Anda di halaman 1dari 5

KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SITU PAMULANG

Edward Alfin*
Prodi Matematika Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas Indraprasta PGRI Jakarta

*Corresponding author: edwardalfin@gmail.com

Abstract

The research on the abundance of macrozoobenthos in Situ Pamulang waters conducted in August
2014. This study aims to determined the types of macrozoobenthos and abundance in the region.
This study used survey method with sampling at three (3) points by using purposive random
sampling in Situ Pamulang waters. The results were obtained nine types of macrozoobenthos that
overall there in 4 orders are 5 types of orders Sorbeoconcha, 2 types of orders Viviparoidea and
each one kind of order Architaenioglossa and Hygrophyila. The abundance of macrozoobenthos
between 25-2225 individuals/m2. Macrozoobenthos including low diversity index was 1.48.
Macrozoobenthos dominance index of 0.25 so that it can be said there was no type that dominates
in the region.

Keywords: Situ Pamulang waters, macrozoobenthos, abundance, diversity index, domination index
____________________________________________________________________________

PENDAHULUAN terhadap kehidupan biota air. Perubahan biota


Situ Pamulang yang terletak di air merupakan salah satu indikator adanya
Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan gangguan ekologi yang terjadi di perairan
Provinsi Banten merupakan salah satu daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
tangkapan air. Pemanfaatan Situ Pamulang mengetahui jenis-jenis makrozoobentos dan
untuk berbagai kegiatan manusia sangat tinggi kelimpahannya pada daerah masukan air
seperti dimanfaatkan untuk perikanan, (inlet) di perairan Situ Pamulang.
pertanian dan perkebunan serta merupakan
daerah buangan aliran limbah domestik dari MATERIAL DAN METODE
perumahan penduduk yang ada di sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan metode
Dengan demikian Situ Pamulang merupakan survei di perairan Situ Pamulang. Alat dan
bagian yang penting bagi masyarakat bahan yang digunakan meliputi ekman
sekitarnya. dredge, mikroskop, botol sampel dan
Kegiatan penduduk yang ada lambat formalin. Sampel makrozoobentos dikoleksi
laun akan berpengaruh terhadap kualitas dari 3 (tiga) titik daerah masukan air (inlet)
airnya sehingga dapat berpengaruh terhadap menggunakan ekman dredge secara
makhluk hidup di sekitarnya. Walaupun alam purpossive random sampling.
mempunyai kemampuan membersihkan diri Sampel yang tertampung diidentifikasi
sendiri (self purification) namun bila melebihi untuk mengetahui jenis-jenisnya. Setiap jenis
kemampuan perairan tersebut bisa menim- makrozoobentos dianalisis kelimpahan
bulkan masalah lingkungan sehingga mem- (abudance), keanekaragaman jenis dan indeks
berikan dampak bagi kehidupan biota dominansinya.
perairan. Seterusnya dapat mempengaruhi
kesehatan penduduk yang memanfaatkan air HASIL DAN PEMBAHASAN
situ tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah
Adanya gangguan aktifitas antropogenik dilakukan diperoleh 9 jenis makrozoobentos
dapat memberikan dampak negatif terhadap yang terbagi dalam 1 klass dan 4 ordo.
kualitas air terutama kualitas air Situ Terdapat 5 jenis dari ordo Sorbeoconcha, 2
Pamulang, selanjutnya akan berdampak juga jenis dari ordo Viviparoidea dan masing-

