Anda di halaman 1dari 6

STUDI IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN OBAT BERDASARKAN

STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK SEJATI FARMA MAKASSAR

H. Asyhari Asyikin*)
*)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai Studi Implementasi Sistem Penyimpanan Obat Berdasarkan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Sejati Farma Makassar pada bulan Pebruari 2018.
Penelitian ini ber tujuan untuk mengetahui seberapa besar implementasi sistem penyimpanan obat
berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di Apotek Sejati Farma Makassar. Penelitian ini
dilakukan dengan cara mengobservasi langsung sistem penyimpanan di Apotek tersebut. Observasi
langsung dilakukan dengan sistem check list menggunakan tabel pengamatan, kemudian dihitung
persentase implementasi sistem penyimpanan berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di
apotek tersebut (Permenkes RI Nomor 35 tahun 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari
sembilan parameter penilaian sistem penyimpanan berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di
apotek, 7 parameter telah sesuai dengan persyaratan sistem penyimpanan obat yang baik
(persentase penilaian 100%). Yaitu meliputi obat disimpan sistem First in Firts Out (FIFO),
obat disimpan dengan sistem First Expired First Out (FEFO), disimpan sesuai bentuk sediaan,
disimpan secara alfabetis, obat narkotika dan psikotropika disimpan terpisah dalam lemari
khusus. 2 parameter yang tidak sesuai dengan persyaratan sistem penyimpanan obat yang baik
(persentase penilaian 0%), meliputi penyimpanan sediaan farmasi yang penampilan dan penamaan
yang mirip (LASA) masih ditempatkan berdekatan dan petugas tidak memperhatikan tanggal
kadaluarsa obat. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi
sistem penyimpanan obat yang baik di Apotek Sejati Farma Makassar adalah sebesar 77,78% dan
berada dalam kategori baik (61-80%).

Kata kunci : Sistem penyimpanan obat, Standar Pelayanan Kefarmasian, Apotek Sejati
Farma Makassar

PENDAHULUAN keseluruhan kegiatan kefarmasian, baik


Pelayanan kefarmasian dewasa ini farmasi rumah sakit maupun farmasi
telah terjadi perubahan paradigm dari drug komunitas. Penyimpanan obat adalah suatu
oriented menjadi patient oriented yang kegiatan menyimpan dan memelihara
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dengan cara menempatkan obat yang
hidup pasien. Pelayanan yang bermutu selain diterima pada tempat yang dinilai aman dari
mengurangi risiko terjadinya medication pencurian serta dapat menjaga mutu obat.
error, juga memenuhi kebutuhan dan Sistem penyimpanan yang tepat dan baik
tuntutan masyarakat sehingga masyarakat akan menjadi salah satu faktor penentu mutu
akan memberikan persepsi yang baik obat yang didistribusikan (IAI, 2015).
terhadap apotek terutama kecepatan Sistem penyimpanan obat yang
pelayanan dan ketersediaan obat yang di baik di apotek diatur dalam Permenkes RI
butuhkan (Handayani, 2009). Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar
Salah satu faktor yang mendukung Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Dalam
penjaminan mutu obat adalah peraturan ini disebutkan bahwa sistem
bagaimanapenyimpanan obat yang tepat dan penyimpanan dilakukan dengan
sesuaidengan standar yang telah ditetapkan. memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
Kegiatan penyimpanan disini mencakup tiga terapi obat serta disusun secara alfabetis,
faktor yaitu pengaturan ruangan, pengeluaran obat memakai sistem First
penyusunan obat, serta pengamatan mutu Expire First Out (FEFO) dan Firts In Firts
fisik obat (Linarni &Hasanbasri, 2012). Out (FIFO). Hal yang sama disebutkan
Penyimpanan obat merupakan dalam Dalam Permenkes RI nomor 58
bagian yang tak terpisahkan dari tahun 2014 tentang Standar Pelayanan

