Anda di halaman 1dari 8

Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan berkah, rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan “DIETETIK DEFISIENSI GIZI
DAN INFEKSI”. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan yang menjadi
tugas kami ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami selama pembuatan laporan sehingga terselesaikan.

1. Ibu Nany Suryani, S.Gz.,M.Biomed selaku dosen pengempu mata kuliah dietetik
defsiensi gizi dan infeksi
2. Ibu Tri Ardianti Khasanah,S.Gz.,M.Gizi selaku dosen pengempu mata kuliah dietetik
defisiensi gizi dan infeksi
3. selaku Kepala Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
4. H. As’ad,SST selaku koordinator Poli Gizi Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
5. Elfatha Risya selaku koordinator Poli Gizi Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru
6. Seluruh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Sungai Besar
7. Serta teman-teman satu angkatan

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan
berguna. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini.

Banjarbaru, Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Kegiatan

1.3 Manfaat Kegiatan

BAB 2 Isi

2.1 Data Diri Pasien

2.2 Assesmen Gizi

2.3 Diagnosaa Gizi

2.4 Rencana Intervensi Gizi

2.5 Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi

BAB 3. Penutup

3.1 Kesimpulan

3..2 Saran

DAFTAR FUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Daftar Hadir

Lampiran 2. Format Kegiatan Harian

Lampiran 3. Formulir Asuhan Gizi Terstandar (NCP)

Lampiran 4. Formulir Recall 24 jam

Lampiran 5. Format Penilain Laporan

Lampiran 6. Format Daftar Isi Laporan

Lampiran 7. Format Bab Isi (Bab 2)

Lampiran 8. Format Lembat Persetujuan Laporan


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah gizi adalah gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang,


kelompok orang atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidak seimbangan antara
asupn (intake) dengan kebutuhan tubuh akan maakaanan dan pengaruh interaksi
penyakit (infeksi).

Jenis masalah gizi didasarkan pada ketidakseimbangan asupan makanan terhadap


kebutuhan tubuh, yaitu yang pertama adalah ketidak seimbangan karena kekurangan
asupan dari kebutuhan tubuh dan yang kedua adalah ketidakseimbangan karena
kelebihan asupan dari kebutuhan tbuh akan zat-zat (gizi) yang terdapat dalam makanan.

Jenis masalah gizi yang pertama adalah ketidakseimbangan karena kekurangan


asupan makanan dari kebutuhan tubuh biasa disebut dengan gizi yang kurang atau yang
lazim disebut dengan “gizi kurang” atau biasa juga diistilahkan dengan “defisiensi”, baik
yang kentara maupun tidak kentara. Gizi kurang juga dibedakan atas kekurangan
komponen-komponen gizinya yaitu “gizi kurang makro” dan “gizi kurang mikro”. Gizi
kurang makro dikenal dengan “kurang eergi protein”. Sedang gizi kurang mikro yang
banyak ditemukan atau menjadi masalah adalah Kurang Zat Yodium, Kurang Zat Besi,
Kurang Vitami A, Kurang Zat Zeng, Kurang Asam Folat, Kurang Vitamin B12 dan lain-
lain.

Masalah gizi yang saat ini masih banyak terjadi adalah masalah gizi kurang atau
defisiensi gizi. Pada defisiensi gizi individu akan lebih rentan terhadap infeksi akibat
menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi patogen. Pertumbuhan yang baik dan
status immunologi yang memadai akan menghasilkan tingkat kesehatan yang baik pula
sebaliknya pertumbuhan fisik yang terhambat biasanya disertai dengan status
immunologi yang rendah sehingga seseorangakan mudah terkena penyakit.

