Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

“RESUME KELAYAKAN USAHA”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah : Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Masnila S.Kep, Ns, M.Pd

DISUSUN OLEH :

BERKATI THERESIA MANULLANG


P07520217007

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN D-IV KEPERAWATAN

TA. 2020/2021
RESUME KELAYAKAN USAHA

A. Defenisi
Suatu kegiatan  yang mempelajari secara mendalam  tentang suatu kegiatan , usaha
atau bisnis yang akan dijalankan , dalam rangka menentukan  layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan. (Kasmir:261 kewirausahaan).
Mempelajari secara mendalam berarti  meneliti secara sungguh-sungguh pada usaha
yang akan dijalankan terhadap data dan informasi yang ada, kemudian mengukur
menghitung  dan menganalisis hasil penelitian tersebut dengan metode-metode :
1. Apakah usaha yang dijalankan akan memberikan manfaat .
2. Biaya yang dikeluarkan apakah sebanding dengan rencana usaha.
3. Usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial  dan finansial
4. Dapat dilihat dari berbagai aspek , pasar dan pemasaran, keuangan,
teknis/operasional, manajemen, ekonomi dan sosial serta dampak lingkungan

B. Tujuan Studi Kelayakan Usaha:


1. Menghindari risiko kerugian
2. Memudahkan perencanaan
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
4. Memudahkan pengawasan
5. Memudahkan pengendalian

C. Pihak Yang Berkepentingan Dengan Hasil Studi Kelayakan Usaha:


1. Pemilik Usaha : untuk mengukur usahanya akan memberikan keuntungan atau
tidak.
2. Lembaga Keuangan : apabila usahanya dibantu oleh  bank atau lembaga keuangan
lainnya  dalam hal mengucurkan dana
3. Pemerintah : berharap usaha yang dijalankan dapat membantu  perekonomian
secara umum
4. Masyarakat luas : tersedia lapangan kerja disekitar usaha dan terbukanya sarana
dan prasarana.
5. Manajemen : dapat menilai  hasil yang telah dicapai sehingga terlihat prestasi
kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.
D. Aspek Pasar Dan Pemasaran:
1. Apakah ada konsumen yang potensial untuk membeli produk
2. Jika ada seberapa besar pasar nyata dan potensi
3. Bagaimana peta kondisi pesaing
4. Bagaimana perilaku konsumen
5. Strategi apa yang harus dijalankan untuk memenangkan persaingan dan merebut
pasar

E. Cara Melakukan Riset Pasar :


1. Terjun langsung kelapangan dengan cara observasi, wawancara maupun kuesioner
2. Mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk lebih meyakinkan dalam meneliti
pasar meliputi 4P
Banyak usaha yang gagal karena kurang jeli dalam merencanakan bisnis. Usaha
yang buru-buru karena desakan yang penting jalan dan ada pemikiran memulai
dengan segera. Mengabaikan rencana usaha merupakan kesalahan fatal karena
tidak ada gambaran akan usaha kita layak atau tidak untuk dijalankan. Jangan
memaksa usaha itu harus jadi tanpa ada tuntunan dalam memulai usaha.
Keperluan yang paling berharga disaat membutuhkan modal dari pihak bank atau
pihak keuangan lainnya pastinya dibutuhkan data-data tentang kelayakan usaha.
Bank atau pemberi modal  menginginkan kepastian untuk membayar kembali.

F. Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis


Saat melakukan studi kelayakan, ada banyak aspek yang harus diteliti. Pada dasarnya
aspek-aspek tersebut bersifat fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun dikurangi
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar yang pasti akan diteliti ketika analisis
studi kelayakan dilakukan, antara lain:
1. Aspek Hukum Atau Legalitas
Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan dilakukan adalah aspek
hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut pada semua hal yang berhubungan
dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan.
Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat tanda
daftar perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin usaha
perdagangan (SIUP), dan lain-lain.
2. Aspek Ekonomi dan Budaya
Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan menganalisis dampak yang
diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar. Dari sisi budaya, studi
kelayakan akan menganalisis bagaimana perusahaan mempengaruhi adat istiadat
di daerah sekitar.
Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang dilakukan yakni bagaimana
perusahaan berdampak pada tingkat pendapatan per kapita di wilayah tempat
perusahaan didirikan.
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang diteliti dalam studi kelayakan.
Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab pertanyaan apakah produk
yang dihasilkan oleh perusahaan memiliki peluang pasar.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yakni potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi
persaingan di industri tersebut, dan lain-lain.
4. Aspek Manajemen
Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek manajemen sebagai aspek dasar
yang harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat dengan operasional perusahaan
baik itu pembangunan maupun pengembangan. Dari semua aspek yang dianalisis,
aspek manajemen memiliki cangkupan yang sangat luas.
Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan
ikut ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen sumber daya
hingga finansial perusahan.
5. Aspek Keuangan
Bagi sebagian bisnis modal adalah adalah hal utama yang harus dimiliki sebelum
membangun sebuah bisnis. Maka dari itu aspek keuangan menjadi hal yang
menentukan bisnis Anda berjalan lancar atau tidak kedepannya. Proses
penganggaran adalah hal yang harus dilakukan jika Anda ingin melakukan
perencanaan bisnis yang matang.

