Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurhaliza

Npm : 1703101010212

Mk :Metodelogi Penelitian Hukum (Kelas G)

Judul : KEDUDUKAN ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA WARISAN

MENURUT HUKUM ADAT ACEH DAN KHI ( STUDI DI DALAM

MASYARAKAT ADAT KOTA LHOKSEUMAWE KABUPATEN ACEH

UTARA )

Penulis : Rahmat Rizki Putra

Universitas :Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan (2019)

A. Latar Belakang

Dalam skripsi tersebut penulis tertarik untuk mengangkat judul ini karena

ingin menjelaskan tentang bagaimana batasan terhadap anak angkat dalam hak

mewarisi, agar anak angkat menduduki posisi pada tempat anak angkat, begitu juga

anak tidak dapat bergeser pada posisi anak angkat. Anak yang dimaksud adalah anak

kandung, Oleh sebab itu tidak ada alasan tentang kekhawatiran akan terjadi

kekeliruan, anak angkat akan menduduki posisi anak.

Tradisi mengangkat anak hingga saat ini masih merupakan hal yang hidup

dalam masyarakat termasuk dikalangan masyarakat Aceh, khususnya pada

masyarakat Kota Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara. Pada penelitian yang

dilakukan di Kota Lhokseumawe, Pasca Bencana alam tsunami jumlah

pengangkatan anak tersebut mengalami peningkatan. Pengangkatan anak dalam

tradisi masyarakat Aceh, berbeda dengan tradisi pengangkatan anak dalam


masyarakat adat pada umumnya. Tradisi pengangkatan anak dalam adat Aceh, lebih

dominan mendapat pengaruh dari Syari‘at Islam, bila dibandingkan dengan pengaruh

dari hukum adat. Hukum adat bagi masyarakat Aceh bersumber pada Syari‘at Islam.1

B. Metode Penelitian

Dalam skripsi ini penelitian yang digunakan oleh penulis menggunakan dua jenis

penelitian hukum, yaitu penelitian hukum normatif dan empiris.

Penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau bahan sekunder. Pada penelitian hukum jenis ini,

hukum sering dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-

undangan (law on book) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang

merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas. Penelitian normatif

yang didasarkan pada bahan hukum primer dan sekunder yaitu inventarisasi

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan penulisan skripsi penulis.

Penelitian hukum empiris, yaitu penelitian hukum yang memperoleh datanya

dari data primer atau data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Penelitian ini

memberikan gambaran secara jelas, lengkap, dan teliti. Data yang digunakan dalam

penelitian hukum empiris yaitu data primer dan/atau data sekunder. Data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan berdasarkan dari

responden dan narasumber. Pengumpulan data di lapangan yang dilakukan oleh

peneliti dengan cara wawancara.2 Pengumpulan data hukum dalam penelitian hukum
1
Ada istilah dalam masyarakat Aceh, ―Hukom ngon adat lagee zat ngon sifeut” ; artinya Hukum dengan adat
seperti zat dengan sifat. Tidak dapat dipisahkan. Kalau bertentangan dengan syariat Islam berarti
bertentangan juga dengan adat. Lihat dalam Kata Pengantar Othman Ishak, Hubungan antara Undang-
undang Islam dengan Undang-undang Adat, (Kuala Lumpur : Dewan Bahasa dan Pustaka, 2003), Hal. Xv.

2
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Empiris dan Normatif, Pustaka Pelajar,2010, hlm
163.
empiris dilakukan dengan cara survey. Survey merupakan sarana untuk

mengumpulkan data dari nara sumber atau informan penelitian untuk melakukan

pengamatan dan wawancara pada pendekatan empiris (penelitian hukum non

doktrinal)3. Penelitian survey menanyakan kepada beberapa responden tentang

kepercayaannya, pendapat-pendapat, karakteristik, dan perilaku yang telah atau

sedang terjadi.4

Hukum empiris suatu penelitian yang berusaha mengidentifikasi hukum yang

terdapat dalam masyarakat dengan maksud untuk mengetahui gejala-gejala lainnya. 5

Metode penelitian hukum empiris atau metode penelitian yuridis empiris merupakan

metode penelitian hukum yang mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa

yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat atau penelitian yang dilakukan terhadap

keadaan sebenarnya yang terjadi di masyarakat, dengan maksud menemukan fakta-

fakta yang dijadikan data penelitian yang kemudian data tersebut dianalisis untuk

mengidentifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah. 6

Penelitian deskriptif, merupakan prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek

penelitian pada saat sekarang berdasarkan pada fakta yang tampak. 7 Populasi adalah

seluruh objek atau seluruh individu, gejala atau seluruh kejadian ataupun seluruh

