Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN RISETNYA DI ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Teguh Wibowo
FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo
email: twibowo@umpwr.ac.id

Abstrak
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran matematika dan risetnya di era
revolusi industri 4.0. Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif dengan metode yang
digunakan adalah studi literatur/pustaka. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan
munculnya internet untuk semua aspek yang lebih dikenal dengan internet of things.
Kecakapan pembelajaran di era revolusi industri 4.0 meliputi communication,
collaborative, critical thinking and problem solving, creativity and innovation.
Pembelajaran matematika di era revolusi industri 4.0 berusaha mengembangkan high
order thinking skill (HOTS) yang dimiliki siswa, meliputi penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Riset pendidikan
matematika di era revolusi industri 4.0 meliputi kemampuan literasi matematis siswa,
pemanfaatan dan pengembangan software dalam pembelajaran matematika,
pengembangan model atau metode pembelajaran matematika yang relevan dengan era
revolusi industri 4.0, grounded theory psikologi kognitif dalam pembelajaran
matematika, dan review kurikulum matematika yang relevan dengan revolusi industri 4.0.

Kata kunci: revolusi industri 4.0, pembelajaran matematika dan risetnya

1. PENDAHULUAN Sukartono (2018) mengatakan,


Industri Revolution (IR) yang revolusi industri 4.0 ditandai dengan
sering disebut dengan Revolusi Industri peningkatan digitalisasi manufaktur
(RI) merupakan perubahan yang nyata yang didorong oleh empat faktor: 1)
dari kondisi yang ada. Revolusi industri peningkatan volume data, kekuatan
1.0 diawali pada tahun 1784 ditandai komputasi, dan konektivitas; 2)
dengan munculnya mesin uap dan mesin munculnya analisis, kemampuan, dan
alat tenun dengan mekanisasi produksi kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk
untuk menunjang efektifitas dan interaksi baru antara manusia dengan
efisiensi aktivitas manusia. Revolusi mesin; dan 4) perbaikan instruksi
industri 2.0 dimulai tahun 1870 dengan transfer digital ke dunia fisik, seperti
munculnya energi listrik dicirikan oleh robotika dan 3D printing. Industri 4.0
produksi massal dan standarisasi mutu. merupakan industri yang
Revolusi industri 3.0 diawali tahun 1969 menggabungkan teknologi otomatisasi
dengan munculnya komputer dan dengan teknologi cyber. Ini merupakan
fleksibilitas manufaktur berbasis tren otomatisasi dan pertukaran data
otomatisasi dan robot. Revolusi industri dalam teknologi manufaktur, termasuk
4.0 selanjutnya hadir menggantikan sistem cyber fisik, internet untuk
revolusi industri 3.0 yang ditandai segala/semua atau Internet of Things
dengan cyber fisik dan kolaborasi (IoT), komputasi awan dan komputasi
manufaktur (Irianto, 2017). Istilah kognitif. Lewat internet untuk segala
revolusi industri 4.0 diawali tahun 2018 (IoT), sistem cyber fisik berkomunikasi
oleh Prof. Klaus Schwab berasal dari dan bekerja sama satu sama lain
sebuah proyek yang diprakarsai oleh dengan manusia secara bersamaan.
pemerintah Jerman untuk Industri 4.0 merupakan
mempromosikan komputerisasi penggabungan teknologi fisik dan digital
manufaktur. melalui analitik, kecerdasan buatan
(artificial intelegence), teknologi

