Anda di halaman 1dari 12

Reka Integra ISSN: 2338-5081 ©Jurusan Teknik Industri Itenas | No.04 | Vol.

02
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2014

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN


BAHAN BAKU SANDAL DENGAN MENGGUNAKAN
METODE SINGLE ITEM SINGLE SUPPLIER DAN
MULTI ITEM SINGLE SUPPLIER
(STUDI KASUS DI PT CAT STYLE)*
EFLINE OKTAVIA RUSLI, HENDRO PRASSETIYO, LISYE FITRIA

Jurusan Teknik Industri


Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung

Email: eflineoktavia@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini membahas sistem pengendalian persediaan bahan baku sandal
dengan metode Single Item Single Supplier dan Multi Item Single Supplier.
Metode Single Item Single Supplier digunakan untuk mengetahui jumlah
pemesanan bahan baku, frekuensi pemesanan, interval pemesanan, dan total
biaya persediaan untuk satu bahan baku dari satu supplier. Metode Multi Item
Single Supplier digunakan untuk mengetahui jumlah pemesanan bahan baku,
frekuensi pemesanan, interval pemesanan dan total biaya persediaan untuk
beberapa bahan baku dari satu supplier. Kedua metode ini digunakan untuk
meminimumkan total biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan. Penelitian
ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat menurunkan total biaya persediaan
sebesar 0,003% hingga 0,96% dibandingkan dengan total biaya persediaan
sebelumnya.
Kata kunci: Persediaan, Single Item Single Supplier, Multi Item Single Supplier

ABSTRACT
This research is examining about inventory controlling system for sandal raw
material with Single Item Single Supplier and Multiple Items Single Supplier
methods. Single Item Single Supplier method is being used to get the data about
raw material order, order frequencies, order interval, and inventory total cost for
one raw material from one supplier. Multiple Item Single Supplier method is
being used to get the data about raw material order, order frequencies, order
interval, and inventory total cost for some raw materials from one supplier. Both
of this methods could be used to minimize the inventory total cost that the
company usually spends. This research shows that the company can decrease
the inventory total cost from 0,003% to 0,96% compared to the inventory total
cost before.
Keywords: Inventory, Single Item Single Supplier, Multi Item Single Supplier

*
Makalah ini merupakan ringkasan dari Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan
pembimbingan penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan disempurnakan
oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional
Reka Integra - 96
Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

1. PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Persediaan adalah material yang disediakan pada saat keadaan menunggu baik penjualan
dimasa yang akan datang maupun yang akan mengalami transformasi. Persediaan dapat
berupa bahan baku (material), produk setengah jadi, maupun produk jadi yang siap untuk
dijual, didistribusikan, atau disimpan. Jumlah persediaan bahan baku dipengaruhi oleh
kebutuhan bahan baku. Kurangnya persediaan bahan baku akan mengakibatkan
terhambatnya proses produksi sehingga tidak terpenuhinya permintaan konsumen, sedangkan
persediaan bahan baku yang terlalu banyak akan menaikan biaya pengadaan persediaan, oleh
sebab itu, pengendalian persediaan dibutuhkan untuk melancarkan proses produksi,
memaksimalkan kepuasan konsumen, dan meminimasi biaya pengadaan persediaan.
Metode Single Item Single Supplier digunakan untuk pemesanan satu jenis bahan baku dari
satu supplier, sedangkan metode Multi Item Single Supplier adalah untuk pemesanan
beberapa jenis bahan baku dari satu supplier. Metode Multi Item Single Supplier digunakan
untuk meminimasi beberapa biaya dalam sistem persediaan. Biaya-biaya persediaan yang
perlu dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam gudang adalah
biaya pesan dan biaya simpan. Selain biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan cukup
besar karena pemesanan bahan baku dilakukan secara terpisah, beberapa bahan baku juga
memiliki lead time yang berbeda-beda.