Oleh sebab itu diperlukan pnanganan yang baik dari segi perbaikan gizi dengan cara
menerapkan asuhan gizi terstandar pada pencegahan daan penanganan penyakit
defisiensi gizi dan infeksi.
1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengaplikasikan proses asuhan gizi klinik pada penyakit


defisiensi gizi dan infeksi sesuai kebutuhan pasien

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mahasiswa mampu mengimplementasikan konsep dan prinsip


Nurtition Care Process (NCP) kepada klien di lapangan

1.2.2.2 Mahasiswa mampu melakukan skrining gizi pasien pada kasus


defisiensi gizi dan infeksi

1.2.2.3 Mahasiswa mampu melakukan asesmen gizi pasien pada kasus


defisiensi gizi dan infeksi

1.2.2.4 Mahasiswa mampu membuat diagnosis gizi pasien pada kasus


defisiensi gizi dan infeksi

1.2.2.5 Mahasiswa mampu merencenakan terapi diet pasien pada kasus


defisiensi dan infeksi

1.2.2.6 Mahasiswa mampu melakukan konseling diet sesuai permasalahan


gizi klien pada kasus defisiensi dan infeksi.

1.3 Manfaat Kegiatan


Manfaat dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:
Menerapkan konsep dan prinsip NCP kepada masyarakat dimulai dari melakukan
skrining, asessmen, diagnosis gizi, pemberian terapi diet hingga melakukan
konseling diet.
BAB 2

ISI

2.1 Gastritis Akut

Gastritis adalah imflamasi dari mukosa lambung ( Mansjoer Arif, 1999, hal:
492). Gastritis adalah inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan mukosa
gaster ( Sujono Hadi, 1999, hal: 181).

Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung


dan berkembang dipengaruhi bakteri ( Charlene. J, 2001, hal: 138)

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Gastritis akut

Salah satu gastritis akut yang sering dijumpai di klinik adalah gastritis akut
erosit. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan terjadi tidak lebih
dalam daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa


lambung yang menahun ( seoparman, 1999, hal:101 ). Gastritis kronis adalah suatu
peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan disebabkan
oleh ulkusa lambung jinak maupun ganas atau dari bakteri helicobacter pylori.

2.2 ASMA
A. Pengertian
Asma adalah kelainan berupa inflamasi kronik saluran napas yang
menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang
dapat menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak napas dan dada terasa berat
terutama pada malam dan atau dini hari yang umumnya bersifat reversibel
baik dengan atau tanpa pengobatan (Depkes RI, 2009).
Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan
sel dan elemennya, di mana dapat menyebabkan peningkatan hiperesponsif
jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak
napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama malam dan atau dini hari.
Gejala tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan napas yang luas,
bervariasi dan seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan (PDPI,
2003).
Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang
bersifat reversibel di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu yang ditandai dengan penyempitan jalan napas,
yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Smeltzer & Bare, 2002).
B. Penyebab
1. Sensitisasi, yaitu individu dengan resiko genetik (alergik/atopi,
hipereaktivitas bronkus, jenis kelamin dan ras) dan lingkungan (alergen,
sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan
(virus), diet, status sosial ekonomi dan besarnya keluarga)
2. Inflamasi
3. Serangan asma, yaitu setelah mengalami inflmasi maka bila individu
terpajan oleh pencetus (trigger) maka akan terjadi serangan asma
(DepkesRI, 2009)
C. Tanda dan Gejala
Gejala asma bersifat episodik, berupa batuk, sesak napas, mengi,
rasa berat di dada. Gejala biasanya timbul atau memburuk terutama
malam atau dini hari (PDPI, 2003). Setelah pasien asma terpajan alergen
penyebab maka akan timbul dispnea, pasien merasa seperti tercekik dan
harus berdiri atau duduk dan berusaha mengerahkan tenaga lebih kuat
untuk bernapas. Kesulitan utama terletak saat ekspirasi, percabangan
trakeobronkial melebar dan memanjang selama inspirasi namun sulit
untuk memaksa udara keluar dari bronkiolus yang sempit karena
mengalami edemadan terisi mukus. Akan timbul mengi yang merupakan
ciri khas asma saat pasien berusaha memaksakan udara keluar.
Biasanya juga diikuti batuk produktif dengan sputum berwarna keputih-
putihan (Price & Wilson, 2006)

Anda mungkin juga menyukai