Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MODEL MANAGEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Fajrina Reforma Kurniati (201702017)


2. Firma Fakitha (201702019)
3. Pri Bulan N (201702031)
4. Dewi Maulidyah (201702038)
5. Rindra Maghfiroh (201702041)
6. Dwi Yuni Artika (201702043)

PRODI D3 KEBIDANAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

NOVEMBER 2018
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Makalah Model managemen dan pendokumentasian kebidanan ini dengan
baik.

Makalah ini berisi tentang definisi managemen kebidanan, definisi


pendokumentasian kebidanan, analisis kasus, penjabaran tentang managemen
kebidanan dan pendokumentasian kebidanan. Makalah ini bertujuan untuk mengasah
keterampilan pembaca, selain itu juga untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan bahasa secara luas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis amat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Mojokerto, 30 November 2018

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................ 3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Managemen Kebidanan ...................................................... 5

2.2 Definisi Pendokumentasian............................................................... 8

2.3 Analisis Kasus................................................................................... 9

2.4 Penjabaran Managemen Kebidanan Sesuai Kasus ……………….. 9

2.5 Penjabaran Pendokumentasian Kebidanan Sesuai Kasus ………… 17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................... 21

3.2 Saran .............................................................................................. 21


4

3.3 Daftar Pustaka ................................................................................ 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam


menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

Masa nifas merupakan kejadian yang normal dalam kehidupan. Kelahihan seorang
bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan ibu adalah
melahirkan bayinya,sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan
dukungan kepada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas
kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu
agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu
maupun bagi bayi. Begitu juga pada saat nifas keluarga dan petugas sangat berperan
penting dalam proses penyembuhan ibu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan managemen kebidanan?


2. Apa yang dimaksud dengan pendokumentasian kebidanan?
3. Apa hasil dari analisis kasus tersebut?
4. Jelaskan penjabaran dari model managemen kebidanan?
5. Jelaskan penjabaran dari model dokumentasi kebidanan?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi managemen kebidanan.


2. Mengetahui definisi pendokumentasian kebidanan.
3. Mengetahui analisis kasus tersebut.
4. Mengetahui model managemen kebidanan.
5

5. Mengetahui model pendokumentasian kebidanan.


6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi managemen kebidanan

Managemen kebidanan menurut Buku Tahun IBI adalah pendekatan yang digunakan
oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai
dari pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

Menurut Depkes RI adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak
yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat.

Menurut Hellen Varney adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai
metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
pengambilan suatu keputusan terfokus pada klien.

Langkah-langkah Managemen Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas

A. Pengumpulan Data Dasar

Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk


mengevaluasi keadaan ibu. Melakukan pemeriksaan awal post partum. Meninjau
catatan pasien tentang: Catatan perkembangan antepartum dan intrapartum, berapa
lama (jam) pasien postpartum, catatan perkembanagan, tanda-tanda vital selama
postpartum, catatan obat-obatan, catatan bidan atau catatan perawatan. (Varney,
1997)

Menanyakan riwayat kesehatan ibu dan keluhan seperti mobilisasi, buang air kecil
(BAK), buang air besar (BAB), nafsu makan, ketidaknyamanan, kekhawatiran,
makanan bayi, reaksi pada bayi (respon setelah melahirkan). (Varney,1997)_
7

Pemeriksaan fisik antara lain: tanda-tanda vital, payudara, dan putting susu,
auskultasi paru-paru (jika perlu), abdomen (kandung kemih, uterus, dan diastasis),
lochea (warna, bau, dan jumalah), perineum (odema,inflamasi,hematoma, bekas luka
episiotomi, jahitan, hemoroid), ekstermitas (varises, betis panas atau lemah, human
refleks). (Varney, 1997)

B. Interpretasi Data

Melakukan identifikasi secara benar terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan sehingga
ditemukan diagnosa atau masalah yang spesifik. Misalnya diagnosa seperti
postpartum hari pertama, subinvolusi, anemia postpartum, preeklamsia, post sc.
Sedangkan masalah seperti ibu kurang informasi, ibu tidak pernah ANC, sakit pada
luka episiotomi, keluhan mulas yang mengganggu kenyamanan, payudara bengkak
dan sakit. Untuk kebutuhan misalnya penjelasan tentang pencegahan infeksi, tanda-
tanda bahaya, kontak bayi sesering mungkin, penyuluhan perawatan payudara,
bimbingan menyusui, penjelasan kb, imunisasi bayi, kebiasaan yang tidak bermanfaat
atau berbahaya. (Varney,1997)