1.2 Identifikasi Masalah


PT Cat Style merupakan perusahaan yang memproduksi sandal. Masalah yang ada di
perusahaan adalah perusahaan selalu melakukan pemesanan beberapa bahan baku yang
melebihi kapasitas gudang, karena perusahaan belum menerapkan sistem peramalan. Setiap
kali melakukan pemesanan perusahaan menggunakan intuisi dan perkiraan data masa lalu.
Hal ini mengakibatkan penumpukan pada beberapa bahan baku digudang. Penumpukan
bahan baku menyebabkan besarnya biaya persediaan yang harus dikeluarkan perusahaan.
Bahan baku yang dibutuhkan perusahaan didapatkan dari beberapa supplier yang berada
dalam kota yang sama, namun hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi keterlambatan
yang mengakibatkan kekurangan dalam gudang bahan baku atau kelebihan bahan baku yang
mengakibatkan besarnya biaya simpan yang harus ditanggung perusahaan. Pemesanan
outsole dan sponge dipesan pada supplier yang sama, namun waktu pemesanannya berbeda.
Hal ini menyebabkan terjadinya waktu menunggu bahan baku lain karena bahan baku
tersebut memiliki lead time yang berbeda. Padahal perusahaan menginginkan bahan baku
datang tepat waktu, agar dapat memperlancar proses produksi yang akan dilakukan dan
meminimasikan biaya pemesanan yang dikeluarkan.

2. STUDI LITERATUR

2.1 Definisi Persediaan


Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) persediaan adalah sumber daya menganggur (idle
resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut tersebut berupa kegiatan
produksi pada sistem manufaktur kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan
konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.

2.2 Fungsi Persediaan


Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) fungsi utama persediaan adalah menjamin
kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen
sehingga sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal.

Reka Integra - 97
Rusli, dkk.

2.3 Macam-Macam Persediaan


Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) dilihat dari jenisnya, ada empat macam persediaan
secara umum, yaitu:
1. Bahan baku (raw materials)
2. Bahan setengah jadi (work in process)
3. Barang jadi (finished goods)
4. Bahan-bahan pembantu (supplies)

2.4 Jenis-Jenis Persediaan


Menurut Tersine (1994), persediaan secara garis besar dapat digolongkan beberapa kategori
sebagai berikut:
1. Working Stock (cycle stock atau lot size stock)
2. Safety stock (buffer stock atau fluctuation stock)
3. Anticipation stock (seasonal stock atau stabilization stock)
4. Pipeline stock (transit stock atau work in process stock)
5. Physic stock

2.5 Klasifikasi Masalah Persediaan


Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) ada dua masalah umum yang dihadapi suatu
sistem di dalam mengelola persediaan, sebagai berikut:
1. Masalah kuantitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan penentuan kebijaksanaan
persediaan, antara lain:
2. Masalah kualitatif, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian
persediaan yang akan menjamin kelancaran pengelolaan sistem persediaan
seperti:

2.6 Biaya-Biaya Sistem Persediaan


Biaya sistem persediaan menurut Ristono (2007) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Biaya Pembelian (Purchasing Cost = c)
2. Biaya Pengadaan (Procurement Cost )
3. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost = h)
4. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost = p)
5. Biaya Sistemik.

2.7 Model-Model Sistem Persediaan


2.7.1 Model Q
Model persediaan ini sering disebut juga Fixed Order Size Inventory System dan Countinous
Review System. Model persediaan ini disarankan untuk melakukan monitoring secara intensif
atas status inventori untuk mengetahui kapan saat pemesanan dilakukan (r) dan ukuran lot
pemesanan (Q) selalu tetap untuk setiap kali pemesanan dilakukan menurut Bahagia (2006).

2.7.2 Model P
Sistem persediaan ini disebut juga sebagai Fixed Order Interval Inventory System, Model P,
dan Periodic Review System. Model ini melakukan pemesanan barang hanya pada interval
waktu tertentu yang tetap (t). Keputusan untuk melakuakan pemesanan barang dan
penentuan jumlah barang yang dipesan hanya dilakukan pada interval waktu tertentu. Jumlah
pemesanan (Q) dapat bervariasi dari satu periode ke periode berikutnya menurut Bahagia
(2006).

Reka Integra - 98
Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

2.7.3 Economic Order Quantity (EOQ)


Menurut Tersine (1994) Persediaan memiliki tujuan agar perusahaan dapat membeli atau
membuat item dalam jumlah ekonomis. EOQ merupakan jumlah pemesanan yang dapat
meminimumkan total persediaan.
Rumus EOQ sebagai berikut:
2𝐶𝑅 2𝐶𝑅
𝑄∗ = √ =√ = economic order quantiy (EOQ) (1)
𝐻 𝑃𝐹
Keterangan notasi:
R = jumlah kebutuhan dalam unit
P = biaya pembelian perunit
C = biaya pemesanan setiap kali pesan
H = PF = biaya simpan per unit per tahun
Q = jumlah pemesanan dalam unit
F = biaya simpan tahunan
Berdasarkan perhitungan EOQ dapat diketahui jumlah frekuensi pemesanan selama satu
tahun atau m, dan waktu interval antar pemesanan atau T, dengan cara:
𝑅 𝐻𝑅
Frekuensi pemesanan selama satu tahun = m = =√ (2)
𝑄∗ 2𝐶
1 𝑄∗ 2𝐶
Waktu interval pemesanan = T = = =√ (3)
𝑚 𝑅 𝐻𝑅
Rumus total biaya minimum per tahun adalah sebagai berikut:
TC (Q*) = PR + HQ* (4)