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 676


kognitif, dan Internet of Things (IoT) pendidik harus terus belajar untuk
untuk menciptakan perusahaan digital meningkatkan kompetensi sehingga
yang saling terkait dan mampu mampu menghadapi peserta didik
menghasilkan keputusan yang lebih generasi milenial.
tepat (Sukartono, 2018). Revolusi ini Menurut Sukartono (2018)
menanamkan teknologi yang cerdas pendidikan setidaknya harus mampu
dan terhubung tidak hanya di dalam menyiapkan anak didiknya menghadap
perusahaan, tetapi juga kehidupan tiga hal: a) menyiapkan anak untuk bisa
sehari-hari. Revolusi industri 4.0 adalah bekerja yang pekerjaannya saat ini
revolusi berbasis Cyber Physical System belum ada; b) menyiapkan anak untuk
yang secara garis besar merupakan bisa menyelesaikan masalah yang
gabungan tiga domain yaitu digital, masalahnya saat ini belum muncul, dan
fisik, dan biologi. c) menyiapkan anak untuk bisa
Saat ini kita menghadapi menggunakan teknologi yang sekarang
revolusi industri keempat yang dikenal teknologinya belum ditemukan.
dengan revolusi industri 4.0 (RI 4.0). Ini Sungguh sebuah pekerjaan yang tidak
merupakan era inovasi disruptif, dimana mudah bagi dunia pendidikan. Untuk
inovasi ini berkembang sangat pesat, bisa menghadapi tantangan tersebut
sehingga mampu membantu terciptanya syarat penting yang harus dipenuhi
pasar baru. Inovasi ini juga mampu adalah bagaimana menyiapkan
mengganggu pasar yang sudah ada dan kualifikasi dan kompetensi guru yang
lebih dahsyat lagi mampu menggantikan berkualitas.
teknologi yang ada. Menghadapi
tantangan yang besar tersebut 2. PENDIDIKAN DI ERA
maka pendidikan dituntut untuk berubah REVOLUSI INDUSTRI 4.0
juga. Termasuk pendidikan pada Informasi dan teknologi di era
jenjang pendidikan dasar dan menengah. saat ini mempengaruhi aktivitas sekolah
Era pendidikan yang dipengaruhi oleh dengan sangat masif. Informasi dan
revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan pengetahuan baru menyebar dengan
4.0 (Darmawan, 2018). Pendidikan 4.0 mudah dan aksesibel bagi siapa saja
merupakan pendidikan yang bercirikan yang membutuhkannya. Pendidikan
pemanfaatan teknologi digital dalam mengalami disrupsi yang sangat hebat.
proses pembelajaran atau dikenal Peran guru yang selama ini sebagai satu-
dengan sistem siber (cyber system). satunya penyedia ilmu pengetahuan
Sistem ini mampu membuat proses sedikit banyak bergeser menjauh
pembelajaran dapat berlangsung secara darinya. Di masa mendatang, peran dan
kontinu tanpa batas ruang dan batas kehadiran guru di ruang kelas akan
waktu. semakin menantang dan membutuhkan
Era revolusi industri 4.0 juga kreativitas yang sangat tinggi
mengubah cara pandang tentang (Sukartono, 2018).
pendidikan. Perubahan yang dilakukan Era revolusi industri 4.0
tidak hanya sekadar cara mengajar, merupakan tantangan berat bagi guru
tetapi jauh yang lebih esensial, yakni Indonesia. Jika tidak mengubah cara
perubahan cara pandang terhadap mendidik dan belajar mengajar, 30 tahun
konsep pendidikan itu sendiri. Peserta mendatang kita akan mengalami
didik yang dihadapi saat ini merupakan kesulitan besar (Jack Ma dalam
generasi milenial yang tidak asing lagi Darmawan, 2018). Pendidikan dan
dengan dunia digital. Peserta didik pembelajaran yang hanya menekankan
sudah terbiasa dengan arus informasi muatan pengetahuan mengesampingkan
dan teknologi industri 4.0. Hal ini muatan sikap dan keterampilan
merupakan tantangan yang besar bagi sebagaimana saat ini terimplementasi,
pendidik khususnya guru dan calon akan menghasilkan peserta didik yang
tenaga pendidik. Maka guru dan calon tidak mampu berkompetisi di era RI 4.0.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 677


Dominasi pengetahuan dalam pembelajaran di era RI 4.0 harus
pendidikan dan pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pada
diubah agar siswa-siswa Indonesia masa pengetahuan. Bahan pembelajaran
mampu bersikap bijak dalam harus memberikan desain yang lebih
menggunakan mesin untuk otentik untuk melalui tantangan, dimana
kemaslahatan. peserta didik dapat berkolaborasi dalam
Era revolusi industri 4.0 akan mencari solusi pemecahan masalah.
berdampak pada pendidikan khususnya P21 (Partnership for 21st
peran pendidiknya. Jika peran pendidik Century Learning) mengembangkan
masih mempertahankan penyampaian framework pembelajaran abad 21 yang
ranah pengetahuan, maka mereka (guru) menuntut peserta didik untuk memiliki
akan kehilangan peran seiring dengan keterampilan, pengetahuan dan
perkembangan teknologi dan perubahan kemampuan dibidang teknologi, media
metode pembelajarannya. Kondisi dan informasi, keterampilan
tersebut harus diatasi dengan menambah pembelajaran dan inovasi serta
kompetensi pendidik yang mendukung keterampilan hidup dan karir
penguasaan teknologi informasi, (Sukartono, 2018). Framework ini juga
jaringan, internet, dan software yang menjelaskan tentang keterampilan,
mendukung proses pembelajaran. Guru pengetahuan dan keahlian yang harus
dituntut untuk mengubah cara pandang dikuasai agar siswa dapat berhasil
pendidikan baik metode pembelajaran dalam proses pembelajaran.
maupun konsep pendidikan sesuai
dengan tuntutan era revolusi industri 4.0
(Wahyuni, 2018). Guru 4.0
merupakan guru yang mampu
menguasai dan memanfaatkan teknologi
digital dalam pembelajaran (Darmawan,
2018).
Pembelajaran di era revolusi
industri 4.0 adalah pembelajaran yang Gambar 1. Framework
menerapkan kreativitas, berpikir kritis, Pembelajaran Era Revolusi Industri 4.0
kerjasama, keterampilan komunikasi,
kemasyarakatan, ketrampilan teknik, dan Pada Gambar 1 di atas
keterampilan karakter. Pemanfaatan framework pembelajaran era revolusi
berbagai aktifitas pembelajaran yang industri 4.0 meliputi sebagai berikut: (a)
mendukung RI 4.0 merupakan kemampuan berpikir kritis dan
keharusan dengan model resource pemecahan masalah (critical thinking
sharing dengan siapapun dan and problem solving skills), yaitu siswa
dimanapun, pembelajaran kelas dan mampu berpikir secara kritis, lateral, dan
laboratorium dengan augmented dengan sistemik, terutama dalam konteks
bahan virtual, bersifat interaktif, pemecahan masalah; (b) kemampuan
menantang, serta pembelajaran yang berkomunikasi dan bekerjasama
kaya isi bukan sekedar lengkap (communication and collaboration
(Sukartono, 2018). skills), siswa mampu berkomunikasi
Dunia pendidikan pada era dan berkolaborasi secara efektif
revolusi industri 4.0 berada di masa dengan berbagai pihak; (c) kemampuan
pengetahuan (knowledge age) dengan mencipta dan membaharui (creativity
percepatan peningkatan pengetahuan and innovation skills), siswa mampu
yang luar biasa. Percepatan peningkatan mengembangkan kreativitas yang
pengetahuan ini didukung oleh dimilikinya untuk menghasilkan
penerapan media dan teknologi digital berbagai terobosan yang inovatif; (d)
yang disebut dengan information super literasi teknologi informasi dan
highway Model atau metode kegiatan komunikasi (information and