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 29


Kefarmasian di Rumah Sakit, dengan efektif untuk menangani permasalahan
menambahkan bahwa penyimpanan kesalahan pemberian obat yaitu dengan cara
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan memperbaiki sistem penyimpanannya.
medis habis pakai yang penampilan dan Penelitian tentang sistem
penamaan yang mirip =LASA ( Look Alike penyimpanan obat berdasarkan standar
Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan pelayanan kefarmasian belum pernah
dan harus diberi penandaan khusus untuk dilakukan di Apotek ini sehingga kasus
mencegah terjadinya kesalahan pengambilan tersebut perlu diambil sebagai bahan
Obat.(IAI,2015) penelitian. Oleh karena itu dilakukan
Obat yang didistribusikan di apotek penelitian tentang Studi Implementasi
akan sama dengan obat yang didistribusikan Sistem Penyimpanan Obat Berdasarkan
di rumah sakit, meskipun tidak semua jenis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
obat yang ada di rumah sakit juga tersedia di Sejati Farma Makassar.
apotek. Oleh karena itu implementasi sistem Berdasarkan uraian diatas, maka
penyimpanan obat yang baik di apotek sama timbul permasalahan bagaimana
dengan sistem penyimpanan obat yang baik implementasi sistem penyimpanan Obat
di rumah sakit. Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian
Apotek Sejati Farma Makassar, di Apotek Sejati Farma Makassar ?
merupakan apotek yang cukup besar dan Tujuan penelitian ini adalah untuk
ramai terletak di tengah Kota Makassar mengetahui seberapa besar implementasi
yang mendistibusikan obat untuk melayani sistem penyimpanan Obat Berdasarkan
resep maupun tanpa resep ke masyarakat. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan hasil observasi di apotek Sejati Sejati Farma Makassar.
Farma Makassar, tersedia lebih dari seratus Sedangkan manfaat dari penelitian
jenis obat sehingga apotek tersebut mampu ini yang diharapkan memberikan informasi
melayani seluruh kebutuhan masyarakat kepada farmasis tentang sistem
(apotek tersebut masuk dalam kategori penyimpanan obat yang baik, sehingga
apotek yang lengkap). Dengan banyaknya pasien memperoleh obat yang baik dan
jenis obat yang tersedia dan adanya obat- benar serta aman dan kepada pihak
obatan yang bentuk/rupanya dan Manajemen Apotek Sejati Farma Makassar
pengucapannya/namanya mirip, dapat tentang sistem penyimpanan obatnya yang
menyebabkan kesalahan dalam pemberiian berpotensi menyebabkan terjadinya salah
obat kepada pasien. ambil obat yang berdampak pada
Berdasarkan penelitian yang kelangsungan usaha apotek (Medication
dilakukan oleh Bayang, dkk (2014) Error) serta juga dapat dijadikan bahan
menunjukkan bahwa kesalahan dalam referensi untuk penelitian berikutnya yang
pemberian obat disebabkan oleh prosedur terkait dengan penelitian ini.
penyimpanan obat yang kurang tepat
khususnya untuk obat LASA (Look Alike METODE DAN BAHAN
Sound Alike) yaitu obat-obatan yang Jenis Penelitian
bentuk/rupanya dan Penelitian ini merupakan
pengucapannya/namanya mirip.Selain itu, penelitian observasional yang bersifat
dalam penelitian Silvia dkk (2011) deskriptif, yang bertujuan untuk melihat
disebutkan lebih dari satu kesalahan implementasi sistem penyimpanan obat
peresepan, total 1.632 kesalahan, ditemukan Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian
dalam obat yang perlu kewaspadaan di Apotek Sejati Farma Makassar.
tinggi/high alert, maka dari itu sangat
penting bagi tenaga kefarmasian untuk Waktu dan Tempat Penelitian
mengelola penyimpanan yang sesuai untuk Penelitian ini dilakukan pada bulan
obat-obat high alert agar meminimalisir Pebruari 2018 di Apotek Sejati Farma
kesalahan pada s aat pemberian obat high Makassar
alert. Berdasarkan penelitian sebelumnya
yang pernah terjadi dalam hal pemberian Populasi dan Sampel
obat yang salah karena faktor penyimpanan Populasi penelitian ini adalah
obat yang tidak sesuai. Cara yang paling seluruh obat yang tersedia di Apotek Sejati

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 30


Farma Makassar. Sedangkan sampel b. Mengobservasi obat-obatan yang
penelitian ini adalah seluruh obat yang tersedia di Apotek Sejati Farma
tersedia di Apotek Sejati Farma Makassar makassar, terkait dengan nama obat
(total populasi). dan sistem penyimpanan obat-obat
tersebut.
Prosedur Kerja 2. Tahap Kedua
1. Tahap pertama Pengumpulan data dilakukan melalui
a. Mengajukan surat izin penelitian ke pengisian lembar check list dengan
manajemen Apotek Sejati Farma pengamatan dan wawancara bebas
Makassar. terpimpin. Obat-obat yang disimpan
tidak sesuai aturan, dicatat.

