
H. NKRI adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerayatan
Negara menurut filsafat pancasila adalah dari oleh dan untuk rakyat. Hakikat rakyat adalah sekolompok
kecil manusia yang bersatu yang memiliki tujuan tertentu dan hidup dalam suatu wilayah Negara. Oleh
karena itu Negara harus sesuai dengan hakikat rakyat. Rakyat sebagai pendukung pokok dan sebagai sasl
mula suatu Negara.

I. NKRI AdalahNegara Kebangsaan Yang Berkeadilan Sosial


Negara pancasila adalah Negara yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa Negara sebagai penjelmaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sifat kodrat imdividu dan makhluk sosial bertujuan
untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (Keadilan Sosial). Dalam hidu bersama baik
dalam masyarakat, bangsa dan Negara harus suatu keadilan, yang meliputi 3 hal yaitu
1. Keadilan Distributif (keadilan membagi),yaitu negara terhadap warganya
2.Keadilan legal (Keadilan bertaat),yaitu warga terhadap negaranya untuk menaati peraturan yang
berlaku
3. Keadilan komutatif (keadilan antara sesame warga), yaitu hubungan keadilan antara sesama warga.

BAB VIII NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PEMBUKAAN UUD 1945


(STAATSFUNDAMENTALNORM)
A. Pengantar

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu
kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische Gronslog).dalam kedudukan ini
pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara,
termasuk sebagai sumber tertib hokum di Negara Republik Indonesia .
Negara Indonesia merupakan Negara demokrasi yang berdasarkan atas hokum, oleh karena itu
segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam suatu system peraturan
perundang-undangan. Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkandung didalamnya
Pembukaan UUD Tahun 1945 beserta pasal-pasalnya yaitu sejumlah 37 Pasal serta aturan Peralihan
berjumah 3 pasal dan aturan tambahan berjumlah 2 Pasal.
B. kedudukan dan fungsi pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 agustus 1945 dan diundangkan dalam berita RI Tahun II NO 7 Pembukaan UUD 1945 dalam
ilmu hokum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal UUD 1945. Konsekuensinys keduanya memiliki
keduduksan hokum yang berlainan, namun keduanya terjalin dalam suatu hubungan kesatuan yang
kausal dan organis.
Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului
terbentuk Negara Indonesia, adapun bagian keempat memuat dasar-dasar fundamental Negara yaitu :
tujuan Negara, ketentuan UUD Negara, bentuk Negara dan dasar filsafat Negara Pancasila.
1. Pembukaan UUD 1945 dalam Tertib Hukum Indonesia
Negara Indonesia dalam tertib hukum Indonesia merupakan sumber karena berkedudukan
sebagai norma dasar Negara (staatsfundamentalnorm), yang berturut-turut kemudian verfassungnorm
UUD 1945, grundgesetznorm atau Ketetapan MPR, serta geseznorm atau UU. Berdasarkan penjelasan
tentang isi Pembukaan UUD 1945, yang termuat dalam Berita RI tahun II No. 7 dijelaskan bahwa
“Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana
kebatina dari UUD Negara Indonesia , serta mewujudkan suatu Cita-cita hokum, yang menguasai hikum
dasar tertulis maupun hokum dasar yang tidak tertulis.

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertib hokum Indonesia memiliki
dua aspek yang sangat fundamental yaitu : pertama, memberikN FAKTOR-FAKTOR mutlak bagi
terwujudnya tertib hokum Indonesia sebagai tertib hokum tertinggi.
Cita hokum memiliki fungsi

1. regulative adalah berfungsi sebagai tolok ukur yaitu menguji apakah suatu hokum positif itu adil atau
tidak
2. konstitutif adalah menentukan bahwa tanpa suatu cita hokum, maka hokum akan kehilangan
maknanya sebagai suatu hokum.
Dalam filsafat hokum suatu sumber hokum meliputi dua macam pengertian, yaitu :
1. sumber formal hokum, yaitu sumber hokum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hokum
yang mengikat terhadap komunitasnya
2. sumber material hokum, yaitu sumber hokum yang menetukan materi atau isi seta norma hokum
3. Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia
Syarat-syaratnya antara lain :
1. adanya kesatuan objek
2. Adanya kesatuan asas kerokhanian
3. adanya kesatuan daerah
4. adanya kesatuan waktu
3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm
Istilah Staatsfundamentalnorm pertama kali dikembangkan oleh Hans Nawiasky dalam bukunya
Allegemeine Rechtslehre als System der Rechilicthen (1940).
Pembukaan UUD 1945, dalam hubungannya dengan tertib hokum Indoesia, memberikan factor-
faktor mutlak bagi tertib hokum Indonesia dan sebagai asas bagi hokum dasar Negara, baik yang tertulis
maupun tidak
4. Eksistensi Pembukaan UUD 1945 bagi kelangsungan Negara Republik Indonesia
Berdasarkan hakikat kedudukan pembukaan UUD 1945 Proklamasi yang sebagai naskah terinci, sebagai
penjelmaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945, serta dalam ilmu hokum memenuhi
syarat bagi adanya suatu tertib hokum, dan sebagai pokok kaidah negaraa yg fundamental. Hal ini
berdasarkan alas an-alasan sebagai berikut :
a. menurut tata hokum, suatu peraturan hokum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa
atau peraturan hokum yg lebih tinggi tingkatannya daripada penguasa yg menetapkannya.
b. pembukaan UUD 1945 pada HAKIKATNYA MERUPAKAN SUATU TERTIB HUKUM YANG TERTINGGI DI
NEGARA Republik Indonesia. Dalam ilmu hokum tata Negara, suatu ketentuan hokum di bawah
pembukaan UUD 1945, secara yuridis tidak dapat meniadakan Pembukaan UUD 1945
c. Selain dari segi yuridis formal bahwa pembukaan UUD 1945 secara hokum tidak dapat diubah, juga
secara material yaitu hakikat, isi yang terkandung dalam Pembukaan 1945, senantiasa terlekat pada
kelangsungsan hidup Negara RI. Dari seginya Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan
pengejawantahan Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia yang hanya satu kali terjai

Anda mungkin juga menyukai