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 678


communications technology literacy), matematika. 3R di atas ekuivalen
siswa mampu memanfaatkan teknologi dengan keterampilan fungsional literasi,
informasi dan komunikasi untuk numerasi, dan ICT yang relevan dengan
meningkatkan kinerja dan aktivitas sistem pendidikan era revolusi industri
sehari-hari; (e) kemampuan belajar 4.0 saat ini. Core subject 3R dalam
kontekstual (contextual learning skills), konteks pembelajaran era RI 4.0
siswa mampu menjalani aktivitas diterjemahkan sebagai life and career
pembelajaran mandiri yang kontekstual skills, learning and innovation skills,
sebagai bagian dari pengembangan dan information media and technology
pribadi, dan (f) kemampuan informasi skills.
dan literasi media, siswa mampu Dari penjelasan di atas, muatan
memahami dan menggunakan berbagai kecakapan pembelajaran di era RI 4.0
media komunikasi untuk menyampaikan adalah sebagai berikut.
beragam gagasan dan melaksanakan 1. Communication (komunikasi)
aktivitas kolaborasi serta interaksi Komunikasi merupakan salah satu
dengan beragam pihak (Sukartono, hal yang terpenting dalam
2018). Dapat disimpulkan secara peradaban manusia. Komunikasi
operasional kemampuan siswa di era RI efektif terjadi apabila sesuatu
4.0 meliputi: pertama, cara berpikir, (pesan) yang diberitahukan
termasuk berkreasi, berinovasi, bersikap komunikator dapat diterima
kritis, memecahkan masalah, membuat dengan baik oleh komunikan,
keputusan, dan belajar pro-aktif. Kedua, sehingga tidak terjadi salah
cara bekerja/belajar, termasuk persepsi. Komunikasi antar siswa
berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja dengan siswa, siswa dengan guru
dalam tim/kelompok. Ketiga, cara ataupun sebaliknya harus terjalin
hidup/beradaptasi sebagai warga secara efektif selama proses
sekolah ataupun masyarakat dan global, pembelajaran.
dan keempat, alat untuk 2. Collaborative (kolaborasi)
mengembangkan ketrampilan di era RI Siswa mampu berkolaborasi atau
4.0, yaitu teknologi informasi, bekerja sama, saling bersinergi,
jaringan digital, dan literasi. beradaptasi dalam berbagai peran
Dalam menghadapi dan tanggung jawab, bekerja secara
pembelajaran di era RI 4.0, setiap orang produktif, memiliki empati, dan
harus memiliki keterampilan berpikir menghormati perspektif yang
kritis, pengetahuan dan kemampuan berbeda.
literasi digital, literasi informasi, 3. Critical thinking and Problem
literasi media dan menguasai Solving (berpikir kritis dan
teknologi informasi dan komunikasi. pemecahan masalah)
Skema yang dikembangkan pada Critical thinking merupakan
pembelajaran era RI 4.0 (Gambar 1) kemampuan siswa dalam bernalar,
diperjelas dengan tambahan core subject memahami dan membuat suatu
3R. Dalam konteks pendidikan, 3R pilihan, memahami interkoneksi
adalah singkatan dari reading, writing antar sistem, menyusun,
dan arithmatic, diambil lafal “R” yang mengungkapkan, menganalisis, dan
kuat dari setiap kata. Reading dan menyelesaikan masalah. Problem
writing, dapat memunculkan gagasan solving adalah kemampuan siswa
pendidikan modern mengenai literasi untuk memahami suatu
yang digunakan sebagai pembelajaran problem/masalah, mengkoneksikan
untuk memahami gagasan melalui informasi satu dengan informasi
media kata-kata. Arithmatic dapat lain sehingga muncul berbagai
memunculkan pendidikan modern yang perspektif, dan menemukan solusi
berkaitan dengan angka yang artinya dari suatu permasalahan.
bisa memahami angka melalui

