Npm : 1703101010212
UTARA )
A. Latar Belakang
Dalam skripsi tersebut penulis tertarik untuk mengangkat judul ini karena
ingin menjelaskan tentang bagaimana batasan terhadap anak angkat dalam hak
mewarisi, agar anak angkat menduduki posisi pada tempat anak angkat, begitu juga
anak tidak dapat bergeser pada posisi anak angkat. Anak yang dimaksud adalah anak
kandung, Oleh sebab itu tidak ada alasan tentang kekhawatiran akan terjadi
Tradisi mengangkat anak hingga saat ini masih merupakan hal yang hidup
dominan mendapat pengaruh dari Syari‘at Islam, bila dibandingkan dengan pengaruh
dari hukum adat. Hukum adat bagi masyarakat Aceh bersumber pada Syari‘at Islam.1
B. Metode Penelitian
Dalam skripsi ini penelitian yang digunakan oleh penulis menggunakan dua jenis
cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder. Pada penelitian hukum jenis ini,
hukum sering dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-
undangan (law on book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang
yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder yaitu inventarisasi
dari data primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Penelitian ini
memberikan gambaran secara jelas, lengkap, dan teliti. Data yang digunakan dalam
penelitian hukum empiris yaitu data primer dan/atau data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan berdasarkan dari
peneliti dengan cara wawancara.2 Pengumpulan data hukum dalam penelitian hukum
1
Ada istilah dalam masyarakat Aceh, ―Hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut” ; artinya Hukum dengan adat
seperti zat dengan sifat. Tidak dapat dipisahkan. Kalau bertentangan dengan syariat Islam berarti
bertentangan juga dengan adat. Lihat dalam Kata Pengantar Othman Ishak, Hubungan antara Undang-
undang Islam dengan Undang-undang Adat, (Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 2003), Hal. Xv.
2
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, Pustaka Pelajar,2010, hlm
163.
empiris dilakukan dengan cara survey. Survey merupakan sarana untuk
mengumpulkan data dari nara sumber atau informan penelitian untuk melakukan
sedang terjadi.4
Metode penelitian hukum empiris atau metode penelitian yuridis empiris merupakan
metode penelitian hukum yang mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa
yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat atau penelitian yang dilakukan terhadap
fakta yang dijadikan data penelitian yang kemudian data tersebut dianalisis untuk
penelitian pada saat sekarang berdasarkan pada fakta yang tampak. 7 Populasi adalah
seluruh objek atau seluruh individu, gejala atau seluruh kejadian ataupun seluruh
3
F.C. Susila Adiyanta, Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode Survey sebagai Instrumen
Penelitian Hukum Empiris, Adminitrative Law & Governance Journal, Vol. 2, No. 4, 2019, Hlm. 697.
4
Robert Groves, seorang ahli survey terkemuka, “survey menghasilkan informasi yang secara alami bersifat
statistik”. Survey merupakan bentuk dasar kuantitatif” dalam Robert M. Groves, Survey Methodology (2010),
Second edition of the (2004) first edition ISBN 0-471-48348-6, Hlm. 57.
5
Amiruddin Dan Ainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Matarram: Divisi Buku Perguruan Tinggi
PT.Raja Grafindo, 2003, Hlm.19.
6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, Hlm. 15-16.
7
Soerjono Dan Abdul Rahman, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Hlm. 23.
unit yang ingin diteliti.8 Metode penelitian hukum normatif menggunakan metode
Pengumpulan data dalam penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara studi
pustaka berupa data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti atau sering disebut sebagai penelitian
hukum kepustakaan.10
C. Rumusan Masalah
Pengangkatan anak tidak bisa di lakukan sembarangan, ada aturan aturan dan
kabupaten Aceh utara itu harus di ketahui oleh tuha peut, mukim, teungku imum,
dan keuchik serta harus di saksikan oleh ureung tuha gampong. Serta di buatkan
2. Bagaimana Hubungan Hukum Antara Anak Angkat Dengan Orang Tua Nya
Anak angkat dan orang tua kandung di dalam hukum adat Aceh tidaklah bisa di
pisahkan. Sama seperti pada KHI anak angkat tidak bisa di putuskan
hubungan nasabnya dengan orang tua kandungnya. Orang tua angkatnya berhak
8
Bambang Prasetyo Dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Perasda,
2005, Hlm. 119.
9
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT Raja,2003, Hlm. 32.
10
Soerjono Soekanto Dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001, Hlm. 13.
dan berkewajiban untuk memberitahukan asal usul anak angkat tersebut dengan
sebenar-benarnya.
3. Bagaimana hak mewaris dari anak angkat dalam hukum waris adat, pada
Lhokseumawe tidak dapat merawisi atau menerima harta waris dari keluarga
angkatnya tersebut, akan tetapi anak angkat tersebut dapat menerima harta hibah dari
keluarga angkatnya. Harta hibah yang dapat di terima adalah sepertiga dari semua
D. ANALISIS
Menurut saya dalam skripsi ini metodelogi yang dipakai dalam menjawab
pertanyaan rumuan masalah adalah Penelitian hukum empiris dimana penulis, dalam
wawancara kepada responden yaitu satu orang tokoh adat, satu orang wakil ketua
syariah lhokseumawe, dan informan sedangkan dalam skripsi tersebut pada bagian
metode yang digunakan penulis menulis bahwa metode yang digunakan adalah
hukum normatif dan hukum empiris namun setelah saya membaca penulis hanya
Kemudian rumusan masalah yang terdapat dalam skripsi ini tidak memuat
hal yang berkaitan dengan judul skripsi secara keseluruhan, penulis hanya mengkaji
kedudukan anak angkat terhadap harta waris di tinjau dari hukum adat aceh, tidak
menjelaskan tentang bagaimana didalam KHI seharusnya rumusan masalah harus