Anda di halaman 1dari 9

Nama : Yoppi Marta Firdaus

NIM : 20191330042

Jurusan : S1 Teknik Elektro (P2K)

UAS : PTT

1. Sebutkan beberapa pertimbangan dalam pemilihan Pemutus Daya !(25%)


Jawab:
 Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara kontinyu.
 Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
 Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan yang akan menggunakan
pemutus daya itu.
 Nilainya bergantung kepada jenis pembumian titik netral sistem.
 Arus maksimum kontinu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus
ini bergantung kepada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban
yang akan dilayani pemutus daya.
 Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya.
 Durasi maksimum yang diperbolehkan dari arus hubung singkat. Hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
 Jarak bebas antara bagian bertegangan tinggi dengan objek lain disekitarnya.
 Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
 Kekuatan dielektrik media isolasi sela kontak.
 Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya
 Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem.

2. Apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan Konduktor! Jelaskan macamnya dan
arti kode-kode pada konduktor!(25%)
Jawab:
Jenis Bahan Konduktor
Bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-persyaratan
sebagai berikut:
1. Konduktifitasnya cukup baik.
2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
3. Koefisien muai panjangnya kecil.
4. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai konduktor, antara lain:
1. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan sebagainya.
2. Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi
campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk
menaikkan
kekuatan mekanisnya.
3. Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang dipadukan
dengan
cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
Klasifikasi Konduktor
1.2.1 Klasifikasi konduktor menurut bahannya:
1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper
Clad
Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau
lebih,
contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit
menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar.
Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY
3. Jelaskan perbedaan konstruksi dari Live-tank circuit breaker dan Dead-tank circuit
breaker!. Apa saja keunggulannya!(25%)
 Live-Tank CB
Untuk sistem tegangan sangat tinggi biasanya beberapa CB dipasang secara
seri. Tangki diisi dengan gas dan pada saat CB dibuka, gas akan keluar melalui
nozzle ke udara luar. Karena gas keluar melalui CB yang berfungsi sebagai
nozzle
maka busur api akan terpadamkan dalam waktu yang singkat sehingga pada saat arus
atau tegangan mencapai titik nol, aliran listrik akan putus sama sekali.
Masalah yang sering dihadapi pada isolator untuk mensupport live-tank ini
adalah polusi dan tegangan tembus permukaan menjadi turun. Biasanya
diperlukan
panjang permukaan sekitar 2,5 – 3,5 cm/kV dari tegangan line
. Untuk beberapa CB yang dipasang seri, distribusi tergangan tergantung dari harga
relatif dari kapasitansi antara CB-CB tersebut.
Konstruksi dari Live-Tank CB :

 Dead-Tank CB
Konstruksinya terlihat pada gambar dibawah ini. Pada saat CB membuka, katub
gas terbuka untuk beberapa cycle sehingga gas dengan tekanan tinggi turun melalui
pipa dan nozzel pemutus masuk ke dalam tangki utama. Tekanan pada tangki utama
mungkin akan naik sedikit tetapi ini dikembalikan lagi ke keadaan normal
dengan memompa gas masuk ke dalam penyimpanan bertekanan tinggi (high
pressurereservoir). Biasanya tekanan pada reservoir 200 lb/m2 dan pada tangki
utama = 30 lb/in2 ini untuk bahan isolasi SF6.
4. Apa yang anda ketahui tentang Arester? Gambarkan! Apa fungsinya? Sebutkan jenis-
jenisnya dan terangkan prinsip kerjanya!(25%)
Jawab:
Arrester atau penangkap petir adalah peralatan pengaman instalasi sistem tenaga
listrik atau gardu induk dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (lightning
surge) maupun oleh surja hubung (switching surge). Arrester bekerja dengan cara
membatasi switching dan lonjakan petir yang kemudian lojakan petir tersebut
dialirkan ke tanah.
Bagian penting dari sebuah arrester yaitu:
1. Elektroda
Yaitu komponen yang berfungsi sebagai terminal dari arrester. Elektroda ini
dihubungkan dengan bagian yang bertegangan di bagian atas, dan elektroda bawah
dihubungkan ke dalam tanah.
2. Sela Percikan (spark gap)
Sela percikan (spark gap) ini akan bekerja apabila terjadi tegangan lebih
dengan cara mengeluarkan busur api akibat adanya tekanan gas yang
ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.
3. Tahanan Katup atau tahanan tak linier (tahanan kran/ valve resistor)
Tahanan katup yang digunakan pada arrester merupakan tahanan tak linier.
Komponen ini harus terbuat dari suatu jenis material yang sifatnya mudah berubah
apabila terjadi perubahan tegangan secara tiba-tiba.
Prinsip Kerja Arrester
Pada umumnya pemasangan arrester untuk melindungi dari lonjakan petir dikerjakan
pada setiap ujung saluran udara tegangan tinggi yang memasuki gardu induk. Dengan
perancangan yang baik dan benar, arrester akan bekerja dengan baik. Secara
sederhana prinsip kerja dari arrester yaitu:
Dalam keadaan normal, arrester akan berlaku sebagai isolator ,saat timbul tegangan
surja, arrester akan berubah menjadi konduktor yang tahanannya relatif rendah,
sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah tegangan surja hilang,
arrester akan dengan cepat berubah kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya
tidak sempat membuka. Cara kerjanya, arrester membentuk jalan sehingga arus kilat
atau petir akan melaluinya dengan mudah, dan oleh karena itu arrester dapat
mengurangi tegangan tinggi pada peralatan gardu induk. By pass atau jalan pintas
tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus dayanya.