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 679


4. Creativity and Innovation menstimulasi ketiga kemampuan siswa
(Kreativitas dan inovasi) ini berjalan secara seimbang di dalam
Adalah kemampuan siswa untuk proses pembelajaran. Pengkaitan materi
mengembangkan, melaksanakan, matematika dengan software
dan menyampaikan gagasan- pembelajaran matematika perlu
gagasan baru dari problematika dioptimalkan untuk menunjang
atau potensi yang muncul, bersikap kemampuan psikomotor siswa. Aspek
terbuka dan responsif terhadap kognitif untuk mengoptimalkan HOTS
perspektif baru dan berbeda. juga dikembangkan dengan
Kemampuan kecapakan ini dapat kita membiasakan soal-soal atau problem
gunakan untuk mengkonstruk kecapakan yang masuk adalam kategori analisis,
siswa dalam pembelajaran matematika evaluasi dan mencipta.
di era revolusi industri 4.0. Keterampilan berpikir tingkat
tinggi sebagai critical and creative
3. PEMBELAJARAN thinking sangat relevan dengan
MATEMATIKA DI ERA pembelajaran matematika era RI 4.0.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Berpikir kritis secara esensial sebagai
Salah satu tujuan diberikannya sebuah proses aktif, dimana seseorang
pelajaran matematika di pendidikan berpikir segala hal secara mendalam,
dasar, menengah atau tinggi pada era RI mengajukan berbagai pertanyaan,
4.0 adalah untuk mengembangkan high menemukan informasi yang relevan
order thinking skill (HOTS) yang daripada menunggu informasi secara
dimiliki siswa. HOTS adalah proses pasif. Dalam pembelajaran matematika
berpikir kompleks dalam menguraikan berpikir kritis merupakan proses
materi, membuat kesimpulan, dimana segala pengetahuan dan
membangun representasi, menganalisis, keterampilan dikerahkan dalam
dan membangun hubungan dengan memecahkan permasalahan matematika
melibatkan aktivitas mental yang yang muncul, mengambil keputusan,
paling dasar. HOTS yang lebih spesifik menganalisis semua asumsi yang
meliputi penalaran, kemampuan analisis, muncul dan melakukan investigasi atau
pemecahan masalah, keterampilan penyelidikan berdasarkan data dan
berpikir kritis dan kreatif. 
 informasi yang telah didapat sehingga
menghasilkan informasi atau simpulan
yang diinginkan. Sedangkan berpikir
kreatif merupakan kemampuan siswa
dalam menghasilkan berbagai macam
gagasan/ide yang berbeda dalam
menyelesaikan masalah matematika
yang muncul. Berpikir kreatif dapat
berupa pemikiran imajinatif yang dapat
menstimulasi munculnya imajinasi
matematis siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika (Wibowo dkk,
2017), menghasilkan banyak
Gambar 2. Aspek Ketrampilan HOTS kemungkinan solusi, berbeda, dan
Dalam pembelajaran bersifat lateral.
matematika, keterampilan berpikir Keterampilan berpikir tingkat
tingkat tinggi sebagai transfer of tinggi sebagai problem solving
knowledge erat kaitannya dengan diperlukan dalam proses pembelajaran
keterampilan berpikir sesuai dengan matematika. Soal atau problem dalam
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor matematika menuntut kemampuan siswa
yang menjadi satu kesatuan. Guru dalam pemecahan masalah.
matematika di era RI 4.0 harus mampu Pembelajaran matematika dirancang

