A. Hakikat Negara
Pengertian Negara.
Negara sebagai suatu persekutuan hidup bersama dari masyarakat, adalah memiliki kekuasaan politik,
mengatur hubungan-hubungan, kerja-sama dalam masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang hidup dalam suatu wilayah.
Menurut Harold J Laski, bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan karna memiliki
wewenang yang bersifat memaksa yang secara sah lebih tinggi daripada individu atau kelompok-
kelompok yang ada di dalam Negara tersebut, untuk mencapai tujuan bersama. Suatu masyarakat
disebut Negara, jikalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu atau kelompok ditentukan oleh
suatu wewenang yang bersifat mengikat dan memaksa. Unsur-unsur Negara adalah wilayah, rakyat
(penduduk), pemerintah dan kedaulatan. Wilayah suatu Negara mempunyai tempat, ruang atau wilayah
dimuka bumi serta memiliki perbatasan tertentu. Wilayah Negara indonesia terdiri atas daratan yang
terdiri atas beribu-ribu pulau serta lautan yang sangat luas bahkan lbih luas daripada daratannya.
Penduduk atau rakyat, setiap Negara memiliki penduduk yang mencakup suatu wilyah Negara.
Kekuasaan Negara mencakup dan menjangkau seluruh penduduk di dalam yurisdiksi wilayah Negara
tersebut. Pemerintah, yaitu setiap Negara mempunyai suatu organisasi yang berwewenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh rakyat di dalam
wilayah Negara. Negara mencakup semua penduduk, adapun pemerintah hanya mencakup sebagain
kecil dari padanya. Kedaulatan, yaitu suatu kekuasaan tertinggi untuk membuat undang-undang dan
melaksanakannya dengan berbagai cara.
Berdasarkan 3 teori tersebut Seopomo, Seokarna, M. Hatta dan Yaminmemilik pandangan yang sama,
yang menekankan pentingnya integrasi baik individu maupun masyarakat. Negara berdiri bukan hanya
diatas kepentingan individu saja, atau Negara berdiri bukan juga hanya diatas kepentingan golonhan
tertentu saja meskipun golongan itu yang paing besar,melainkan Negara mengatasi baik kepentingan
individu maupun kepentinga kelompok.
Esensi Negara kesatuan adalah terletak pada pandangan ontologis tentang hakikat manusia sebagai
subjek pendukung Negara .menurut paham Negara kesatuan Negara bukan terbentuk secra organis dari
individu-individu melainkan Negara terbentuk atas dasar kodrak manusia sebagai individu dan makhluk
sosial. Hakikat Negara persatuan bahwa negara adalah rakyat itu sendiri.
Negara kesatuan bukan dimaksudkan merupakan suatu kesatuan Negara-negara bagian (federasi),
melainkan kesatuan dalam arti keseluruhan unsur-unsur Negara yang bersifat fundamental, demikian
juga Negara kesatuan bukanlah suatu kesatuan individu-individu sebagaimana diajarkanpaham
individualisme-liberalisme, sebab menurut paham Negara kesatuan bahwa manusia adalah individu
sekaligus juga makhluk sosial. Oleh karena itu sifat kodrat manusia individu-makhlik sosial sebagai basis
ontologis Negara kesatuan itu adalah merupakan kodrat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Negara mengatasi semua golongan yang dalam masyarakat, Negara tidak memihak pada salah satu
golongan,negara bekerja demi kepentingan seluruh rakyat. Konsep Negara yang demikian adalah
merupakan konsekuensi logis dari paham “Negara masyarakat itu sendiri”,dan paham bahwa antara
Negara Negara dan masyarakat terdapat relasi hierarkhi neo genetic. Masyarakat adalah produk
interaksi antara segenap golongan yang ada di dalamnya. Masyarakat mengorganisasikan diri dalam
bentuk suatu Negara. Dengan demikian negara adalah produk dari interaksiantara golongan yang ada
dalam masyarakat.
Paham Liberal
Manusia menurut paham liberal isme adalah sebagai pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya, manusia sebagai individu yang memiliki potensi dan senantiasa berjuang untuk dirinya
sendiri. Maka dalam hidup masyarakat akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi
ancaman bagi manusia lainnya. Menurut istilah “homo homini lupus” (manusia menjadi serigala
manusia lainnya).
F. NKRI Adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Negara dalam pengertian ini menempatkan manusia sebagai dasar ontologis, sehingga manusia adalah
sebagai asal mula Negara dan kekuasaan Negara.
Negara pancasila sebagai Negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab,
mendasarkan nasionalisme (kebangsaan) berdasarkan hakikatb kodrat manusia yang adil dan beradab.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu
kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat Negara (Philosofische Gronslog).dalam kedudukan ini
pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara,
termasuk sebagai sumber tertib hokum di Negara Republik Indonesia .
