KELOMPOK PRESENTASI : 1
C. METODOLOGI
Tahap awal adalah memasang geophone. Geophone yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Single Geophone”. Daerah penelitian melewati 3 buah formasi geologi yang
berbeda yaitu Tob yang didominasi oleh batuan sedimen yang diisi oleh batuan
konglomerat dengan warna cokelat keunguan berukuran kerikil (4-64mm) sampai kerakal
(64-256). Kemudian Qal yang merupakan jenis alluvium sungai yang terdiri dari
batulempung, batupasir, kerikil bongkahan batu beku dan kuarsit. Formasi ini
ditunjukkan dengan warna putih pada peta. Dan terdapat lapisan formasi PCkq yang
merupakan anggota bawah formasi Kuantan dimana pada formasi ini terdapat kuarsit,
batupasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak, serpih, batuan gunung api, tuf klorit,
konglomerat dan rijang. Gambar di bawah ini menunjukkan susunan konfigurasi
pemasangan geophone selama akuisisi data.
KELOMPOK PRESENTASI : 2
Secara rinci prosedur penelitian dibagi menjadi 3 tahapan, tahapan pertama dari
penelitian ini adalah melakukan studi pustaka mengenai geologi daerah penelitian secara
regional maupun lokal. Tahapan kedua, dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui
gambaran umum dan menggali informasi di lokasi penelitian seperti topografi dan lokasi
perumahan penduduk guna bisa menentukan posisi dan panjang lintasan. Posisi dan
panjang lintasan untuk pengambilan data sangat menentukan jarak antar elektroda dan
posisi penempatan peralatan survei. Tahapan ketiga, dilakukan pengukuran geolistrik
resistivitas 2D. Pengukuran ini menggunakan alat GF Instrumen ARES 3000, serta untuk
topografi diperoleh dari data elevasi GPS Garmin 78S sebagai acuan dan pengukuran
manual pertitik dengan Jacob Staff.
Interpretasi data dilakukan dengan melihat karakteristik batuan yang diperoleh di
lapangan serta nilai resistivitas yang diperoleh dari hasil pemodelan inverse least square
dengan software Res2Dinv. Interpretasi dilakukan dengan mengkorelasikan penampang
2D hasil pengolahan data software Res2Dinv dengan topograpi daerah penelitian, serta
data geologi. Data yang dihasilkan dari pemodelan ini berupa informasi nilai tahanan
jenis bawah permukaan, ketebalan material bawah permukaan, litologi penyusun, serta
topografi daerah penelitian.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis sementara berdasarkan data permukaan dan data sekunder, maka
dapat diinterpretasikan nilai sebaran resistivitas bawah permukaan di daerah penelitian.
Ketebalan sedimen tuff yang sangat dalam hingga mencapai kedalaman 0-20 m terdapat
pada lintasan 0 – 45 m, serta lapisan sedimen tuff yang relatif tipis dengan kedalaman 0-3
m pada lintasan kisaran 45-90 m, kemudian terdapat lapisan tuff yang relatif tebal dengan
kedalaman 0-18 m pada kisaran lintasan 90-115 m.
Hasil analisis dan pengamatan menunjukkan bahwa jenis longsoran yang terjadi
merupakan longsoran tanah butir halus. Berdasarkan analisis geolistrik, sedimen berbutir
halus yang mengalami longsoran adalah sedimen tuff dan pasir lempungan. Bidang
gelincir berada di antara sedimen tuff dan pasir lempungan Longsoran yang terjadi
dipengaruhi oleh faktor morfologi dengan kelerengan yang curam (>30o ),
Teknik penanggulangan bencana (mitigasi) yang sebaiknya dilakukan jika telah terjadi
longsor pada pemukiman adalah dengan Teknik Sipil dan Vegetatif, seperti menanam
pohon atau semisalnya. Upaya pengendalian longsoran metode teknik sipil yaitu
pengurugan/penutupan rekahan, reshaping lereng (pembentukan lereng menjadi lebih
landai), penguatan lereng terjal dengan bronjong kawat/ tebing penahan, perbaikan
drainase, baik drainase permukaan seperti saluran pembuangan air (waterway) maupun
drainase bawah tanah.
KELOMPOK PRESENTASI : 3
r
Dimana F adalah gaya antara dua partikel bermassa m1 dan m2, r adalah jarak antar dua
partikel, 𝑟 adalah vektor satuan dari m1 dan m2, dan 𝛾 Konstanta gravitasi universal.
Gravitasi yang disebabkan oleh bumi adalah percepatan gravitasi bumi yang biasa diberi
symbol g, maka:
M
g=G
r
Hal-hal yang mempengaruhi prinsip kerja gravitasi di permukaan bumi antara lain :
Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari bumi cenderung lebih besar pada garis
khatulistiwa (mengurangi nilai gravitasi).
Adanya kelebihan massa pada bagian khatulistiwa (menambahkan nilai
gravitasi).
Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya gaya sentripetal pada bagian
khatulistiwa bumi (mengurangi nilai gravitasi)
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertemakan tentang survei metode Gravitasi yang akan dilakukan di
lapangan panas bumi Seulawah Agam, Aceh Besar, Provinsi Aceh untuk menentukan
struktur bawah permukaan daerah tersebut. Berdasarkan informasi peta geologi lembar
Banda Aceh seperti pada Gambar 1 menunjukkan bahwa daerah Gunung Seulawah Agam
didominasi oleh batuan gunung api Lam Teuba (QTvt). Batuan gunung api Lam Teuba
terdiri dari batuan gunung api andesit hingga dasit, breksi berbatu apung, tufa, aglomerat,
dan aliran debu.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada lintasan pengukuran didapatkan 3 jenis lapisan, lapisan pertama diinterpretasikan
sebagai lapisan tufa pasiran dengan nilai densitas sebesar 2,09 g/cm3. Lapisan kedua
diinterpretasikan sebagai batuan lempung dengan densitas sebesar 2,02 g/cm3 .
Sedangkan lapisan yang ketiga diinterpretasikan sebagai batuan breksi vulkanik dengan
densitas 2,17 g/cm3 .
Batuan breksi vulkanik diduga sebagai batuan reservoir atau batu sarang, breksi
vulkanik tersebut merupakan batuan yang berfungsi tempat menyimpan panas dan
berkumpulnya fluida panas bumi karena memiliki porositas yang cukup baik.
batuan lempung pada lapisan kedua diduga sebagai batuan penutup (cap rock) karena
bersifat impermeabel sehingga temperatur atau panas yang ada di dalam reservoir tetap
terjaga serta tidak keluar ke permukaan.
METODE GEOMAGNETIK
KELOMPOK PRESENTASI : 4
Medan magnet bumi sedniri memiliki empat parameter fisis, antara lain :