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 680


dengan pendekatan/ metode dapat dijadikan media komunikasi yang
pembelajaran yang berorientasi untuk efektif digunakan peserta didik
mengoptimalkan kreativitas siswa dalam dan guru. Media sosial bisa menjadi
pemecahan masalah. Ada berbagai media pembelajaran matematika yang
macam strategi pemecahan masalah dapat dimanfaatkan guru era RI 4.0.
yang dapat guru berikan dalam Pemanfaatan e-learning, google
menyelesaikan masalah-masalah non classroom, moodle, pembelajaran
rutin dalam matematika. daring, ataupun yang lain dapat
Selain itu pemanfaatan digunakan guru matematika untuk
teknologi informatika dan komunikasi menunjang proses pembelajaran di era
(TIK) dalam pembelajaran matematika milenial ini. Kehadiran kelas digital
merupakan salah satu konsep bersifat media sosial ini dapat
kontekstual yang harus dikenalkan dimanfaatkan guru, agar pembelajaran
oleh guru kepada siswa. Materi yang berlangsung tanpa batas ruang, tenaga,
bersifat abstrak dalam pembelajaran biaya, dan juga waktu.
matematika mampu disajikan menjadi Di era revolusi industri 4.0,
lebih real dan kontekstual menggunakan diupayakan pendidikan matematika yang
TIK. Proses pembelajaran geometri dapat membentuk generasi kreatif,
lebih mudah dilakukan dengan inovatif, serta kompetitif. Salah satunya
menggunakan TIK untuk menunjukkan dapat dicapai dengan mengoptimalisasi
animasi gerakan suatu bangun geometri. penggunaan teknologi sebagai alat bantu
Penggunaan software Wingeom, pembelajaran matematika sehingga
Winplot, Geogebra, Maple, SPSS dll diharapkan mampu
dapat membantu guru dalam menghasilkan output yang dapat
memperjelas konsep dan mempercepat mengikuti perubahan zaman. Integrasi
proses pembelaran matematika. Peran teknologi dalam pembelajaran paling
teknologi dalam pembelajaran tidak memiliki tiga dampak yang positif
matematika dapat dimanfaatkan sebagai dalam pembelajaran matematika, yaitu
alat bantu perhitungan, memberikan teknologi dapat meningkatkan capaian
berbagai representasi dan visualisasi pembelajaran matematika, teknologi
konsep, serta sebagai alat bantu siswa dapat meningkatkan efektivitas
untuk dapat mengakses pembelajaran pengajaran matematika, dan integrasi
matematika dimanapun mereka berada. teknologi dapat mempengaruhi apa dan
Namun yang perlu diperhatikan oleh bagaimana matematika itu seharusnya
guru dalam pembelajaran matematika dipelajari dan dibelajarkan (Hakim,
adalah pemahaman konsep dan 2019). Metode pembelajaran
kemampuan pemecahan masalah yang matematika harus mulai beralih menjadi
dikuasai siswa lebih penting daripada proses pembelajaran yang kooperatif,
cepatnya proses pembelajaran yang kolaboratif, kontekstual dengan
dilakukan. Langkah yang perlu pemanfaatan TIK untuk menghasilkan
dilakukan adalah tanamkan pemahaman pemikir yang visioner, termasuk
konsep dan cara menyelesaikan masalah mengasah kemampuan berpikir kritis,
kepada siswa, software atau aplikasi kreatif, dan inovatif. Hal ini diperlukan
yang tersedia sebagai pendukung untuk untuk menghadapi berbagai
membantu di dalam proses perkembangan teknologi dan ilmu
pembelajaran. Sehingga guru harus pengetahuan. Kemampuan yang
mampu mengkolaborasikan antara diharapkan dimiliki siswa dalam
proses pembelajaran secara pembelajaran matematika era revolusi
instruksional/kooperatif dengan industri 4.0 adalah:
pemanfaatan TIK. 1. Penalaran matematis (mathematical
Disisi lain, era sekarang banyak reasoning)
media informasi bersifat sosial yang Berkembangnya penalaran
disukai oleh peserta didik. Media sosial matematis siswa yang meliputi

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 681


penalaran induktif maupun deduktif pembelajaran matematika perlu
sehingga dapat membantu dalam dikolaborasikan dengan pemanfaatan
menyelesaikan masalah matematis. software atau aplikasi yang bisa di
2. Komunikasi matematis download oleh siswa. Guru matematika
(mathematical communication) era revolusi industri 4.0 diharapkan
Berkembangnya kemampuan mempunyai karakteristik adaptor,
komunikasi matematis siswa visioner, kolaborator, pembelajar,
meliputi kemampuan visualisasi komunikator, model, dan pemimpin.
dan representasi konsep secara Guru abad 21 harus dapat beradaptasi
verbal ataupun non verbal sehingga dengan kurikulum dan persyaratan yang
mampu menstimulus kemampuan dibutuhkan tersebut untuk mengajar
kolaborasi. dengan peralatan digital. Guru
3. Berpikir kritis (critical thinking) matematika harus dapat berdaptasi
Mampu menstimulus kemampuan dengan hardware dan software
berpikir kritis meliputi focus, matematika untuk memfasilitasi
reason, inference, situation, clarity, pembelajaran. Guru matematika
overview yang lebih dikenal dengan diharapkan dapat memanfaatkan media
istilah FRISCO dalam (elektronik) sebagai alat untuk
pembelajaran matematika. memperkaya wawasan dan menarik
4. Berpikir kreatif (creative thinking) siswanya. Guru matematika yang
Pemanfaatan TIK diharapkan visioner juga mampu berpikir lintas
mampu mengembangkan disiplin dan memperkaya kurikulum
kemampuan berpikir kreatif dan matematika untuk belajar siswanya.
inovatif siswa dalam pembelajaran Guru matematika harus dapat
matematika. beradaptasi dengan berbagai gaya
5. Imajinasi matematis (mathematical belajar dan model pembelajaran. Oleh
imagination) karena itu, para guru mesti saling
Munculnya imajinasi matematis berbagi ide dan berkontribusi dalam
sensory, creative, dan recreative pengembangan pembelajaran
siswa dalam pembelajaran matematika.
matematika yang mampu
membantu dalam menyelesaikan 4. RISET PENDIDIKAN
masalah matematika. MATEMATIKA DI ERA
6. Berpikir reflektif (reflective REVOLUSI INDUSTRI 4.0
thinking) Riset merupakan sarana penting
Mengintegrasikan kemampuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
berpikir kritis dan kreatif sehingga Komponen riset terdiri dari: latar
mampu menstimulus munculnya belakang, prosedur, pelaksanaan, hasil
berpikir reflektif dalam riset dan pembahasan serta publikasi
pembelajaran matematika. hasil riset (Subekti dkk, 2018). Seluruh
7. Pemecahan Masalah (problem komponen tersebut memberikan makna
solving) penting yang dapat dilihat cara
Kemampuan utama dalam memformulasi dan menyelesaikan
pembelajaran matematika era permasalahan serta kemampuan dalam
revolusi industri 4.0 adalah siswa mengomunikasikan manfaat hasil
mampu menyelesaikan masalah penelitian.
matematika dengan berbagai Hal ini sesuai dengan ide
strategi pemecahan masalah. pembelajaran yang mengembangkan
Datangnya era revolusi industri keterampilan riset (research skills).
4.0 harus segera disikapi dengan bijak Keterampilan riset dalam penelitian
oleh setiap guru matematika. diukur menggunakan tes tulis dan
Penggunaan alat peraga/media yang produk dengan memperhatikan 6 aspek
selama ini digunakan dalam Research Skill Development (Subekti

