Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
(IAIN) PONOROGO
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
2. Untuk mengatahui Kondisi Pendidikan Tinggi Islam di era sekarang
PEMBAHASAN
2
Husni Rahim, IAIN dan Masa Depan Islam Indonesia dalam problem dan prospek IAIN: Antologi
Pendidikkan Tinggi Islam, ( Jakarta, Dirjen pembinaan kelembagaan agama Islam Depag RI, 2000), hal.
410-411.
berkembangnya faham komunis yang sangat agresif memasuki berbagai wilayah
Indonesia.
Pada awalnya perguruan tinggi Islam didirikan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan akademik saja, namun juga untuk memenuhi kebutuhan
ilmu agama Islam, ideologi, dan bahkan politik. Yang menjadi ciri khas lain
adalah bahwa jika diperguruan tinggi umum materi kuliah agama Islam sekedar
menjadi salah satu mata kuliah saja, sedangkan di lembaga pendidikan tinggi
Islam materi agama Islam saja yang bisa diterima menjadi fokus kajian utama.
Selain itu hanya umat Islam saja yang bisa diterima menjadi mahasiswanya.
Sehingga wajar jika keberhasilan kurikulum tidak hanya diukur dari peningkatan
akademik mahasiswanya saja tapi juga perilakunya yang Islami.
Namun ada beberapa pendapat lain mengatakan bahwa berdirinya PTAIN
(bukan PTAIS) didasarkan faktor kecemburuan dari kaum nasionalis Islam
terhadap kaum nasionalis sekuler yang oleh pemerintah telah dihadiahi lembaga
Universitas Gadjah Mada pada tahun 1949 karena peran aktif masyarakat
Yogakarta dalam melawan agresi Belanda. Sehingga pada tahun 1951
didirikanlah untuk pertama kalinya perguruan tinggi Islam yang berstatus negeri
di Yogyakarta.
Tercatat dalam sejarah bahwa nama perguruan tinggi Islam di Indonesia
terus mengalami perubahan sebagai upaya dalam merespon perkembangan
masyarakat. Perubahan nama-nama perguruan tinggi itu merupakan sebuah upaya
konkrit untuk merubah sistem yang ada di dalam tubuh lembaga tersebut.
Perubahan nama itu secara teknis biasanya karena penggabungan dari beberapa
perguruan tinggi Islam, atau bahkan karena perpecahan dari lembaga induk
perguruan tinggi. Perubahan tersebut bukan hanya merubah “papan namanya”
atau nameboard-nya tetapi juga diharapkan berubah juga nilai nilai yang
terkandung didalamnya.
Perguruan tinggi Islam yang pada waktu itu dikelola penuh oleh
departemen agama bukan Depdiknas yang merupakan pengelola pendidikan
nasional menyebabkan perguruan tinggi Islam negeri berkedudukan sama dengan
lembaga-lembaga Islam lain nya seperti majelis taklim, haji, umrah, masjid dan
lain sebagainya. Sehingga hal ini berdampak pada sistem penerimaan mahasiswa
baru yang berbeda dengan perguruan tinggi umum, dimana terdapat pola ujian
UMPTN yang jamak dipakai. Padahal menurut penulis yang namanya
pendidikkan itu tidak harus dibidang agama saja namun bidang ilmu pengetahuan
umum (ilmu alam dan ilmu sosial)
Dampak selanjutnya dari perlakuan yang berbeda antar perguruan tinggi
Islam dengan perguruan tinggi umum adalah tidak ada standar yang sama antara
keduanya. Sehingga kualifikasi di akademik dan profesionalisme PTAI sulit
diukur. Maka oleh sebab itu lulusan PTAI meskipun secara formal memiliki gelar
sarjana, namun berdasarkan hukum pasar tidak diakui oleh masyarakat umum.
Oleh karena itu dilandasi dari faktor-faktor di atas maka umat Islam perlu
mengadakan perubahan PTAI. Berikut ini adalah nama nama perguruan tinggi
Islam yang pernah ada dalam sejarah Indonesia:
4
Kharisul Wathoni, Dinamika Sejarah Pendidikan Islam, ( Yogyakarta, Stain PO Press, 2011), hal 144.
Beberapa hal yang menjadi catatan tujuan pendirian IAIN adalah bahwa
pendirian IAIN adalah bahwa pendiriannya dilandasi semangat untuk
meningkatkan kedudukan pondok pesantren agar memasuki wilayah urban
sehingga bisa memiliki keluwesan dalam menghadapi tuntutan zaman. Bukan
sebuah kesalahan jika ada pertanyaan bahwa pada masa dulu IAIN pernah tidak
dapat mendapat pengakuan dari pemerintah, hak ini dibuktikan dengan perbedaan
sistem pembiayaan yang mana anggota PTAI disejajarkan dengan anggaran sektor
agama yang umum menyatu dengan dengan anggaran urusan keagamaan lain.
Lebih nyata lagi lulusan IAIN pernah tidak bisa diterima mendaftar menjadi calon
pegawai negeri sipil di instasi luar Depag.
