Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tidak semua kegiatan usaha bias dilakukan sendiri, kaena berbagai alas an, baik
alasan teknis produksi, alas an penguasaan pasa maupun semata-mata alasan
keuangan. Maka beberapa orang atau bebrapa pihak Bersama- sama mendirikan satu
perusahaan. Baik dengan pihak-pihak dalam satu negara bahkan lintas negara. Pada era
globalisasi seperti sekaang. Sudah biasa melihat perusahaan patungan dengan
pemegang saham yang berasal dari banyak negara. Karena itu sudah menjadi makin
susah untuk menyebut negara asal mana yang mendominasi satu perusahaan.
Usaha patungan atau yang biasa disebut Joint Venture merupakan suatu pengertian
yang luas. Dia tidak saja mencakup suatu kerja sama dimana masing-masing pihak
melakukan penyertaan modal (equity joint ventures) tetapi juga bentuk-bentuk kerjasama
lainnya yang lebih longgar, kurang permanen sifatnya serta tidak harus melibatkan
partisipasi modal. Yang pertama mengarah pada terbentuknya suatu badan hukum,
sedangkan pola yang kedua perwujudannya tampak dalam berbagai bentuk kontrak
kerjasama (contractual joint ventures) dalam bidang manajemen (management
contract), pemberian lisensi (license agreement), bantuan teknik dan keahlian(technical
assistance and know-how agreement), dan sebagainya. Dengan joint venture
diharapkan dapat menghimpun sinergi dari berbagai pihak, khususnya pihak yang
menguasai pasar dan pihak yang menguasai teknologi produksi.
Setiap negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan
dankemakmuran rakyatnya. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang
berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu
dilakukan oleh negara adalah menarik sebanyak mungkin investasi asing masuk ke
negaranya. Menarik investasi masuk sebanyak mungkin ke dalam suatu negara
didasarkan pada suatu mitos yang menyatakan bahwa untuk menjadi suatu negara yang
makmur, pembangunan nasional harus diarahkan ke bidang industri. Untuk mengarah
kesana, sejak awal negara-negara tersebut dihadapkan kepada permasalahan minimnya
modal dan teknologi yang merupakan elemen dasar dalam menuju industrialisasi. Jalan
yang ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengundang masuknya modal
asing dari negara-negara maju ke dalam negeri. Masuknya modal asing bagi
perekonomian Indonesia merupakan tuntutan keadaan baik ekonomi maupun politik
Indonesia. Alternatif Penghimpunan dana pembagunan perekonomian Indonesia melalui
investasi modal secara langsung jauh lebih baik dibandingkan dengan penarikan dana
international lainnya seperti pinjaman luar negeri. Penanaman modal harusmenjadi
bagian dari penyelengaraan perekonomian nasional dan ditempatkan sebagai
upayauntuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kapasitas dan
kemampuan teknologi nasional, mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu
sistem perekonomian yang berdayasaing. Modal asing yang dibawa oleh investor
merupakan hal yang sangat penting sebagai alatuntuk mengintegrasikan ekonomi global.
Selain itu, kegiatan investasi akan memberikan dampak positif bagi negara penerima
modal, seperti mendorong pertumbuhan bisnis, adanya supply teknologi dari investor
baik dalam bentuk proses produksi maupun teknologi permesinan, danmenciptakan
lapangan kerja. Penanaman modal asing merupakan salah satu bentuk utamatransaksi
bisnis internasional, di banyak negara, peraturan pemerintah tentang penanaman modal
asing mensyaratkan adanya joint venture, yaitu ketentuan bahwa penanaman modal
asing harus membentuk joint venture dengan perusahaan lokal untuk melaksanakan
kegiatan ekonomi yang mereka inginkan. Dibukanya peluang bagi investor asing untuk
menanamkan modalnya diIndonesia, maka dengan sendirinya dibutuhkan perangkat
hukum untuk mengatur pelaksanaannya, agar investasi yang diharapkan memberikan
keuntungan yang besar dan meningkatkan perekonomian Indonesia. Sejarah Orde Baru
selama periode 1966 - 1997 telah membuktikan betapa pentingnya peran investasi
langsung khususnya asing (Penanaman Modal asing) sebagai salah satu
motor penggerak pembangunan dan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi negara
Indonesia. Mengadakan joint venture agreement merupakan langkah awal dalam
membentuk perusahaan joint venture. Dimana di dalam perjanjian joint venture
agreement berisikan kesepakatan para pihak tentang kepemilikan modal, saham,
peningkatan kepemilikan saham penyertaan, keuangan, kepengurusan, teknologi dan
tenaga ahli, penyelesaian sengketa yang mungkin akanterjadi, dan berakhirnya
perjanjian joint venture pengusaha asing dan pengusaha lokal membentuk suatu
perusahaan baru yang disebut perusahaan joint venture di mana mereka menjadi
pemegang saham yang besarnya sesuai dengan kesepakatan bersama.

Investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha
guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit di masa yang akan datang.
Investasi tercipta dari pendapatan yang di tabung atau dari penanaman modal baik
secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai pihak dengan tujuan
memperbesar output dan meningkatkan pendapatan di kemudian hari. Investasi yang
lazim di sebut dengan istilah penanaman modal, akan memberikan banyak pengaruh
kepada perekonomian suatu Negara ataupun dalam cakupan yang lebih kecil, yaitu
daerah. Adakalanya pada suatu tingkat pendapatan nasional tertentu, tingkat investasi
mencapai tingkat yang tinggi dan menjadi sangat berbeda pada saat-saat lainnya. Hal ini
dapat dimungkinkan karena besarnya tingkat investsi yang sangat bergantung kepada
besarnya harapan yang akan dicapai di masa yang akan datang.
Apabila ramalan di masa akan datang prospektif, maka ada kecenderungan para
investor akan melakukan lebih banyak investasi, dan begitu pula sebaliknya Ada dua
peran investasi dalam makro ekonomi. Pertama, karena merupakan pengeluaran yang
cukup besar dan tidak mudah habis. Perubahan besar dalam investasi akan sangat
mempengaruhi permintaan Agregat dan ahirnya akan berpengaruh juga pada output dan
kesempatan kerja. Kedua, investasi akan mendorong terjadinya akumulasi modal,
penambahan stok bangunan gedung dan peralatan penting lainnya akan meningkatkan
output potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan suatu bangsa di bidang
ekonomi untuk jangka panjang. Dengan demikian investasi memainkan dua peran yakni
mempengaruhi output jangka pendek melalui dampaknya terhadap permintaan Agregat
dan mempengaruhi laju pertumbuhan output jangka panjang melalui dampak
pembentukan modal terhadap output potensial dan penawaran Agregat.
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang Lingkup
Joint Ventue adalah perjanjian kontraktual di mana dua pihak atau lebih menjalankan
aktivitas ekonomi yang menjadi subyek dari pengendalian Bersama. Joint ventue dapat
berbentuk pengendalian Bersama opeasi, pengendalian Bersama asset dan
pengendalian Bersama entitas.
Pengendalian Bersama adalah kesepakatan kontraktual berbagi pengendalian atas
suatu aktivitas ekonomi dan ada hanya jika keputusan strategis keuangan dan operasi
terkait denga aktivitas tersebut mensyaratkan persetujuan pihak-pihak yang bebai
pengendalian.

Pegendalian Bersama Operasi


Dalam pengendalian Bersama operasi kegiatan joint venture meliputi pemanfaatan asset
dan sumber daya lainnya dari para venture dan tidak memerlukan pembentukan suatu
perseroan terbatas, firma, atau badan usaha lain atau suatu pengelolaan keuangan yang
terdapat dari ventures. Masing-masing venture menggunakan asset tetap dan mengelola
sendiri persediannya. Masing-masing juga memikul pengeluarannya, menyelesaikan
kewajiban serta mencari sumber pendanaan untuk aktifitasnya sendiri. Aktivitas joint
venture sendiri. Perjanjian joint venture biasanya mengatur cara pembagian pendapatan
dari penjualan produk Bersama ( joint product ) dan pembagian beban Bersama lainnya
yang terjadi.
Sehubungan dengan bagian partisipasi venture pada pengendaian besama asset
operasi, setiap venture mengakui dan menyajikan dalam laporan keuangannya masing-
masing
a. Asset yang dikendalikan dan kewajiban yang timbul atas aktivitasnya sendiri
b. Beban yang terjadi atas aktivitasnya sendiri dan bagiannya atas pendapatan
Bersama dari penjualan barang dan jasamoleh joint venture tersebut
Pengendalian Bersama Aset
Beberapa joint venture meliputi pengendalian Bersama. Dan seringkali kepemilikan
Bersama, oleh venture atas satu asset atau ;ebih yang dikontribusikan atau diperoleh
untuk joint venture serta didedikasikan untuk tujuan joint venture tersebut.
Sesuai dengan baiknya atau pengendalian Bersama asset, venture harus mengakui
dalam laporan keuangannya.
a. Bagaiamana atau pengendalian Bersama set yang diklasifikasikan sesuai dngan
sifat dari asset tersebut.
b. Kewajiban yang terjadi
c. Bagiannya atas kewajiban yang timbul bersamadengan venture lain dalam
hubungannya dengan joint venture
d. Pendapatan dai penjualan atau pemakaian atau bagian keluaran joint venture,
Bersama dengan bagaiamana atau beban terjadi
e. Beban lain yang terjadi terkait dengan bagiannya di joint venture