2.7.4 Model Persediaan Bahan Baku Single Item Single Supplier dan Multi Item Single
Supplier
Untuk kasus single item formula biaya adalah:
- Biaya pembeliaan (𝑂𝑏 ), merupakan perkalian antara kebutuhan tahunan (𝑅) terhadap
harga pembelian (𝑃) tersebut.
𝑂𝑝 = 𝑅. 𝑃 (5)
- Biaya pesan (𝑂𝑝 ), ditentukan dari besarnya kebutuhan per tahun (𝑅), biaya sekali
pesan untuk pesanan (𝐶) dan jumlah sekali pesan (𝑃).
𝑅𝐶
𝑂𝑝 = (6)
𝑄
- Biaya simpan (𝑂𝑠 ), bergantung pada jumlah persediaan rata-rata yang disimpan
pertahun (𝑄/2) dan biaya simpan per unit per tahun (𝐻) dapat dinyatakan:
𝑄𝐻
𝑂𝑠 = (7)
2
Untuk kasus multi item formula biaya adalah:
- Economic Order Quantity(EOQ)
a. Menentukan frekuensi optimal (𝑚∗ )
∑𝑛
𝑖=1 𝐻𝑖 𝑅𝑖 (𝐻1 𝑅1 )+(𝐻2 𝑅2 )
m* =√ =√ (8)
2 ∑𝑛
𝑖=1 𝐶𝑖 2𝑥𝐶
b. Menentukan jumlah sekali pesan item i (𝑄𝑖 )
𝑅𝑖
𝑄𝑖 = (9)
𝑚∗

- Economic Order Interval (EOI)


a. Menentukan interval waktu pemesanan optimal (T*)
2(𝐶)
𝑇 ∗ = √ ∑𝑛 (10)
𝑖=1 𝐻𝑖 𝑅𝑖

Reka Integra - 99
Rusli, dkk.

b. Menentukan jumlah sekali pesan item i (𝑄𝑖 )


𝑄𝑖 = 𝑅𝑖 T* (11)
c. Mentukan frekuensi pemesanan (m)
𝑅
m= (12)
𝑄∗

2.7.5 Penentuan Model Persediaan yang Digunakan


a. Model Economic Order Quantity (EOQ)
𝑄1 𝐻1 𝑄2 𝐻2
TC = (𝑃1. 𝑅1 + 𝑃2. 𝑅2 ) + m*.C + ( + ) (13)
2 2
b. Model Economic Order Interval (EOI)
𝑄1 𝐻1 𝑄2 𝐻2
𝐶
TC = (𝑃1. 𝑅1 + 𝑃2. 𝑅2 ) + 𝑇 ∗ + ( + ) (14)
2 2

2.8 Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan


Menurut Turner (2000) Perencanaan dan pengendalian persediaan memiliki fungsi yang
berbeda satu sama lain. Fungsi perencanaan persediaan adalah untuk menentukan kebutuhan
material (komponen-komponen, bahan baku, rakitan, persediaan, dan sebagainya) yang
sangat penting dalam memenuhi rencana operasi. Sedangkan fungsi pengendalian persediaan
adalah untuk menentukan persediaan yang sesuai, titik pemesanan kembali, safety stock
(dibutuhkan sebagai pengaman terhadap permintaan yang besar selama periode waktu yang
pendek), dan sejenisnya.

2.9 Peramalan
Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008) peramalan adalah proses untuk memperkirakan
beberapa kebutuhan dimasa mendatang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas,
kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang
ataupun jasa.

3. METODOLOGI PENELITIAN

1. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah pada penelitian ini adalah adanya penumpukan pada beberapa bahan
baku, belum diterapkannya sistem peramalan, dan pemesanan beberapa bahan baku yang
dilakukan secara terpisah meskipun berasal dari satu supplier.

2. Studi Literatur
Studi literatur digunakan sebagai teori yang mendasari penyelesaian masalah penelitian. Studi
literatur berisi teori yang terkait dengan sistem persediaan.

3. Pemilihan Metode Penyelesaian Masalah


Pemilihan metode penyelesaian masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode Single Item Single Supplier dan Multi Item Single Supplier.

