Anda di halaman 1dari 9

METODE SEISMIK

TIPE PENELITIAN : KETEKNIKAN

KELOMPOK PRESENTASI : 1

A. PENGERTIAN DAN PRINSIP KERJA METODE SEISMIK


Metode seismik adalah salah satu metode geofisika yang pengukurannya
didasarkan  pada pengukuran respon gelombang seismik  yang dimasukkan ke dalam
tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer)
yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan
atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang
disebut geophone, yang mengukur pergerakan bumi.
Konsep dasar metode seismik refraksi adalah perbedaan elastic properties pada batuan
dan lapisan tanah. Kelebihan dari metode seismik refraksi adalah dapat mendeteksi
lapisan dangkal. Metode ini dapat menganalisis ketebalan lapisan penutup dan lapisan
yang renggang, mengklasifikasi batuan yang ada di sekitar terowongan dan mengetahui
zona rekahan
B. METODE PENELITIAN
Pada metode seismik, terdapat beberapa konfigurasi untuk akuisisi data, diantaranya
adalah split spread, push end, pull end, pull end dan custom. Adapun pada penelitian ini
akan digunakan konfigurasi asymmetric split spread. Asymmetric adalah istilah yang
digunakan karena jarak antar CMP (Common Mid Point) tidak seimbang (perhatikan
gambar di bawah ini).

Symmetrical Split Spread Asymmetrical Split Spread


Gambar di atas menunjukkan perbedaan antara Symmetrical split spread dan
Asymmetrical split spread. Garis hitam menunjukkan arah penjalaran sinar gelombang.

C. METODOLOGI
Tahap awal adalah memasang geophone. Geophone yang digunakan dalam penelitian
ini adalah “Single Geophone”. Daerah penelitian melewati 3 buah formasi geologi yang
berbeda yaitu Tob yang didominasi oleh batuan sedimen yang diisi oleh batuan
konglomerat dengan warna cokelat keunguan berukuran kerikil (4-64mm) sampai kerakal
(64-256). Kemudian Qal yang merupakan jenis alluvium sungai yang terdiri dari
batulempung, batupasir, kerikil bongkahan batu beku dan kuarsit. Formasi ini
ditunjukkan dengan warna putih pada peta. Dan terdapat lapisan formasi PCkq yang
merupakan anggota bawah formasi Kuantan dimana pada formasi ini terdapat kuarsit,
batupasir kwarsa dengan sisipan filit, batu sabak, serpih, batuan gunung api, tuf klorit,
konglomerat dan rijang. Gambar di bawah ini menunjukkan susunan konfigurasi
pemasangan geophone selama akuisisi data.

Setelah geophone terpasang, langkah selanjutnya sambungkan geophone dengan WRU.


WRU berfungsi untuk mentransmisikan data yang diperoleh dari geophone. Pada setiap
lintasan terdapat satu buah LIU yang menerima data dari WRU. Data tersebut kemudian
akan terkumpul di dalam Labo. Data-data yang telah diperoleh kemudian
diidentifikasikan menurut posisi setiap geophone dan posisi sumber seismiknya dengan
cara mengedit ataupun membuat geometri, sehingga komputer dapat mengenali data
tersebut sebagai satu kesatuan database. Pada lintasan 2D selain data koordinat Easting
dan Northing perlu juga diketahui kondisi ketinggian masing-masing geophone karena
dalam processing faktor topografi mempengaruhi nilai inversi. Inversi adalah proses
curve fitting antara data observers dengan data kalkulasi. Pada seismik refraksi data yang
berupa wiggle dilakukan picking untuk memperoleh travel time. Dari proses tersebut
diperoleh nilai dalam bentuk ms. Dengan menggunakan Persamaan inversi bisa
didapatkan nilai velocity dari setiap layer. Data sinyal yang diperoleh di lapangan tidak
selalu akurat sehingga diperlukan proses pengolahan sinyal pada saat processing. Tidak
menutup kemungkinan bahwa pada saat melakukan pengukuran akan nada noise yang
menutupi sinyal seperti adanya aktivitas di sekitar geophone ataupun noise yang
disebabkan malfungsi dari alat. Oleh karena itu dibutuhkan “Filtering”, filtering berfungsi
untuk menghilangkan noise. Ada 4 jenis filtering yang dapat digunakan pada saat
pengolahan data sinyal yaitu low-pass pass filtering, high-pass filtering, band- pass
filtering dan band reject-filtering. Penggunaan filtering disesuaikan dengan kondisi data,
tapi yang paling umum digunakan adalah band-pass filtering. Proses filtering dengan
menggunakan metode bandpass akan meloloskan sinyal yang berada di dalam
‘trapesium’ bandpass.
D. HASIL PEMBAHASAN
Dari penelitian yang dilakukan, berdasarkan analisa dan pengolahan data seismik
refraksi diketahui bahwa daerah penelitian didominasi oleh lapisan batuan dengan
velocity yang sangat tinggi. Pada beberapa lokasi terdapat penurunan velocity yang
diakibatkan oleh patahan sehingga perlu dilakukan upaya penguatan untuk terowongan
yang akan dibangun. Untuk mengetahui jenis perkuatan yang sesuai di perlukan adanya
informasi tambahan mengenai kecepatan geser (Vs) batuan sehingga di perlukan
penelitian lebih lanjut dengan metode MASW (Multi channel Analysis Surface
Waves) , serta untuk mengetahui adanya deformasi atau kontak batuan saat di
langsungkan konstruksi terowongan perlu dilakukan TSP (Tunnel Seismik Prediction) .

METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS

TIPE PENELITIAN : KETEKNIKAN

KELOMPOK PRESENTASI : 2

A. PENGERTIAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS


Metode resistivitas merupakan metode yang digunakan untuk menyelidiki struktur
bawah permukaan berdasarkan perbedaan resistivitas batuan. Resistivitas atau tahanan
jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap
arus listrik. Metode ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai
objek pengamatan utamanya. Kontras resistivitas yang ada pada batuan akan mengubah
potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk
anomali dari daerah yang kita amati. Pada metode ini arus listrik diinjeksikan ke dalam
bumi melalui dua buah elektroda arus dan dilakukan pengukuran beda potensial melalui
dua buah elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik akan
dapat dihitung variasi harga resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah titik
ukur .
Pada penelitian ini digunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi ini
merupakan gabungan antara pengukuran penentuan sebaran lapisan tanah secara
horizontal (resistivity mapping) menggunakan konfigurasi Wenner dan penentuan
sebaran konduktivitas batuan secara vertikal (resistivity sounding) menggunakan
konfigurasi Schlumberger. Jika dibandingkan dengan konfigurasi Wenner, konfigurasi
Schlumberger mempunyai kedalaman penetrasi 10% lebih besar .
B. KONSEP DASAR METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS
Teori utama dalam metode resistivitas sesuai dengan hukum Ohm yaitu arus yang
mengalir (I) pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan
berbanding terbalik dengan resistansi (R) médium, atau dapat dirumuskan sebagai
berikut:
V = I.R
Dengan R adalah resistansi bahan (ohm), I adalah besar kuat arus ( ampere), dan V
adalah besar tegangan (volt). Hukum ohm menyatakan bahwa potensial atau tegangan
antara ujung-ujung penghantar adalah sama dengan hasil kali resistnsi dan kuat arus. Hal
ini diasumsikan bahwa R tidak tergantung I, bahwa R adalah konstan.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis bidang gelincir dan studi karakteristik
longsoran di Jalan Raya Suban Bandar Lampung. Longsor dipengaruhi oleh faktor
morfologi, litologi, struktur geologi, hidrogeologi dan penggunaan lahan. Longsoran
ditandai dengan kelerengan yang cukup curam, adanya bidang gelincir di bawah
permukaan tanah yang jenuh air dan banyaknya kandungan air yang berasal dari air hujan
yang meresap ke dalam tanah.
Metode geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger sangat cocok
digunakan pada penelitian ini. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk survei daerah rawan
longsor, khususnya untuk menentukan ketebalan lapisan yang berpotensi longsor serta
litologi perlapisan batuan di bawah permukaan. Gambar di bawah ini merupakan ilustrasi
konfigurasi Wenner-Schlumberger.

