BUKU AJAR
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
2
1. Deskripsi Singkat :
Mata kuliah Pengantar Rekayasa Ilmu Lingkungan (PIRL) membahas
mengenai pengertian rekayasa lingkungan, berbagai konsep dasar
tentang hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya ditinjau
dari aspek kesehatan, disamping itu juga mempelajari tentang prinsip
berbagai cara rekayasa untuk peningkatan derajat kesehatan, termasuk
penyediaan air bersih, penanganan limbah, drainase, plumbing,
pengelolaan limbah B3 serta pengelolaan lingkungan. Konsep dasar
tersebut dapat diaplikasikan dalam kegiatan rekayasa lingkungan dan
dipergunakan sebagai ilmu dasar dalam menangani isu – isu lingkungan.
Berturut-turut akan diuraikan tentang :
a. Pengertian Pengantar Ilmu Rekayasa Lingkungan
b. Konsep dan Prinsip Pengelolaan Air Limbah
c. Konsep dan Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Air
d. Konsep dan Prinsip Pengelolaan Sampah
e. Konsep dan Prinsip Pengelolaan Limbah B3
f. Konsep dan Prinsip Pencemar Udara
g. Dampak Pembangunan terhadap Lingkungan
h. Bangunan Aplikasi Rekayasa Lingkungan
3.3. Indikator :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Pengantar Ilmu Rekayasa
Lingkungan meliputi gambaran umum, hubungan antara pakar dan
perekayasa, pengertian dasar teknik lingkungan dan hubungan timbal
balik manusia dan lingkungan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip pengelolaan air
limbah dan aplikasinya dalam rekayasa lingkungan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip pengelolaan
sumber daya air dan aplikasinya dalam rekayasa lingkungan.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip pengelolaan
sampah dan aplikasinya dalam rekayasa lingkungan.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) dan aplikasinya dalam rekayasa
lingkungan.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip pengelolaan
pencemar udara dan aplikasinya dalam rekayasa lingkungan.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan prinsip dampak
pembangunan terhadap lingkungan.
8. Mahasiswa dapat menjelaskan bangunan aplikasi rekayasa lingkungan
4
B. POKOK BAHASAN I :
1.1 Pendahuluan
Secara tidak langsung kita selalu mengalami hubungan timbal
balik salah satunya merupakan hubungan timbal balik antara manusia
dan lingkungan. Dengan adanya hubungan timbal balik tentunya akan
menimbulkan masalah terhadap lingkungan maka diperlukan prinsip
berbagai rekayasa untuk peningkatan derajat kesehatan. Beberapa hal
dalam upaya peningkatan kesehatan meliputi penyediaan air bersih,
penanganan limbah, darinase, pengelolaan limbah B3 serta
pengelolaan lingkungan.
1.2 Penyajian
1.2.1. Uraian :
1.2.2. Latihan :
Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan gambaran umum
rekayasa lingkungan yang dapat digunakansebagai pengetahuan dasar
untuk mengkaji permasalahan lingkungan yang ada.
1.3 Penutup
1.3.1. Tes
1. Jelaskan hubungan antara pakar dan perekayasa!
2. Jelaskan apa yang di maksud dengan ilmu Teknik Lingkungan?
3. Jelaskan mengapa ilmu teknik lingkungan dibutuhkan dalam
upaya pengelolaan lingkungan ?
4. Berikan contoh kasus yang dapat diterapkan untuk mengatasi
permasalahan dengan ilmu teknik lingkungan ?
DAFTAR PUSTAKA
C. POKOK BAHASAN II :
1.1. Pendahuluan
1.2. Penyajian
1.2.1. Uraian :
Tabel berikut merupakan aplikasi unit operasi dalam pengelolaan air limbah :
No Unit Operasi Aplikasi
1 Screening Menyaring benda – benda yang mengapung
2 Comminution Menggiling dan menghancurkan objek dengan
ukuran yang besar
3 Equalization Ekualisasi aliran dan BOD
4 Mixing Mencampurkan zat kimia dan udara di air limbah
dan menjaga padatan dalam suspensi
5 Flocculation Memperbesar partikel yang kecil dengan cara
membentuk flok
6 Sedimentation Pemisahan dengan padatan yang memiliki massa
7 Floatation Pengapungan lumpur yang dihasilkan secara
biologis
8 Filtration Menghilangkan material kecil setelah pengolahan
air limbah secara biologi maupun kimia
9 Micro Menghilangkan alga dari kolam stabilisasi dan
screening kolam oksidasi
c. Proses fakultatif
Bakteri fakultatif merupakan bakteri yang dapat bekerja dengan ada atau
tidaknya ketersediaan oksigen sehingga dapat hidup dalam kondisi aerob
maupun anaerob.