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 682


dkk, 2018), yaitu: (1) memulai revolusi industri 4.0. Agar lulusan bisa
penyelidikan (mengajukan pertanyaan kompetitif, kurikulum perlu orientasi
atau rumusan masalah, mendesain baru, tidak hanya cukup literasi lama
eksperimen, membuat hipotesis, dan (membaca, menulis, dan matematika)
membuat prediksi), (2) menemukan sebagai modal dasar untuk berkiprah di
informasi atau menghasilkan data masyarakat. Perlu literasi baru yaitu
(boolean, truncation, file type, and literasi data, literasi teknologi, literasi
phrase searching dan mengumpulkan manusia. Oleh karena itu, para peneliti
data) (3) mengevaluasi informasi atau mesti saling berbagi ide dan
data (mengevaluasi informasi), (4) berkontribusi dalam pengembangan
mengelola informasi atau data pembelajaran matematika. Gerakan
(menyajikan data), (5) menganalisis, literasi sangat penting untuk mendukung
mensintesis dan menerapkan dalam pengetahuan dasar tentang karya
pemahaman baru (menganalisis data), ilmiah (Ratnaningsih, 2019). Harapan
dan (6) mengkomunikasikan hasil riset dari adanya gerakan literasi, peneliti
(artikel [baca dan tulis], poster [visual] harus menyadari untuk tidak melakukan
dan presentasi [aural]) dengan kesadaran tindakan plagiasi dan mencintai literasi
akan etika, sosial dan budaya sebagai dasar dalam penulisan karya
(menggunakan information secara legal ilmiah.
& etis). Era revolusi industri 4.0 juga
Salah satu solusi bagi lembaga menghendaki pembelajaran matematika
pendidikan dalam menghadapi revolusi yang berbeda. Tidak lagi seperti
pendidikan 4.0 adalah dengan pembelajaran konvensional, namun
menggunakan big data. Big data sendiri pembelajaran matematika yang mampu
merupakan sistem teknologi yang meningkatkan kemampuan berpikir
diperkenalkan untuk menanggulangi tinggat tinggi. Oleh karena itu,
“ledakan informasi” seiring dengan pembelajaran matematika perlu terus
pertumbuhan ekosistem pengguna dikembangkan. Di era revolusi industri
mobile dan data internet yang semakin 4.0 mengajar matematika lebih kepada
tinggi. Pertumbuhan tersebut sangat pemanfaatan software atau aplikasi yang
memengaruhi perkembangan volume bisa di download oleh siswa. Diperlukan
serta jenis data yang terus meningkat riset pengembangan untuk menemukan
secara signifikan di dunia maya. Big software atau aplikasi yang mampu
data dapat dimanfaatkan dalam bidang mendukung pembelajaran matematika di
pendidikan karena dengan era revolusi industri 4.0.
penggunaannya seorang pengajar dapat Pendidik di era revolusi industri
meneliti dan menganalisa kemampuan 4.0 diharapkan memiliki kemampuan
anak didik dengan mudah. Tidak hanya dalam TIK mulai dari pendidik anak
individu, namun juga salam satu kelas, usia dini, sekolah dasar, menengah,
tingkat sekolah, maupun hingga pendidikan tinggi. Besar harapan
universitas. Beberapa universitas di agar pendidik memiliki keterampilan
Indonesia telah memanfaatkan big data dalam TIK sehingga mampu
dengan memanfaatkan penerapan e- mendampingi anak dalam
learning untuk mempermudah memanfaatkan teknologi yang ada dan
pengambilan dan pengumpulan data. mampu memberikan kemudahan
Penelitian di bidang literasi pendidikan untuk seluruh masyarakat.
matematis masih perlu dilakukan karena Salah satu contoh dalam pendidikan
penggunaan teknologi pembelajaran anak usia dini, pendidik yang mampu
masih kurang, siswa kurang menggunakan peralatan TIK maka
membangun sendiri pengetahuan diharapkan pula mampu mengarahkan
matematisnya. Di Indonesia, anak untuk memanfaatkan gadget sesuai
kemampuan literasi matematis siswa dengan tahap perkembangan anak. Perlu
juga masih rendah apalagi menghadapi riset yang lebih mendalam

