Modul IV Kristalografi I
Modul IV Kristalografi I
JUDUL : KRISTALOGRAFI I
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Modul IV ini adalah modul yang akan memberikan gambaran umum tentang
kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting utnuk
membantu mahasiswa dalam memahami dan dapat menggambarkan dengan
baik kristal-kristal dalam logam, menggambar bidang kristal mdan arah kristal
serta memahami hubungan kristal dan sifat logam
b. Ruang Lingkup
Adapun materi secara keseluruhan yang akan diberikan kepada mahasiswa
adalah sebagai berikut :
1. Konsep Kristal
2. Struktur Kristal
3. Arah Kristal
4. Bidang Kristal
5. Tujuh Sistem Kristal
6. Faktor tumpukan atom
c. Kaitan Modul
Setelah membahas ikatan antar atom pada modul yang lalu, maka berikutnya
ditinjau dari segi struktur ialah mempelajari pola susunan atom. Hal ini cukup
sederhana untuk tipe bahan kristalin karena adanya sel satuan yang sifatnya
berulang dalam tiga dimensi. Setiap sel satuan memiliki karakteristik
geometri seluruh kristal
Selain hal itu perlu mengenal cara-cara penandaan tata letak sel satuan, arah
kristal dan bidang kristal karena berhubungan dengan struktur kristal dengan
sifat bahan dan perilaku bahan
d. Sasaran Pembelajaran Modul
25
1. Mengembangkan konsep sel satuan sehingga sel satuan dapat digunakan
untuk menggambarkan :
a. susunan atom
b. jarak antar atom
c. rapat tumpukan
2. mengenal pola pengaturan (kisi) yang terdapat dalam logam sederhana,
khususnya kpr, kps dan htp
3. dapat membuat hubungan antara jari-jari atom logam dengan ukuran sela
satuan, factor tumpukan atom dan kerapatan.
4. menggambarkan arah kristaldan bidang kristal dari indeksnya serta
hubungannya dengan sifat anistropi
5. memahami sifat bahan padat yang dapat berubah bentuk kristalnya akibat
perubahan suhu / atau tekanan. Bahwa perubahan semacam ini
memerlukan pemutusan ikatan, pergerakan atom dan pembentukan ikatan
baru yang dengan sendirinya memerlukan waktu transformasi.
26
BAB II
PEMBELAJARAN
STRUKTUR KRISTAL
27
Material kristalin adalah material yang memiliki susunan atom-atom yang
tertata, teratur dan mempunyai bentuk geometrik yang sifatnya berulang. Material
non kristalin adalah material yang tdk memiliki pola yang teratur, susunan yang tidak
teratur dari atom-atom penyusunnya. Keadaan yang tidak teratur tersebut sering
disebut keadaan amorfous. Pada material kristalin, bentuk geometrik yg selalu
berulang disebut sebagai sel satuan (unit cel).
Sebagai contoh ion logam berukuran relative kecil, dengan diameter sekitar
0.25 nm. Satu milimiter kubik logam mengandung sekitar 1020 atom. Ion-ion sejenis
dalam logam padat murni tertumpuk bersama dgn sangat teratur dan, pada sebagian
besar logam, tertumpuk sedemikian rupa sehingga secara kolektif ion-ion menempati
volume minimum. Logam umumnya berbentuk kristal dan penumpukan ionnya
tertutup dan terbuka, susunan atomnya dapat ditentukan dan dinyatakan berdasarkan
bentuk struktur selnya. Selain itu karena ikatan metalik tidak bergantung pada arah
susunannya sehingga dapat disimulasi dengan model ”bola keras”.
Ada dua cara penumpukan bola-bola yang berukuran sama agar menempatai
volume yang minimum yaitu struktur kubus pemusatan muka (FCC) dan heksagonal
tumpukan padat (cph) yang akan dibahas nanti. Sel struktur lain yang juga model
kubus adalah kubus pemusatan ruan (bcc); meskipun lebih terbuka dan tidak
berdasarkan penumpukan padat, banyak jenis logam memiliki strukutr ini.
Untuk menspesifikasi struktur logam tertentu dengan lengkap, kita harus
mengetahui tipe struktur kristal logam dan dimensi sel strukturnya. Untuk sel struktur
kubus hanya diperlukan panjang sisi a sedangkan untuk sel heksagonal perlu
diketahui parameter a dan c. Untuk lebih lengkapnya jenis sistem kristal dan
parameternya dijelaskan setelah bahasan ini.
