Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KINERJA

UPAYA KESEHATAN
JAN 6

Posted by Nilna R.Isna


RESUME PERFORMANCE SISTEM KESEHATAN
PENINGKATAN KINERJA UPAYA KESEHATAN
Nilna Rahmi Isna
07122009
Email : nilna.isna@yahoo.com
Dosen pembimbing : dr. Adila Kasni Astiena, MARS
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2009
Pelayanan kesehatan esensial adalah pelayanan yang dianggap sangat penting untuk
mencegah/menanggulangi masalah kesehatan, tugas yang harus diberikan kepada klien, keluarga &
masyarakat), termasuk penyuluhan (biasanya merupakan target & SPM). Di dalam peningkatan kinerja
upaya kesehatan dikenal istilah SPM atau Standar Pelayanan Minimal. SPM adalah standar yang
ditetapkan untuk setiap pelayanan esential yang dipakai untuk mengarahkan & mengukur kinerja
pelaksanaan kewenangan wajib yang berhubungan  dengan pelayanan dasar.
SPM mencakup (1) jenis pelayanan, (2) indikator pelayanan, (3) target yang harus dicapai, (4)
diterapkan di semua kabupaten/kota, (5) menjamin semua masyarakat memiliki akses pelayanan
kesehatan dasar, (6) akuntabilitas penyedia pelayanan kesehatan, dan (7) merupakan indikator/target
kinerja, bukan hanya standar teknis.
Kriteria untuk menentukan SPM
1. Pelayanan yang diberikan :
a. Pelayanan prioritas
b. Dapat dirasakan langsung dan didukung oleh masyarakat
c. Dapat diukur
d. Direncanakan, dapat dikerjakan dam berkesinambungan
2. SPM merupakan prioritas karena:
a. Melindungi hak konstitusional perorangan dan masyarakat
b. Melindungi kepentingan nasional
c. Memenuhi komitmen nasional maupun internasional
d. Mengatasi (mencegah dan menanggulangi) penyebab utama kesakitan maupun kematian
3. Kewenangan Wajib : kewenangan yang diwajibkan pada suatu pelayanan kesehatan dasar (PKD)
dengan menggunakan indikator kinerja untuk mengukur pencapaian tolok ukur (benchmark) atau target
SPM
4. Proses peningkatan kinerja :
a. Membantu pengelola kesehatan kab/kota
b. Meningkatkan pemahaman & respon terhadap kewenangan & tanggung jawab sbg akibat kebijakan
desentralisasi
Kriteria Dalam Menentukan Masalah Kesehatan Prioritas
a. Penyebab utama permintaan pelayanan (konsul rajal puskesmas dan rumah sakit)
b. Penyebab utama kematian wanita , balita, dan penduduk usia 15-44 tahun
c. Penyebab utama cacat (sementara/pemanen)
d. Penyakit dan kondisi yang menyebabkan keprihatinan keluarga dan masyarakat
e. Penyakit dan kondisi yang menjadi keprihatinan pemimpin politik nasional atau daerah
f. Penyakit dan kondisi yang sebenarnya bisa ditangani dengan tindakan pencegahan yang cost effective
dan teknologi tersedia
g. Sindrom, penyakit, dan kondisi yang menjadi tujuan dan target upaya eradikasi, eliminasi &
pengendalian internasional & nasional)
h. Penyakit dan kondisi (yang secara tidak proporsional)  merugikan kelompok penduduk miskin dan
rentan
i. Penyakit dan kondisi yang cenderung meningkat
Kriteria pelayanan kesehatan esential yg akan ditingkatkan kinerjanya
a. Pelayanan yang kinerjanya saat ini memiliki kesenjangan terbesar
b. Pelayanan yang dirasa masyarakat dan pemimpin politik : sangat penting dan tidak terselenggara
dengan baik (ketidakpuasan konsumen)
c. Pelayanan yang kemungkinan bisa mendapat dukungan keuangan tambahan/dukungan lain dari
pemda, masy, LSM, badan internasional, sumber lain (prioritas kepentingan politis & organisasi)
Kriteria menentukan wilayah kerja puskesmas yang akan ditingkatkan kinerjanya :