Secara rinci prosedur penelitian dibagi menjadi 3 tahapan, tahapan pertama dari
penelitian ini adalah melakukan studi pustaka mengenai geologi daerah penelitian secara
regional maupun lokal. Tahapan kedua, dilakukan survei pendahuluan untuk mengetahui
gambaran umum dan menggali informasi di lokasi penelitian seperti topografi dan lokasi
perumahan penduduk guna bisa menentukan posisi dan panjang lintasan. Posisi dan
panjang lintasan untuk pengambilan data sangat menentukan jarak antar elektroda dan
posisi penempatan peralatan survei. Tahapan ketiga, dilakukan pengukuran geolistrik
resistivitas 2D. Pengukuran ini menggunakan alat GF Instrumen ARES 3000, serta untuk
topografi diperoleh dari data elevasi GPS Garmin 78S sebagai acuan dan pengukuran
manual pertitik dengan Jacob Staff.
Interpretasi data dilakukan dengan melihat karakteristik batuan yang diperoleh di
lapangan serta nilai resistivitas yang diperoleh dari hasil pemodelan inverse least square
dengan software Res2Dinv. Interpretasi dilakukan dengan mengkorelasikan penampang
2D hasil pengolahan data software Res2Dinv dengan topograpi daerah penelitian, serta
data geologi. Data yang dihasilkan dari pemodelan ini berupa informasi nilai tahanan
jenis bawah permukaan, ketebalan material bawah permukaan, litologi penyusun, serta
topografi daerah penelitian.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis sementara berdasarkan data permukaan dan data sekunder, maka
dapat diinterpretasikan nilai sebaran resistivitas bawah permukaan di daerah penelitian.
Ketebalan sedimen tuff yang sangat dalam hingga mencapai kedalaman 0-20 m terdapat
pada lintasan 0 – 45 m, serta lapisan sedimen tuff yang relatif tipis dengan kedalaman 0-3
m pada lintasan kisaran 45-90 m, kemudian terdapat lapisan tuff yang relatif tebal dengan
kedalaman 0-18 m pada kisaran lintasan 90-115 m.
Hasil analisis dan pengamatan menunjukkan bahwa jenis longsoran yang terjadi
merupakan longsoran tanah butir halus. Berdasarkan analisis geolistrik, sedimen berbutir
halus yang mengalami longsoran adalah sedimen tuff dan pasir lempungan. Bidang
gelincir berada di antara sedimen tuff dan pasir lempungan Longsoran yang terjadi
dipengaruhi oleh faktor morfologi dengan kelerengan yang curam (>30o ),
Teknik penanggulangan bencana (mitigasi) yang sebaiknya dilakukan jika telah terjadi
longsor pada pemukiman adalah dengan Teknik Sipil dan Vegetatif, seperti menanam
pohon atau semisalnya. Upaya pengendalian longsoran metode teknik sipil yaitu
pengurugan/penutupan rekahan, reshaping lereng (pembentukan lereng menjadi lebih
landai), penguatan lereng terjal dengan bronjong kawat/ tebing penahan, perbaikan
drainase, baik drainase permukaan seperti saluran pembuangan air (waterway) maupun
drainase bawah tanah.

METODE GAYA BERAT/GRAVITASI

TIPE PENELITIAN : LINGKUNGAN

KELOMPOK PRESENTASI : 3

A. PENGERTIAN METODE GRAVITASI


Metode Gravitasi merupakan salah satu metoda penyelidikan bawah permukaan bumi
yang didasarkan pada hukum Newton. Prinsip dasar metoda gravitasi adalah mengukur
perbedaan nilai gravitasi yang disebabkan oleh massa batuan yang tidak merata. Dengan
mengetahui perbedaan ini, maka dapat diperkirakan geometri struktur bawah permukaan
secara global termasuk densitas dan kedalamannya.
Gangguan medan gayaberat ini di sebut sebagai anomali gayaberat. Karena perbedaan
gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang
cukup tinggi.Metode gayaberat banyak digunakan pada tahap penelitian pendahuluan
dalam suatu eksplorasi, baik dalam mencari minyak bumi maupun mineral.
B. KONSEP DASAR
Prinsip dasar yang digunakan dalam metode gravitasi ini adalah hukum gravitasi
Newton yang menyatakan bahwa gaya tarik menarik dua titik massa m1 dan m2 yang
terpisah pada jarak r diberikan oleh persamaan :
m1 m
F=G 2