Negara Indonesia merupakan Negara demokrasi yang berdasarkan atas hokum, oleh karena itu
segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara diatur dalam suatu system peraturan
perundang-undangan. Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terkandung didalamnya
Pembukaan UUD Tahun 1945 beserta pasal-pasalnya yaitu sejumlah 37 Pasal serta aturan Peralihan
berjumah 3 pasal dan aturan tambahan berjumlah 2 Pasal.
B. kedudukan dan fungsi pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh PPKI pada
tanggal 18 agustus 1945 dan diundangkan dalam berita RI Tahun II NO 7 Pembukaan UUD 1945 dalam
ilmu hokum mempunyai kedudukan di atas pasal-pasal UUD 1945. Konsekuensinys keduanya memiliki
keduduksan hokum yang berlainan, namun keduanya terjalin dalam suatu hubungan kesatuan yang
kausal dan organis.
Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului
terbentuk Negara Indonesia, adapun bagian keempat memuat dasar-dasar fundamental Negara yaitu :
tujuan Negara, ketentuan UUD Negara, bentuk Negara dan dasar filsafat Negara Pancasila.
1. Pembukaan UUD 1945 dalam Tertib Hukum Indonesia
Negara Indonesia dalam tertib hukum Indonesia merupakan sumber karena berkedudukan
sebagai norma dasar Negara (staatsfundamentalnorm), yang berturut-turut kemudian verfassungnorm
UUD 1945, grundgesetznorm atau Ketetapan MPR, serta geseznorm atau UU. Berdasarkan penjelasan
tentang isi Pembukaan UUD 1945, yang termuat dalam Berita RI tahun II No. 7 dijelaskan bahwa
“Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung pokok-pokok pikiran yang meliputi suasana
kebatina dari UUD Negara Indonesia , serta mewujudkan suatu Cita-cita hokum, yang menguasai hikum
dasar tertulis maupun hokum dasar yang tidak tertulis.
Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan tertib hokum Indonesia memiliki
dua aspek yang sangat fundamental yaitu : pertama, memberikN FAKTOR-FAKTOR mutlak bagi
terwujudnya tertib hokum Indonesia sebagai tertib hokum tertinggi.
Cita hokum memiliki fungsi
1. regulative adalah berfungsi sebagai tolok ukur yaitu menguji apakah suatu hokum positif itu adil atau
tidak
2. konstitutif adalah menentukan bahwa tanpa suatu cita hokum, maka hokum akan kehilangan
maknanya sebagai suatu hokum.
Dalam filsafat hokum suatu sumber hokum meliputi dua macam pengertian, yaitu :
1. sumber formal hokum, yaitu sumber hokum ditinjau dari bentuk dan tata cara penyusunan hokum
yang mengikat terhadap komunitasnya
2. sumber material hokum, yaitu sumber hokum yang menetukan materi atau isi seta norma hokum
3. Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia
Syarat-syaratnya antara lain :
1. adanya kesatuan objek
2. Adanya kesatuan asas kerokhanian
3. adanya kesatuan daerah
4. adanya kesatuan waktu
3. Pembukaan UUD 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm
Istilah Staatsfundamentalnorm pertama kali dikembangkan oleh Hans Nawiasky dalam bukunya
Allegemeine Rechtslehre als System der Rechilicthen (1940).
Pembukaan UUD 1945, dalam hubungannya dengan tertib hokum Indoesia, memberikan factor-
faktor mutlak bagi tertib hokum Indonesia dan sebagai asas bagi hokum dasar Negara, baik yang tertulis
maupun tidak
4. Eksistensi Pembukaan UUD 1945 bagi kelangsungan Negara Republik Indonesia
Berdasarkan hakikat kedudukan pembukaan UUD 1945 Proklamasi yang sebagai naskah terinci, sebagai
penjelmaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945, serta dalam ilmu hokum memenuhi
syarat bagi adanya suatu tertib hokum, dan sebagai pokok kaidah negaraa yg fundamental. Hal ini
berdasarkan alas an-alasan sebagai berikut :
a. menurut tata hokum, suatu peraturan hokum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa
atau peraturan hokum yg lebih tinggi tingkatannya daripada penguasa yg menetapkannya.
b. pembukaan UUD 1945 pada HAKIKATNYA MERUPAKAN SUATU TERTIB HUKUM YANG TERTINGGI DI
NEGARA Republik Indonesia. Dalam ilmu hokum tata Negara, suatu ketentuan hokum di bawah
pembukaan UUD 1945, secara yuridis tidak dapat meniadakan Pembukaan UUD 1945
c. Selain dari segi yuridis formal bahwa pembukaan UUD 1945 secara hokum tidak dapat diubah, juga
secara material yaitu hakikat, isi yang terkandung dalam Pembukaan 1945, senantiasa terlekat pada
kelangsungsan hidup Negara RI. Dari seginya Pembukaan UUD 1945 adalah merupakan
pengejawantahan Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia yang hanya satu kali terjai