4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahapan yang dilalui sebelum penelitian dilakukan, data yang
dikumpulkan tersebut akan dijadikan input dalam pengolahan data dan urutan pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Data Permintaan Produk
2. Harga Beli Bahan Baku
3. Lead Time Bahan Baku

Reka Integra - 100


Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

5. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah tahapan untuk mengolah data yang didapat dari hasil pengumpulan
data dan urutan data pengolahan data sebagai berikut:
1. Rencana Agregat Produk
2. Peramalan
3. Rencana Disagregat Produk
4. Master Production Schedule
5. Rencana Kebutuhan Bahan Baku

6. Penentuan Ukuran Lot Pemesanan


Penentuan ukuran lot pemesanan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) dan
Economic Order Interval (EOI) digunakan sesuai dengan bahan baku yang dipesan dari
supplier serta urutan penentuan ukuran lot pemesanan sebagai berikut:
1. Penentuan Ukuran Lot Pemesanan dengan Economic Order Quantity (EOQ) untuk
Model Single Item Single Supplier.
2. Penentuan Ukuran Lot Pemesanan dengan Economic Order Quantity (EOQ) dan
Economic Order Interval (EOI) untuk Model Multi Item Single Supplier.

7. Analisis
Analisis rancangan pengendalian persediaan meliputi analisis mengenai model persediaan
yang digunakan dalam penelitian, analisis model persediaan yang digunakan dengan sistem
yang diterapkan pada perusahaan serta analisis mengenai perbandingan total biaya dengan
model persediaan yang digunakan dengan sistem yang diterapkan pada perusahaan.

8. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan yang diambil merupakan kesimpulan dari hasil perhitungan yang telah dilakukan
sehingga dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan saran ditujukan untuk penelitian
selanjutnya.

4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data berisi data-data yang diperlukan untuk sistem persediaan yaitu, data
permintaan produk, harga beli bahan baku, lead time bahan baku dan biaya persediaan,
waktu baku produk, kebutuhan bahan baku.

4.1.1 Data Permintaan Produk


Data permintaan produk yang digunakan adalah data permintaan produk pada bulan Januari
2012 sampai dengan Desember 2012. Data permintaan produk sandal menurut tipe sandal
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Permintaan Produk Sandal Menurut Tipe Sandal
Jumlah Permintaan 2012
Tipe
S100 S101 S102 S103 Total Satuan
Bulan
Januari 37.212 26.096 4.152 4.194 71.654 Pasang
Februari 29.020 18.490 6.960 60.950 115.420 Pasang
Maret 40.890 19.005 10.500 12.390 82.785 Pasang
April 27.270 16.665 7.620 7.620 59.175 Pasang
Mei 31.470 21.045 13.680 13.230 79.425 Pasang
Juni 40.140 24.825 16.830 16.590 98.385 Pasang
Juli 31.080 22.785 17.700 17.700 89.265 Pasang
Agustus 18.990 11.610 11.730 11.730 54.060 Pasang
September 24.370 20.424 8.460 8.460 61.714 Pasang
Oktober 24.090 44.094 8.940 8.940 86.064 Pasang
November 23.910 18.738 9.120 9.930 61.698 Pasang
Desember 36.960 33.156 9.900 10.770 90.786 Pasang

Reka Integra - 101


Rusli, dkk.

Berdasarkan bentuk grafik dari jumlah data permintaan maka data dapat dikategorikan
kedalam grafik siklus dan menggunakan metode peramalan Winter, Moving Average atau
Weight Moving Average.

4.1.2 Harga Beli Bahan Baku


Data harga bahan baku sandal bersumber dari perusahaan, dianggap konstan dan tidak
bergantung pada kuantitas bahan baku sandal yang dibeli.

4.1.3 Lead Time Bahan Baku


Dalam menjalankan produksi perusahaan menggunakan 10 jenis bahan baku yang berasal
dari 9 supplier. Lead time untuk setiap jenis bahan baku tersebut berbeda beda tergantung
jenis bahan baku yang dipesan.

4.1.4 Biaya Persediaan


Biaya yang ditimbulkan dalam sistem persediaan dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Biaya Pemesanan, (biaya transportasi, biaya telepon, biaya administrasi, dan biaya
penurunan barang).
2. Biaya simpan, (perkalian harga beli bahan baku dengan suku bunga bank).

4.1.5 Waktu Baku Produk


Data waktu baku produk sandal setiap tipe sandal berasal dari perusahaan. Waktu baku tipe
S100 dan S101 adalah 5,35 menit sedangkan untuk tipe S102 dan S103 adalah 6,35 menit.