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 683


kebermanfaatan gadget dalam kegiatan dengan memperhatikan tujuan,
pembelajaran matematika yang sesuai hambatan, dan karakteristik peserta
dengan perkembangan anak. didik sehingga diperoleh hasil yang
Penelitian di bidang psikologi efektif, efisien, dan menimbulkan daya
kognitif yang bersifat matematis masih tarik pembelajaran. Hal ini
perlu dikembangkan. Ilmu ini mencakup menunjukkkan bahwa sebaik apapun
pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, seorang guru dalam merancang dan
dan teknologi pendidikan menggunakan mendesain suatu program pembelajaran,
teknologi digital dan mobile kiranya tidak akan dapat secara optimal
berbasis web. Penelitian psikologi mewujudkan ketercapaian kompetensi
kognitif dalam pembelajaran matematika yang diharapkan apabila tidak didukung
yang bersifat gounded theory semakin oleh pemilihan sekaligus penggunaan
berkembang dewasa ini. Teori yang metode secara tepat (Syamsuar &
muncul bisa menjadi dasar untuk Reflianto, 2018). Pada era revolusi
penelitian lanjutan seperti industri 4.0, pembelajaran diharapkan
eksperimental, komparasi, korelasi, lebih banyak memberikan kesempatan
ataupun penelitian pengembangan. pada siswa untuk kreatif, memecahkan
Masih dimungkin untuk penelitian yang masalah, mengoptimalkan kemampuan
lebih spesifik dan mendalam dalam literasi dan numeracy, kolaborasi, dan
bidang psikologi kognitif pembelajaran berpikir kritis. Diperlukan riset
matematika di era revolusi industri 4.0. pengembangan metode pembelajaran
Hal penting yang membedakan matematika (termasuk perangkat
mesin dengan manusia adalah dari segi pembelajaran) apa yang tepat dalam
nilai kemanusiaan yang tidak dimiliki revolusi industri 4.0 ini.
oleh mesin (Syamsuar & Reflianto, Chai & Chain (2016) dalam
2018). Penanaman nilai kemanusian hasil penelitiannya mengungkapkan
inilah yang perlu diperkuat untuk bahwa beberapa negara di Asia
mengangkat harkat dan martabat bangsa (Hongkong, Singapura, dan Taiwan)
khususnya di dunia pendidikan. telah menyiapkan tenaga pendidik
Sehingga terbentuk karakter yang baik profesional yaitu pendidik yang mampu
dalam siswa. Karakter adalah tanda yang mengunakan e-learning. Dalam
membuat seseorang berbeda atau penelitian tersebut juga memaparkan
menonjol (Iswan & Herwina, 2018). bahwa kemampuan pendidik dalam
Karakter merupakan kombinasi dari menggunakan TIK merupakan salah satu
beberapa unsur yang membentuk solusi untuk menyiapkan generasi
seseorang berbeda atau lebih menonjol. millineal yang kompeten. Faktanya di
Karakter merupakan, kualitas mental Indonesia saat ini, tidak semua pendidik
dan moral, kualitas diri, landasan mampu dalam memanfaatkan teknologi.
berpikir yang membuat seseorang Hasil penelitian menunjukkan 62,15%
berbeda dengan yang lainnya. guru jarang menggunakan teknologi
Diperlukan riset lebih lanjut mengenai informasi dan komunikasi dalam
pembentukan karakter melalui pembelajaran, dan 34,95% guru kurang
pembelajaran matematika di era revolusi menguasai teknologi informasi dan
industri 4.0. komunikasi (Syamsuar & Reflianto,
Disisi lain, untuk menghadapi 2018). Diperlukan riset lebih lanjut
revolusi industri 4.0, diperlukan untuk dapat mengatasi masalah di atas.
berbagai persiapan, termasuk metode Di era revolusi industri 4.0 ini
pembelajaran pendidikan yang tepat. adalah kesempatan berkarya untuk kaum
Reigeluth (2011) mengartikan bahwa disabilitas karena terbantu sistem yang
inovasi pendidikan dalam metode serba online akibat sudah adanya
pembelajaran mencakup rumusan penggunaan mesin kecerdasan buatan
tentang pengorganisasian bahan ajar, (artificial intellegence) disegala bidang.
strategi penyampaian dan pengelolaan Peralatan yang memadai tidak akan