C. Mengidentifikasi Diagnosa Dan Potensial Masalah

Mengidentikasi diagnosa dan masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah


dan diagnosa yang telah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.
Misalnya diagnosa potensial seperti hipertensi postpartum, anaemia postpartum,
subinvolusi, perdarahan postpartum, febris postpartum, innfeksi postpartum.
Sedangkan untuk masalah potensial seperti sakit pada luka episiotomi, nyeri kepala
atau mulas. Antisipasi tindakan dengan pemberian tablet zat besi supaya tidak terjadi
anemia. (Varney,1997)

D. Indentifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan/ ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
8

dengan kondisi klien. Misalnya jika klien mengalami kejang atau perdarahan.
(Varney, 1997)

E. Merencanakan Asuhan Kebidanan

Merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan temuan dari langkah


sebelumnya. Adapun rencana asuhannya adalah: Kontak dini dan sesering mungkin
dengan bayi, mobilisasi atau istirahat baring di tempat tidur, gizi (diet), perawatan
perineum, buang air kecil spontan, obat penghilang rasa sakit, obat tidur atau obat
pencahar bila diperlukan, pemberian metergin bila diperlukan, obat iv tidak
dilanjutkan (bila diberikan), pemberian tambahan vitamin dan zat besi atau keduanya,
bebas dari ketidaknyamanan postpartum, perawatn payudara, pemeriksaan
laboratorium (jiaka diperlukan), rencana pemakaian kb, tanda-tana bahaya, kebiasaan
rutin dan tidak bermanfaat. (Varney,1997)

F. Implementasi Asuhan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman terhadap
kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi, mobilisasi atau istirahat baring di
tempat tidur, gizi (diet), perawatan perineum, buang air kecil spontan, obat
penghilang rasa sakit, obat tidur atau obat pencahar bila diperlukan, pemberian
methergin bila diperlukan, IV tidak dilanjutkan ( bila diberikan), pemberian
tambahan, vitamin dan zat besi atau keduanya, bebas dari ketidak nyamanan post
partum, perawatan payudara, pemeriksaan laboratorium ( jika diperlukan ), rencana
KB, tanda-tanda bahaya, kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat dan membahayakan
(Varney, 1997).

G. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulangi lagi proses manajemen
dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang telah diberikan namun belum efektif
dan merencanakan kembali yang belum terencana (Varney,1997).
9

2.2 Definisi Pendokumentasian Kebidanan

Secara umum, dokumentasi merupakan suatu catatatn otentik atau dokumen asli yang
dapat disajikan bukti dalam persoalan hukum.

Sedangkan dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan


berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan serta kalangan bidan sendiri.

Dokumentasi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan


kebidanan. Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien
membutuhkan pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk
menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang
mungkin dialami oleh klien berkaitan dengan pelayanan yang diberikan.

Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan, dokumentasi kebidanan juga


digunakan sebagi informasi tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan
asuhan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu, dokumentasi
dokumentasi berperan sebagai pengumpul, penyimpan, dan desiminasi informasi
guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting secara terus – menerus pada suatu
waktu terhadap sejumlah kejadian (Fischbach, 1991). Dengan kata lain, sebagai suatu
keterangan, baik tertulis maupun terekam, mengenai identitas, anamnesis, penentuan
fisik laboratorium, segala diagnosis pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien, serta pengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun pelayanan gawat
darurat (Wiyono, 1999).

Berdasarkan penjelasan diatas, dokumentasi merupakan kegiatan pencatatan,


pemeliharaan, dan proses komunikasi terhadap informasi yang berkaitan dengan
pengelolaan pasien guna mempertahankan sejumlah fakta dari suatu kejadian dalam
suatu waktu.
10

Model SOAP dalam dokumentasi kebidanan

Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara
penulisanya adalah sebagai berikut.

S (subjektif) : Segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien.

O (objektif) : Data yang di observasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau
tenaga kesehatan lain.

A (analisis) : Kesimpulan dari objektif dan subjektif.