Pengendalian Bersama Entitas


Pengendalian Bersama entitas adalah joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atas entitas lain dimana setiap venture memiliki bagian entitas
beroperasi dengan cara yang sama dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian
ontraktual antar untuk membuat pengendalian Bersama atas aktivitas entitas tersebut

Pengukuran
Venture haus mengukur investasi pada pengendalian Bersama entitas pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai sesuai dengan bab 22
penurunan nilai asset. Investor haus mengakui penerimaan distribusi dari investasi
tersebut sebagai peghasilan terlepas apakah distribusi tersebut berasal dari akumulasi
laba penghasilan Bersama entitas yang timbul sebelum atau sesudah tanggal perolehan
Transaksi Antara Venturer dan Joint Venturer
Jika venture berkontribusi atau menjual asset ke joint venture, pengakuan porsi
keuntungan atau kerugian harus mencerminkan substansinya. Pada saat asset dikuasai
oleh joint venture, serta manfaat dan risiko signifikan kepemilikan telah dialihkan, venture
harus mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian yang distribusikan ke venture lain.
Venture harus mengakui seluruh kerugian ketika kontribusi atau penjualan memberikan
bukti kerugian penurunan nilai.

Jika venture membeli asset dari joint venture, maka venture tidak boleh mengakui
bagiannya atas laba joint venture dari transaksi tersebut sampai dengan venture tidak
boleh mengakui bagiannya atas laba joint venture dari transaksi tersebut sampai dengan
venture menjualn kembali asset tersebut kepada pihak independent. Venture harus
mengakui bagiannya atas kerugian yang timbul dari transaksi tersebut dengan cara yang
sama dengan keuntungan. Kecuali kerugian tersebut harus segea diakui jika
mencerminkan kerugian penurunan nilai.

Jika Investor Tidak Memiliki Pengendalian


Investor yang mempunyai pengaruh signifikan dalam point venture memperlakukkan
investasiya sesuai dengan bab 12 investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak.
Pengungkapan
Investr pada suatu joint venture harus mengungkapkan
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pegakuan bagian partisipasinya dalam
pengendalian Bersama entitas
b. Jumlah tercatat investasi pada pengendalian Bersama entitas
c. Jumlah agregat komitmennya terkait dengan joint venture, termausk bagiannya
dalam komitmen modal yang telah terjadi secara Bersama-sama dengan venture
lainnya, sebagiamana bagiannya atas komitmen modal joint venture.
PROPERTI INVESTASI
Ruang Lingkup
Bab ini diterapkan untuk akuntansi untuk investasi pada tanah dan bangunan yang
memnuhi difinisi property investasi.

Definisi dan Pengakuan Awal


Properti investasi adalah property ( tanah atau Bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuaiasi ( oleh pemilik atau melalui sewa
pembiayaan ) untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atas kedua-duanya,
dan tidak untuk
a. Digunakan dalam produksi atau persediaan barang jasa atau untuk tujuan
administatif
b. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari

Pengukuran pada saat Pengakuan Awal


Pada ssat pengakuan awal propeti investasi diakui pada biaya perolehannnya biaya
perolehan dari property investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat distribusikan secara langsung, sepeti biaya legal dan broker,
biaya pajak,pengalihan dan biaya transaksi lainnya. Biaya property investasi yang
dikontruksi sendiri ditentukan dengan mengikuti pengukuran yang ada diparagraf.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal


Setelah pengakuan awal, seluruh property investasi harus diukur pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai sebagaimana diatur dalam
bab 5 aset tetap dan membuat pengungkapan yang dipersyaratkan dalam bab15
Biaya perolehan properti investasi tidak termasuk:

 Biaya perintisan (kecuali biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke


kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud
manajemen)
 Kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat
hunian yang direncanakan

 Jumlah tidak normal bahan baku, tenaga kerja, atau sumber daya lain yang
terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti.

Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan
dikelompokkan sebagai properti investasi mengacu pada PSAK 30 Sewa yaitu aset diakui
pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar properti dan nilai kini dari
pembayaran sewa minimum.

Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih antara model nilai wajar atau model
biaya untuk kebijakan akuntansi atas seluruh properti investasinya. Untuk properti yang
dikuasai melalui sewa operasi diklasifikasikan sebagai properti investasi, harus diukur
menggunakan model nilai wajar. Untuk properti investasi yang nilai wajarnya tidak dapat
diukur secara andal atas dasar berkelanjutan, harus diukur dengan model biaya.