a. Masalah kesehatan paling banyak terjadi
b. Kinerja pelayanan kesehatan esential prioritas paling rendah
c. Mayoritas penduduknya miskin, paling butuh tapi akses rendah
d. Mempunyai karakteristik/ fc.resiko khusus spt pengungsi, penduduk migran, bencana
e. Kondisi alam tdk mendukung, kelompok penduduk bresiko thd masalah kesehatan prioritas yg sedang
ditangani
Cara yang ditempuh :
a. Tujuan utama; mengurangi besarnya masalah kesehatan prioritas
b. Mengembangkan intervensi strategis sesuai prioritas daerah
c. Meningkatkan penyelenggaraan yankes esential  terpilih agar target kinerja SPM tercapai segera dlm
waktu singkat
d. Efisien dalam menggunakan sumber daya, staf, sarana, obat, bahan medis & anggaran
e. Postive health externalities
f. Cost effectiveness yang tinggi
g. Aspek kesetaraan
Cara dan aturan dasar proses perencanaan peningkatan kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan
proses Learning By Doing. Proses yang diterapkan untuk mendukung Peningkatan Kinerja Pelayanan
Kesehatan merupakan pendekatan group learning by doing (belajar sambil melakukan kegiatan secara
berkelompok) yang telah terbukti mampu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan dalam hal
jangkauan dan kualitas. Proses ini didasarkan pada metodologi perencanaan desentralisasi program
kesehatan yang telah diterapkan selama lebih dari 35 tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah
berhasil menggunakan pendekatan ini untuk perencanaan dan penyusunan program di bidang
kesehatan.
Pelaksanaan perubahan akan berhasil jika orang-orang yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan dan mengelola pelayanan kesehatan terlibat langsung sejak dari perencanaan
sampai pelaksanaan kegiatan yang diperlukan untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan.
Kerjasama antar anggota tim perencana akan menumbuhkan semangat tim yang nantinya akan
memperkokoh upaya tim pada saat pelaksanaan kegiatan, dan ketika menghadapi serta mengatasi
hambatan. Pembelajaran akan menjadi lebih baik bila data, strategi, dan rencana yang dihasilkan
selama perencanaan dijadikan dokumen perencanaan dan pemantauan sebenarnya, yang nantinya
digunakan dan disempurnakan oleh tim selama periode pelaksanaan.
Prasyarat Keberhasilan
1. Anggota Tim Perencana Kesehatan Kabupaten/kota terdiri dari wakil bidang pelayanan dan program
yang terkait.
2. Tim Perencana Kesehatan mengetahui dan menerima tanggung jawab yang ditugaskan pada mereka
untuk menyelenggarakan kewenangan wajib dan mencapai target SPM.
3. Tim Perencana Kesehatan melaksanakan intervensi dalam jangka waktu yang telah disepakati
dengan sesedikit-mungkin sumber daya tambahan.
4. Tim menyadari bahwa dinas kesehatan mempunyai peran yang penting bagi keberhasilan sistem
kesehatan nasional dalam mencapai tujuan kesehatan nasional, dan memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat di wilayahnya
5. Proses ini bukan merupakan suatu pelatihan, tetapi adalah proses perencanaan yang sebenarnya.
Sesi-sesi Selama Proses Peningkatan Kinerja
1. Penjelasan singkat oleh fasilitator mengenai tujuan, format dan materi yang tersedia, serta langkah,
dan hasil yang harus dibuat pada setiap sesi. Penjelasan singkat ini biasanya berlangsung selama 15
menit. Tidak akan ada pemberian ceramah. Jika ada subtim yang menemui kesulitan, pedoman yang
lebih rinci disediakan pada hand-out, atau jika perlu, diadakan sesi khusus di malam hari.