P (perencanaan) : Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.

2.3 Analisis Perbedaan Data Informasi

Pada kasus tersebut dapat dilihat bahwa kunjungan pertama, kedua dan ketiga
memang berbeda. Perbedaannya terlihat pada kunjungan awal pencatatan
dokumentasi ibu ditulis dalam bentuk managemen varney, karena pada kunjungan
awal kita sebagai bidan harus melakukan pengkajian dan pemeriksaan secara umum.
Sedangkan di kunjungan 2 dan 3 kita menggunakan SOAP dikarenakan kunjungan 3
dan 4 adalah kunjungan ulang. Jadi, pada kunjungan tersebut kita (bidan) hanya
menulis perkembangan kemajuan kesehatan ibu dan menuliskan masalah yang ada
pada kunjungan sebelumnya dan kunjungan pada saat itu. Pada kunjungan tersebut
bidan harus memantau perkembangan ibu dengan baik, seperti pada kasus tersebut
fokus data pada ibu karena ibu memiliki hepatitis sebaiknya tidak menyusui anaknya
dengan susu eksklusif..

2.4 Penjabaran Kompenen langkah-langkah dan Contoh Kasus

I. Pengkajian data

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk


mengevaluasi keadaan ibu.

Data Subjektif
11

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn . A

Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir

Alamat : Dlanggu, Mojokerto Alamat

1. Alasan Datang : ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada 15 Okt 2018
melalui persalinan SC di RS karena memiliki riwayat persalinan SC pada anak
pertama dan ibu memiliki riwayat penyakit Hepatitis. Luka jahitan masih terasa nyeri.

2. Riwayat Menstruasi :

a. Menarche : 11 tahun

b. Lama : 6 – 7 hari

c. Warna : merah

d. Siklus : 28 hari

e. Banyaknya : 2 – 3 x ganti pembalut

f. Keluhan :-

g. Amenorea : -

4. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Para : 2 , A : 0 Hidup : 2

b. Usia Kehamilan : 9 bulan 9 hari

c. Kelainan BB selama hamil : -

d. Tanggal Persalinan : 15 Oktober 2018

e. Jenis Persalinan : SC
12

f. Lama Persalinan : Lupa

g. Perdarahan : Px tidak tahu

h. BBL : 2900 gram

i. PB : 49 cm

5. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu sedang menderita HbSAg+

b. Riwayat Kesehatan yang lalu : ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
menurun seperti Asma, hipertensi dan jantung, dan ibu juga mengatakan memiliki
penyakit menular seperti Hepatitis.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga : ibu mengatakan di dalam keluarganya tidak


memiliki riwayat penyakit menurun seperti Asma, hipertensi dan jantung, penyakit
menular seperti TBC, Hepatitis dan HIV/Aids

6. Riwayat KB

a. Rencana ber KB : ibu ingin menggunakan KB suntik

b. Kapan : saat anaknya sudah usia 2-3 bulanan

c. Tanggapan suami : diijinkan

d. Jumlah anak yang diinginkan : 3 anak

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis
13

c. Tanda – tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 80x/ menit

S : 36,3 C R : 22x/ menit

2. Pemeriksaan Fisik

a. Rambut : Keadaan kulit kepala bersih, warna rambut hitam,penyebaran rambut


merata, dan tidak rontok.

b. Wajah : tidak oedema

c. Mata : Cojungtiva merah muda, Sklera tidak ikterus, tidak ada


oedem pada palpebra

d. Hidung : tidk ada pernafasan cuping hidung, bersih

e. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis

f. Gigi : tidak ada karies gigi

g. Gusi : merah muda

h. Bibir : lembab, tidak pecah - becah

i. Telinga : bersih, tidak ada serumen

j. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada peninggian vena
jugularis, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.

k. Dada :Tidak ada penarikan intercoste yang berlebihan, tidak ada


bunyi ronchi / wheezing

l. Payudara :Simetris, hyperpigmentasi areola, puting susu menonjol, putting susu


tidak lecet, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal, keluar air susu

m. Abdomen :Terdapat luka jahitan post SC dengan Panjang 7,5cm, TFU :


pertengahan sympisis dan pusat
14

b. Genetalia :Bersih, tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada bekas luka jahitan
perinium, lochea sanguinolenta, warna merah kecoklatan, banyaknya 3 – 4x ganti
pembalut tidak penuh, bau khas anyir, tidak ada infeksi.

c. Ekstremitas

Atas : tidak oedema, gerak aktif, kuku jari putih bersih

Bawah : tidak oedema, tidak ada varises, kuku jari putih bersih

3. Obat – obatan yang dipakai: asamefenamat (3x1), livron B-plex (2x1), Cevixime
(2x1)

II. Interpretasi Data

Melakukan identifikasi secara benar terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan sehingga
ditemukan diagnosa atau masalah yang spesifik.