4.1.6 Kebutuhan Bahan Baku Produk


Produk sandal akan menjadi sebuah produk utuh jika terpenuhinya kebutuhan bahan
baku produk.

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Rencana Agregate Produk
Berikut adalah rencana agregat produk sandal dari tipe sandal S100, S101, S102 dan S103.
Perhitungan rencana agregat produk sandal yaitu dengan mengalikan waktu baku produk
sandal dengan demand produk sandal.

4.2.2 Peramalan Permintaan Produk


Setelah dilakukan rencana agregat maka langkah berikutnya adalah meramalkan produk.
Berdasarkan bentuk grafik dari data agregat dan nilai Mean Square Error (MSE) terkecil adalah
Holt-Winters Additive Algorithm (HWA), dan Holt-Winters Multiplicative Algorithm (HWM).

4.2.3 Rencana Disagregat Produk


Contoh perhitungan rencana disagregat produk:
total 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 agregat S100 1.954.900,70 menit
 Proporsi = = = 0,36
total 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑 agregat keseluruhan 5.392.906 menit
 Hasil ramalan agregat = proporsi S100 x hasil ramalan periode 1 (Januari)
= 0,36 x 480.567,80 menit
= 174.230,36 menit
hasil ramalan agregat 174.230,36 menit
 Hasil ramalan (unit) = = = 32.561
waktu(Tabel 4.5) 5,35 menit

4.2.4 Master Production Schedule (MPS)


Master Production Schedule (MPS) dilakukan untuk menjabarkan rencana produk (hasil
perencanaan produksi) menjadi produk individu. Master Production Schedule (MPS) dapat
dilihat pada Tabel 2.

Reka Integra - 102


Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

Tabel 2. Master Production Schedule (MPS)


Tipe
S100 S101 S102 S103 Satuan
Bulan
Januari 32.561 24.678 11.192 16.263 Pasang
Februari 32.792 24.853 11.271 16.378 Pasang
Maret 33.023 25.028 11.350 16.494 Pasang
April 33.254 25.202 11.430 16.609 Pasang
Mei 33.484 25.377 11.509 16.724 Pasang
Juni 33.715 25.552 11.588 16.839 Pasang
Juli 33.946 25.727 11.668 16.955 Pasang
Agustus 34.177 25.902 11.747 17.070 Pasang
September 34.407 26.077 11.826 17.185 Pasang
Oktober 34.638 26.252 11.905 17.300 Pasang
November 34.869 26.427 11.985 17.416 Pasang
Desember 35.100 26.602 12.064 17.531 Pasang

4.2.5 Rencana Kebutuhan Bahan Baku


Rencana kebutuhan bahan baku produk sandal setiap tipe didapatkan dari perkalian
kebutuhan produk sandal dengan hasil perhitungan data yang telah di disagregatkan
Contoh perhitungan bahan baku outsole (bulan Januari):
= (32.561,375 x 2) + (24.677,805 x 2) + (11.191,642 x 2) + (16.263,133 x 2)
= 169.387,91

4.3 Penentuan Ukuran Lot Pemesanan dengan Model Economic Order Quantity
(EOQ) untuk Metode Single Item Single Supplier
Penentuan ukuran lot pemesanan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) untuk
Metode Single Item Single Supplier menghitung jumlah bahan baku yang akan dipesan
dengan frekuensi dan interval waktu pemesanan yang ditentukan dengan menghasilkan total
biaya keseluruhan untuk bahan baku yang menggunakan metode Single Item Single Supplier.
rekapitulasi hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:

4.3.1 Economic Order Quantity (EOQ)


Hasil rekapitulasi perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) di bawah ini menggunakan
rumus (1) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Economic Order Quantity (EOQ) Bahan Baku
Jenis Bahan EOQ Satuan
Insertion Label 70.848 buah
Tali Webbing 22.657 yard
Lem 162 kaleng
Velcro Tape 20.169 meter
Barcode 315.749 buah
Ring 80.334 buah
Hang Tag 69.889 buah
Tas Jala 11.559 yard

4.3.2 Frekuensi Pemesanan Bahan Baku


Hasil rekapitulasi perhitungan frekuensi pemesanan bahan baku di bawah ini menggunakan
rumus (2) dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Frekuensi Pemesanan Bahan Baku
Jenis Bahan Frekuensi Pemesanan Satuan
Insertion Label 30 /tahun
Tali Webbing 24 /tahun
Lem 131 /tahun
Velcro Tape 17 /tahun
Barcode 5 /tahun
Ring 27 /tahun
Hang Tag 23 /tahun
Tas Jala 49 /tahun

Reka Integra - 103


Rusli, dkk.