2. Tugas dalam kerja kelompok
a. Menunjuk moderator dan notulen selama sesi;
b. Meninjau dan menyepakati langkah-langkah dan hasil-hasil yang diminta;
c. Melaksanakan langkah-langkah yang diwajibkan melalui diskusi, pengambilan keputusan dan hasil-
hasil yang dibuat oleh anggota kelompok kerja;
d. Menyelesaikan hasil-hasil dalam format yang telah disediakan (atau disesuaikan), dan menyiapkan
presentasi.
3. Presentasi pleno untuk menyajikan hasil
Di mana pada saat ini semua komentar dan saran harus diperhatikan dan dicatat untuk
menyempurnakan hasil-hasil yang telah dibuat.
Hambatan dalam pelayanan kesehatan dan penyebab utama
a. Kondisi dalam hal pelayanan
1. Kinerja staf yang tidak memadai
a. Jumlah staf kurang
b. Pelatihan/keterampilan kurang
c. Motivasi rendah
d. Sikap yg buruk thd konsumen
2. Sarana yg tidak memadai
a. Jumlah & lokasi sarana tidak memadai
b. Perawatan tidak memadai sehingga sarana/peralatan terlihat buruk
a. Peralatan tidak lengkap /tidak dirawat
b. Transportasi & komunikasi tidak memadai
3. Anggaran yang tidak memadai untuk gaji, obat-obatan, biaya operasional dan perawatan
b.  Kesulitan di masyarakat
1.   Rendahnya kesadaran thd mslh kes, cara mencegah & mengatasi
2.   Kurangnya rasa penghargaan thd efektivitas pelayana kesehatan yang disediakan
3. Sulitnya akses thd yankes yg layak (jarak, biaya, diskriminasi)
4. Kurangnya partisipasi & dukungan masy thd upaya promosi & pencegahan penyakit
c. Kesulitan di lingkungan (secara kontekstual)
1. Kurangnya dukungan dari Bappeda, DPRD
2. Kurangnya kerjasama & dukungan dari sektor lain
3. Kerusuhan massal,  keamanan, bencana alam
Strategi Peningkatan Kinerja
a. Tinjau kembali masalah kesehatan prioritas dan hambatan
b. Bahas target, hambatan, gagasan utk mencapai target dan mengurangi hambatan
c. Bahas semua gagasan yang telah dibuat, urutkan berdasarkan potensi efektivitas dan kelayakan
d. Buat elemen strategi
e. Hitung target pelayanan
Strategi lain untuk mencapai peningkatan kinerja upaya kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan
Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, hasil–hasil pengembangan
pembangunan kesehatan dilembagakan dengan memberikan dukungan dan fasilitas dalam bentuk
standar operasional prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak, untuk pengelolaan informasi
bidang kesehatan dan system kesehatan daerah
2. Meningkatkan koordinasi dalam melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
Permasalahan kesehatan merupakan upaya yang terus menerus harus dikelola secara menyeluruh serta
tidak terpisahkan menurut jenjang administrasi pemerintahan sehingga perlu dikoordinasikan dan
dikembangkan jejaring pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan Akuntabilitas
Berdasarkan RPJM  maka Dinas Kesehatan menyelenggarakan pemangunan kesehatan secara
demokratis, berkepastian hokum, terbuka (Transparan), rasional, professional, dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada masyarakat dan bebas dari KKN. Pengawasan pembangunan kesehatan
baik pengawasan melekat, maupun pengawasan fungsional dilakukan sesuai peraturan yang berlaku
4. Mewujudkan komitmen pelaksanaan pembangunan kesehatan
Upaya sosialisasi berbagai permasalahan pembangunan kesehatan harus terus ditingkatkan agar
masyarakat dn swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, selain perlu dilaksanakan
upaya advokasi kepada para penentu kebijakan dikalangan penyelenggara pemerintahan dan
pembangunan daerah guna terwujudnya komitmen, dukungan, sinergisme pembangunan daerah yang
berwawasan kesehatan, Dinas kesehatan memberikan pembinaan kepada rumah sakit dan puskesmas
dalam melaksanakan sosialisasi dan advokasi pembangunan kesehatan.
