Anda di halaman 1dari 11

Pengujian Pengendalian Substantif Terhadap

Utang Usaha

Dosen :
Suzi Suzana,SE.,MM.,Ak.,CA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PANCASETIA


BANJARMASIN
Deskripsi Utang Usaha

• Utang usaha termasuk sebagai unsur utang lancar. Utang lancar


meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode
jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau
dalam siklus kegiatan normal perusahaan) dengan cara
mengurangi aktiva yang dikelompokkan dalam aktiva lancar
atau dengan cara menimbulkan utang lancar yang lain.
Utang lancar digolongkan menjadi 6 kelompok
1. Utang usaha yang timbul dari transaksi pembelian bahan baku
dan bahan penolong, suku cadang, dan bahan habis pabrik .utang
usaha dapat digolongkan lebih lanjut menjadi dua golongan yaitu:
• Utang yang tidak disertai dengan surat berharga (disebut
dengan utang usaha ).
• Utang yang disertai dengan surat beharga (disebut dengan
utang wesel)
2. Utang jaminan masuk dari pelanggan.
3. Utang yang timbul dari berlalunya waktu.
4. Utang yang timbul kepada pihak ketiga karena perusahaan
ditunjuk sebagai pemungut pajak atau iuran yang lain
5. Utang yang jumlahnya harus diukur daritransaksi sekarang
misalnya utang sewa, pendapatan yang diterima dimuka, utang
yang jumlahnya dihitung dari besarnya deplesi sumber alam.
6. Utang lain yang diperkirakan akan dilunasi dalam jangka
waktu pendek seperti utang bank (kredit modal kerja misalnya),
utang jangka panjang yang segera jatuh tempo, utang pajak
penghasilan, utang dividen.
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN
UTANG LANCAR DI NERACA

prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam penyajian


utang lancar di neraca berikut ini :
• Setiap jenis utang usaha lancar harus disajikan secara terpisah,
jika jumlahnya material.
• Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan
karyawan perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada
pihak ketiga yang independen.
• Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
• Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam
jumlah neto.
• Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
TUJUAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP UTANG USAHA

• Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi


yang bersangkutan dengan utang usaha.
• Membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian
transaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan
di neraca.
• Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam
catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang
disajikan di neraca.
• Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
• Membuktikan kewajiban penyajian dan pengungkapan utang
usaha di neraca.
Tujuan utama pengujian substantif terhadap utang usaha adalah
membuktikan bahwa saldo akun Utang Usaha yang dicantumkan
dalam neraca mencerminkan saldo Akun Utang Usaha yang
sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mecapai
tujuan tersebut dirancang pengujian substantive yang
digolongkan ke dalam 5 kelompok yaitu:
• 1). Prosedur audit awal.
• 2). Prosedur analitik.
• 3). Pengujian terhadap transaksi rinci.
• 4). Pengujian terhadapsaldo akun rinci.
• 5). Verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan.
Kelima kelompok pengujian substantive tersebut ditujukan
untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang
terkandung dalam akun Utang usaha yaitu:
• Keberadaan dan keterjadian
• Kelengkapan
• Penilaian
• Kewajiban
• Penyajian dan pengungkapan
• Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan
akuntansi yang terkait dengan utang usaha
Dalam pengujian substantif terhadap utang pada umumya, pengujian
ditujukan untuk menemukan kemungkinan adanya unrecorded
liabilities. Untuk membuktikan asersi aktiva dan keterjadian transaksi
yang bersangkutan dengan utang lancar, auditor melakukan berbagai
pengujian substantive berikut ini:
• Pengujian analitik
• Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan utang
usaha
• Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan piutang
usaha
• Konfirmasi piutang usaha
• Rekonsiliasi utang yag tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
yang diterima oleh klien dari krediturnya
• Membuktikan asersi kelengkapan utang usaha yang dicantumkan di
neraca.
Utang usaha disajikan di neraca pada jumlah kewajiban klien pada
tanggal neraca. Dengan demikian tujuan pembuktian asersi penilaian
tidak berlaku terhadap saldo utang usaha pada tanggal neraca.
Pembuktian asersi kelengkapan utang usaha lebih ditujukan untuk
mencari adanya unrecorder liabilities pada tanggal tersebut. Untuk
membuktikan bahwa utang usaha yang dicantumkan di neraca
mencakup semua kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal neraca
dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan utang usaha
dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian
substantive berikut ini:
• Pengujian analitik
• Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yan berkaitan dengan utang
usaha
• Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang
usaha
• Konfirmasi utang usaha
• Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
yang diterima oleh klien dari krediturnya
Mengungkapkan unsur-unsur pelaporan keuangan harus
didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian
substantive terhadap utang usaha diarahkan untuk mencapai salah
satu tujuan untuk membuktikan apakah unsur utang usaha telah
disajikan dan diungkapkan oleh klien di neraca adalah :
1. Konfirmasi utang usaha
2. Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan
piutang yang diterima oleh klien dari krediturnya
3. Perbandingan penyajian utang usaha di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum yang diaudit dengan prinsip
akuntansi berterima umum

Anda mungkin juga menyukai