Jika entitas memilih untuk menggunakan model nilai wajar, maka seluruh properti
investasi akan diukur berdasarkan nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan nilai wajar properti investasi akan diakui sebagai laba atau rugi pada periode
berjalan. Jika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi berdasarkan nilai
wajar, maka entitas melanjutkan pengukuran properti tersebut berdasarkan nilai wajar
hingga pelepasan bahkan jika transaksi pasar yang sejenis menjadi jarang terjadi dan
harga pasar menjadi tidak banyak tersedia.

Entitas yang memilih untuk menggunakan model biaya, maka seluruh properti
investasinya akan diukur sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 Aset Tetap.

Transfer
Entitas harus mentransfer suatu property kedala property investasi jika property tersebut
memenuhi definisi property investasi, atau property investasi jika property tersebut tidak
memenuhi definisi property investasi
Pengalihan ke atau dari properti investasi dilakukan jika dan hanya jika terdapat
perubahan penggunaan yang dibuktikan dengan:

 Dimulainya penggunaan oleh pemilik, dialihkan dari properti investasi menjadi


properti yang digunakan sendiri.

 Dimulainya pengembangan untuk dijual, dialihkan dari properti investasi menjadi


persediaan.

 Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dialihkan dari properti yang dimiliki sendiri
ke properti investasi.

 Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain, dialihkan dari persediaan menjadi
properti investasi.

Jika entitas menggunakan model biaya dalam pengukuran properti investasinya dan
akan mengalihkan properti investasi tersebut menjadi aset yang digunakan sendiri (aset
tetap) atau persediaan, maka nilai tercatatnya tidak berubah. Untuk properti investasi
yang dicatat pada nilai wajar dan kemudian dialihkan menjadi aset yang digunakan
sendiri atau persediaan, akuntansi selanjutnya mengacu pada PSAK 16 dan PSAK 14,
yaitu biaya perolehan bawaan (deemed cost) digunakan sebagai nilai wajar pada saat
dimulainya tanggal penggunaan.

Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi peroperti
investasi dan akan dicatat menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan PSAK 16
sampai dengan tanggal berakhir perubahan penggunaannya. Entitas memperlakukan
perbedaan antara jumlah tercatat berdasarkan PSAK 16 dan nilai wajar dengan cara
yang sama sebagaimana revaluasi berdasarkan PSAK 16. Penurunan jumlah tercatat
properti akan diakui dalam laba rugi, tetapi jika terdapat surplus revaluasi yang terkait
dengan properti tersebut, kenaikan tersebut diakui dalam penghasilan komprehensif lain
dan mengurangi surplus revaluasi di ekuitas. Perlakuan atas timbulnya kenaikan jumlah
tercatat adalah jika kenaikan tersebut membalik rugi penurunan nilai yang telah diakui
sebelumnya atas properti tersebut, maka kenaikan diakui dalam laba rugi. Jumlah yang
diakui dalam laba rugi tidak boleh melebihi jumlah yang diperlukan untuk mengembalikan
nilai ke jumlah tercatat (setelah penyusutan) jika tidak ada pengakuan rugi penurunan
nilai. Sisa kenaikan yang ada diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan kenaikan
surplus revaluasi di ekuitas. Selanjutnya pada saat properti investasi dilepas, surplus
revaluasi di ekuitas dapat ditransfer ke saldo laba. Transfer dari surplus revaluasi ke
saldo laba tidak melalui laba rugi.

Penghentian Pengakuan
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat dilepas atau ketika properti
investasi tidak digunakan lagi dan tidak memiliki manfaat ekonomik di masa depan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti
investasi ditentukan dari selisih antara hasil neto pelepasan dan jumlah tercatat aset dan
diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan.
BAB III
KESIMPULAN

Joint Ventue adalah perjanjian kontraktual di mana dua pihak atau lebih menjalankan
aktivitas ekonomi yang menjadi subyek dari pengendalian Bersama. Joint ventue dapat
berbentuk pengendalian Bersama opeasi, pengendalian Bersama asset dan
pengendalian Bersama entitas.
Pengendalian Bersama adalah kesepakatan kontraktual berbagi pengendalian atas
suatu aktivitas ekonomi dan ada hanya jika keputusan strategis keuangan dan operasi
terkait denga aktivitas tersebut mensyaratkan persetujuan pihak-pihak yang bebai
pengendalian.
Properti investasi adalah property ( tanah atau Bangunan atau bagian dari suatu
bangunan atau kedua-duanya) yang dikuaiasi ( oleh pemilik atau melalui sewa
pembiayaan ) untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atas kedua-duanya.
Pada ssat pengakuan awal propeti investasi diakui pada biaya perolehannnya biaya
perolehan dari property investasi yang dibeli meliputi harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat distribusikan secara langsung, sepeti biaya legal dan broker,
biaya pajak,pengalihan dan biaya transaksi lainnya.

Referensi :

Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, Cetakan Ketujuh 2019

Anda mungkin juga menyukai