Anda di halaman 1dari 11

A.

PENGERTIAN KORBAN
1. Pengertian korban
Korban tidak saja dipahami sebagai objek dari suatu kejahatan tetapi juga harus
dipahami sebagai subjek yang perlu mendapat perlindungan secara social dan
hukum.pada dasarnya korban adalah orang baik, individu, kelompok ataupun
masyarakat yang telah menderita kerugian yang secra langsung telah terganggu
akibat pengalamannya sebagai target dari kejhatan subjek lain yang dapat menderita
kerugian akibat kejahatan adalah badan hukum.

Pengertian korban menurut:


ARIF GOSITA,korban adalah mereka yang menderita jasmani dan rohani sebagai
tindakan orang yang mencari pemenuhan kepentingan diri sendiri atau orang lain
yang bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang menderita.pengertian
tersebut sudah diperluas maknanya. Tidak hanya untuk perorrangan tetapi berlaku
sebagai subjek hukum yng lain,seperti badan hukum,kelompok masyarakat dan
koorporasi.timbulnya korban erat kaitannya dengan kejahatan. 1

2. Ciri ciri korban (victim)


Diliaht dari peranan korban dalam terjadinya tindak pidana, Stephen Schafer
mengatakan pada prinsipnya terdapat 4 (empat) tipe/ciri ciri korban:
1. Orang yang tidak mempunyai kesalhan apa apa,tetapi tetap menjadi
korban.untuk tipe ini,kesalahan ada pada pelaku .
2. Koraban secara sadar atau tidak sadar telah melakukan sesuatu yang
merangsang orang lain untuk melakukan kejahatan.untuk tipe ini, korban
menyatakan turut mempunyai andil dalam terjadinya kejahatan sehingga
keslahan terletak pada pelaku dan korban.
3. Mereka yang secara biologis dan social potensial menjadi korban.anak anak,
orang tua, orang yang cacat fisik atu mental, orang miskin, golongan minoritas
dan sebagainya merupakan orang orang yang mudah menjadi korban. Korban
dalam hal ini tidak dapat disalahkan tetapi masyarakatlah yang harus
bertanggung jawab.
4. Korban karena dia sendiri merupakan pelaku. Inilah yang dikatkan sebagai
kejahatan tan korban.palacuran,perjudian,zina,merupakan beberapa kejhatan
yang tergolong kejahatan tanpa korban .pihak yang bersalah adalah korban
karena ia sevagai pelaku.

1
ARIF Gosita,masalah korban kejahatan.buana imu popular, jakarta, 2004.
3. Lingkup korban
Berbicara mengenai korban kejahtan pada awalnya tentu korban orang
perseorangan atau individu pandangan begini tidak salah, karena untuk kejahatan
yang lazim terjadi di masyarakat memang demikian. Misalnya pembunuhan
,penganiayaan, perkosaan, pencurian dan sebagainya.
Pada tahap perkembangan nya koraban kejahtan bukan saja orang perorangan
tetapi meluas dan kompleks. Persepsinya tidak hanya banyaknya jumlah korban atau
orang namun juga koorporasi, institusi, pemerintah, bangsa dan Negara.

B. PENYEBAB KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DISEBABKAN OLEH GERAKAN HEWAN

1. Faktor manusia

Manusia sebagai pengendara memiliki factor factor yang mempengaruhi dalam


berkendar, yaitu factor psikologis dan factor fisiologis. Keduanya adalah factor dominan
yang mempengaruhi manusia dalam berkendara dijalan raya. Factor psikologis dapat
berupa mental,sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan factor fisiologis mencakup
penglihatan, pendengaran,sentuhan,penciuman,kelelahan, dan system syaraf.