3
F.C. Susila Adiyanta, Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode Survey sebagai Instrumen
Penelitian Hukum Empiris, Adminitrative Law & Governance Journal, Vol. 2, No. 4, 2019, Hlm. 697.
4
Robert Groves, seorang ahli survey terkemuka, “survey menghasilkan informasi yang secara alami bersifat
statistik”. Survey merupakan bentuk dasar kuantitatif” dalam Robert M. Groves, Survey Methodology (2010),
Second edition of the (2004) first edition ISBN 0-471-48348-6, Hlm. 57.
5
Amiruddin Dan Ainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Matarram: Divisi Buku Perguruan Tinggi
PT.Raja Grafindo, 2003, Hlm.19.
6
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, Hlm. 15-16.
7
Soerjono Dan Abdul Rahman, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Hlm. 23.
unit yang ingin diteliti.8 Metode penelitian hukum normatif menggunakan metode

pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif adalah suatu pendekatan

yang mengacu pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.9

Pengumpulan data dalam penelitian hukum normatif dilakukan dengan cara studi

pustaka berupa data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara

mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur lain

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti atau sering disebut sebagai penelitian

hukum kepustakaan.10

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Tata Cara Pengangkatan Anak Pada Masyarakat Adat Aceh ?

Pengangkatan anak tidak bisa di lakukan sembarangan, ada aturan aturan dan

prosedur prosedur yang harus di lewati untuk bisa mengangkat seorang

anak. Terutama pengangkatan anak yang di lakukan di kota lhokseumawe,

kabupaten Aceh utara itu harus di ketahui oleh tuha peut, mukim, teungku imum,

dan keuchik serta harus di saksikan oleh ureung tuha gampong. Serta di buatkan

peusijuk dan khanduri apabila keluarga tersebut mampu.

2. Bagaimana Hubungan Hukum Antara Anak Angkat Dengan Orang Tua Nya

Pada Masyarakat Adat Aceh Di Kabupaten Aceh Utara ?

Anak angkat dan orang tua kandung di dalam hukum adat Aceh tidaklah bisa di

pisahkan. Sama seperti pada KHI anak angkat tidak bisa di putuskan

hubungan nasabnya dengan orang tua kandungnya. Orang tua angkatnya berhak

8
Bambang Prasetyo Dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Perasda,
2005, Hlm. 119.
9
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : PT Raja,2003, Hlm. 32.
10
Soerjono Soekanto Dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001, Hlm. 13.
dan berkewajiban untuk memberitahukan asal usul anak angkat tersebut dengan

sebenar-benarnya.

3. Bagaimana hak mewaris dari anak angkat dalam hukum waris adat, pada

masyarakat Aceh di Kabupaten Aceh Utara ?

Anak angkat di dalam hukum adat Aceh, khususnya di kota

Lhokseumawe tidak dapat merawisi atau menerima harta waris dari keluarga

angkatnya tersebut, akan tetapi anak angkat tersebut dapat menerima harta hibah dari

keluarga angkatnya. Harta hibah yang dapat di terima adalah sepertiga dari semua

total harta peninggalan orang tua angkatnya.

D. ANALISIS

Menurut saya dalam skripsi ini metodelogi yang dipakai dalam menjawab

pertanyaan rumuan masalah adalah Penelitian hukum empiris dimana penulis, dalam

menjawab pertanyaan diatas penulis memperoleh data dengan cara melakukan

wawancara kepada responden yaitu satu orang tokoh adat, satu orang wakil ketua

mahkamah syariah lhokseumawe dan satu orang panitera pengganti dimahkamah

syariah lhokseumawe, dan informan sedangkan dalam skripsi tersebut pada bagian

metode yang digunakan penulis menulis bahwa metode yang digunakan adalah

hukum normatif dan hukum empiris namun setelah saya membaca penulis hanya

menggunakan metode hukum empiris yaitu dengan melakukan wawancara.

Kemudian rumusan masalah yang terdapat dalam skripsi ini tidak memuat

hal yang berkaitan dengan judul skripsi secara keseluruhan, penulis hanya mengkaji

kedudukan anak angkat terhadap harta waris di tinjau dari hukum adat aceh, tidak
menjelaskan tentang bagaimana didalam KHI seharusnya rumusan masalah harus

terkait dengan judul dan juga latar belakang secara keseluruhannya

Anda mungkin juga menyukai