4.3.3 Interval Pemesanan Bahan Baku


Hasil rekapitulasi perhitungan interval pemesanan bahan baku dibawah ini menggunakan
rumus (3) dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Interval Pemesanan Bahan Baku
Jenis Bahan Interval Pemesanan Satuan
Insertion Label 2 minggu
Tali Webbing 2 minggu
Lem 1 minggu
Velcro Tape 3 minggu
Barcode 10 minggu
Ring 2 minggu
Hang Tag 3 minggu
Tas Jala 1 minggu
4.3.4 Total Biaya
Hasil rekapitulasi perhitungan total biaya bahan baku dibawah ini menggunakan rumus (4)
dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 6. Total Biaya Bahan Baku
Jenis Bahan Total Cost Satuan
Insertion Label Rp 1.905.795.600 /tahun
Tali Webbing Rp 1.165.523.200 /tahun
Lem Rp 255.288.600 /tahun
Velcro Tape Rp 619.063.700 /tahun
Barcode Rp 42.705.100 /tahun
Ring Rp 1.482.816.700 /tahun
Hang Tag Rp 1.122.818.100 /tahun
Tas Jala Rp 5.068.128.000 /tahun

4.4 Penentuan Ukuran Lot Pemesanan dengan Model Economic Order Quantity
(EOQ) Dan Economic Order Interval (EOI) untuk Metode Multi Item Single
Supplier
Penentuan ukuran lot pemesanan dengan model Economic Order Quantity (EOQ) dan
Economic Order Interval (EOI) untuk Metode Multi Item Single Supplier menghitung jumlah
bahan baku yang akan dipesan dengan frekuensi dan interval waktu pemesanan yang
ditentukan dengan menghasilkan total biaya keseluruhan untuk bahan baku yang
menggunakan metode Multi Item Single Supplier. rekapitulasi hasil perhitungannya adalah
sebagai berikut:
4.4.1 Economic Order Quantity (EOQ)
a. Menentukan frekuensi optimal (𝑚∗ )
(𝐻1 𝑅1 )+(𝐻2 𝑅2 ) (Rp.1.600 x 2.111.882,79 )+(Rp.16.000 x 42.237,66)
m* =√
2𝑥𝐶
=√ 2 𝑥 Rp85.562,5
= 153,93 ≈ 154 kali
b. Menentukan jumlah sekali pesan item i (𝑄𝑖 )
𝑅𝑖
𝑄𝑖 =
𝑚∗
- Outsole
𝑅1 2.111.882,79
𝑄1 = = = 13.713,53 ≈ 13.714 pasang
𝑚∗ 154
- Sponge
𝑅2 42.237,66
𝑄2 = = = 274,27 ≈ 275 lembar
𝑚∗ 154

4.4.2 Economic Order Interval (EOI)


a. Menentukan interval waktu pemesanan optimal (T*)
2(𝐶) 2 𝑥 Rp85.562,5
𝑇 ∗ = √∑𝑛 = √(Rp.1.600 = 0,006 tahun
𝑖=1 𝐻𝑖 𝑅𝑖 x 2.111.882,79 )+(Rp.16.000 x 42.237,66)

Reka Integra - 104


Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

b. Menentukan jumlah sekali pesan item i (𝑄𝑖 )


𝑄𝑖 = 𝑅𝑖 T*
- Outsole
𝑄1 = 2.111.882,79 x 0,006 = 13.719,59 ≈ 13.720 pasang
- Sponge
𝑄2 = 42.237,66 x 0,006 = 274,39 ≈ 275 lembar

c. Mentukan frekuensi pemesanan (m)


𝑅
m= 𝑄∗
- Outsole
𝑅 2.111.882,79
m = 𝑄∗ = 13.719,59 = 153,93 ≈ 154 kali pemesanan
- Sponge
𝑅 42.237,66
m = 𝑄∗ = 274,27 = 154,00 ≈ 154 kali pemesanan

4.5 Penentuan Model Persediaan Yang Digunakan


Untuk menentukan model persediaan yang diusulkan, perlu dilakukan perhitungan total biaya
dengan menggunakan hasil dari Economic Order Quantity (EOQ) dan Economic Order Interval
(EOI).

a. Model Economic Order Quantity (EOQ)


𝑄 𝐻 𝑄2 𝐻2
TC = (𝑃1 . 𝑅1 + 𝑃2 . 𝑅2 ) + m*.C + ( 1 1 + 2 2
)
TC = (Rp 20.000*2.111.882,79)+(Rp 200.000*42.237,66) + (154 x Rp 85.562,5) +
13.714 x Rp 1.600 275 x Rp 16.000
( + )
2 2
TC = Rp50.711.534.789,09 ≈ Rp50.711.534.800/tahun

b. Model Economic Order Interval (EOI)