Jenisnya:
ARRESTER EKSPULSI
Merupakan tabung yang terdiri dari :
 Dinding tabung yang terbuat dari bahan yang mudah menghasilkan gas jika dilalui
arus (fibre)
 Sela batang (external series gap) yang biasanya diletakkan pada isolator porselin,
untuk mencegah arus mengalir dan membakar fiber pada tegangan jala-jala setelah
gangguan diatasi.
 Sela pemutus bunga api diletakkan didalam tabung, salah satu elektroda dihubungkan
ke tanah.

Bila di terminal arester tiba suatu surja petir, maka kedua sela tepercik. Arus susulan
yang terjadi memanaskan permukaan dalam tabung serat. Akibatnya tabung
mengeluarkan gas. Arus susulan merupakan arus sinusoidal sehingga pada periode
tertentu akan mencapai nilai nol. Saat arus susulan mencapai nol, gas akan
memadamkan arus susulan. Arus susulan paling lama bertahan dua periode. Biasanya
sudah padam dalam waktu setengah periode setelah arus susulan terjadi. Tetapi,
pemadaman arus susulan masih bergantung pada tingkat arus hubung singkat pada
lokasi penempatan arester.

SELA BATANG
 Pelindung yang paling sederhana adalah sela batang.
 Sela batang digunakan untuk melindungi bushing trafo, isolator saluran udara
tegangan tinggi, pemutus daya, dan sebagai pelindung cadangan.

 Jika beda tegangan antara sela melebihi tegangan tembus sela, maka akan terjadi
percikan pada sela, dan membuat sela sela terhubung singkat. Jarak sela dapat disetel
sedemikian hingga tepercik pada nilai tegangan yang diinginkan.
Untuk mencegah terjadinya lompatan api pada isolatornya, maka harus dipenuhi
syarat-syarat di bawah ini:
V tembus sela = 0.8 V tegangan lompatan api isolator

ARESTER KATUP

Arester ini terdiri atas beberapa sela percik yang dihubung seri dengan resistor tak
linier. Resistor tak linier mempunyai tahanan yang rendah saat dialiri arus besar dan
mempunyai tahanan yang besar saat di aliri arus kecil. Resistor tak linier yang umum
digunakan untuk arester terbuat dari bahan silikon karbid. Sela percik dan resistor tak
linier keduanya di tempatkan dalam tabung isolasi tertutup, sehingga kerja arester ini
tidak di pengaruhi oleh keadaan udara sekitar.

DATA PENGENAL ARRESTER


Berikut data pengenal suatu arester yang dibutuhkan dalam perencanaan perlindungan
suatu peralatan.
 Tegangan pengenal
 Arus peluahan nominal
 Frekuensi pengenal
 Tegangan percik frekuensi daya
 Tegangan percik impuls maksimal
 Tegangan peluahan atau tegangan sisa
 Tegangan dasar (cut-off voltage)
 Tegangan gagal sela
 Karakteristik volt-waktu (V-t)
 Margin
 Tingkat perlindungan
 Arus peluahan maksimal

LOKASI PENEMPATAN ARRESTER
Arester di tempatkan sedekat mungkin dengan peraltan yang dilindungi. Tetapi untuk
memperoleh kawasan perlindungan yang lebih baik, maka ada kalanya arester
ditempatkan dengan jarak tertentu dari peralatan yang dilindungi. Jarak arester dengan
peralatan yang di lindungi berpengaruh terhadap besarnya tegangan yang tiba pada
peralatan dapat melebihi tegangan yang dapat di pikulnya.

Anda mungkin juga menyukai