Gagasan strategis :
a. Mendukung visi Depkes, mampu mencapai peningkatan besar dlm kinerja yan (khusunya yankes) dlm
waktu 12 bln
b. Inovatif dan feasible (layak dikerjakan)
c. Dukungan dan keterlibatan masyarakat
d. Mempunyai hubungan kerjasama dan kemitraan (dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah,
lembaga donor, dan lain-lain.)
e. Perhatian dipusatkan pada wilayah puskesmas, masyarakat dan keluarga yg paling membutuhkan tapi
paling tidak terlayani
f. Berkesinambungan (SDM dan dana)
g. Menarik bagi Bappeda dan Pemda
h. Mendorong keterlibatan dokter swasta dan LSM lokal
i. Memberikan perhatian khusus pada gagasan strategis yang berpotensi menguntungkan pelayanan
kesehatan esensial
j. Memberikan perhatian khusus untuk memantau jumlah penduduk, besarnya kelompok sasaran,
besarnya masalah kesehatan dan cakupan pelayanan kesehatan yang diprioritaskan
Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan kinerja usaha kesehatan dilaksanakan dengan
mengarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap strata pelayanan kesehatan
2. Pengembangan jaminan kesehatan pada penduduk terutama keluarga miskin
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas serta pendayagunaan tenaga kesehatan
4. Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat
5. Peningkatan pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan kesehatan
6. Pemerataan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan
7. Penaggulangan gizi buruk terutamamasyarakat miskin
Sumber :
Astiena, Dr. Adila Kasni, MARS. 2009. Materi Kuliah Peningkatan Kinerja Upaya Kesehatan. Program
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
“Sistem Administrasi Kesehatan Terpadu Sebagai Upaya Peningkatan” dikutip
dari http://robeeon.net/search/. 22 Oktober 2009 jam 19:15 WIB
“Kinerja kesehatan” dikutip dari http://dinkes.kutaikartanegarab.go.id/id/index.php?su-zbaction-
=showfull&id=123731954&archiev. 22 Oktober 2009. 19:30 WIB
“Kinerja Puskesmas dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat” dikutip
dari http://syair79.wordpress.com. 22 Oktober 2009. 20:05 WIB

RESUME PERFORMANCE SISTEM KESEHATANPENINGKATAN KINERJA UPAYA KESEHATAN

Nilna Rahmi Isna07122009Email : nilna.isna@yahoo.com

Dosen pembimbing : dr. Adila Kasni Astiena, MARS

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS


ANDALAS2009RESUMEPeningkatan Kinerja Upaya Kesehatan
Pelayanan kesehatan esensial adalah pelayanan yang dianggap sangat penting untuk
mencegah/menanggulangi masalah kesehatan, tugas yang harus diberikan kepada klien, keluarga
& masyarakat), termasuk penyuluhan (biasanya merupakan target & SPM). Di dalam peningkatan
kinerja upaya kesehatan dikenal istilah SPM atau Standar Pelayanan Minimal. SPM adalah standar
yang ditetapkan untuk setiap pelayanan esential yang dipakai untuk mengarahkan & mengukur
kinerja pelaksanaan kewenangan wajib yang berhubungan  dengan pelayanan dasar.SPM mencakup
(1) jenis pelayanan, (2) indikator pelayanan, (3) target yang harus dicapai, (4)  diterapkan di
semua kabupaten/kota, (5) menjamin semua masyarakat memiliki akses pelayanan kesehatan
dasar, (6) akuntabilitas penyedia pelayanan kesehatan, dan (7) merupakan indikator/target
kinerja, bukan hanya standar teknis.