Tabel 1. Lembar check list sistem penyimpanan stock obat


No Aspek yang diobservasi Ya tidak Keterangan
1 Petugas menyusun obat dengan memperhatikan metode
FIFO
2 Petugas menyusun obat dengan memperhatikan metode
FEFO
3 Petugas menyusun obat menurut bentuk sediaan
4 Petugas menyusun obat secara Alfabetis
5 Menggunakan lemari khusus untuk menyimpan
narkotika
6 Menggunakan lemari khusus untuk psikotropika
7 Penyimpanan sediaan farmasi yang penampilan dan
penamaan yang mirip (LASA) tidak ditempatkan
berdekatan untuk mencegah terjadinya medication
error
8 Petugas melakukan pencatatan secara teratur terhadap
obat yang keluar pada kartu stock
9 Petugas melakukan pemeriksaan tanggal kadaluarsa
obat

Kolom keterangan diisi sesuai Selanjutnya datadianalisa secara deskriptif,


penjelasan petugas terkait dengan aspek persentase implementasi sistem
yang diobservasi melalui wawancara penyimpanan obat yang baik terbagi menjadi
dengan petugas apotek. lima kriteria, yaitu:
1. sangat baik : 81% - 100%
Analisis Data 2. baik : 61% - 80%
Data check list diskoring dan 3. cukup baik : 41% - 60%
dipersentasekan, kemudian disajikan dalam 4. kurang baik : 21% - 40%
bentuk tabel.Skor empirik (skor perolehan) 5. sangat kurang baik : 0% - 20%
dihitung berdasarkan kriteria berikut :
Ya : skor 1 HASIL DAN PEMBAHASAN
Tidak : skor 0 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian untuk
Persentase implementasi dihitung dengan mengetahui seberapa besar implementasi
skor empirik sistem penyimpanan obat yang baik di
rumus : x 100%
skor ideal
Apotek Sejati Farma Makassar, diperoleh
hasil sebagai berikut :
Skor ideal = 9 x 1 = 9

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 31


Tabel 2. Implementasi sistem penimpanan obat di Apotek Sejati Farma Makassar
No Aspek yang diobservasi Skor Skor Persentase
Empirik Ideal (%)
(n) (N)
1 Menerapkan sistem FIFO pada penyimpanan 1 1 100
obat
2 Menerapkan sistem FEFO pada penyimpanan 1 1 100
obat
3 obat disimpan menurut bentuk sediaan 1 1 100
4 obat disimpan secara Alfabetis 1 1 100
5 Menggunakan lemari khusus untuk menyimpan 1 1 100
narkotika
6 Menggunakan lemari khusus untuk menyimpan 1 1 100
psikotropika
7 Penyimpanan sediaan farmasi yang penampilan 0 1 0
dan penamaan yang mirip (LASA) tidak
ditempatkan berdekatan untuk mencegah
terjadinya medication error
8 Dilengkapi kartu stok obat 1 1 100
9 Petugas melakukan pemeriksaan tanggal 0 1 0
kadaluarsa obat
Total 7 9 77,78
Sumber : Data Primer 2018