1.2.2. Latihan :
Mahasiswa diharapkan dapat menganalis konsep dan prinsip
pengelolaan air limbah meliputi karakteristik air limbah, sistem
penyaluran air limbah dan sistem pengolahan air limbah sehingga
mahasiswa dapat menganalisis sistem pengelolaan air limbah untuk
peningkatan perbaikan kualitas lingkungan.
17
1.3. Penutup
1.3.1. Tes Formatif
1. Apa yang dimaksud dengan air limbah secara umum ?
2. Parameter apa saja yang mengindikasikan air limbah
tercemar ?
3. Jelaskan pengolahan air limbah secara aerob?
4. Jelaskan pengolahan air limbah secara anaerob ?
5. Apa perbedaan unit proses dengan unit operasi ?
DAFTAR PUSTAKA
1.1.2. Relevansi
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai konsep dan prinsip
pengelolaan sumber daya air maka mahasiswa dapat menggunakan
konsep dan prinsip tersebut dan mengaplikasikannya dalam
pekerjaan/dunia kerja
1.2. Penyajian
1.2.1 URAIAN :
A. SIKLUS HIDROLOGI
1. Siklus Tertutup
2. Siklus Terbuka
Porositas
Porositas lapisan (tanah atau batuan) adalah pengukuran kuantitatif
dari rongga yang ada dalam volume tertentu. Porositas secara
matematis merupakan perbandingan antara volume rongga dan volume
volume total. Dapat dijelaskan dengan rumus berikut :
η = Vv / V × 100 %
Dimana
Vv = Volume void
V = volume total
Porositas tergantung pada bentuk dan susunan partikel padat. Nilai
porositas lebih besar apabila memiliki ukuran dan bentuk yang sama
begitu pula sebaliknya Ukuran dan bentuk yang berbeda menghasilkan
nilai porositas yang kecil. Diketahui porositas pasir mencapai 30-40%
sedangkan batu tulis atau granit hanya memiliki porositas 1 sampai 4%.
Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai kemampuan batuan atau lapisan
tanah untuk mentransmisikan atau melewati air. Air masuk ke dalam
pori-pori (void) batuan, dan tersimpan sampai mengering. Porositas
batuan tersebut mendefinisikan jumlah air maksimal yang bisa
disimpan di batu karang. Porositas itu sendiri tidak menjamin untuk
menyimpan air bawah tanah. Sebenarnya air bisa masuk ke batu jika
batu memungkinkan aliran air melewatinya, yaitu bergantung pada
apakah batu itu adalah permeabel atau tidak. Jadi batu yang berpori
tidak memiliki sifat permeabel.
C. KUALITAS AIR
Kualitas air merupakan aspek yang paling penting. Standar kualitas air
meliputi internasional maupun nasional. Standar kualitas air untuk dipasok
untuk konsumsi manusia.. Air juga harus terbebas dari bau dengan suhu air
yang cukup dan bersifat tidak korosif dan bebas mineral. Untuk mencapai
kondisi ideal ini standar minimum kualitas harus ditetapkan. Peraturan
mengenai persyaratan kualitas air minum Indonesia ditetapkan oleh
peraturan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor
492/Menkes/PER/IV/2010.
24
D. DRAINASE
Drainase merupakan terjemahan dari kata drainage menurut John M.
Echol dan Hasan Shadily (1975) adalah:
i. Pengeringan pembuangan air
ii. Pengurasan, penyaluran, pengaliran
iii. Susunan saluran jalannya air
iv. Daerah yang dikeringkan
Sedangkan darianse perkotaan menurut Hardjosuprapto (1998) secara
umum adalah suatu sistem prasarana drainase dalam wilayah perkotaan
yang berfungsi selain mengendalikan dan mengalirkan limpasan air hujan
yang berlebihan dengan aman, juga untuk menyalurkan kelebihan air
lainnya yang yang mempunyai dampah mengganggu atau mencemari
lingkungan perkotaan, yaitu air buangan atau air limbah lainnya . Air
buangan dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Limpasan air hujan (relatif belum tercemar )
Limpasan air hujan, mulai dari limpasan awal sebagian besar 70%
diresapkan ke dalam tanah agar dapat memberi imbuhan ke dalam
tanah, sedangkan 30% dilimpaskan ke permukaan tanah agar tidak
mengakibatkan banjir. Limpasan air hujan disalurkan dalam saluran
terbuka (parit) atau saluran tertutup ke sungai atau badan air
penerima yang mampu kapasitasnya baik di hulu maupun di hilir.
b. Air limbah.
Air limbah dikelompokan menjadi dua yaitu air limbah domestik
yaitu buangan air rumah tangga dimana air limbah domestik
memiliki dua penanganan yaitu sistem penanganan setempat
(onsite system) dan sistem penanganan terpusat (offsite system).