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 69


Edward Alfin Kelimpahan Makrozoobentos di Perairan Situ Pamulang

masing 1 jenis dari ordo Architaenioglossa Nilai indeks keanekaragaman jenis yang
dan Hygrophyila. Besarnya nilai indeks tergolong sedang pada setiap stasiun
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), pengamatan menunjukkan bahwa stasiun
indeks keseragaman (E) dan indeks dominansi pengamatan mulai mengalami tekanan
Simpsons (C) pada masing-masing stasiun ekologis sehingga berpengaruh terhadap
ditampilkan dalam Tabel 2. keberagaman makrozoobentos di lokasi
Kelimpahan makrozoobentos pada tersebut. Tekanan yang ada mulai mem-
setiap stasiun pengamatan meliputi stasiun 1, pengaruhi kehidupan makrozoobentos
2 dan 3 berkisar antara 1150–3725 sehingga keanekaragaman jenisnya berada
individu/m2. Kepadatan tertinggi terdapat pada level sedang. Lee et al., (1978)
pada stasiun 2 yaitu 3725 individu/m2. menjelaskankan bahwa indeks keaneka-
Stasiun pengamatan ini merupakan daerah ragaman juga dapat mencerminkan derajat
masukan air yang dimanfaatkan masyarakat pencemaran suatu perairan. Jika perairan
sekitar untuk perikanan/tambak. Di daerah ini memiliki indeks keanekaragaman kurang dari
dapat ditemukan tumbuhan secara alami. 1, maka digolongkan sebagai perairan
Kepadatan terendah terdapat pada stasiun 3 tercemar berat.
yaitu 1150 individu/m2, daerah ini merupakan Menurut Legendre & Legendre (1983),
daerah masukan air yang digunakan jika keanekaragaman jenis (H’) sama dengan
masyarakat sekitar untuk peternakan. nol maka komunitas akan terdiri atas jenis
Sepertinya kegiatan ini menunjukkan adanya tunggal. Nilai keanekaragaman jenis akan
tekanan ekologis terhadap perairan pada mendekati maksimum jika semua jenis
stasiun tersebut sehingga mengakibatkan terdistribusi secara merata dalam komunitas
perubahan lingkungan sebagai habitat bagi sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
makrozoobentos. indeks keanekaragaman jenis sangat dipeng-
Makrozoobentos ang ditemukan di aruhi oleh faktor jumlah jenis, jumlah
perairan Situ Pamulang yang telah individu dan pola penyebaran masing-masing
teridentifikasi adalah 9 jenis, hal ini dapat jenis. Indeks keanekaragaman jenis masing-
menandakan bahwa tingkat kelimpahan jenis masing makrozoobentos tercantum dalam
makrozoobentos di Situ Pamulang tergolong Tabel 3.
rendah. Perkins (1974) menyatakan bahwa Keanekaragaman jenis makrozoo-
total 0 sampai 10 jenis yang ditemukan di benthos di Situ Pamulang dapat dikategorikan
suatu lokasi menunjukkan bahwa lokasi rendah yaitu 1,48. Nilai keanekaragaman jenis
tersebut sudah mengalami gangguan yang ini dapat disebabkan oleh distribusi atau
berarti dan sebaliknya semakin baik kualitas penyebaran jenis makrozoobentos yang tidak
air maka akan semakin tinggi keaneka- merata dalam komunitas. Distribusi makro-
ragaman jumlah taksanya serta kondisinya zoobentos yang tidak merata dapat
akan semakin bagus. Hal ini merupakan disebabkan oleh pengaruh lingkungan tempat
akibat dari gangguan antropogenik yang sampling dilakukan.
memberikan pengaruh terhadap kualitas air Indeks keseragaman berkisar antara nol
sehingga berdampak pada terhadap kehidupan sampai satu. Semakin mendekati nol semakin
dan keberadaan jenis makrozoobentos. kecil keseragaman populasi, artinya penye-
Berdasarkan Gambar 1 diketahui bahwa baran jumlah individu setiap jenis tidak sama
kelimpahan makrozoobentos tertinggi dari dan ada kecenderungan satu jenis mendomi-
jenis Filopaludina javaniva sebesar 2225 nasi. Semakin mendekati nilai satu, maka
individu/m2, sedangkan kelimpahan terendah penyebarannya cenderung merata dan tidak
dari jenis Thiara cancellata, Melanoides ada jenis yang mendominasi.
requerti dan Indohanorbis exustus masing-
masing sebesar 25 individu/m2.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 70


Edward Alfin Kelimpahan Makrozoobentos di Perairan Situ Pamulang

Tabel 1. Lokasi Pengambilan sampel dan deskripsi stasiun pengamatan di Situ Pamulang

Lokasi Koordinat Deskripsi Stasiun Pengamatan


Stasiun 1 S 06O 21’ 06,5” Stasiun ini merupakan daerah buangan air dari perumahan
E 106O 43’ 27,1” penduduk, pepohonan masih secara alami dapat tumbuh dan
terletak di pinggir jalan raya

Stasiun 2 S 06O 21’ 00,2” Stasiun ini merupakan daerah saluran air dari perikanan/
E 106O 43’ 30,9” tambak, pepohonan masih secara alami dapat tumbuh dan
terletak di pinggir jalan raya

Stasiun 3 S 06O 20’ 34,0” Stasiun ini merupakan daerah saluran air dari peternakan,
E 106O 43’ 22,3” pepohonan masih secara alami dapat tumbuh.

Tabel 2. Indeks Keanekaragaman jenis (H’), Indeks Keseragaman jenis (E) dan Indeks
Dominansi (C) setiap stasiun pengamatan di Situ Pamulang

Makrozoobentos
Stasiun
H’ Keterangan E Keterangan C Keterangan
1 1,34 sedang 0,58 keseragaman tinggi 0,29 tidak ada yang
mendominasi
2 1,53 sedang 0,55 keseragaman tinggi 0,25 tidak ada yang
mendominasi
3 1,16 sedang 0,50 keseragaman sedang 0,36 tidak ada yang
mendominasi

2500
2000
1500
1000
500
jumlah individu/m2
0

Gambar 1. Kelimpahan jenis makrozoobentos di perairan Situ Pamulang

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 71


Edward Alfin Kelimpahan Makrozoobentos di Perairan Situ Pamulang

Tabel 3. Indeks keanekaragaman jenis makrozoobentos di Situ Pamulang


No. Nama Jenis Indeks Keanekaragaman
1 Melanoides tuberculata 0,26
2 Pomacea canaliculata 0,29
3 Filopaludina sumatrensis 0,35
4 Thiara cancellata 0,02
5 Filopaludina javanica 0,36
6 Melanoides maculata 0,12
7 Melanoides punctata 0,04
8 Melanoides riquerti 0,02
9 Indohanorbis exustus 0,02

