Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MENAJEMEN SDM DI BIDANG KESEHATAN


“Teori Teori Motivasi”

DOSEN PENGAMPU:
LA ODE RESKIADDIN ,S.KM., M.P.H

DISUSUN OLEH :
Nama : Nia Riski Putri
NIM : N1A118004
KELAS : 5 A ( AKK 2018)

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
TEORI TEORI MOTIVASI

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah
proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik
adalah motivasi yang berasal dari diri sendiri, Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi
yang berasal dari luar yang menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti
status ataupun kompensasi.
Secara garis besar teori motivasi terbagi menjadi dua yaitu teori kepuasan/isi (content
theory) dan teori proses (proses theory)

1.Teori Kepuasan (Content Theory)

Bertujuan untuk membantu manajer untuk memahami “kebutuhan manusia” dan bagaimana
individu dengan berbagai kebutuhan merespon situasi kerja yang berbeda.Kebutuhan adalah
sesuatu yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Definisi lain mengatakan motivasi adalah
keinginan fisik maupun psikologis yang belum terpenuhi. Yang termasuk teori ini adalah teori-
teori yang meneliti faktor-faktor apa saja dalam diri induvidu yang menggerakkan, mengarahkan,
mendukung, danmenghentikan perilaku induvidu. Diantara teori kepuasan adalah:

a. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow (Maslov's Hkrordhy of Needs).


Teori ini dikembangkan oleh Abraham Maslow. Ia mengemukakan bahwa pada
dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5
tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah.
Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai
dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya
akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling
tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhanpada peringkat berikutnya menjadi
penentu tindakan yang penting:
a)Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b)Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c)Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
d)Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan
serta pengakuan)
e)Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan
menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).
Dua dalil utama dapat disimpulkan dari Teori Hirarki Kebutuhan Maslow yaitu:
a)Kebutuhan kepuasan bukanlah motivator suatu perilaku,
b)Bila kebutuhan yang lebih rendah telah terpenuhi maka, kebutuhan yang
lebih tinggi akan menjadi penentu perilakunya (Andjarwati et al., 2015)

b. Teori X dan Y (XY Theory)


Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor. la mengatakan ada dua tipe
manusia, yaitu tipe X dan tipe Y. ia menjelaskan dua pandangan berbeda mengenai
menusia. Pada dasarnya, yang negativ ditandaidengan teori X, dan yang positif ditandai
dengan teori Y, kesimulan Mc Gregorbahwa pandangan manajer mengenai kodrat
manusia didasarkan pada kelomokasumsi tertentu, dan menurut asumsi-asumsi ini,
manajer cenderung menularkancara berperilakunya kepada para bawahan.Mc Gregor
sendiri meyakini bahwa pengandaian manusia tipe Y lebih valid daripada tipe X. Karena
itu, ia mengusulkan ide-ide seperti pengambilan keputusan partisipatif, pekerjaan yang
bertanggung jawab dan menantang, serta hubungan kelompok yang baik, sebagai
pendekatan yang akan memaksimalkan motivasi seseorang.(Nurhayati, 2012)

c. Teori ERG (ERG Theory)


Teori yang disampaikan oleh Clayton Alderfer ini berpendapat bahwa setiap
orang mempunyai kebutuhan yang tersusun dalam suatu hirarki. Pertama, yang paling
dasar adalah kebutuhan eksistensi (Existence), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh
faktor-faktor seperti makanan, minuman, udara, upah dan kondisi kerja. Kedua,
kebutuhan relasi (Relatedness), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial
yang bermanfaat. Ketiga, kebutuhan pertumbuhan (Growth), yaitu kebutuhan dimana
induvidu merasa puas jika dapat memberikan kontribusi yang kreatif dan produktif. Teori
ERG berpendapat seperti Maslow bahwa kebutuhan tingkat lebih rendah yang terpuaskan
menghantar ke hasrat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun halangan terhadap kebutuhan
yang lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke tingkat kebutuhan yang lebih rendah.
d. Teori Kebutuhan Mc. Gel land (Mc Clelland Theory)
Mc. Clelland mengajukan teori motivasi yang berkaitan erat dengan konsep
belajar, la berpendapat ada tiga kebutuhan yang dapat dipelajari, yaitukebutuhan
berprestasi (need for achievement), kebutuhan berkuasa (need for power) dan kebutuhan
berafiliasi (need foraffiliation). Mc Clelland mengatakan bahwa jika kebutuhan seseorang
sangat kuat, maka motivasinya akan kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut
e. Teori Motivasi HERZBERG (Teori dua faktor)
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
a)Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik),
b)Faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).(Ar-raniry, 2015)
Model Herzberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah
konsep berdimensi satu. Diperlukan dua variabel untuk menafsirkan kepuasan kerja
secara tepat . Artinya, untuk mencapai motivasi optimum dibutuhkan dua kondisi
intrinsik dan ekstrinsik yang sama-sama memuaskan.

2. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menguraikan dan menganalisa bagaimana perilaku digerakkan, didukung dan
dihentikan. Yang termasuk teori ini diantaranya :

a. Teori Harapan (Expectancy Theory)


seseorang termotivasi untukmelakukan perilaku tertentu berdasarkan tiga
persepsi, yaitu:
(a)expectancy: seberapa besar kemungkinan jika mereka melakukan perilakutertentu
mereka akan mendapatkan hasil.
(b) instrumentality : seberapabesar hubungan antara prestasi kerja dan hasil kerja yang
lebih tinggi;
(c)valence: seberapa penting si pekerja menilai penghasilan yang di berikanperusahaan
kepadanya..

b. Teori Penentuan Tujuan (Goal Setting Theory)


Teori ini memusatkan pada proses penentuan sasaran diri mereka sendiri.
Menurut Edwin Locke, penggagasnya, manusia cenderung untuk menentukan sasaran
dan berjuang keras untuk mencapainya. Namun hal ini hanya akan memotivasi jika
sasaran tersebut diterima olehnya, jelas, dan terdapat harapan yang cukup besar untuk
dapat dicapai. Penelitian menujukkan, semakin spesifik dan menantang suatu sarasan,
maka semakin efektif untuk memotivasi orang atau kelompok.
Penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni :
(a) tujuan –tujuanyangmengarahkan perhatian (b) tujuan –tujuan yang mengatur upaya
(c) tujuan –tujuanuntukmeningkatkan persistensi dan (d) tujuan –tujuan untuk
menunjang strategi –strategi dan rencana –rencana kegiatan.(Hastuti, 2016)

c. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)


Dikemukaan oleh B.F. Skinner, yang mengatakan bahwa tingkah laku dengan
konsekuensi positif (penghargaan) cenderung akan diulang. Sebaliknya, tingkah laku
dengan konsekuensi negatif (hukuman) cenderung untuk tidak diulang.

d. Teori Keadilan (Equity Theory)


Teori yang digagas oleh J. Stacy Adam ini mengasumsikan bahwa seseorang
membandingkan usaha mereka dengan orang lainnya dalam situasikerja yang sama. Teori
ini mengatakan bahwa orang dimotivasi untuk diperlakukan secara adil. Bila ia merasa
diperlakukan tidak adil, maka motivasinya akan menurun. Sebaliknya jika merasa
diperlakukan adil, maka motivasinya akan bertambah.
Sekarang ini, penerapan motivasi telah mengalami berbagai modifikasi. Para ahli
yang bergelut dalam bidang praktisi motivasi telah membuat berbagai kiat agar teori
motivasi menjadi mudah digunakan. Namun dasarnya tetap sama, yakni berdasarkan
berbagai teori yang telah dikemukaan di atas.
Teori amat berguna untuk diketahui dalam rangka menerapkan suatu aplikasi
tertentu di lapangan. Namun teori bukanlah segalanya, la masih dapat diperdebatkan,
dipertentangkan dan diabaikan, la tidak bernilai mutlak. Karena itu, penerapannya perlu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada

Referensi :

https://nanopdf.com/download/teori-teori-motivasi-2_pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310001/pendidikan/Bab+9+Motivasi.pdf

Andjarwati, T. et al. (2015) ‘Motivasi dari Sudut Pandang Teori Hirarki Kebutuhan Maslow ,
Teori Dua Faktor Herzberg , Teori X Y Mc Gregor , dan Teori Motivasi’, 1(1).
Ar-raniry, U. I. N. (2015) ‘TEORI-TEORI MOTIVASI’, 1(83), pp. 1–11.
Hastuti, N. (2016) ‘George Terry, Prinsip – Prinsip Manajemen , (Jakarta : Bumi Aksara, 1996),
hal 131 13’, NLD Hastuti, pp. 13–53.
Nurhayati, T. (2012) ‘Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi Kerja’, Jurnal
Edueksos, I(2), pp. 77–92.

Anda mungkin juga menyukai