Dalam sistem setempat sampai kini di Indonesia pada umumnya
sistem plumbing didalam rumah dilakukan pemisahan antara limbah
cucian (grey water) dan air limbah kotoran (black water). Air limbah
cucian dibuang langsung ke dalam saluran sedangkan air limbah
kotoran dibuang kedalam tangki septik. Sedangkan pada sistem
terpusat terdapat dua penyaluran yaitu dengan sistem campuran
dan dengan sistem terpisah.
Di Indonesia masih banyak dilakukan sistem penanganan
25
campuran yaituair limbah domestik bahkan air limbah industri
dibuang langsung ke dalam saluran terdekat. Seharusnya pada
penanganan sistem campuran dilakukan dengan saluran tertutup.
Akan tetapi apabila disalurkan dalam sistem tertutup terjadi terjadi
fluktuasi debit air pada musim kemarau dan musim penghujan
sehingga pada pembuatan saluran dinilai tidak ekonomis.
Berikut merupakan kegunaan drainase perkotaan
1. Mengeringkan genangan air
2. Mengandalikan akumululasi limpasan air hujan yang berlebihan dan
dapat dimanfaatkan untuk air tanah
3. Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan
4. Pengelolaan kualitas air
Karakteristik dari suatu sistem drainase seperti daya tahan air,
topografi, dimensi dari drainase dan durasi presipitasi menentukan debit
drainase yang dihasilkan. Debit drainase tersebut dapat ditetentukan
menurut R.C. Gaur (2008) sebagai berikut :
Q = 10 CiA
Diketahui :
Q = debit aliran (m3/jam)
C = koefisien aliran
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas area yang dialiri oleh drainase (hektar)
Berikut merupakan angunan – bangunan sistem drainase dan
pelengkapnya menurut Kodoatie (2005) :
1. Bangunan bangunan sistem drainase
Yang dimaksud dengan bangunan dalam isitem drainase adalah
bangunan struktur dan bangunan non struktur
Bangunan struktur
Bangunan struktur merupakan bangunan pasangan disertai dengan
perhitungan – perhitungan kekuatan tertentu. Contoh bangunan
struktur adalah :
a. Bangunan rumah pompa
b. Bangunan tembok penahan tanah
c. Bangunan terjunan
d. Jembatan
Bangunan Non struktur
Bangunan non struktur meruoakan bangunan pasangan atau tanpa
26
pasangan tidak disertai dengan perhitungan kekuatan tertentu yang
biasanya siap dipasang. Contoh bangunan struktur :
Pasangan :
a. Saluran kecil tertutup
b. Tembok talud saluran
c. Manhole
d. Street inlet
Tanpa Pasangan :
a. Saluran tanah
b. Saluran tanah berlapis rumput
c. Saluran tanah berlapis tanah kedap air
2. Bangunan pelengkap saluran drainase
Bangunan pelengkap saluran drianase diperlukan untuk
melengkapu suatu sistem saluran untuk fungsi tertentu. Pada dasarnya
bangunan pelengkapdrainase haruslah kuat, fungsional, tidak
menyebabkan ketidaknyamanan berkendaraan, dan tidak merusak
keindahan kota. Adapun bangunan pelengkap sisitem drainase antara
lain :
a. Catch Basin / Watershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam saluran tertutup. Air
mengalir bebas diatas permukaan tanah menuju catch basin. Untuk
mempermudah air masuk, lokasi catch basin. Diteteapkan pada
tempat yang rendah. Permukaan juga dibuat lebih rendah di tanah
sekelilingnya. Catch Basin dibuat pada setiap persimpangan jala,
pada tempat rendah dan tempat parkir.
b. Inlet.
Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan
dimasukkan ke dalam saluran tertutup yang lebih besar, maka
dibuat konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan agar
sampah tidak masuk ke saluran tertutup.
c. Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di
setiap pertemuan, perubahan dimensi, perubahan bentuk selokan
dan setiap jaraj 10-25 m diberi manhole. Lubang manhole dibuat
sekecil mungkin supaya ekonomis asal dimasuki orang dewasa.
Biasanya diameter lubang adalah 60 cm dengan tutup dari besi
lubang.