Kriteria untuk menentukan SPM1. Pelayanan yang diberikan :a. Pelayanan prioritas b. Dapat
dirasakan langsung dan didukung oleh masyarakat c. Dapat diukur d. Direncanakan, dapat
dikerjakan dam berkesinambungan 2. SPM merupakan prioritas karena:a. Melindungi hak
konstitusional perorangan dan masyarakat b. Melindungi kepentingan nasional c. Memenuhi
komitmen nasional maupun internasional d. Mengatasi (mencegah dan menanggulangi) penyebab
utama kesakitan maupun kematian 3. Kewenangan Wajib : kewenangan yang diwajibkan pada
suatu pelayanan kesehatan dasar (PKD) dengan menggunakan indikator kinerja untuk mengukur
pencapaian tolok ukur (benchmark) atau target SPM4. Proses peningkatan kinerja :a. Membantu
pengelola kesehatan kab/kota b. Meningkatkan pemahaman & respon terhadap kewenangan &
tanggung jawab sbg akibat kebijakan desentralisasi
Kriteria Dalam Menentukan Masalah Kesehatan Prioritasa. Penyebab utama permintaan pelayanan
(konsul rajal puskesmas dan rumah sakit)b. Penyebab utama kematian wanita , balita, dan
penduduk usia 15-44 tahun c. Penyebab utama cacat (sementara/pemanen)d. Penyakit dan kondisi
yang menyebabkan keprihatinan keluarga dan masyarakat e. Penyakit dan kondisi yang menjadi
keprihatinan pemimpin politik nasional atau daerah f. Penyakit dan kondisi yang sebenarnya bisa
ditangani dengan tindakan pencegahan yang cost effective dan teknologi tersedia g. Sindrom,
penyakit, dan kondisi yang menjadi tujuan dan target upaya eradikasi, eliminasi & pengendalian
internasional & nasional)h. Penyakit dan kondisi (yang secara tidak proporsional)  merugikan
kelompok penduduk miskin dan rentan i. Penyakit dan kondisi yang cenderung meningkat
Kriteria pelayanan kesehatan esential yg akan ditingkatkan kinerjanyaa. Pelayanan yang
kinerjanya saat ini memiliki kesenjangan terbesar b. Pelayanan yang dirasa masyarakat dan
pemimpin politik : sangat penting dan tidak terselenggara dengan baik (ketidakpuasan
konsumen)c. Pelayanan yang kemungkinan bisa mendapat dukungan keuangan
tambahan/dukungan lain dari pemda, masy, LSM, badan internasional, sumber lain (prioritas
kepentingan politis & organisasi)
Kriteria menentukan wilayah kerja puskesmas yang akan ditingkatkan kinerjanya :a. Masalah
kesehatan paling banyak terjadi b. Kinerja pelayanan kesehatan esential prioritas paling rendah c.
Mayoritas penduduknya miskin, paling butuh tapi akses rendah d. Mempunyai karakteristik/
fc.resiko khusus spt pengungsi, penduduk migran, bencana e. Kondisi alam tdk mendukung,
kelompok penduduk bresiko thd masalah kesehatan prioritas yg sedang ditangani
Cara yang ditempuh :a. Tujuan utama; mengurangi besarnya masalah kesehatan prioritas b.
Mengembangkan intervensi strategis sesuai prioritas daerah c. Meningkatkan penyelenggaraan
yankes esential  terpilih agar target kinerja SPM tercapai segera dlm waktu singkat d. Efisien
dalam menggunakan sumber daya, staf, sarana, obat, bahan medis & anggaran e. Postive health
externalitiesf. Cost effectiveness yang tinggi g. Aspek kesetaraan
Cara dan aturan dasar proses perencanaan peningkatan kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan
proses Learning By Doing. Proses yang diterapkan untuk mendukung Peningkatan Kinerja
Pelayanan Kesehatan merupakan pendekatan group learning by doing (belajar sambil melakukan
kegiatan secara berkelompok) yang telah terbukti mampu meningkatkan kinerja pelayanan
kesehatan dalam hal jangkauan dan kualitas. Proses ini didasarkan pada metodologi perencanaan
desentralisasi program kesehatan yang telah diterapkan selama lebih dari 35 tahun. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) telah berhasil menggunakan pendekatan ini untuk perencanaan dan
penyusunan program di bidang kesehatan.Pelaksanaan perubahan akan berhasil jika orang-orang
yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan dan mengelola pelayanan kesehatan terlibat
langsung sejak dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan yang diperlukan untuk
meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan. Kerjasama antar anggota tim perencana akan
menumbuhkan semangat tim yang nantinya akan memperkokoh upaya tim pada saat pelaksanaan
kegiatan, dan ketika menghadapi serta mengatasi hambatan. Pembelajaran akan menjadi lebih
baik bila data, strategi, dan rencana yang dihasilkan selama perencanaan dijadikan dokumen
perencanaan dan pemantauan sebenarnya, yang nantinya digunakan dan disempurnakan oleh tim
selama periode pelaksanaan.