𝐶 𝑄 𝐻 𝑄2 𝐻2
TC = (𝑃1 . 𝑅1 + 𝑃2 . 𝑅2 ) + ∗ + ( 1 1 +
𝑇 2 2
)
Rp 85.562,5 13.720 x Rp 1.600
TC = (Rp 20.000*2.111.882,79)+(Rp 200.000*42.237,66) + 0,006
+ (
2
+
275 x Rp 16.000
)
2
TC = Rp50.711.533.767,12 ≈ Rp50.711.533.800/tahun

Berdasarkan perbandingan total biaya tersebut, model Economic Order Quantity (EOQ)
memberikan total biaya yang lebih besar daripada model Economic Order Interval (EOI),
sehingga yang diusulkan untuk bahan baku outsole dan sponge adalah perhitungan dengan
model Economic Order Interval (EOI).

5. ANALISIS RANCANGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

5.1 Analisis Mengenai Perbandingan Total Biaya Dengan Model Persediaan


Yang Digunakan Dengan Sistem Yang Diterapkan Pada Perusahaan
Dari perhitungan setiap bahan baku yang telah dilakukan maka didapatkan perbandingan total
biaya keseluruhan dengan dan tanpa biaya beli dan persentase selisih nilai total biaya dengan
dan tanpa biaya beli dapat dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel 10 sebagai
berikut:

Reka Integra - 105


Rusli, dkk.

Tabel 7. Total Biaya Keseluruhan dengan Biaya Beli


Total Biaya
Verifikasi Verifikasi Modifikasi Verifikasi Modifikasi
Metode Bahan Baku
Teoritis (Rp/tahun) (2 xseminggu) (1 x seminggu) Teoritis Perusahaan (Rp/tahun) Aktual Perusahaan (Rp/tahun)
(Rp/tahun)
(Rp/tahun) (Rp/tahun)
Multi item single Outsole 42.559.082.600 42.719.261.600
50.711.533.800 50.998.332.700 51.011.056.000 51.024.696.200 51.136.067.200 51.648.742.200
supplier Sponge 8.576.984.600 8.929.480.600
Insertion Label 1.905.795.600 1.907.236.200 1.907.236.200 1.907.236.200 1.930.554.900 1.905.761.900
Tali Webbing 1.165.523.200 1.167.188.400 1.167.188.400 1.167.188.400 1.191.816.500 1.288.849.300
Lem 255.288.600 261.956.200 261.956.200 261.956.200 259.141.400 274.718.000
Single item single Velcro Tape 619.063.700 621.834.200 621.834.200 621.834.200 621.304.500 619.129.700
supplier Barcode 42.705.100 46.155.800 46.155.800 46.155.800 43.454.600 44.407.800
Ring 1.482.816.700 1.484.705.300 1.484.705.300 1.484.705.300 1.490.558.800 1.492.672.200
Hang Tag 1.122.818.100 1.124.802.600 1.124.802.600 1.124.802.600 1.131.145.100 1.147.739.800
Tas Jala 5.068.128.000 5.113.157.000 5.113.157.000 5.113.157.000 5.132.927.900 5.323.367.300
Total Keseluruhan 62.373.672.800 62.725.368.400 62.738.091.700 62.751.731.900 62.936.970.900 63.745.388.200

Tabel 8. Persentase Selisih Nilai Total Biaya dengan Biaya Beli


Total Biaya Total Biaya Verifikasi Total Biaya Verifikasi
Teoritis Verifikasi
(Rp/tahun) (Rp/tahun) Modifikasi (2 xseminggu) Modifikasi (1 x seminggu)
Selisih (Rp/tahun) (Rp/tahun)
Terhadap Teoritis
563.298.100 211.602.500 198.879.200 185.239.000
Perusahaan
% 0,009 0,003 0,003 0,003
Terhadap Aktual
1.371.715.400 1.020.019.800 1.007.296.500 993.656.300
Perusahaan
% 0,02 0,02 0,02 0,02