27
d. Head wall
Merupakan konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan
ujung gorong – gorong yang dimaksudkan untuk melindungi dari
longsor dan erosi
e. Gorong – gorong
Gorong – gorong didesain untuk mengalirkan air untuk menembus
jalan raya, jalan kereta api, atau lain – lain. Bentuk penampang
berupa lingkaran, segi empat dan sebagainya tergantung debit,
ruang bebas dari atasnya, perhitungan ekonomidan peraturan
setempat.
f. Bangunan terjun
Bangunan inii digunakan untuk menerjunkan aliran. Hal ini
diperlukan jika kemiringan medan tanah sangat curam dan
dikhawatirkan bangunan salurantidak stabil. Bangunan ini juga
dilengkapi dengan ruang olakan untuk meredam energi.
g. Siphon
Biasanya dipakai untuk melintasi sungai. Siphon hanya digunakan
jika benar- benar diperlukandan tidak ada alternatif lain untuk
membuat persilangan dengan bangunan atau sungai lain. Selain
harganya yang mahal secara hidrolis juga kurang menguntungkan
dan mudah tersumbat. Sebaiknya dalam merencanakan drainase
dihindarkan perencanaan dengan menggunakan siphon. Saluran
dengan debit yang lebih besar dapat dibuat shipon dan saluran
drainase yang dibuat dengan saluran terbuka dipakai gorong –
gorong.
E. SISTEM PLUMBING
Menurut Morimura (1993) Sistem plumbing merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu
perencanaan dan peraancangan sistem plumbing harus dilakukan
bersamaan dan seuai dengan tahapan – tahapan perencanaan dan
perancanangan gedung itu sendiri. Prosedur perancangan plumbing
meliputi :
a. Rancangan konsep, dalam menyiapkan rancangan konsep hal –
hal yang perlu diketahui meliputi :
1. Jenis dan penggunan gedung
28
2. Denah bangunan
3. Jumlah penghuni
b. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan yang kurang memadai akan menimbulkann
kesulitan pada tahap awal perancanngan dan menyebabkan
terhambatnya pelaksanaan pemasangan instalasi. Penelitian
lapangan tidak hanya berupa kunjungan lokasi dan melihat
situasi setempat tetapi mencakup perundingan dengan instansi
Pemerintah yang berwenang, menjajagi instansi pengairan dan
perikanan setempat, serta penelitian yang menyangkut hak
penggunaan air dan pembuangan air
Berikut merupakan sistem perancangan plumbing yang meliputi :
1. Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas
Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan
air panas dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan
dengan berbagai cara, baik langsung dari alat pemanas ataupun
sistem perpipaan.
2. Perancangan Sistem Penyediaan Air Dingin
Sistem penyediaan air bersih meliputi beberapa peralatan seperti
tangki air bawah tanah, tangki air atas atap, pompa, perpipaan dan
sebagainya. Dalam peralatan ini air minum harus dapat dialirkan ke
tempat yang dituju tanpa mengalami pencemaran.
1.2.2. Latihan
1.1. PENDAHULUAN
Sampah menjadi suatu permasalahan umum suatu perkotaan
Meningkatnya jumlah mahasiswa dan keragaman aktivitas di
perkotaan mengakibatkan munculnya persoalan dalam upaya
pelayanan, penampungan, dan pengelolaan sampah. Sehingga
diperlukan upaya pengelolaan sampah untuk mengurangi timbulan
sampah yang dihasilkan.
1.1.2. Relevansi
Setelah mempelajari konsep dan prinsip pengelolaan sampah maka
mahasiswa dapat memahami sistem persampahan yang dapat
dipergunakan salam aplikasi rekayasa lingkungan yang berkaitan
dengan limbah padat seperti sampah. Oleh karena itu pembahasan bab
ini akan berguna bagi bekal mahasiswa dalam mengatasi masalah
persampahan.
34
1.2. PENYAJIAN
1.2.1. URAIAN :
A. DEFINISI SAMPAH
Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2006). Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun
2008 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa sampah adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik, bersifat
dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna
lagi dan dibuang ke lingkungan
B. JENIS SAMPAH
Menurut Mulyani (2014) Berdasarkan asalnya, sampah dapat dibagi
menjadi :
1. Sampah organik (sampah basah)
Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan
penyusun tumbuhan dan hewan baik berasal dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan manusia. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan oleh mikroorganisme karena memiliki rantai karbon yang
relatif pendek. Contoh sampah organik meliputi sampah kebun,
saampah dapur (sisa makanan) dan kotoran ternak
2. Sampah anorganik (sampah kering)
Sampah anorganik merupakan sampah yang berasal dari sumber
daya alam tak terbarui. Sampah jenis ini bersifat sulit atau bahkan
35
tidak terurai secara alami. Sampah anorganik dapat dibedakan
menjadi :
a. Sampah logam dan produk olahannya
b. Sampah plastik
c. Sampah kertas
d. Sampah kaca dan keramik
C. SUMBER SAMPAH
Sampah dapat dihasilkan dari berbagaisumber yang memiliki aktivitas
berbeda – beda (Mulyani, 2014). Sumber – sumber tersebut antara lain :
a. Pemukiman
Sampah pemukiman pada dasarnya merupakan sisa hasil
kegiatan rumah tangga. Jenis- jenis sampah penyusunnya
antara lain berupa sisa makanan, bekas pembungkus (kertas,
plastik, daun, kain, kayu, kaca, logam dn sampah kebun).
Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dapat
mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah
dapat dikategorikan B3 jika merupakan bahan dan atau bekas
kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan beracun karena sifat
kandungannya tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup
dan membahayakan kesehatan manusia. Jenis – jenisnya
meliputi antara lain batu baterai bekas, kemsan bahan kimia
(cat, pembersih, kosmetik, pelumas kendaraan, dll), accu bekas
dan cartridge
d. Fasilitas Umum
Sumber sampah dari kelompok ini dapat berupa jalan kota,
taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran drainase kota,
dll. Daerah ini umumnya menghasilkan sampah berupa
daun/dahan pohon, pasir/lumpur, sampah umum seperti plastik,
kertas, dan lain – lain
e. Kawasan Industri
Sampah yang ditimbulkan oleh kawasan industi berasal dari
dari sisa proses produksi dan buangan non industri. Kegiatan
umum dalam lingkungan industri tetap menghasilkan sampah
sejenis sampah domestik seperti sisa makanan, kertas, plastik
dan lain-lain. Hal yang perlu mendapat perhatian adalah
bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah kota
tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota.
f. Pertanian/perkebunan
Sampah dari sumber ini terutama dihasilkan oleh aktivitas
penanaman, pemupukan, pemanenan. Sampah yang dihasilkan
dapat berupa jerami, sisa sayuran, ranting kayu, dll.
g. Peternakan
Sampah yang berasal dari sumber ini dapat terdiri dari kotoran
ternak, sisa makanan dan bangkai binatang
D. KARAKTERISTIK SAMPAH
Karakteristik sampah erat kaitannya dengan komposisi fisiknya.
Komposisi sampah dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah ) atau
% volume (basah) Komposisi dan sifat sampah menggambarkan aktivitas
manusia (Damanhuri,2015). Pengelompokan komposisi sampah menjadi 9
jenis menurut SNI-19-3964-1995 yaitu sampah makanan, kayu dan sampah
taman, kertas dan karton, tekstil dan produk tekstil, karet dan kulit, plastik,
logam, gelas dan lain – lain.
37
Menurut (Damanhuri,2015) Bila dikaitkan dengan penanganan dan
pengolahannya, pengelompokan berdasarkan komposisi dapat dibagai
menjadi :
a. Sampah mudah membusuk (putrescible) dan sampah tidak mudah
membusuk
b. Sampah organik dan anorganik
c. Sampah mudah terurai secara biologis (biodegradable) dan tidak
mudahterurai
d. Sampah mudah terbakar (combustible) dan tidak mudah terbakar
e. Sampah bisa didaur ulang (recyclable) dan tidak dapat didaur ulang
f. Sampah berbahaya (hazardous) dan tidak berbahaya.
Sampah dengan komposisi bahan organik yang tinggi akan mengandung
kadar air besar, nilai kalor rendah, kadar abu rendah, dan berat jenis tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC.
Jakarta
Damanhuri,Enri.2015.Pengelolaan Sampah Terpadu. Penerbit ITB :
Bandung
Mulyani, H. 2014. Buku Ajar Kajian Teori dan Aplikasi Optimasi
Perancangan Model Pengomposan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Sudrajat. 2002 . Mengelola Sampah Kota Solusi Mengatasi Masalah
Sampah Kota. Penebar Swadaya : Depok.
Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 Tahun 2008
40
F. POKOK BAHASAN V
1.1PENDAHULUAN
1.2Deskripsi Singkat
1.3Relevansi
Bagian yang harus diisi oleh penghasil atau pengumpul limbah B3,
antara lain berisi :
a) Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang
menyerahkan limbah B3
b) Nomor identifikasi (identification number) UN/NA
c) Kelompok kemasan (packing group),
d) Kuantitas (berat, volume dan sebagainya)
e) Kelas 'bahaya' dari bahan itu (hazard class),
f) Tanggal penyerahan limbah
g) Tanda tangan pejabat penghasil atau pengumpul, dilengkapi tanggal,
untuk menyatakan bahwa limbahnya telah sesuai dengan keterangan
yang ditulis serta telah dikemas sesuai peraturan yang berlaku.
G. Pengangkutan
Di Amerika Serikat, aturan-aturan yang dikeluarkan oleh DOT telah meliputi
lebih dari 30.000 jenis bahan berbahaya. Bahan-bahan ini diangkut melalui
udara, laut, darat (termasuk kereta api). Produk-produk berbahaya tersebut
diangkut dengan berbagai container seperti : vessel, tank car, tank truck,
intermodal portable tank, cylinder, drum, barrel, can, box, botle dan cask. Dalam
hal ini Research and Special Programs Administration (RSPA) dari USDOT
mengeluarkan dan bertanggungjawab untuk mengembangkan aturan-aturan,
acuan-acuan teknik yang standar serta pengujian untuk itu.
Transportasi bahan berbahaya yang bervolume besar (bulky) dapat
dilakukan melalui segala jenis angkutan, seperti melalui darat, kereta api atau
laut. Cargo tank merupakan sarana yang biasa digunakan di darat, dan
biasanya terbuat dari baja atau campuran alumunium atau dapat pula dari
bahan lain seperti titanium, nikel atau stainless steel. Kapasitas yang digunakan
di USA adalah antara 4000 sampai 12000 gallon (15 sampai 50 m3). Beban
kendaraan biasanya dibatasi sampai 80.000 pound (36 ton).
1.2.2 Latihan :
Diharapkan setelah mahasiswa memahami konsep dan prinsip
penanganan dan pengelolaan limbah B3 maka mahasiswa akan dengan
mudah mengaplikasikan di lingkungan sekitar
1.3 Penutup
1.3.1 Tes Formatif
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan B3?
2. Apa yang dimaksud dengan limbah B3 menurut PP No. 18 tahun
1999?
3. Bagaimanakah cara pengelolaan limbah B3?
4. Apa saja bagian yang harus diisi oleh pengolah atau pengumpul atau
pemanfaat limbah B3?
5. Bagaimanakah pelabelan limbah B3 menurut NFPA?
56
1.3.2 Umpan Balik
Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dari test formatif di
atas. Apabila penguasaan kurang dari 80% maka mahasiswa
diharapkan mempelajari kembali dengan mengacu pada buku
rujukan dalam penulisan buku ajar ini.
1.3.3 Tindak lanjut
Apabila mahasiswa sudah dapat menjawab pertanyaan secara
benar dengan penguasaan 80% sampai dengan 100% maka
dapat melanjutkan pada materi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.2 Penyajian
1.2.1 URAIAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Perkins (1974) mendefinisikan polusi udara sebagai "kehadiran satu
atau lebih kontaminan seperti debu, asap, gas, kabut, bau, asap atau uap di
atmosfer luar dalam jumlah atau karakteristik dan durasi yang dimungkinkan
membahayakan kehidupan manusia, tumbuhan atau hewan atau harta
benda atau yang secara tidak wajar mengganggu kenikmatan hidup”.
Definisi ini hanya mencakup 'atmosfir luar', namun polusi dalam ruangan
lebih parah akhir-akhir ini, karena emisi dari kegiatan rumah tangga yang
kurang tepat. Tingkat suara yang tidak diinginkan dikenal sebagai
bising/noise yaitu bentuk polusi udara saat suara bergerak melalui udara.
Pada dasarnya polusi udara sangat penting bagi manusia karena rata-rata
orang dewasa mengkonsumsi 12 kg udara per hari yang kira-kira 12 kali
lebih banyak daripada konsumsi makanan. Sehingga polusi udara lebih
penting daripada bentuk polusi lainnya. Bahkan dalam kasus ekstrim, hal itu
terbukti fatal karena polusi udara dapat meyebar dengan cepat
dibandingkan dengan polusi lainnya seperti polusi air atau tanah yang
berlangsung perlahan.
Terdapat beberapa bencana yang diketahui seperti London Smog
(1952), lebih dari 4000 orang meninggal karena penggunaan batubara yang
tidak sesuai. Kondisi atmosfir dingin yang tenang karena non-dispersi asap
menyebabkan terbentuknya asap berbahaya yang berakibat fatal (asap +
kabut). Uap air kental yang terdapat di udara (kabut) mengikat polutan
seperti oksida sulfur dan partikel (partikel padat kecil mengambang di udara)
yang menyebabkan tindakan fatal pada manusia. Bahkan di Bombay (1986)
kabut asap juga mempengaruhi kondisi kesehatan ribuan orang, meski tidak
ada yang meninggal. Pada bulan Desember 1984, gas metil isocynate yang
bocor dari pabrik pestisida Union Carbide dan sekitar 2.500 orang
meninggal dan sekitar 2 lac terkena dampak serius. Terdapat begitu banyak
61
kejadian serupa lainnya dalam sejarah dunia yang cukup bagi kita untuk
memiliki pemikiran serius mengenai pengendalian pencemaran udara. Tabel
berikut menunjukkan beberapa bencana besar akibat pencemaran udara.
Tabel 2. Bencana Besar yang diakibatkan karena Pencemaran Udara
1.2.2 Latihan :
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian pencemaran
udara dan klasifikasi pencemaran udara, dan mahasiswa mampu
memahaminya secara komprehensif.
1.3 Penutup
1.3.1 Tes Formatif
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan pulusi udara?
2. Jelaskan bagaiman polusi udara dapat tersebar ke lingkungan!
3. Deskripsikan klasifikasi-klasifikasi polutan udara!
4. Jelaskan bagaiman aerosol dapat menjadi polutan udara!
5. Apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca?
DAFTAR PUSTAKA
Gaur, R.C. 2008. Basic Environmental Engineering. New Age International
Publisher : India
68
1.1 Pendahuluan
Masalah lingkungan bukan lagi menjadi masalah suatu bangsa dan
negara saja tetapi seluruh dunia dihadapkan pada masalah yang sangat
kompleks dan pelik. Kita bahkan semua lapisan masyarakat sudah tahu tentang
masalah tersebut sehingga tak perlu dirinci satu persatu. Kompleksnya dan
menyeluruhnya masalah lingkungan dapat dibuktikan dengan tayangan di
berbagai media cetak dan media elektronik yang hampir tiap hari dimunculkan.
Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi mulai dari masalah pangan,
energi, kerusakan lingkungan, industrialisasi, pencemaran, pengangguran
perekonomian sampai masalah sosial sepintas tampaknya terpisah-pisah tetapi
kalau dicermati akan tampak bahwa permasalahan tersebut saling kait mengait
dan bersumber pada rangkaian masalah pokok, yaitu: dinamika kependudukan,
pengembangan sumber daya alam dan energi, pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan ilmu dan teknologi serta benturan terhadap tata lingkungan.
Semakin beragam kegiatan ekonomi semakin besar kemampuan
ekonomi negara itu untuk tumbuh cepat dan stabil. Namun demikian,
keragaman dalam kegiatan ekonomi harus sejalan dengan usaha meragamkan
sistem lingkungan. Hal ini hanya mungkin apabila dalam proses pembangunan
sudah diperhitungkan segi lingkungan hidup dan diusahakan keselarasan
antara pengembangan keragaman kegiatan ekonomi dengan pengembangan
keragaman sistem lingkungan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi secara
cepat telah melampaui batas daya tampung sistem biologi bumi disertai dengan
menyusutnya sumber daya. Dengan demikian permasalahan lingkungan
berakar pada hubungan jumlah penduduk dengan sistem alam serta sumber
dayanya.
1.1.2 Relevansi
70
Diharapkan setelah mahasiswa memahami bagaimana dan apa saja
dampak pembangunan terhadap lingkungan diharapkan mahasiswa
mampu memberikan solusi yang tepat dalam menangani dampak
negatif yang disebabkan karena adanya pembangunan
1.1.3.1Standar Kompetensi
Mahasiswa akan mampu memberikan solusi yang tepat dalam
menangani dampak negatif yang disebabkan karena pembangunan.
1.1.3.2Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana dan apa saja dampak
pembangunan terhadap lingkungan
1.2 Penyajian
1.2.1 URAIAN
Tabel 1.
Perbandingan Strategi Penanggulangan Masalah Lingkungan yang
Bersifat Simptomatik
(tradisional) dengan Strategi yang Menerapkan Prinsip Berkelanjutan (root
causes)
Proses pembangunan tidak boleh terhenti tetapi alam ini harus tetap dapat
diwariskan dari generasi ke generasi dalam keadaan yang tetap baik, layak
untuk mendukung kehidupan generasi yang akan datang dengan sejahtera.
Pembangunan yang demikian adalah pembangunan yang terlanjutkan. Agar
pembangunan dapat terlanjutkan, ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu
syarat ekonomi, sosial budaya dan ekologi. Persyaratan ekonomi telah diketahui
sejak lama sekali, sedangkan syarat sosial budaya dan ekologi baru disadari
setelah 30-40 tahun yang lalu setelah muncul permasalahan budaya
memelihara hasil pembangunan dan masalah lingkungan. Agar masalah ini
dapat dihindarkan maka perlu dilakukan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL).
ANDAL hanya akan efektif jika dilakukan sejak awal perencanaan proyek dan
diintegrasikan dengan telaah kelayakan rekayasa dan ekonomi. Kenyataannya,
ANDAL masih jarang dilakukan dan kalaupun dilaksanakan dilakukan setelah
telaah kelayakan rekayasa dan ekonomi selesai dilakukan dan setelah diambil
keputusan untuk melaksanakan proyek yang direncanakan tersebut.
1.2.2 Latihan :
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian pencemaran
udara dan klasifikasi pencemaran udara, dan mahasiswa mampu
memahaminya secara komprehensif.
1.3 Penutup
1.3.1 Tes Formatif
1. Sebagai calon sarjana Teknik Lingkungan bagaimanakah anda
mengatasi dampak negatif lingkungan yang disebabkan karena adanya
pembangunan dengan tetap menerapkan prinsip berkelanjutan?
2. Bagaimanakah tahap-tahap dalam penyusunan AMDAL?
DAFTAR PUSTAKA
1.1.2 Relevansi
Diharapkan setelah mahasiswa memahami apa saja aplikasi ilmu teknik
lingkungan di masyarakat, mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu
teknik lingkungan tersebut di lapangan.
1.1.3.1Standar Kompetensi
Mahasiswa akan mampu mengaplikasikan ilmu teknik lingkungan
tersebut di lapangan.
1.2 Penyajian
1.2.1 URAIAN
A. PDAM
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit
usaha milik daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh
Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air
bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif
daerah.
Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada
sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920 an dengan
nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusahaan air minum
dinamai Suido Syo.
Gambar 1. PDAM
Sumber : Detik.com,2017
Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum, adalah menyelenggarakan
pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
mencakup aspek sosial, kesejahteraan dan pelayanan umum.
B. IPAL
IPAL atau instalasi pengolahan air limbah pada umumnya dipakai sebagai
suatu proses pengolahan limbah air domestik. Ipal atau juga disebut stp
(sewage treatment plant) banyak digunakan untuk pengolahan limbah domestik
yang cukup besar, limbah domestik yang cukup besar ini umumnya dihasilkan
78
oleh gedung kantor, apartemen, hotel, rusun dan gedung yang digunakan untuk
khalayak ramai.
Pengolahan limbah yang tidak benar akan berdampak sangat besar
untuk lingkungan hidup, untuk itulah suatu badan pemerintah yang khusus
pemerhati lingkungan hidup atau sering di sebut badan pengawasan lingkungan
hidup daerah (BPLHD). Badan inilah yang mengatur setiap pengolahan limbah
domestik gedung agar tidak dibuang sembarangan, untuk itulah dibuat suatu
aturan yang mewajibkan setiap gedung dapat mengolah limbah domestiknya
dengan benar agar hasil buangan limbah dari gedung itu tidak merusak
lingkungan sekitar.
Banyak beberapa ketentuan yang memang harus dipatuhi oleh setiap
pengolah gedung yang salah satunya adalah tidak boleh sembarangan atau
limbah gedung tidak boleh langsung dibuang ke saluran kota sebelum melalui
proses pengolahan yang benar. Dampak atau sanksi atas pelanggaran
peraturan badan lingkungan hidup tersebut sangatlah jelas, bisa sampai
pembekuan operasional gedung tersebut. Limbah domestik yang dihasilkan
suatu gedung, contoh gedung hotel, sangat besar disetiap harinya, bisa
mencapai ratusan ribu liter air limbah. Untuk itu penanganan yang benar dan
proses pengolahan yang baik sangat dibutuhkan, sebagai solusinya adalah
setiap limbah air dari gedung tersebut harus melalui suatu instalasi pengolahan
limbah cair yang baik.
a. Open Dumping
Open dumping atau pembuangan terbuka merupakan cara pembuangan
sederhana dimana sampah hanya dihamparkan pada suatu lokasi;
dibiarkan terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi
tersebut penuh. Masih ada Pemda yang menerapkan cara ini karena
alasan keterbatasan sumber daya (manusia, dana, dll).
b. Control Landfill
80
Metoda ini merupakan peningkatan dari open dumping dimana secara
periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk
mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam
operasionalnya juga dilakukan perataan dan pemadatan sampah untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan dan kestabilan permukaan
TPA.
Di Indonesia, metode control landfill dianjurkan untuk diterapkan di kota
sedang dan kecil. Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan
penyediaan beberapa fasilitas diantaranya:
Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan
Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
Pos pengendalian operasional
Fasilitas pengendalian gas metan
Alat berat
c. Sanitary Landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara internsional
dimana penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi
gangguan yang timbul dapat diminimalkan. Namun demikian diperlukan
penyediaan prasarana dan sarana yang cukup mahal bagi penerapan
metode ini sehingga sampai saat ini baru dianjurkan untuk kota besar dan
metropolitan.
1.3 Penutup
1.3.1 Tes Formatif
Selain yang telah dijelaskan pada bahan ajar di atas, apa saja aplikasi
ilmu teknik lingkungan yang kamu ketahui?
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pdampurwakarta.com/profil-perusahaan/tugas-pokok-dan-
fungsi/
https://ikatekniklingkunganits.com/portfolio/aplikasi-ilmu-teknik-
lingkungan-dalam-teknologi-sanitasi-di-indonesia/