r
Dimana F adalah gaya antara dua partikel bermassa m1 dan m2, r adalah jarak antar dua
partikel, 𝑟 adalah vektor satuan dari m1 dan m2, dan 𝛾 Konstanta gravitasi universal.
Gravitasi yang disebabkan oleh bumi adalah percepatan gravitasi bumi yang biasa diberi
symbol g, maka:
M
g=G
r
Hal-hal yang mempengaruhi prinsip kerja gravitasi di permukaan bumi antara lain :
 Adanya perbedaan jari-jari bumi. Jari-jari bumi cenderung lebih besar pada garis
khatulistiwa (mengurangi nilai gravitasi).
 Adanya kelebihan massa pada bagian khatulistiwa (menambahkan nilai
gravitasi).
 Adanya rotasi bumi yang berakibat adanya gaya sentripetal pada bagian
khatulistiwa bumi (mengurangi nilai gravitasi)
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertemakan tentang survei metode Gravitasi yang akan dilakukan di
lapangan panas bumi Seulawah Agam, Aceh Besar, Provinsi Aceh untuk menentukan
struktur bawah permukaan daerah tersebut. Berdasarkan informasi peta geologi lembar
Banda Aceh seperti pada Gambar 1 menunjukkan bahwa daerah Gunung Seulawah Agam
didominasi oleh batuan gunung api Lam Teuba (QTvt). Batuan gunung api Lam Teuba
terdiri dari batuan gunung api andesit hingga dasit, breksi berbatu apung, tufa, aglomerat,
dan aliran debu.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada lintasan pengukuran didapatkan 3 jenis lapisan, lapisan pertama diinterpretasikan
sebagai lapisan tufa pasiran dengan nilai densitas sebesar 2,09 g/cm3. Lapisan kedua
diinterpretasikan sebagai batuan lempung dengan densitas sebesar 2,02 g/cm3 .
Sedangkan lapisan yang ketiga diinterpretasikan sebagai batuan breksi vulkanik dengan
densitas 2,17 g/cm3 .
Batuan breksi vulkanik diduga sebagai batuan reservoir atau batu sarang, breksi
vulkanik tersebut merupakan batuan yang berfungsi tempat menyimpan panas dan
berkumpulnya fluida panas bumi karena memiliki porositas yang cukup baik.
batuan lempung pada lapisan kedua diduga sebagai batuan penutup (cap rock) karena
bersifat impermeabel sehingga temperatur atau panas yang ada di dalam reservoir tetap
terjaga serta tidak keluar ke permukaan.

METODE GEOMAGNETIK

TIPE PENELITIAN : LINGKUNGAN

KELOMPOK PRESENTASI : 4

A. PENGERTIAN METODE MAGNETIK


Metode magnetik adalah salah satu metode geofisika untuk mengukur variasi medan
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda
termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Medan magnet bumi merupakan suatu medan
atau daerah yang dapat mendeteksi keberadaan dan distribusi gaya magnet. Medan
magnet bumi terdiri dari tiga bagian, antara lain :
 Medan Magnetik Utama, waktunya tidak konstan dan berubah relatif lamban,
perubahan berasal dari internal dalam bumi, yang dapat dihubungkan dengan
arus konveksi dalam inti, inti mantel, dan laju perputaran bumi.
 Medan Luar, merupakan bagian kecil medan utama (1% medan magnetik
bumi) yang berasal dari luar bumi dan berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi atmosfir luar.
 Anomali Magnetic Lokal, dekat permukaan kerak bumi merupakan penyebab
perubahan dalam medan utama yang biasanya jauh lebih kecil dari medan
utama, relatif konstan dalam waktu dan tempat

Medan magnet bumi sedniri memiliki empat parameter fisis, antara lain :

 Deklinasi (D),merupakan sudut antara Utara magnetik dengan komponen


horizontal yang dihitung dari Utara menuju Timur.
 Inklinasi (I),merupakan sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertical ke
bawah.
 Intensitas horizontal (H),adalah besar medan magnet total pada bidang
horizontal.
 Magnetik total (F), ) merupakan besar dari vektor medan magnetik total.
Medan magnet utama bumi dapat berubah terhadap waktu.
B. KONSEP DASAR

Anda mungkin juga menyukai