Prasyarat Keberhasilan1. Anggota Tim Perencana Kesehatan Kabupaten/kota terdiri dari wakil
bidang pelayanan dan program yang terkait.2. Tim Perencana Kesehatan mengetahui dan
menerima tanggung jawab yang ditugaskan pada mereka untuk menyelenggarakan kewenangan
wajib dan mencapai target SPM.3. Tim Perencana Kesehatan melaksanakan intervensi dalam
jangka waktu yang telah disepakati dengan sesedikit-mungkin sumber daya tambahan.4. Tim
menyadari bahwa dinas kesehatan mempunyai peran yang penting bagi keberhasilan sistem
kesehatan nasional dalam mencapai tujuan kesehatan nasional, dan memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat di wilayahnya5. Proses ini bukan merupakan suatu pelatihan,
tetapi adalah proses perencanaan yang sebenarnya.
Sesi-sesi Selama Proses Peningkatan Kinerja1. Penjelasan singkat oleh fasilitator mengenai tujuan,
format dan materi yang tersedia, serta langkah, dan hasil yang harus dibuat pada setiap sesi.
Penjelasan singkat ini biasanya berlangsung selama 15 menit. Tidak akan ada pemberian ceramah.
Jika ada subtim yang menemui kesulitan, pedoman yang lebih rinci disediakan pada hand-out,
atau jika perlu, diadakan sesi khusus di malam hari.2. Tugas dalam kerja kelompoka. Menunjuk
moderator dan notulen selama sesi;b. Meninjau dan menyepakati langkah-langkah dan hasil-hasil
yang diminta;c. Melaksanakan langkah-langkah yang diwajibkan melalui diskusi, pengambilan
keputusan dan hasil-hasil yang dibuat oleh anggota kelompok kerja;d. Menyelesaikan hasil-hasil
dalam format yang telah disediakan (atau disesuaikan), dan menyiapkan presentasi.3. Presentasi
pleno untuk menyajikan hasilDi mana pada saat ini semua komentar dan saran harus diperhatikan
dan dicatat untuk menyempurnakan hasil-hasil yang telah dibuat.
Hambatan dalam pelayanan kesehatan dan penyebab utamaa. Kondisi dalam hal pelayanan 1.
Kinerja staf yang tidak memadai a. Jumlah staf kurang b. Pelatihan/keterampilan kurang c.
Motivasi rendah d. Sikap yg buruk thd konsumen 2. Sarana yg tidak memadai a. Jumlah & lokasi
sarana tidak memadai b. Perawatan tidak memadai sehingga sarana/peralatan terlihat buruk a.
Peralatan tidak lengkap /tidak dirawat b. Transportasi & komunikasi tidak memadai 3. Anggaran
yang tidak memadai untuk gaji, obat-obatan, biaya operasional dan perawatan b.  Kesulitan di
masyarakat1.   Rendahnya kesadaran thd mslh kes, cara mencegah & mengatasi 2.   Kurangnya
rasa penghargaan thd efektivitas pelayana kesehatan yang disediakan 3. Sulitnya akses thd yankes
yg layak (jarak, biaya, diskriminasi)4. Kurangnya partisipasi & dukungan masy thd upaya promosi &
pencegahan penyakit c. Kesulitan di lingkungan (secara kontekstual)1. Kurangnya dukungan dari
Bappeda, DPRD2. Kurangnya kerjasama & dukungan dari sektor lain3. Kerusuhan massal,
keamanan, bencana alam
Strategi Peningkatan Kinerjaa. Tinjau kembali masalah kesehatan prioritas dan hambatan b. Bahas
target, hambatan, gagasan utk mencapai target dan mengurangi hambatan c. Bahas semua
gagasan yang telah dibuat, urutkan berdasarkan potensi efektivitas dan kelayakan d. Buat elemen
strategi e. Hitung target pelayanan
Strategi lain untuk mencapai peningkatan kinerja upaya kesehatan adalah sebagai berikut :1.