Pembahasan Apotek ini juga menggunakan lemari khusus


Sistem penyimpanan yang tepat dan untuk menyimpan obat/bahan obat sediaan
baik akan menjadi salah satu faktor penentu narkotika dan psikotropika yang dikunci
mutu obat yang didistribusikan. Sistem ganda yang terbuat dari kayu. Dua parameter
penyimpanan obat yang baik di apotek diatur yang tidak sesuai dengan persyaratan sistem
dalam Permenkes RI Nomor 35 tahun 2014 penyimpanan obat yang baik (persentase
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di penilaian 0%), meliputi penyimpanan
Apotek. Penelitian ini dilakukan untuk sediaan farmasi yang penampilan dan
melihat seberapa besar implementasi sistem penamaan yang mirip (LASA) masih
penyimpanan obat yang baik menurut ditempatkan berdekatan dan petugas tidak
Permenkes tersebut di Apotek Sejati Farma memperhatikan tanggal kadaluarsa obat.
makassar. Berdasarkan hasil observasi
Penelitian ini dilakukan dengan langsung tersebut, maka dilakukan
cara mengobservasi langsung sistem wawancara untuk mendapatkan penjelasan
penyimpanan di Apotek Sejati Farma terhadap temuan penelitian yang
makassar dan dengan melakukan wawancara menunjukkan adanya ketidak sesuaian
dengan farmasis yang ada di apotek tersebut. sistem penyimpanan di Apotek Sejati Farma
Hasil penelitian ini kami bahas dalam uraian Makassar dengan sistem penyimpanan obat
berikut ini : yang baik. Hasil wawancara dengan salah
Berdasarkan hasil pengamatan di satu farmasis sebagai informan adalah
Apotek Sejati Farma Makassar, diketahui sebagai berikut:
bahwa dari sembilan parameter penilaian 1. Obat/sediaan farmasi yang penampilan
sistem penyimpanan obat yang baik, 7 dan penamaan yang mirip (LASA)
parameter telah sesuai dengan persyaratan Apotek ini menyimpan sediaan
sistem penyimpanan obat yang baik farmasi yang memiliki penampilan dan
(persentase penilaian 100%). Yaitu meliputi penamaan yang mirip atau biasa disebut
obat disimpan sistem First in Firts Out LASA (Look Alike Sound Alike)
(FIFO), obat disimpan dengan sistem First ditempat yang berdekatan. Definisi
Expired First Out (FEFO), disimpan sesuai LASA (Look Alike Sound Alike Drugs)
bentuk sediaan, disimpan secara alfabetis, adalah obat-obat yang tampak kelihatan
masing-masing obat memiliki kartu stock. mirip (nama obat, rupa/bentuk obat dan

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 32


dalam pengucapan nama obatnyapun 2. Petugas tidak memperhatikan tanggal
mirip). Karena hal ini dapat kadaluarsa obat
menimbulkan medication error dan Meskipun di apotek ini pada
menyebabkan dampak yang serius saat pengambilan obat petugas tidak
terhadap pasien jika terjadi kesalahan memperhatikan masa kaluarsa obat,
dalam penggunaannya dan sebaiknya tetapi karena obat telah disimpan sesuai
dibedakan tempat penyimpanannya. dengan sistem FEFO maka tidak
Hasil wawancara dengan dengan ditemukan adanya obat yang kadaluarsa
informan adalah sebagai berikut : dalam laporan stock opname apotek
“Obat-obat yang penampilannya mirip setiap tahunnya.
terutama obat generik yang zat aktifnya “Obat-obat di apotek yang
sama tetapi kekuatannya beda, masih masa kadaluarsanya sudah dekat, kita
kita simpan berdekatan. Contohnya simpan dibagian depan. Petugas selalu
obat ini (menunjuk obat captopril 25 mg mengambil obat yang ada dibagian
dan 50 mg), kami tempatkan berdekatan depan. Jadi tidak perlu lagi mereka lihat
karena sistem penyimpanan di apotek tanggal kadaluarsanya toh, karena di
ini sesuai bentuk dan sesuai urutan apotek ini banyak sekali pasien
hurufnya. Sering memang petugas salah sehingga kita harus melayani dengan
mengambil obat dari ruang cepat dan tidak ada waktu untuk melihat
penyimpanan terutama obat-obat LASA lagi kemasannya itu obat”
tadi, dengan adanya beberapa tahap Hasil persentase (%) yang
dalam penyiapan resep pasien kami diperoleh dari sistem penyimpanan obat
yakin tidak akan terjadi kesalahan yang memenuhi pengaturan/penyusunan
dalam pemberian obat tersebut. Kalo stok obat masuk kedalam kategori baik
ada resep masuk, maka harus mengikuti (61%-80%) dengan jumlah persentase
aturan pelayanan yang ada di apotek 77,78%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem
ini. Jadi kemungkinan adanya penyimpanan obat di Apotek Sejati Farma
medication error sangat kecil, meskipun Makassar ini sudah mengikuti standar
disimpan dirak yang sama atau penyimpanan obat menurut standar
berdekatan”. pelayanan farmasi di apotek.
Mengingat masih adanya parameter
Berdasarkan hasil observasi, prosedur sistem penyimpanan obat yang belum sesuai,
pelayanan resep di Apotek Sejati Farma terutama sistem penyimpanan obat LASA di
mengikuti alur berikut : Apotek Sejati Farma Makassar. Maka
a. Tahap I : Skrining resep, dilakukan walaupun obat terletak dalam kelompok
1. pemeriksaan kelengkapan abjad yang sama harus diselingi dengan
resep dan keaslian resep untuk minimal dua obat dengan kategori LASA
obat prekursor, psikotropik dan diantara atau ditengahnya. Banyaknya nama
narkotika obat membuat medication error didasarkan
2. pemeriksaan dosis obat pada penampilan yang mirip atau suara
3. konsultasi dengan dokter ketika ditulis atau diucapkan atau juga telah
tentang resep apabila diidentifikasi memiliki potensi yang
diperlukan membingungkan. Oleh karena itu sebagai
b. Tahap II : penyiapan sediaan tenaga kefarmasian kita bertanggung jawab
farmasi yang dilakukan oleh penuh untuk mengatasi kesalahan tersebut.
farmasis bagian gudang/ruang Sehingga disarankan kepada pihak aptek
penyimpanan obat sesuai dengan untuk lebih memperhatikan sistem
permintaan resep penyimpanan obat LASA tersebut.
c. Tahap III : pemeriksaan kembali
kesesuaian resep dengan obat oleh PENUTUP
farmasis di bagian labeling, Kesimpulan
kemudian farmasis menyiapkan Berdasarkan hasil penelitian ini,
etiket sesuai dengan permintaan maka dapat disimpulkan bahwa
resep untuk diserahkan kepada implementasi sistem penyimpanan obat yang
pasien. baik berdasarkan standar pelayanan farmasi