Kejelasan nasib dan status hukum dari IAIN baru diperjelas oleh menteri
Agama Munawir Sjadjali (1983-1993). Salah satu indikasi pengakuan IAIN dari
pemerintah dan masyarakat bahwa IAIN merupakan sebuah perguruan tinggi
adalah adanya kata Negeri di belakang nama lembaga. Selain itu lulusannya
disebut sebagai sarjana bukan ustad atau kyai dan muridnya disebut mahasiswa
bukan santri. Dan juga memiliki gelar buang sama dengan perguruan tinggi lain
yaitu doctorandus.
Oleh karena itu wajar jika IAIN dinilai berada posisi dilematis, bahkan
pemerintah pun pada waktu itu dipandang sulit untuk menempatkan IAIN.
Sehingga pada tahun 1989 secara hukum lembaga ini baru bisa diakomodasi oleh
pemerintah dengan adanya undang-undang sisitem pendidikkan nasional (USPN)
yang secara eksplisit menyebutkan pendidikan agama termasuk dalam naungan
sistem pendidikan Nasional. Sehingga wajar timbul wacana-wacana berani agar
IAIN berani untuk tidak fokus pada bidang keagamaan saja secara normatif
namun juga memunculkan diri dalam mendalami ilmu pengetahuan umum.
5. UIN (2000-sekarang)
Seiring dengan berjalannya waktu dengan berkembangnya fakultas Universitas Islam
Negeri (UIN) adalah bentuk perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia yang
menyelenggarakan pendidikan akademik pada sejumlah disiplin ilmu pengetahuan,
termasuk ilmu pengatahuan di luar studi keislaman. UIN merupakan salah satu
bentuk perguruan tinggi Islam negeri selain Institut Agama Islam Negeri (IAIN) dan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
Cikal bakal UIN adalah IAIN yang dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1960 di kota
Yogyakarta dengan nama IAIN Al Jami'ah al-Islamiah al-Hukumiyah, yakni
gabungan dari Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) Yogyakarta dan
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) Jakarta. Sejak tahun 1963, berdirilah cabang-
cabang IAIN yang terpisah dari pusat. Pendirian IAN terakhir adalah IAIN Sumatera
Utara di Medan pada tahun 1973.
Pada abad ke-21, sejumlah IAIN berubah nama menjadi Universitas Islam Negeri
(UIN), karena memiliki fakultas dan jurusan Di luar studi keislaman. IAIN Syarif
Hidayatullah di Jakarta adalah IAIN yang pertama kali berubah nama menjadi UIN.
Jika pada tahun 2000 tercatat masih terdapat 14 IAIN di Indonesia, saat ini 6 di
Antaranya telah berubah menjadi Universita Islam Negeri.
A. kondisi lembaga pendidikan tinggi Islam era sekarang.
Pendidikan Islam merupakan proses bimbingan dan pembinaan
semaksimal mungkin yang diberikan kepada seseorang melalui ajaran Islam agar
orang tersebut tumbuh dan berkembang sesuai tujuan yang diharapkan. 5
Pendidikan Islam berarti system pendidikan yang memberikan kemampuan
seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai
Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya. Dengan kata lain
pendidikan Islam adalah suatu system kependidikanya yang mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana islam telah
menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun
akhirat.6
Dengan demikian, pendidikan Islam itu berupaya untuk mengembangkan
individu sepenuhnya, agar orang tersebut tumbuh dan berkembang sesuai tujuan
yang diharapkan yaitu tujuan duniawi maupun ukhrawi. Karena globalisai
merupakan suatu entitas, betapapun kecilnya, yang bila mana disampaikan oleh
siapapun, dimana pun, dan kapan pun, akan dengan cepat menyebar keseluruh
pelosok dunia, maka entitas tadi telah menjadi lifestyle dan bahkan menjadi
simbol kemodernan, ia dapat mengubah kebiasaan hidup seseorang, serta tak
jarang menilai ajaran agama sebagai ketinggalan zaman. Jika pendidikan Islam
tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi perkembangan teknologi canggih di era
globalisasi ini, dapat dipastikan bahwa umat Islam akan pasif sebagai penonton,
bukan pemain, atau sebagai konsumen, bukan sebagai produsen
Kajian historis tentang pendidikan Islam di Indonesia sejak awal masuknya
Islam ke Indonesia dapat dibagi kepada tiga fase.
1. Fase pertama
5
Abdullah Idi dan Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006,
Cet.ke-1, h. 51
6
https://aghoestmoemet.wordpress.com/2013/10/11/makalah-ilmu-pendidikan-islam/, diakses
pada tanggal 15 April 2017.
sejak mulai tumbuhnya pendidikan Islam yang diawali masuknya Islam ke
Indonesia sampai munculnya zaman pembaharuan pendidikan Islam di
Indonesia
2. fase kedua
sejak masuknya ide-ide pembaharuan pendidikan di Indonesia sampai
zaman kemerdekaan
3. fase ketiga
sejak zaman kemerdekaan sampai sekarang, yaitu sejak diberlakukannya
undang-undang sistem pendidikan nasional
B.