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 684


berguna jika tidak diiringi dengan Pengembangan metode pembelajaran,
sumber daya manusia yang mampu kurikulum, kemampuan siswa yang
memanfaatkannya. Peluang ini dapat relevan dengan era revolusi industri 4.0
dikembangkan untuk penelitian lebih harus diupayakan melalui riset dalam
lanjut dalam memanfaatkan artificial pendidikan matematika.
intellegence untuk kaum disabilitas
dalam pembelajaran matematika. 6. REFERENSI
Effendy (Ahmad, 2018) bidang Ahmad, I. (2018). Pendidikan Tinggi
pendidikan perlu merevisi kurikulum “4.0” Yang
dengan menambahkan lima kompetensi Mampu Meningkatkan Daya
dalam memasuki era revolusi industri Saing Bangsa. Direktur Jenderal
4.0, yakni: Pembelajaran dan
1. Diharapkan peserta didik Kemahasiswaan, Kementerian
memiliki kemampuan berpikir Riset, Teknologi, dan Pendidikan
kritis. Tinggi. Makassar, 16 Februari
2. Diharapkan peserta didik 2018.
memiliki kreatifitas dan Chai & Chain. 2016. Professional
memiliki kemampuan yang Learning For 21st Century
inovatif. Education. Journal Computer
3. Perlu adanya kemampuan dan Education, 4 (1) 1 – 4.
keterampilan berkomunikasi Darmawan, J. 2018. Menjadi Guru Era
yang dimiliki peserta didik. Pendidikan 4.0. Diambil dari
4. Bekerjasama dan berkolaborasi. http://aceh.tribunnews.com/2018/
5. Peserta didik memiliki 11/27/menjadi-guru-era-
kepercayaan diri. pendidikan-40?page=2. Diakses 2
Kurikulum 4.0 merupakan kurikulum April 2019.
yang merespon tantangan era revolusi Hakim, A. R. 2019. Menjawab
industri 4.0 yang sedang berlangsung. Tantangan Era Industry 4.0
Diperlukan riset untuk merumuskan Dengan Menjadi Wirausahawan
kurikulum pembelajaran matematika di Di Bidang Pendidikan
pendidikan dasar dan menengah di era Matematika. Prosiding Seminar
revolusi industri 4.0. Nasional Pendidikan KALUNI.
Volume 2 – Januari 2019.
5. KESIMPULAN Irianto, D. 2017. Industry 4.0; The
Era sekarang sudah memasuki Challenges of Tomorrow.
era revolusi industri 4.0, merupakan era Prosiding Seminar Nasional
tren otomatisasi dan pertukaran data Teknik Industri, Batu-Malang.
dalam teknologi manufaktur, termasuk Iswan & Herwina. 2018. Penguatan
sistem cyber fisik, Internet of Things Pendidikan Karakter Perspektif
(IoT), komputasi awan dan komputasi Islam Dalam Era Millenial Ir.
kognitif. Lewat IoT, sistem cyber fisik 4.0. Prosiding Seminar Nasional
berkomunikasi dan bekerja sama satu Pendidikan Era Revolusi
sama lain dengan manusia secara “Membangun Sinergitas dalam
bersamaan. Hal ini juga akan berimbas Penguatan Pendidikan Karakter
pada pendidikan untuk menghadapi era pada Era IR 4.0” Universitas
revolusi pendidikan 4.0. Peran pendidik Muhammadiyah Jakarta,
sangat dituntut agar mampu beradaptasi Indonesia, 24 Maret 2018.
dengan perubahan ini. Guru sebagai Ratnaningsih, A. 2019. Pengaruh
garda terdepan dalam revolusi Penerapan Pendekatan
pendidikan 4.0 harus memiliki Komunikatif Digital Terhadap
kemampuan dalam teknologi informasi Kemampuan Berpikir Kritis
dan komunikasi yang saat ini sudah Mahasiswa Pemula Pada
melekat pada peserta didik.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 685


Pembelajaran Bahasa. Laporan
Penelitian. UM Purworejo.
Reigeluth, C.M. 2011. Desain
Instruksional Teori dan Model-
Model (Alih Bahasa: Ary
Nilandari). Bandung: Alfabeta.
Subekti, H., Taufiq, M., Susilo, H.,
Ibrohim, & Suwono, H. 2018.
Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar
Berbasis Kehidupan Terintegrasi
Stem Untuk Menyiapkan Calon
Guru Sains Dalam Menghadapi
Era Revolusi Industri 4.0: Revieu
Literatur. Education and Human
Development Journal, Vol. 3, No.
1, April 2018.
Sukartono. 2018. Revolusi Industri 4.0
dan Dampaknya terhadap
Pendidikan di
Indonesia.http://pgsd.ums.ac.id/w
pcontent/uploads/sites/73/2018/12
/Materi-Sukartono.pdf. Di akses 1
April 2019.
Syamsuar & Reflianto. 2018.
Pendidikan Dan Tantangan
Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi Di Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Ilmiah
Teknologi Pendidikan. Vol 6, No
2 (2018).
Wahyuni, D. 2018. Peningkatan
Kompetensi Guru Menuju Era
Revolusi Industri 4.0. Info
Singkat. Vol. X, No.
24/II/Puslit/Desember/2018.
Wibowo, T., Sutawidjaja, A., As’ari, A.
R., & Sulandra, I. M. 2017. The
Stages of Student Mathematical
Imagination in Solving
Mathematical Problems.
International Education Studies;
Vol. 10, No. 7.

Prosiding Sendika: Vol 5, No 1, 2019 686

Anda mungkin juga menyukai