Perilaku manusi di pengaruhi oleh interaksi antara factor lingkungan,kendaraan ,dan


manusia itu sendiri lalu kombinasi dari factor fisiologis dan faktos psikologis menimbulkan
reaksi dan aksi, yaitu timbulnya respon berkendara dari pengendara terhadap rangsangan
dari lingkiungannya berkandar. Karakteristik dari pengendra yang berpengarus terhadap
terjadinya kecelakaan lalu lintas,yitu:

a. Umur
Umur merupakan salah salah satu karakteristik penting yang dapat
menybabkan terjadinya kecelakaan laulintas.orang yang berusia tua atau diatas 30
tahun biasanya lebih memiliki tingkat kewaspadaan lebih tinggi dalam berkendara
dari pada orang yang berusia muda,alasannya karena orang berusia tua lebih banyak
memiliki pengalaman dalam berkendara dan lebih bijak dalam brkendara disbanding
dengan yang lebih berusia muda yang terkadang menggebu gebu dan tergesa gesa
dalam berkendara.
b. Perilaku
Faktor perilaku juga mempunya peranan penting dalam menentukan
terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengendara.dimana pada pengandara yang
berperilaku tidak baik ketika berkendara juga mempengaruhi keslamatan
pengendara trsebu,t seperti tidak tertib ketika berkendara dengan melanggar rambu
lalu lintas dan marka jalan
Adapun faktor yang mnjadi penyebab kecelakaan lalu lintas bagi pengendara
adalah :
a. Lengah
Lengah adalah salah satu factor penyebab yang berasal dari manusia
dikarenakan pengemudi melakukan hal atau kegiatan lain ketika mengemudi,
sehingga perhatiannya tidak focus ketika berkendara.
b. Mengantuk
Mengantuk dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada
pengendara karena pengemudi kehilangan daya reaksi dan konsentrasi akibat
kurang istirahan (tidur) dan/ atau sudah mengemudikan kendaraan lebih dari 5
(lima ) jam tanpa istirahat.
c. Lelah
Faktpr kelelhan merupakan salah satu factor penyebab kecelakaan ,kelelhan
dapat mengurangi kemampuan pengemudi dalam mengantisipasi keadaan alu
linta dan mengurangi konsentrasi dalam berkendara.
d. Mabuk
Mabuk dapat I sebabkan pengemudi kehilangan kesadaran antara lain karena
pengaruh obat obatan, alcohol, dan narkotika.
e. Tidak tertib
Tidak tertip dalam berlalu lintas merupakan ketidak disiplinan pengendara dalam
berkendara yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.
f. Tidak terampil
Mengendarai kendaraan membutuhkan keterampilan yang memerluka latihan
selama bertahun tahun dan praktek dengan menggunakan teknik berkendara
yang tepat.contohnya dari pengendara yang tidak terampil seperti tidak berjalan
pada jalurnya ,atau terlalu ke kanan ,dan tidak menjaga jarak aman.
g. Kecepatan tinggi
Kecepatan merupakan hal yang dapat dikontrol pengendara sesuai
keinginannya ,akan tetapi perilaku dari pengendara sering kali membawa
kendaraannya dengan kecepatan tinggi.faktor tersebutlah yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan lalu lintas.

2. Factor kendaraan

Factor factor kendaraan yang beresika menimbulkan kecelakan lalu lintas pada
pengendara adalah sebagai berikut;
1. Rem blong
Rem merupakan komponen penting dari mobil yang berfungsi untuk
memperlambat laju atau memberhentikan .
2. Selip
Selip adalah lepasnya kontak roda kendaraan dengan permukan jalan atau
saat melakukan pengereman roda kendaraan memblokir sehingga
pengemudi tidak bias mengendalikan kendaran.
3. Lampu kendaraan
Lampu kendaraan merupakan salah satu factor yang berpengaruh terhadap
terjadinya kecelakaan lalu lintas bgi pengendara mobil terutama berfungsi
pada malam hari.