G. Mengukur Kelayakan Usaha


Untuk mengukur kelayakan bisnis, bisa mengunakan 4 indikator sehingga bisa tahu
berapa besar indikasi angka di atas kertas yang menjadi keuntungan nantinya. Apa
saja indikator tersebut? Berikut 4 indikator yang setidaknya bisa digunakan untuk
mengukur kelayakan proyek pada bisnis :
1. Profit Margin
Profit margin adalah persentase dari laba berbanding dengan omset, yang mana
semakin besar profit margin maka akan semakin bagus keuntungan yang di
terima. Tidak ada standar minimal dalam menentukan profit margin, namun
biasanya berkisar antara 20%. Contoh omset yang didapatkan dari bisnis adalah
1,5 milyar, kemudian ada biaya bahan baku dan biaya administrasi masing –
masing 800 juta dan 200 juta. Maka laba yang peroleh yaitu 500 juta, omset
dikurangi biaya bahan baku dan administrasi. Sehingga profit margin proyek
adalah sebesar 33,3%.
Namun apabila profit margin yang didapatkan kurang dari kisaran angka di atas,
maka belum tentu juga jika bisnis tersebut dianggap tidak layak. Karena ada
indikator lain yang bisa digunakan untuk mengukur kelayakan bisnis Anda kelak.
2. Tingkat Pengembalian
Tingkat pengembalian atas investasi yaitu berapa uang yang dihasilkan dalam
bentuk persentase atas modal yang ditanamkan dalam sebuah investasi. Misalnya
untuk membangun bisnis yang beromset 1,5 milyar dalam perkiraan waktu 2,5
tahun dibutuhkan modal investasi sebesar 500 juta. Dengan laba yang diperoleh
dari hasil bisnis tersebut sebesar 500 juta. Maka tingkat pengembaliannya yaitu
laba dibagi modal investasi dikali 100% atau 500jt : 500jt x 100% = 100%. Jadi
persentase uang yang kembali atas investasi adalah mencapai 100%.
Untuk mengetahui kelayakan bisnis maka perlu melakukan perbandingan jika
modal investasi ditanam pada jenis investasi lain, seperti deposito, inflasi emas,
suku bunga kredit dan lain sebagainya.
3. Break Event Point
BEP atau disebut dengan titik impas merupakan suatu kondisi dimana seluruh
biaya dapat ditutupi dari omset sehingga profitnya nol. Contoh jika dalam sebuah
bisnis menjual 6 unit mobil dengan harga masing – masing sebesar 250 juta. Lalu
total biaya bahan baku dan administrasi adalah 900 juta. Maka BEP yang akan
dicapai apabila omset mencapai 900 juta. Jadi apabila harga 1 unit mobil sebesar
250 juta, maka BEP akan didapatkan saat 4 unit mobil sudah terjual. Dan pada
saat unit ke-5 dan 6 terjual, maka disitulah terkandung keuntungan yang
diperoleh. Kelayakan proyek dapat diukur jika Anda sudah bisa mengejar titik
impas tersebut.
4. Periode Payback
Payback periode yaitu kapan atau dalam jangka waktu berapa lama modal
investasi bisa kembali. Payback periode perlu diartikan ke dalam arus kas yang
lebih mendetail. Contoh, untuk total biaya yang dikeluarkan di awal yaitu sebesar
700 juta untuk estimasi lama bisnis selama 2 tahun. Lalu arus kas yang masuk
dalam waktu 24 bulan tersebut menjadi 41,6 juta. Maka payback period adalah
biaya dibagi kas yaitu 700jt : 41,6jt = 16,8 bulan. Artinya setelah bulan ke-17
maka bisnis dapat berjalan tanpa modal. Dimana payback period akan makin cepat
makan semakin bagus.

Anda mungkin juga menyukai