Jika suatu struktur heksagonal memiliki penumpukan padat yang ideal, rasio
a/c harus sama dengan 1.633. Pada struktur-struktur heksagonal rasio sumbu c/a tidak
pernah tepat 1.633. Oleh karena itu struktur-struktur tersebut tidak memiliki
tumpukan padat yang ideal seperti c/a (Zn) = 1.856, c/a Ti =1.587. Pada saat rasio
sumbu mendekati satu, sifat logam cph mulai menampakkan kemiripan dengan logam
fcc.
28
Dengan mengetahui parameter sel kita dapat menghitung radius r dari atom
logam dengan asumsi atom tersebut berbentuk sferis dan ditumpuk sepadat mungkin.
Sehingga dapat dibuktikan bahwa r = ( a 2 )/4 untuk fcc dan r = ( a 3 )/4 untuk bcc
dimana a adalah parameter sel.
Bilangan Koordinasi
SEL SATUAN
Sel satuan memiliki volume terbatas, masing-masing memiliki ciri yang sama
dengan kristal secara keseluruhan. Jarak yang selalu berulang disebut konstanta kisi
dalam pola jangkauan panjang dari kristal. Sel satuan adalah bentuk geometri terkecil
dari penyusun material kristalin yang sifatnya berulang. Sel satuan memiliki
konstanta kisi yang memberikan karakteristik dasar dari sistem kristal yang
dibentuknya.
Arah dalam suatu sistem kristal dapat digunakan untuk menunjukan lokasi
arah pergeseran dan lokasi cacat-cacat kristal.
Metode yang digunakan untuk menentukan arah dalam suatu sistem kristal adalah
sebagai berikut.
Dengan menarik garis melalui titik asal sejajar dengan arah yang diperlukan
dan kemudian menentukan koordinat titik pada garis ini yang dinyatakan dalam
parameter sel (a,b,c).
z Contoh koordinat titik P terhadap titik asal O adalah x = 1/6, y = 1, z = 1,
maka penulisan koordinat arahnya harus dalam bilangan bulat sehingga
didapat [ 1 6 6 ]
29
BIDANG KRISTAL
Bidang kristal digunakan untuk mengetahui bidang-bidang pergeseran/ slip
dan juga letak cacat-cacat kristal.
Penunjukan bidang dalam sistem kristal berdasarkan pada aturan indeks Miller (h,k,l)
Contoh:
Bila suatu koordinat bidang dalam suatu sistem kristal ditentukan oleh
perpotongan pada sumbu (x,y,z )pada (½, 1/6, ½ ) maka gambarkan koordinat
tersebut dalam sumbu x, y dan z dan setelah itu koordinat tersebut di balik menjadi
(2, 6, 2 ) kemudian lebih disederhanakan dengan membaginya dengan angka 2
menjadi (1, 3, 1). Koordinat (1,3,1) disebut sebagai indeks miller dari bidang (½,
1/6, ½ ).
30
Contoh :
Berikut ini adalah gambar dari sebuah bidang kristal dengan koordinat :(-1/2, ½, ∞)
Dari koordinatnya diperoleh indeks miller dari bidang kristal tersebut adalah (¯1,1,0)
Latihan :
Bila diketahui koordinat dari suatu bidang kristal adalah 4,1,2 maka gambarkan
bidang tersebut beserta indeks millernya.
Dikenal tujuh sistem kristal yang terdapat pada material kristalin yaitu :
1. Sistem Kubik
2. Sistem Tetragonal.
3. Sistem Ortorombik.
4. Sistem monoklinik.
5 Sistem Triklinik.
6 Sistem Heksagonal.
7. Sistem Rhombohedral.
31
Karakteristik Geometrik Dari Sistem Kristal
z Sistem Kubik
a1 = a2 = a3, semua sudut = 90o
z Sistem tetragonal
a1 = a2 ≠ c, semua sudut = 90o
z Sistem Monoklinik
a ≠ b ≠ c, 2 sudut 90o dan 1 sudut ≠ 90o
z Sistem triklinik
a ≠ b ≠ c, semua sudut ≠ 90o.
z Sistem Heksagonal
a1 = a2 = a3 ≠ c, sudut-sudut 90o dan 120o.
z Sistem rhombohedral
a1 = a2 = a3 semua sudut sama tetapi bukan 90o
Parameter-parameter dalam suatu sistem kristal adalah :
1. Kisi kristal.
2. Sudut kisi.
3. Arah kristal.
4. Bidang Kristal.
32
33
Kristal Kubik Pemusatan ruang (BCC; Body Center Cubic)
Kristal bcc memiliki jumlah atom sebanyak 2 buah yaitu masing masing 1/8
atom pada tiap titik sudut dan satu atom tepat pada bagian tengahnya.