3. Factor lingkungan

faktor lingkungan fisik yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas
bagi pengendara mobil penumpang:

a. Jalan berlubang
Jalan berlubang adalah kondisi dimana permukaan jalan tidak rata akibat adanya
cekungan kedalam yang memiliki kedalaman dan diameter yang tidak berpola.
b. Jalan licin/basah
Permukaan jalan yang licin dapat di sebabkan oleh cuaca (hujan/tidak) maupun
material lain menutupi permukaan jalan seperti tumpahan minyak,lumpur,ataupun
tanah yang basah karena tersiram air hujan.
c. Jalan gelap
Jalan gelap dapat disebabkan karena lampu penenrangan dijalan yang tidak ada
cukup penenrangannya.jalan yang gelap beresiko menyebabkan terjadinya
kecelakaan lalu lintas pada pengendara mobil berpenumpang karena pengendara
tidak dapat melihat dengan jelas arah dan kondisi jalan serta lingkungan sekitarnya.
d. Tanpa marka/rambu
Jalan yang tidak memiliki marka jalan dan rambu lalu lintas sangat berpotensi
menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas pada pengendara mobil penumpang.
e. Tikungan tajam
Jalan yang memilki tikungan tajam adalah jalan yang memiliki kemiringan sudut
belokan kurang dari atau lebih dari 180 derajat.untuk melewati kondisi jalan
tersebut dibutuhkan keterampilan dan teknis khususdalam berkendara agar tidak
hilangnya kendali pada kendaraan yang berakibat jtuh dan menyebabkan terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
f. Hujan
Hujan berebntuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan.hujan dapat
membawa pengaruh kepada hal hall in seperti jalan yang menjadi licin ,jarak
pandang menjadi lebih pendek karena kabut,dan jarak pengereman menjadi lebih
jauh.

C. Pertanggung jawaban terhadap koban kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh
gerakan hewan .

Secara umum mengenai kewajiban dan tanggung jawab pengemudi.pemilik


kendaraan bermotor dan/atau perusahaan ini diatur dalam pasal 234 ayat (1) LLAJ
yaitu :

“pengemudi ,pemilik kendaraab bermotor ,dan/ atau perusahaan angkutan umum


bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpangdan/atau pemilik
barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi”

Namun ketentuan itu tidak berlaku jika:

a. Adanya kendaraan memaksa yang tidak dapat di elakkan atau diluar kemampuan
pengemudi;
b. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga ;dan/atau
c. Disebabkan gerakan orang dan/atau hewan walaupun telah diambil tindakan
pencegahan.

Pihak yang menyebabkan terjadinya kecelakan lalu lintas wajib mengganti kerugian
yang besarannya di tentukan berdasarkan putusan pengadilan. Kewajiban mengganti
kerugian ini dapat dilakukan diluar pengadilan jika terjadi kesepakan damai diantra
para pihak yang teribat (pasal 236 ayat (1) UULLAJ)

Dapat disimpulakan bahwa bentuk pertanggungjawaban atas kecelakaan lalu lintas yang
hanya mengakibatkan kerugian materi tanpa korban jiwa adalah dalam bentuk
penggantian kerugian.

Perusahaan angkutan umum memgalihkan pertanggungjawaban terhadap


kecelakaan tersebut kepada perusaan asuransi ,sehingga mereka tidak perlu lagi untuk
memberikan ganti kerugian terhadap penumpang yang mengalami kecelakaan
tersebut,namun untuk korban yang mengalami luka seperti luka lecet dan memar diberi
pengobatan oleh pihak pengemudi sebagai tanggung jawab pribadi.
Dapat dilihat bahwa perusahaan angkutan umum bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap kecelakaan yang menimbulkan kerugian bagi sikorban dan
mereka juga memberikan ganti rugi terhadap korban kecelakaan tersebut.tuntutan
ganti rugi merupakan hak dari penumpang yang menjadi korban dan penyelenggaraan
pengankutan,sedangkan pihak pengangkutan harus memenuhi tuntutan tersebut sebgai
suatu konsekuensi dari perbuatan melawan hukum yang dilakukannya.