Hasil penghitungan setiap stasiun makrozoobentos sebesar 0,25. Berdasarkan


menunjukkan bahwa stasiun 1 dan 2 nilai kriteria nilai Simpson, bila indeks dominansi
keseragamannya tinggi dan stasiun 3 nilai mendekati 1 (C > 0,5), berarti ada jenis yang
keseragaman sedang. Keadaan pada stasiun 1 mendominasi pada wilayah tersebut. Namun
dan 2 menunjukkan bahwa daerah ini mulai sebaliknya bila indeks dominansi mendekati
mendapatkan tekanan akibat perubahan angka 0 (C < 0,5), maka diindikasikan bahwa
lingkungan yang ada. Pada stasiun 3 tekanan dalam wilayah tersebut tidak ada jenis yang
lingkungan mulai ada tetapi belum mem- mendominasi sehingga dapat dikatakan
pengaruhi secara langsung. Basmi (2000) bahwa tidak terdapat jenis yang secara
menyatakan bahwa indeks keseragaman yang ekstrim mendominasi jenis lainnya. Hal ini
mendekati 0, cenderung menunjukkan menunjukkan bahwa kondisi komunitas
komunitas yang tidak stabil, komunitas dalam perairan cukup stabil.
keadaan stess karena mengalami tekanan Odum (1971) juga menjelaskan bahwa
lingkungan; kondisi lingkungan labil. Bila penilaian tercemar tidaknya suatu ekosistem
nilai indeks keseragaman jenis tinggi tidak sedemikian mudah terdeteksi dari
menunjukkan bahwa komunitas dalam hubungan antara keanekaragaman jenis dan
keadaan stabil, jumlah individu antar jenis kestabilan komunitasnya. Sistem yang stabil
relatif sama. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengertian tahan terhadap gangguan
kondisi habitat yang dihuni relatif serasi atau bahan pencemar dapat saja memiliki
(baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan keanekaragman yang rendah atau tinggi, hal
masing-masing jenis. ini bergantung dari fungsi aliran energi yang
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa terdapat pada perairan tersebut.
tidak ada makrozoobentos yang mendomi-
nasi pada setiap stasiun pengamatan. Hal ini KESIMPULAN
menunjukkan bahwa komunitas dalam Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian
keadaan stabil, belum terjadi tekanan ekologis ini yaitu:
(stess) yang mengakibatkan perubahan 1. Diperoleh 9 jenis makrozoobentos di
lingkungan. Purnama et al., (2011) perairan Situ Pamulang.
menjelaskan bahwa adanya dominansi 2. Kelimpahan makrozoobentos berkisar
menunjukkan tempat tersebut memiliki antara 25 individu/m2 sampai 2225
kekayaan jenis yang rendah dengan sebaran individu/m2.
yang tidak merata, berarti di dalam komunitas 3. Indeks keanekaragaman makrozoobentos
yang diamati dijumpai jenis yang di Situ Pamulang dapat dikategorikan
mendominasi. Dengan demikian, kondisi rendah yaitu 1,48.
tersebut mencerminkan struktur komunitas 4. Tidak ada jenis makrozoobentos yang
dalam keadaan labil. mendominasi di perairan Situ Pamulang.
Perhitungan indeks dominansi Simpson
didapatkan bahwa nilai dominansi jenis

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 72


Edward Alfin Kelimpahan Makrozoobentos di Perairan Situ Pamulang

DAFTAR PUSTAKA Odum, E. P. (1971). Dasar-Dasar Ekologi


Basmi, J., (2000). Planktonologi: Plankton (3th ed) (T. Samingan & B.
sebagai Bioindikator Kualitas Perairan. Srigandono). Yogyakarta: Gadjah Mada
Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu University Press.
Kelautan Institu Pertanian Bogor. Perkins, E. J. (1974). The Biologycal Of
Lee, C. D., Wang, S. B. & Kuo, C. L. (1978). Estuaries and Coastal Waters. New
Benthic Macroinvertebrate and Fish as York: Academic Press.
Biological Indicator of Water Quality Purnama P. R., N. W. Nastiti, M. E. Agustin,
with Reference to Community Diversity & M. Affandi. (2011). Diversitas
Index. In Onano, E. A. R., B. N. Lohani, Gastropoda di Sungai Sukamade,
& Thanh (Eds), Water Pollution Control Taman Nasional Meru Betiri, Jawa
in Developing Countries. Bangkok: Timur. Departemen Biologi Fakultas
Asians INSt. Tech. Sains dan Teknologi. Universitas
Legendre, C. & Legendre, P. (1983). Airlangga. Surabaya.
Numerical Ecology. New York:
Elsevier Scientific Publisher Company.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 73

Anda mungkin juga menyukai