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 33


di apotek Sejati Farma Makassar adalah Hartini, Y.S. dan Sulasmono 2007. Apotek.
sebesar 77,78% dan berada dalam kategori Penerbit Universitas Sanata
baik (61-80%) Dharma: Yogyakarta
IAI, 2015, Informasi Spesialite Obat
Saran
Indonesia, PT. ISFI Penerbitan,
1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan
Jakarta
pemberian obat, maka sarana pelayanan
terutama apotek harus Linarni, J.,dan Hasanbasri, M.., 2012, Mutu
mengimplementasikan sistem Pelayanan Farmasi di Puskesmas
penyimpanan obat yang baik Kota Padang, Tesis, Working
berdasarkan standar pelayanan farmasi Paper KMPK Universitas Gajah
secara menyeluruh (100%). Mada, Yogyakarta.
2. Diperlukan penelitian lanjutan terutama
Menkes RI, 2014, Permenkes RI Nomor 35
tentang sistem penyimpanan obat
LASA di sarana pelayanan kesehatan tahun 2014 tentang Standar
lainnya, sehingga kesalahan pemberian Pelayanan Kefarmasian di Apotek,
obat kepada pasien dapat dicegah sedini Jakarta
mungkin. Menkes RI, 2014, Permenkes RI nomor 58
tahun 2014 tentang Standar
DAFTAR PUSTAKA Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Bayang, dkk, 2014, Faktor Penyebab Sakit, Jakarta
terjadinya Medication Error di Setiawan, D., Hasanmihardja, M. & Mahatir,
RSUD Anwar Makkatutu Kab. A., 2010, Pengaruh Pelayanan
Bantaeng, Tesis, Pascasarjana, Kefarmasian terhadap Kepuasan
UNHAS, Makassar Konsumen Apotek di Kabupaten
Depkes RI, 2006, Pedoman Konseling Tegal,Jurnal Farmasi Indonesia,
Pelayanan Kefarmasian di 5(2), 101-107.
SaranaKesehatan, Departemen Silvia dkk, 2011, Concomitant Prescribing
Kesehatan RI: Jakarta and Dispensing Errors at a
Brazilian Hospital: a descriptive
Handayani, R.S., Raharni, dan Gitawati, R,
Study, Clinical Science P: 1691-
2009, Persepsi Konsumen Apotek
terhadap Pelayanan Apotek di 1697
Tiga Kota di Indonesia, Jurnal
Makara Kesehatan,Vol.13,No. 1

Media Farmasi Vol. XIV. No. 1. April 2018 34

Anda mungkin juga menyukai