Mengembangkan Sistem Informasi KesehatanUntuk kesinambungan dan percepatan pembangunan
kesehatan, hasil–hasil pengembangan pembangunan kesehatan dilembagakan dengan memberikan
dukungan dan fasilitas dalam bentuk standar operasional prosedur, perangkat keras dan perangkat
lunak, untuk pengelolaan informasi bidang kesehatan dan system kesehatan daerah2.
Meningkatkan koordinasi dalam melaksanakan jejaring pembangunan kesehatanPermasalahan
kesehatan merupakan upaya yang terus menerus harus dikelola secara menyeluruh serta tidak
terpisahkan menurut jenjang administrasi pemerintahan sehingga perlu dikoordinasikan dan
dikembangkan jejaring pembangunan kesehatan3. Meningkatkan AkuntabilitasBerdasarkan RPJM
maka Dinas Kesehatan menyelenggarakan pemangunan kesehatan secara demokratis, berkepastian
hokum, terbuka (Transparan), rasional, professional, dan dapat dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat dan bebas dari KKN. Pengawasan pembangunan kesehatan baik pengawasan melekat,
maupun pengawasan fungsional dilakukan sesuai peraturan yang berlaku4. Mewujudkan komitmen
pelaksanaan pembangunan kesehatanUpaya sosialisasi berbagai permasalahan pembangunan
kesehatan harus terus ditingkatkan agar masyarakat dn swasta dapat berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan, selain perlu dilaksanakan upaya advokasi kepada para penentu kebijakan
dikalangan penyelenggara pemerintahan dan pembangunan daerah guna terwujudnya komitmen,
dukungan, sinergisme pembangunan daerah yang berwawasan kesehatan, Dinas kesehatan
memberikan pembinaan kepada rumah sakit dan puskesmas dalam melaksanakan sosialisasi dan
advokasi pembangunan kesehatan.
Gagasan strategis :a. Mendukung visi Depkes, mampu mencapai peningkatan besar dlm kinerja yan
(khusunya yankes) dlm waktu 12 bln b. Inovatif dan feasible (layak dikerjakan)c. Dukungan dan
keterlibatan masyarakatd. Mempunyai hubungan kerjasama dan kemitraan (dengan organisasi
pemerintah dan non pemerintah, lembaga donor, dan lain-lain.)e. Perhatian dipusatkan pada
wilayah puskesmas, masyarakat dan keluarga yg paling membutuhkan tapi paling tidak terlayani f.
Berkesinambungan (SDM dan dana)g. Menarik bagi Bappeda dan Pemdah. Mendorong keterlibatan
dokter swasta dan LSM lokali. Memberikan perhatian khusus pada gagasan strategis yang
berpotensi menguntungkan pelayanan kesehatan esensialj. Memberikan perhatian khusus untuk
memantau jumlah penduduk, besarnya kelompok sasaran, besarnya masalah kesehatan dan
cakupan pelayanan kesehatan yang diprioritaskan
Kebijakan PemerintahKebijakan Dinas Kesehatan dalam upaya peningkatan kinerja usaha
kesehatan dilaksanakan dengan mengarahkan pada :1. Peningkatan kualitas pelayanan pada setiap
strata pelayanan kesehatan2. Pengembangan jaminan kesehatan pada penduduk terutama
keluarga miskin3. Peningkatan kualitas dan kuantitas serta pendayagunaan tenaga kesehatan4.
Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat5. Peningkatan
pembinaan dan pengawasan obat dan perbekalan kesehatan6. Pemerataan dan peningkatan
kualitas sarana dan prasarana kesehatan7. Penaggulangan gizi buruk terutamamasyarakat miskin

Anda mungkin juga menyukai