Hal ini sesuai dengan pasal 192 ayat (1) UU LLAJ yang menyatakan bahwa
“perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh oleh
penumpang yang meninggal dunia atau luka berat akibat penyelenggaraan angkutan
kecuali disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak dapat dicegah atau dihindari atau
karena kesalhan penumpang

Ganti rugi merupakan hak seseorang untuk mendapatkan suatu imbalan atau
pertanggung jawaban karena kerusakan atau kehilangan harta kekayaan maupun
kerugian immaterial yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum ataupun
wanperstasi yang dilakukan oleh seseorang sehingga irang lain menderita kerugian
.ganti rugi bru ada setelah adanya kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain
dan kepada pelaku diwajibkan untuk membayar.

1. Pertanggung jawaban pidana dalam perkara kecelakaan lalu lintas

Pertanggungjawaban pidana hanya dapat terjadi jika sebelumnya seseorang


telah melakukan tindak pidana.seseorang dapat bertanggungjawaban apabila seseorang
itu mampu membedakan perbuatan ,maupun menentukan kehendak untuk melakuakn
suatu perbuatan dan menyadari akan perbuatanyang dilakukannya. kesalahan bukan
hanya menentukan dapat dipertanggungjawabkan si pembua,t tetapi juga dapat di
pidanya pembuat “kesalahan yang menentukan dapat di pertanggung jawabkannya si
pembuat merupakan cara pandang kesalahan yang dilakukan si pembuat ,sedangkan
kesalahan yang menentukan dapat dipidananya si pembuat merupakan cara pandang
yang bersifatkedepan dalam hal ini masa depan si pembuat”.

Kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh gerakan hwan yang menyebabkan
hilangnya nyawa orang lain atau luka luka ini termasuk tindakan pidana dalam ketagori
pelanggaran yang dapat di selesaiakan secara pidana (diselesaikan oleh Negara) dan
dapat juga diselasaikan secara damai.

D. Restitusi dan Kompensasi


1. Penegrtian restitusi
Restitusi dalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh
oelaku atau pihak ketiga dan berupa pengembalian harta milik ,pembayaran ganti
kerugian untuk kehilangan atau penderitaan atau penggantian biaya untuk tindakan
tertentu (ketentuan perarturan pemerintah republic indonesia nomor 44 thun 2008
tentang pemberian kompensasi ,restitusi dan bantuan kepada saksi dan korban.

Restitusi perbaikan atau restorasi perbaikan atas kerugian baik fisik,


moral,maupun harta benda,kedududkan dan hak hak korban atas serangan
penjahat.merupakan bentuk pertanggung jawaban penjahat yang berkarakter pidana
.dibayar oleh penjahat(pelaku) berdasarkan putusan pengadilan atas tuntutan korban
melalui proses peradilan berdasarkan penjelasan pasal 35 ayat (2) UU No. 26 tahun
2004 tentang pengadilan hak asasi manusia (HAM)” ganti kerugian yang diberikan
kepada korban atau kelurganya oleh pelaku atau pihak ketiga dapat berupa
pengembalian hrta milik,pembayaran ganti kerugian utuk kehilangan atau penderitaan
atau pengantian biaya untuk tindakan tertentu”

2. Pengertian kompensasi
“Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh Negara karena pelaku tidak
mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya “
(peraturan pemerintah republic indonesia nomoe 44 tahun 2008 tentang pemberian
kompensasi,restitusi d, dan bantuan kepada saksi dan korban ).
a. Bentuk bentuk kompensasi yang diterima oleh korabn berupa :
1. Pemberian sejumlah uang
2. Pemberian informasi tentang kemajuan penyelesaiain kasusnya
3. Pengobatan atas luka luka yang di derita serta
4. Pemulihan emosional melalu perawatan medis bagi korban yang mengalami
kegoncangan mental.

E. PERLINDUNGAN TRHADAP KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DISEBABKAN


OLEH GERAKAN HEWAN.

Penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas biasanya selalu dikaitakan dengan


faktor kesalahan manusia ,mesin kendaraan ,kondisi jalanan serta lingkungan
sekitar,sebenanrnya ada satu lagi potensi penyebab kecelakaan ,meski kemungkinan
persentasenya kecil dan kerap di lupakan orang yaitu faktor hewan ternak.
Kerap dijumpai hewan hewan ternak yang berkeliaran di sekitar jalan raya dan
tiba tiba bisa nyelenong menyebrang jalan meski ada kendaraan di tengah melaju
dengan kecepatan tinggi ,namnya juga hewan ,bagi para manusia ini tentu tidak bisa
menerka maksud mereka nyelonong dijalan raya saat bahaya menghadang .
Hal ini disebabkan kelalaian sang pemelik hewan yang melepas hewan ternaknya
begitu saja di sekitas jalan lintas yang tergolong banyak tumbuh rumput liar sebagai
makanan hewan ternak tersebut.
Sebagai pengendara mobil yang beraktifitas di malam hari ada baiknya jika
sebagai pengendara mobil penumpang tidak mengabaikan kemungkinan ada hewan
hewan yang menyebrang jalan saat sedang melaju kencang, apalagi beraktivitas di
malam hari .meski jalanan sepi ,tidak harus membuat pengendara terlena.sebaiknya jika
melihat ada hewan di pinggir jalan,lebih baik pengendara mobil penumpang tersebut
mengurangi kecepatan dan melihat kemungkinan bila mereka tiba tiba saja menyebrang
lewat.

a. Factor manusia
penyebab banyaknya hewan yang berkeliaran di jalan raya di sebabkan karena
kurang nya fasilitas kandang untuk hewan ternak,sehingga banyak hewan yang di
lepaskan begitu saja . tidak hanya factor fasilitas kanang kurang memadai ,factor
melepaskan hewan agar hewan trsebut dapat mencari makan secara bebas pun di
abaikan oleh pemilihk ternak.
Banyaknya hewan yang berkeliaran bahkan dijalan raya tersebut sangat
memprihatinkan bagi pengguna jalan ,selain dapat menganggu ketertiban berlalu
lintas jugamenganggu kenyamanan bagi pengndara .
Tidak jarang kecelakaan terjadi di malam hari akibat hewan ternak yang
berkeliaran dijalanan,karena sewaktu hewan tersebut langsung melintas tanpa
peduli mobil penumpang dimalam hari yang sedang melaju dijalanan.

F. UPAYA PERLINDUNGAN BAGI KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DI SEBABKAN


OLEH GERAKAN HEWAN
1. Upaya kerugian oleh pihak pengangkut
Selama pelaksanaan pengankutan ,keselamtan penumpang pada dasarnya
berada dalam tanggung jawab perusahaan pengankutan umum. Jadi,perusahaan
angkutan umum di bebeankan tanggung jawab terhadap setiap kerugian yang di derita
oleh setiap penumpang yang timbul akibat kecelakaan .
Dalam pasal 234 UU LLAJ dinyatakan bahwa ,pengemudi,pemilik kendaraan
bermotor dan perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang di
derita penumpang ,pengirim atau pihak ketiga karena kelalaiannya dalam melaksanakan
pelayanan pengangkutan.dalam kecelakaan lalu lintas,apabila terdapat penumpang
yang meninggal atau luka karena kelalaian pengemudi maka hal ini merupakan
tanggung jawab pihak pengemudi ,pemilik kendaraan bermotor dan perusahaan
angkutan umum untuk memberikan ganti rugi terhadap hal tersebut.apabila kerugian
tersebut bukan di sebabkan oleh pihak angkutan maka pihak angkutan umum tidak
bertanggung jawab dalam hal ini ,maka karena itu di perlukan pembuktian.

2. Cara penyelesaiaan

Pada dasarnya bentuk penyelesaian dalam hal terjadinya kecelakaan lalu lintas yang
di sebabkan oleh gerakan hewan diselesaikan dengan cara musyawarah dengan
keluarga penumpang yang menjadi korban kecelakaan ,untuk menentukan besarnya
ganti rugi yang harus di bayarkan pihak pengangkut .musyawarah merupakan jalan awal
dalam menyelesaikan masalah ini ,apabila dengan cara musywarah tidak menemukan
titik terang yang sesuai dengan permasalahannya ,maka dapat dibawa ke pengadilan.