Diagnosa: Ny “D” umur 27 tahun P2A0 14 hari masa nifas dengan hepatitis B

III. Mengidentifikasi Diagnosa Dan Potensial Masalah

Mengidentikasi diagnosa dan masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah


dan diagnosa yang telah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.

IV. Indentifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan/ ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.

-
15

V. Merencanakan asuhan kebidanan

Merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan temuan dari langkah


sebelumnya.

1. Lakukan pendekatan dan komunikasi dengan ibu dan keluarga

R : terjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan klien

2. Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

R : mengetahui keadaan dan masalah yang dialami oleh klien

3. Beritahukan hasil pemeriksaan pada ibu

R : mengetahui keadaannya

4. Beritahu ibu tentang cara menyusui yang benar

R : bayi merasa puas saat menyusu

5. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya

R : kebutuhan bayi tetap terpenuhi

6. Beritahu ibu tanda bahaya masa nifas

R : mengantisipasi terjadinya tanda bahaya masa nifas

7. Beritahu ibu tentang pola nutrisi yang baik

R : kebutuhan nutrisi terpenuhi

8. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene

R : mencegah terjadinya infeksi


16

VI. Implementasi Asuhan

Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman


terhadap kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi

1. Melakukan pendekatan dan komunikasi dengan ibu dan keluarga

2. Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

3. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

4. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti

a. Perdarahan pervagina yang luar biasa atau tiba – tiba bertambah banyak

b. Pengeluaran pervagina yang berbau menusuk atau menyengat

c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung

d. Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastric, atau masalah penglihatan

e. Pembengkakan diwajah atau ditangan

f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, atau jika merasa tidak enak badan

g. Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama

h. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan sakit

i. Rasa sakit, warna merah, pembengkakan di kaki

j. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi atau dirinya sendiri

k. Merasa sangat letih atau nafas terengah – engah

5. Memberitahu ibu tentang pola nutrisi yang baik, yaitu dengan:

a. Tidak berpantang terhadap daging, telur, dan ikan

b. Banyak sayur dan buah


17

c. Banyak minum air putih, minimal 3 liter sehari, terutama setelah menyusui

d. Tambahkan kalori 500mg sehari.

e. Konsumsi tablet vitamin A dan zat besi selama masa nifas

6. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene yaitu dengan:

a. Kebersihan tubuh secara keseluruhan (mandi minimal 2x sehari)

b. Ganti baju minimal 2x sehari

c. Keringkan kemaluan dengan lap bersih setiap kali selesai buang air besar dan kecil,
serta ganti pembalut minimal 3x sehari

d. Jaga kebersihan kuku (kuku jangan sampai Panjang)

e. Keramas minimal 2x sehari

VII. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan ulangi lagi proses


manajemen dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang telah diberikan
namun belum efektif dan merencanakan kembali yang belum terencana

S : ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan bidan

O : ibu bisa mengulangi dan mempraktekkan kembali apa yang sudah dijelaskan

A : P2A0 6 hari masa nifas dengan hepatitis B

P : Follow Up pada tanggal 29 Oktober 2018


18

2.5 Penjabaran Tentang SOAP dan Contoh Kasus

A. Pengkajian

Pengkajian :

Hari/Tanggal : Minggu, 21 Oktober 2018

Pukul : 09.00 WIB

1.Biodata

Nama Ibu : Ny. D Nama Suami : Tn . A

Umur : 27 Tahun Umur : 30 Tahun

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir

Alamat : Dlanggu, Mojokerto

Ny. D usia 27 tahun melahirkan anak ke 2 berjenis kelamin laki-laki pada tanggal 15
Oktober 2018 dengan persalinan SC yang di tolong oleh dokter obgyn. Anak pertama
berjenis kelamin laki-laki usia 6 tahun lahir secara SC di RS jenis kontrasepsi yang
dipilih KB IUD, Ibu memiliki riwayat penyakit menular yaitu hepatitis sejak
kehamilan anak pertama, ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun (asma,
jantung), ibu juga tidak memiliki riwayat penyakit menahun (hipertensi, jantung,
TBC). Ibu menyusui dengan dipompa. Luka jahitan masih terasa nyeri pada
kunjungan sebelumnya.