Tabel 9. Total Biaya Keseluruhan Tanpa Biaya Beli


Total Biaya
Teoritis Verifikasi Verifikasi Modifikasi Verifikasi Modifikasi
Metode Bahan Baku
(2 xseminggu) (1 x seminggu) Teoritis Perusahaan (Rp/tahun) Aktual Perusahaan (Rp/tahun)
(Rp/tahun) (Rp/tahun)
(Rp/tahun) (Rp/tahun)
Multi item single Outsole 321.426.800 481.605.800
26.346.900 313.145.700 325.869.000 339.509.200 450.880.300 963.555.300
supplier Sponge 129.453.500 481.949.500
Insertion Label 5.101.100 6.541.700 6.541.700 6.541.700 29.860.400 5.067.400
Tali Webbing 3.987.700 5.652.800 5.652.800 5.652.800 30.280.900 127.313.800
Lem 1.862.700 8.530.300 8.530.300 8.530.300 5.715.400 21.292.100
Single item Velcro Tape 2.904.400 5.674.800 5.674.800 5.674.800 5.145.200 2.970.400
single supplier Barcode 757.800 4.208.600 4.208.600 4.208.600 1.507.400 2.460.600
Ring 4.498.700 6.387.300 6.387.300 6.387.300 12.240.800 14.354.200
Hang Tag 3.913.800 5.898.300 5.898.300 5.898.300 12.240.800 28.835.500
Tas Jala 8.322.800 53.351.800 53.351.800 53.351.800 73.122.800 263.562.200
Total Keseluruhan 57.695.900 409.391.300 422.114.600 435.754.800 620.994.000 1.429.411.500

Tabel 10. Persentase Selisih Nilai Total Biaya Tanpa Biaya Beli
Total Biaya Total Biaya Verifikasi Total Biaya Verifikasi
Teoritis Verifikasi
(Rp/tahun) (Rp/tahun) Modifikasi (2 xseminggu) Modifikasi (1 x seminggu)
Selisih (Rp/tahun) (Rp/tahun)
Terhadap Teoritis
563.298.100 211.602.500 198.879.200 185.239.000
Perusahaan
% 0,91 0,34 0,32 0,30
Terhadap Aktual
1.371.715.400 1.020.019.800 1.007.296.500 993.656.300
Perusahaan
% 0,96 0,71 0,70 0,70

Dari hasil perhitungan total biaya keseluruhan dengan atau tanpa biaya beli, total biaya aktual
sistem perusahaan menghasilkan nilai paling besar sedangkan untuk perhitungan teoritis
menghasilkan nilai paling kecil. Sehingga nilai total biaya keseluruhan yang paling kecil adalah
total biaya yang dilakukan secara teoritis dengan metode Single Item Single Supplier dan Multi
Item Single Supplier.

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil perhitungan yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Metode persediaan bahan baku yang digunakan adalah metode Single Item Single
Supplier dan Multi Item Single Supplier.

Reka Integra - 106


Rancangan Sistem Pengendalian Persediaan Bahan Baku Sandal dengan Menggunakan Metode Single
Item Single Supplier dam Multi Item Single Supplier (Studi Kasus di PT Cat Style)

2. Metode Single Item Single Supplier digunakan untuk mengetahui jumlah pemesanan
bahan baku dengan frekuensi dan interval pemesanan yang optimal dengan model
Economic Order Quantity (EOQ).
3. Metode Multi Item Single Supplier digunakan karena bahan baku outsole dan sponge
berasal dari supplier yang sama sehingga pemesanan dilakukan secara bersamaan
agar dapat meminimasi biaya total yang dikeluarkan perusahaan dan model Economic
Order Interval (EOI) digunakan pada metode ini karena biaya yang dihasilkan lebih
kecil dari Economic Order Quantity (EOQ).
4. Nilai total biaya keseluruhan baik dengan menggunakan atau tanpa biaya beli yang
paling kecil adalah total biaya yang dilakukan secara teoritis dengan metode Single
Item Single Supplier dan Multi Item Single Supplier.

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. PT. Cat Style sebaiknya melakukan perbaikan perancangan pengendalian persediaan
guna mengoptimalkan jumlah bahan baku yang dipesan kepada supplier dan dapat
meminimasi total biaya keseluruhan.
2. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan menggunakan program template
excel atau VBA.

DAFTAR PUSTAKA

Bahagia, N. S., 2006, System Inventory, ITB, Bandung.

Nasution, A. H., & Prasetyawan, Y., 2008, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Graha
Ilmu, Yogyakarta.

Ristono, A., 2007, Manajemen Persedian, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Tersine, R. J., 1994, Principle of Inventory and Materials Management, Fourth Edition, Prentice
Hall.

Turner, W. C., 2000, Pengantar Teknik dan Sistem Industri: Jilid 1, Guna Widya, Surabaya.

Reka Integra - 107

Anda mungkin juga menyukai