Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa berbeda dengan demokrasi universal yang bernuansa sekuler. Seperti halnya Sanusi (2006) yang mengidentifikasi adanya sepuluh pilar demokrasi konstitusional menurut UUD 1945, yakni: “Demokrasi yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, Demokrasi Dengan Kecerdasan, Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan “Rule of Law”, Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara, Demokrasi dengan Hak Azazi Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka, Demokrasi dengan Otonomi Daerah, Demokrasi dengan Kemakmuran, dan Demokrasi yang Berkeadilan Sosial. Menurut Budiardjo dalam buku Dasar – Dasar Ilmu Politik (2008), demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila yang masih terus berkembang dan sifat dan ciri – cirinya terdapat berbagai tafsiran dan pandangan. Sebelum muncul istilah demokrasi Pancasila, menurut Moh. Hatta, bangsa Indonesia sudah mengenal tradisi demokrasi sebelum Indonesia merdeka, yakni demokrasi desa. Dan demokrasi Indonesia yang modern adalah “daulat rakyat” tidak hanya berdaulay dalam bidang politik, tetapi juga dalam bidang ekonomi. Namun saat ini terdapat sejumlah persoalan tentang kelemahan praktik demokrasi di Indonesia, yakni terjadinya krisis partisipasi politik rakyat yang disebabkan oleh pendidikan rakyat yang rendah, tingkat ekonomi rakyat yang rendah, partisipasi politik rakyat kurang mendapat tempat oleh pemerintah. Setidak – tidaknya ada tiga sumber yang menghidupkan cita – cita demokrasi dalam kalbu bangsa Indonesia. Pertama, tradisi kolektiisme dari permusyawaratan desa. Kedua, ajaran Islam yang menurut kebenaran dan keadilan Ilahi dalam masyarakat serta persaudaraan antarmanusia sebagai makhluk Tuhan. Ketiga, paham sosialis Barat, yang menarik perhatian para pemimpin pergerakan kebangsaan karena dasar – dasar perikemanusiaan yang dibelanya dan menjadi tujuannya. Minggu Ke-2 (D,E,F) Dewasa ini lembaga permusyawaratan dan perwakilan rakyat menurut UUD NRI Tahun 1945 terbagi menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), DPR, dan DPD. Menurut Pasal 3 Ayat (2) UUD 1945, MPR berwenang dalam melatik presiden dan wakil presiden dan berdasarkan Pasal 3 Ayat (3) UUD 1945, MPR berwenang memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya. Menurut ketentuan Pasal 20 Ayat (1) UUD 1945 fungsi DPR ada tiga, yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan. Karena di samping terdapat DPR sebagai lembaga perwakilan berdasarkan aspirasi rakyat, juga ada DPD sebagai lembaga penampung aspirasi daerah. Hal inilah yang menandakan bahwa sistem perwakilan di Indonesia merupakan sistem yang khas. Sebagai demokrasi yang berakar pada budaya bangsa, kehidupan demokratis Indonesia harus mengacu pada landasan idiil Pancasila dan landasan konsitusional UD NRI Tahun 1945. Sepuluh Pilar Demokrasi Pancasila sebagaimana diletakkan di dalam UUD NRI, antara lain Demokrasi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Demokrasi dengan Kecerdasan, Demokrasi yang Berkedaulatan Rakyat, Demokrasi dengan Rule of Law, Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan, Demokrasi dengan Hak Asasi Manusia, Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka, Demokrasi dengan Otonomi Daerah, Demokrasi dengan Kemakmuran dan Demokrasi yang Berkeadilan. Pada hakikatnya kehidupan sebuah negara yang demokratis itu penting, yakni partisipasi rakyat dalam pembuatan keputusan (demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan pemerintahan dijalankan berdasarkan kehendak rakyat), rakyat memiliki persamaan kedudukan di depan hukum (hukum harus dijalankan secara adil dan benar, hukum tidak pandang bulu), distribudi pendapatan secara adil (semua warga negara berhak memperoleh pendapatan yang layak). Sistem demokrasi yang baik haruslah dipimpin oleh seorang pemimpin yang beriman dan bertaqwa, bermoral, berilmu, terampil dan demokratis.