DATA SUBJEKTIF (S)

Data subyektif adalah segala bentuk pernyataan atau keluhan dari pasien.

Ibu mengatakan kondisinya baik-baik saja, tidak memiliki masalah dalam pola
makan, dan istirahatnya. Ibu juga mengatakan kondisi luka jahitan sudah kering.
19

Pola Pemenuhan kebutuhan Ibu

1. Pola Nutrisi : Makan : 3-4x/ hari

Minum : 10-12 gelas /hari

2. Pola Eliminasi : BAK : ± 5-6 x/hari

BAB : 1x/ hari

3. Personal Hygiene : mandi : 3x/hari

Keramas : 1x/hari

4. Pola Istirahat : siang : 1-2 jam

Malam : 6-7 jam

5. Pola Aktifitas : ibu mengatakan tidak melakukan aktifitas rumah tangga yang
berat karena dibantu oleh suami dan keluarga

6. Hubungan Seksual : ibu mengatakan akan menunda terlebih dahulu sampai kurang
lebih 3 bulan.

7. Data Psikologis : ibu mengatakan keluarga menerima anak keduanya ini dan
mau membantu dalam merawat anaknya, misalnya dengan bergantian jaga, dll. Ibu
juga mengatakan bahwa kakaknya juga mau menerima keberadaan adiknya.

DATA OBJEKTIF (O)

Data yang di observasi dari hasil pemeriksaan oleh bidan atau tenaga kesehatan
lain.

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Komposmentis

c. TTV : TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit


20

N : 80 x/menit S : 36,5 ºC

BB : 50 kg

2. Pemeriksaan Fisik

a. Muka :tidak pucat, bersih, tidak odem

b. Mata : konjungtiva merah muda, tidak pucat, sklera putih porselen

c. Payudara :terdapat hyperpigmentasi areola, tidak ada benjolan abnormal,


terdapat pengeluaran ASI.

d. Perut : terdapat luka bekas operasi sudah kering ± 7,5 cm, tidak ada nyeri
tekan, uterus sudah tidak teraba.

e. Vulva dan Perineum : bersih, pengeluaran lokhea normal (serosa).

f. Ekstremitas : tidak odem, tidak ada tromboflebitis.

ANALISA (A)

Kesimpulan dari objektif dan subjektif/diagnosa masalah.

P2A0 14 hari masa nifas dengan hepatitis B

PENATALAKSANAAN (P)

Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.

1. Menjalin hubungan baik dengan pasien

Ev. Ibu mengerti dan mau menerima

2. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal

Ev. Sudah dilakukan dan ibu bersedia, uterus tidak teraba

3. Menilai adanya tanda-tanda infeksi atau kelainan masa nifas


21

Ev. Sudah dilakukan dan ibu bersedia, tidak ada tanda-tanda infeksi, luka jahitan
pasca operasi sudah kering

4. Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan, dan istirahat

Ev. Ibu mendapatkan cukup makanan dengan makan-makan yang bergizi (nasi, lauk,
sayur, ikan, daging), minum (air putih dan susu), serta istirahat yang cukup

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan kepada bayi agar menjaganya
tetap hangat dan aman

Ev. Ibu mengerti dan sudah melakukannya


22

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam


menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian,
analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh Bidan sudah sesuai dengan Menajemen 7 langkah
varney di dapatkan kesimpulan bahwa Ny “D”hamil yang keempat perlu pengawasan
dari bidan agar ibu dan bayi sehat.

3.2 Saran

Diharapkan kepada semua pembaca agar dapat memaklumi karena makalah ini tidak
jauh dari sempurna. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
23

Daftar Pustaka

Aiyeyeh Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: CV. Trans Info
Media

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu nifas. Yogyakarta:
CV Andi Offset

Alimul, Aziz, dkk. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai