Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

ANALISIS MIKROBIOLOGI FARMASI

DOSEN
Apt. siska Nuryanti, S.Si., M.Kes.

DISUSUN OLEH
Annisa Setyawati Putri
15020190207
C11

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
1. Buatlah skema kerja dan penjelasan dari skema tersebut untuk
pengujian mikroorganisme pathogen berikut :
a. Salmonella

Sampel berupa daging ikan giling segar, makanan kaleng, ikan


awetan (asinan). Sosis/cornet daging diambil dari pasar tradisional
KM 5 Palembang.
Pembuatan Media
Media SSA sebanyak 35 gram dan EMBA sebanyak 37,5 gram,
masing-masing dilarutkan dalam 1 liter aquades masing-masing
dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian dididihkan dan
disterilisasi menggunakan autoklaf selama 30 menit dengan suhu
121oC, 1 atm.
Uji deteksi Bakteri Patogen

tempatkan dan tangan peneliti disterikan dengan


menyemprotkan alkohol.

sebanyak 10 gr sampel (yang telah dihaluskan) diletakkan diatas


alumunium foil, lalu dicampurkan kedalam 90 ml aquades steril
(pengenceran 10-1)

dilakukan pengocokan kuat (vortex) beberapa detik untuk


memastikan sampel terlah larut secara homogen

sebanyak 1 ml larutan pada pengenceran 10-1 diambil lalu


memasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades
steril yang baru (pengenceran 10-2)

diambil sebanyak 1 ml daru larutan suspensi sampel pada


pengenceran 10-1. dan 10-2 dengan metode tuang pada media
SSA dan media EMBA
diinkubasi pada suhu 35o C selama 24 jam

dilakukan pengamatan terhadap koloni bakteri Escherichia coli


dan Salmonella sp. yang tumbuh pada media SSA dan EMBA

Pembahasan :
Uji deteksi bakteri Salmonella sp. Pada daging ikan giling, ikan
asin, makanan kaleng/sarden, dan sosis menggunakan media
selektif SSA menunjukkan hasil negative . menurut (Kartika, 2014),
makanan yang tercemar oleh bakteri Salmonella sp. Akan tumbuh
pada media SSA, berbentuk bulat, elevasinya cembung dengan
pinggiran rata, adanya perubahan warna media, yaitu kuning pada
butt (dasar) dan merah pada slant ( permukaan miring). Perubahan
warna tersebut terjadi karena adanya fermentasi glukosa oleh
Salmonella sp. Selain itu, keberadaan bakteri Salmonella sp. Juga
ditandai dengan pembentukan ruang udara di bawah media=um
sehingga medium akan tersangkut ke atas.
b. Staphylococcus

Penelitian ini menggunakan metode pengenceran atau Platting


Method melalui seri pengenceran. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah sosis tradisional dari masing-masing
pedagang yang berbeda.

ditimbang sebanyak 10 gram

sampel dimasukkan kedalam botol yang telah berisi air steril


sebanyak 90 mL dan dihomogenkan sehingga didapat
pengenceran 10-1
1 ml suspensi dipipet pada pengenceran 10-1 lalu dimasukkan
kedalam tabung yang telah berisi 9 ml air steril sehingga
didapatkan pangkat pengenceran 10-2

sampel ditanam dengan cara diambil 1 ml suspensi pada


pengenceran 10-2 dan diletakkan pada cawan petri steril

tambahkan media Mannitol Salt Agar (MSA), dihomogenkan dan


diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam

Pembahasan :
Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri pathogen
dan biasanya bakteri ini dapat digunakan sebagai indicator dari
pengolahan makanan yang tidak higenis, sehingga mampu
menghasilkan enterotoksin yang dapat langsung dideteksi dalam
makanan.
Berdasarkan dari hasil uji mikrobiologi atau uji keberadaan
Staphylococcus aureus pada media MSA, pada suhu 37 oC ,
selama 24 jam ditandai dengan timbulnya perubahan warna media
MSA dari merah menjadi kuning atau terlihatnya koloni yang
berwarna kuning. Warna kuning timbul karena fermentasi maninitol
yang dilakukan Staphylococcus aureus. Koloni Staphylococcus
aureus dalam cawan terlihat berwarna kuning emas, bulat, dan
cembung.
c. Pseudomonas

Uji identifikasi bakteri pathogen

sebanyak 25 g contoh tanah ditimbang, kemudain dilarutkan


dalam 225 ml Buffered Pepton Water. larutan contoh diencerkan
sampai 5 kali pengenceran (10 -5)
sebanyak 1 ml dari masing-masing pengeneran dicampurkan
dengan media selektif Pseudomonas Isolation Agar (PIA) pada
cawan petri

inkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam dengan posisi cawan


petri terbalik. setelah diinkubasi pertumbuhan bakteri diamati

Pembahasan :
Hasil isolasi bakteri pada pengenceran (10 -2) ditemukan dua
isolate yang bentuk transparan dan berbentuk bunga. Yang
dimana kedua isolate tersebut merupakan hasil positif bakteri
Pseudomonas karena memiliki sifat atau ciri yang serupa. Ciri-ciri
terpilih dengan morfologi berbentuk batang, motil karena flagella,
dan gram negative. Pertumbuhan bersifat aerobic dan suhu
pertumbuhan 4-43oC.
Bakteri Pseudomonas sendiri memiliki karakteristik seperti,
gram negative, berbentuk batang (rods) atau kokus, aerob obligat,
motil, mempunyai flagel polar. Bakteri ini oksidase positif, katalase
positif, nonfermenter dan tumbuh baik pada suhu 4 oC atau di
bawah 43oC.
d. Candida

Uji identifikasi dengan Hichrome Candica Agar

tempat dan tangan peneliti disterilkan dengan menyemprotkan


alkohol

Hidrocome Candida Agar / pH 6.5 digunakan untuk premptive


identification spesies Candida yang penting secara klinis
bahan klinis ditanam secara langsung

diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam

Hasil positif memperlihatkan koloni terlihat berwarna hijau


kemilau

e. Escherichia

Pembuatan media
Media SSA sebanyak 35 gram dan EMBA sebanyak 37,5 gram,
masing-masing dilarutkan dalam 1 liter aquades masing-masing
dilarutkan dalam 1 liter aquades kemudian dididihkan dan
disterilisasi menggunakan autoklaf selama 30 menit dengan suhu
121oC, 1 atm.

tempatkan dan tangan peneliti disterikan dengan


menyemprotkan alkohol.

sebanyak 10 gr sampel (yang telah dihaluskan) diletakkan diatas


alumunium foil, lalu dicampurkan kedalam 90 ml aquades steril
(pengenceran 10-1)

dilakukan pengocokan kuat (vortex) beberapa detik untuk


memastikan sampel terlah larut secara homogen
sebanyak 1 ml larutan pada pengenceran 10-1 diambil lalu
memasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades
steril yang baru (pengenceran 10-2)

diambil sebanyak 1 ml daru larutan suspensi sampel pada


pengenceran 10-1. dan 10-2 dengan metode tuang pada media
SSA dan media EMBA

diinkubasi pada suhu 35o C selama 24 jam

dilakukan pengamatan terhadap koloni bakteri Escherichia coli


dan Salmonella sp. yang tumbuh pada media SSA dan EMBA

koloni Escherichia coli (+) berwarna hijau metalik dengan bintik


hitam di bagian tengah.

Pembahasan :
Hasil deteksi bakteri Escherichia sp.. pada daging ikan giling
menunjukkan hasil yang positif. Ini ditunjukkan dengan adanya
koloni berwarna hijau metalik mengkilat dengan titik hitam dibagian
tengah koloni yang tumbuh pada media EMBA. Hal ini sesuai
dengan pernyataa (Suardana, 2014 dan Kusuma 2010), jika pada
suatu terkontaminasi E. coli maka hasil pertumbuhan pada EMBA
memperlihatkan koloni berwarna hijau metalik, diameter 2-3 mm
dengan titik hitam dibagian tengah koloni. Pertumbuhan dicawan
menunjukkan E.coli tidak dapat dihambat eosin dan methylene
biru, E. coli merupakan bakteri gram negative. Warna hijau metalik
mengkilap menunjukkan E. coli dapat memfermentasi laktodsa
menghasilkan produk akhir bersifat asam kuat.
2. Sebutkan dan jelaskan metode pengujian biokimia dalam uji analisis
mikroba farmasi
a. Uji indol
Uji indol dilakukan dengan menginokulasikan isolat pada
media air pepton kemudian diinkubasikan selama 1x 24 jam pada
suhu 37℃. Pada waktunya, reagen Kovac diteteskan perlahan
pada dinding tabung hingga terlihat garis pemisah antara media
dan reagen. Semua isolat yang diuji menunjukkan hasil positif.
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya cincin warna merah
pada garis pemisah, sedangkan tidak terbentuknya cincin merah
antara media dan reagen menunjukkan hasil negatif. Hasil positif
pada uji indol menunjukkan bahwa bakteri mengandung enzim
triptofanase yang merupakan katalis pengurai gugus indol yang
terkandung dalam asam amino triptofan.
b. Uji Sitrat
Uji sitrat dilakukan dengan menginokulasi isolat pada media
Simmon’s Citrate (SC). Pengujian ini bertujuan untuk melihat
kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai satu-
satunya sumber karbon dan energi. Hasil positif akan ditunjukkan
dengan adanya perubahan warna media dari hijau menjadi biru.
Hal ini disebabkan karena penggunaan sitrat oleh bakteri
menyebabkan asam menghilang dari biakan sehingga terjadi
peningkatan pH dan mengubah warna media dari hijau menjadi
biru. Pengujian untuk keempat isolat bakteri yang ditemukan
menunjukkan hasil negatif.
c. Uji Urease
Uji Urease bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri
mengubah urea menjadi amoniak. Media untuk uji urease
menggunakan Urea Base Agar. Hasil positif ditunjukkan dengan
adanya perubahan warna media dari warna kuning menjadi merah
muda. Dari keempat isolat yang diuji, hanya isoalat K2 yang
menunjukkan hasil positif.
d. Uji Motilitas
Motilitas bakteri dapat disebabkan karena bakteri memiliki
flagel (gerak aktif) atau pun karena faktor dari luar (Gerak Brown).
Gerak Brown merupakan gerakan secara acak yang disebabkan
karena adanya benturan dari molekul-molekul dalam medium
Media untuk uji motilitas menggunakan media NA dengan jumlah
1/10 kali lebih lebih sedikit dari jumlah standar medium yang
digunakan sehingga dapat dihasilkan media inokulasi semi solid.
Hasil pengujian pada keempat menunjukkan bahwa isolat K1, K2,
dan K4 menunjukkan hasil positif yaitu bakteri menunjukkan
pertumbuhan menyebar disekitar tempat penusukan, sedangkan
isolat K3 menunjukkan hasil negatif di mana pertumbuhan bakteri
tidak menyebar dan hanya tumbuh lurus di sekitar penusukan.
e. Uji H2S dan Fermentasi Karbohidrat
Uji H2S menggunakan media TSIA (Triple Sugar Iron Agar).
Media TSIA yang digunakan juga dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan bakteri memfermentasi karbohidrat
(glukosa, sukrosa, dan manitol). Untuk mengkonfirmasi hasilnya,
seringkali disertai dengan uji fermentasi karbohidrat. Media
inokulasi untuk uji karbohidrat terdiri dari Bromcresol Purple (BCP)
sebagai indikator dan alkaline phospatase serta gula yang akan
difermentasikan sebanyak 1%. Media yang digunakan berada
dalam 5 tabung berbeda. Bakteri uji kemudian diinkubasikan seama
24-48 jam pada suhu 37℃. Warna dasar media TSIA adalah
kuning. Jika terjadi fermentasi karbohidrat, media akan berubah
menjadi merah (asam), jika tidak terjadi fermentasi makan akan
tetap berwarna kuning (basa). Pembacaan hasil uji biasanya
diawali dari bagian lereng media. Jika hasil uji menunjukkan B/A
(lereng berwarna kuning, dasar berwarna merah), hal ini berarti
bakteri hanya dapat memfermentasi sebagian karbohidrat. Hasil uji
A/A berarti bakteri dapat memfermentasi semua jenis karbohidrat,
sedangkan hasil B/B berarti bakteri uji tidak dapat memfermentasi
semua jenis karbohidrat. Sedangkan untuk uji fermentasi
karbohidrat, hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna medium dari ungu menjadi kuning hingga jernih, sedangkan
hasil negatif dilihat dari tidak adanya perubahan warna medium.
f. Uji MR (Methyl Red)
Uji methyl red digunakan untuk mengetahui kemampuan
bakteri dalam memfermentasi metilen glikon. Media yang
digunakan adalah glukosa phospat. Setelah diinkubasi, pada media
ditambahkan methyl red 1%. Hasil positif ditunjukkan dengan
adanya perubahan warna media menjadi merah setelah setelah
ditambahkan methyl red 1%, sedangkan hasil negatif ditunnjukkan
dengan tidak adanya perubahan warna media seteah penambahan
methyl red 1%. Semua isolat yang diuji menunjukkan hasil negatif
untuk uji MR.
g. Uji VP (Voges Proskauer)
Glukosa phospat merupakan media yang dignakan untuk uji
VP. Uji ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
membentuk asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi
glukosa. Setelah diinkubasi, pada media ditambahkan α napthol 5%
dan KOH 40% Jika setelah ditambahkan α napthol 5% dan KOH
40% terjadi perubahan warna media menjadi merah, berarti bakteri
dapat membentuk asetoin, sedangkan jika hasil negatif maka tidak
terjadi perubahan warna media. Semua isolat bakteri yang diuji
menunjukkan hasil negatif untuk uji VP.
h. Uji Amilase
Uji amilase bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri
dalam menghidrolisis amilum. Untuk mengujian, isokat diinokulasi
pada media agar starch dan diinkubasi selama 1x 24 jam. Setelah
inkubasi, media yang telah diinokulasi tersebut ditetesi lugol. Media
akan berwarna hitam karena mengandung amilum. Jika pada
sekitar koloni terlihat zona bening, hal itu menandakan bahwa
bakteri uji memiliki enzim amilase yang menghidrolisis amilum.
Isolat K1 dan K3 menunjukkan hasil positif, sedangkan K2 dan K4
menunjukkan hasil negatif.
i. Uji Katalase
Beberapa bakteri dapat menghasilkan enzim katalase atau
peroksidase yang dapat mendestruksi hidrogen peroksida (H202).
Hidrogen peroksida bersifat toksik sehingga dengan cepat dapat
merusak komponen sel bakteri. Dengan enzim katalase, H202 akan
dikatalisis menjadi H20 dan 02. Pada uji katalse, koloni bakteri uji
dicampur dengan H202 10% di atas kaca benda. Jika hasil positif,
maka akan terbentuk gelembung udara di sekitar koloni. Dari
semua isolat yang diuji, hanya isolat K1 yang menunjukkan hasil
negatif.
j. Uji Koagulase
Uji koagulase bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bakteri dalam menggumpalkan fibrin. Uji koagulase dilakukan
dengan slide test. Reagen oxidase diteteskan di atas kaca benda
kemudian dicampurkan dengan koloni yang akan diuji. Hasil positif
ditunjukkan dengan adanya aglutinasi. Dari semua bakteri uji, isolat
K1, dan K2 menunjukkan hasil positif.
k. Uji Sensitivitas Terhadap Merkuri
Isolat bakteri yang telah dimurnikan kemudian disuspensikan
ke dalam NaCl 0,9% dengan tingkat kekeruhan 1 Mc Farland yang
setara dengan 3X 108 CFU/mL. Dengan menggunakan swab steril,
suspensi kemudian digoreskan pada media MHA yang baru
kemudian dibuat sumuran yang masing-masing akan diisi HgCl2 30
ppm dan aquades sebagai kontrol positif. HgCl2 dipilih karena
dalam bentuk senyawa tersebut, merkuri dapat larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA

Fatiqin, Awalul, dkk. 2018. Pengujian Salmonella dengan Menggunakan


Media SSA dan E. coli Menggunakan Media EMBA pada Bahan
Pangan. Jurnal Indobiosains. 1(1) : 22-29

Mutiawati, Vivi. K,. 2016. Pemeriksaan Mikrobiologi pada Candica


albicans. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. 1(1) : 53-
63

Rahayu, Retno, & Suriani. 2014. Uji Keberadaan Staphylococcus aerus


pada Sosis Tradisional (urutan) yang Beredar Di Pasar
Tradisional Di Denpasar, Bali. (1) : 147-157

Suyono Yoyon, dkk. 2011. Identifikasi dan Karakteristik Bakteri


Pseudomonas Pada Tanah yang Terindikasi Terkontaminasi
Logam. Jurnal Biopropal Industri. 2(1) : 8-13

Ulfa, A., Suarsini, E., & al Muhdhar, M. H. I,. 2016. Isolasi dan uji
sensitivitas merkuri pada bakteri dari limbah penambangan emas
di Sekotong Barat Kabupaten Lombok Barat: Penelitian
Pendahuluan. In Proceeding Biology Education Conference:
Biology, Science, Enviromental, and Learning. 13(1) : 793-799

Anda mungkin juga menyukai