Namun dalam kenyataannya,persoalan tersebut tidak ada yangsampai dibawa ke


jalur pengadilan.para korban tidak mau untuk memperpanjang masalah tersebut
kepengadilan,karena hal tersebut akan mengeluarkan biaya dan waktu yang lama
sehingga apapun hasilnya yang di dapat dalam musyawarah nantinya akan dijalankan
oleh masing masing pihak selain itu korban hanya mengalami luka ringan.

3. Bentuk pertanggungjawaban
Bentuk pertanggung jawaban yang diberikan oleh seorang atau perusahaan jasa
angkutan barang yang mengalami kecelakaan sehingga mengakibatkan kerugian
materi saja dan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut dapat digolongkan
dalam kecelakaan lalu lints ringan atau kecelakaan lalu lintas sedang.
Secara umum mengenai kewajiban dan tanggung jawab pengemudi ,pemilik
kendaraan bermotor ,dan/atau perusahaan angkutan ini diatur dalam pasal 234 ayat
(1) UULLAJ –namun ketentuan tersebut diatas tidak berlaku jika ;
a. Adanya keadaan memaksa yang tidak dapat diletakkan atau diluar kemampuan
pengemudi
b. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga ,dan/atau
c. Disebabkan gerakan orang dan/atau hewan walaupun tidak diambil tindakan
pencegahan.

“pihak menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas wajib mengganti kerugian yang
besarannya ditentukan berdasarkan putusan pengadilan.kewajiban mengganti kerugian
ini dapat dilakukan diluar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai diantara para pihak
yang terlibat (pasal 236 UULLAJ)”

Dapat disimpulkan bahwa bentuk pertanggungjawaban atas kecelakaan lalu


lintas yang hanya mengakibatkan kerugian materi tanpa korban jiwa adalah dalam
bentuk penggantian kerugian .
Selain pidana penjara ,kurungan, atau denda ,pelaku tidak pidana lalu lintas dapat
dijauhi pidana tambahan berupa pencabutan surat izim mngemudi atau ganti kerugian
yang diakibatkan oleh tindak pidana lalu lintas (pasal 234 UULLAJ).

“ketika kecelakaan terjadi, semua penumpang terkejut dengan supir yang mengerem
secara mendadak. Akibatnya ada beberapa penumpang yang mengalami luka memar
akibat berbentukan dengan benda keras di dalam mobil. Trabakan tersebut disebabkan
oleh sepi yang berada di jalan tiba tiba menabrak mobil angkutang”.

Jadi atas kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materi namun tidak
ada korban jiwa , perusahaan angkutan umum dapat dikenakan sanksi penggantian
kerugian berdasarkan kerugian yang nyata nyata dialami sebagaimana telah uraikan di
atas dan/atau sanksi admistestaris sesuai peraturan perundang undangan yg berlaku.

4. Hak dan kewajiban pengangkut

Perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak pengangkut dalam hal kecelakaan
yang dialami oleh penumpang dalah dengan memberikan ganti rugi sebagaimana yang
terdapat dalam undang undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan.UU nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan menyatakan
bahwa lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan berdasarkan atas asas
transparan ,asas akuntable, asas berkelanjutan, asas partisipatif,asas manfaat,asas
efisiensi dan efektif,asas seimbangasas terpadu dan asas mandiri.

Lalu lintas dan angkutan jalan diselenggaran semiliki tujuan agar terwujudnya
pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,selamat,tertib ,lancer dan terpadu
dengan modal angkutan lain ntuk mendorong perekonomian nasional ,memajukan
kesejahteraan umum ,memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan terwujudnya
penengakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Menurut H.M.N Purwosucipto , “kewajiban kewajiban dari pihak pengankut adalah


menyediakan alat pengankut yang akan digunakan untuk menyelenggarakan
pengangkutan ,menjaga keselamatan orang ( penumpang) dan/atau barangyang
diangkut.sedangkan kewajiban penumpang adalah membayar angkutan.

Anda mungkin juga menyukai