34
Kristal Heksagonal Tumpukan Padat (HCP;Hexagonal Close Packed)
Latihan :
Carilah berapa banyak jumlah atom yang terdapat pada kristal HCP, Diskusikan
dengan teman-temanmu!
35
NA = Bilangan avogadro
n = Jumlah atom-atom dalam satu sel satuan.
Bila sel satuan adalah kubik maka volume atom adalah a3 maka densitas dari
kristal atau ρ adalah hasil bagi berat sel satuan dan volume sel satuan:
n.M
ρ= atau
a 3 NA
n.M
ρ=
V . NA
Contoh:
Aluminium memiliki jari-jari atom 1,431 Å dan struktur kristal FCC, bila berat atom
aluminium adalah 26,97. hitunglah faktor tumpukan dan kerapatan (densitas) dari
aluminium.
Jawab
Telah diketahui jumlah atom pada struktur FCC adalah 4 buah, bila konstanta kisi
adalah a maka bila satu sisi dari struktur FCC diproyeksikan akan diperoleh
hubungan antara jari-jari atom dan konstanta kisi yaitu :
(4r)2 = a2 + a 2 atau
a = 4r / 2
sedangkan jumlah volume atom dalam kristal FCC adalah
16 3
4 atom x 4/3 πr3 = πr
3
Dan volume dari sel satuan adalah :
3
⎛ 4r ⎞ 32r 3
V = a3 = ⎜ ⎟ =
⎝ 2⎠ 2
Maka faktor tumpukannya adalah :
(16/3) π . r 3 π 2
= = 0.74
3
32r / 2 6
Yang artinya 74 %.
Besarnya berat atom dari aluminium diperoleh dari :
36
Berat atom 26.97 x 10 -3 kg / mol
=
Bilangan avogadro 6.02 x 10 23 atom / mol
= 4.48 x 10 -26 kg/atom ( 4.48 x 10-23 g/atom)
Untuk kristal FCC diperoleh konstanta kisi (a) =
a = 4r / 2 = 4 x 143,1 x 10-12 m / 2 = 406 x 10-12 m = 4.06 Å
sehingga kerapatan (densitas) dari aluminium adalah :
4 x 26.97 x 10 -3 kg/mol
ρ=
6.02 x 10 23 atom/mol x ( 406 x 10 - 12m) 3
= 2.68 103 kg/m3 (2.68 gram /cm3)
Soal Latihan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kristal padat!
2. Berikan contoh material yang memiliki struktur kristal?
3. Apa yang dimaksud dengan kisi kristal
4. Gambarkan dan hitung berapa jumlah atom pada kristal BCC, FCC dan HCP!
5. Sebutkan 3 jenis struktur yang paling banyak dimiliki oleh logam !
6. Besi pada suhu 20oC mempunyai struktur kristal BCC dengan jari-jari atom 0.124
nm. Hitunglah panjang kisi kristalnya ( a ) !
7. Hitunglah faktor tumpukan atom untuk kristal BCC dan FCC
8. Gambarkan Bidang kristal dari (101), (110), dan (221)
9. Tentukan Indeks Miller dari koordinat perpotongan bidang berikut ini; (1,1/4, 0);
(1,1,1/2); (3/4,1,1/4)
10. Carilah dalam literatur dan Jelaskan apa yang dimaksud dengan alotropi ?
37
BAB III
PENUTUP
Pada modul ini mahasiswa diharapkan sudah memiliki gambaran umum tentang
kristalografi, pengetahuan tentang kristalografi sangat penting untuk membantu
mahasiswa dalam memahami dan dapat menggambarkan dengan baik kristal-kristal
dalam logam, menggambar bidang kristal dan arah kristal serta memahami hubungan
kristal dan sifat logam
38