Anda di halaman 1dari 5

2.

1 Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dipandang dari sudut
perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dibagi dalam empat masa yang mana keempat
masa tersebut akan dibahas secara singkat seperti dibawah ini :

1. Masa Republik Indonesia I ( 1945 – 1959 ), yaitu masa demokrasi (konstitusional) yang
menonjolkan peranan parlemen serta partai dan yang karena itu dapat dinamakan Demokrasi
Parlementer. Pada masa ini presiden sebagai lambang atau berkedudukan sebagai Kepala
Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen, akuntabilitas
politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik
demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :

• Dominannya partai politik


• Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
• Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950.
• Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
• Bubarkan konstituante
• Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS

2. Masa Republik Indonesia II (1959-1965), yaitu masa Demokrasi Terpimpin yang dalam
banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional yang secara formal
merupakan landasannya, dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat. Ciri-ciri dari
demokrasi ini adalah :

1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan


2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden
membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI yang menjadi
tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.

3. Masa Republik Indonesia III ( 1965-1998), yaitu masa demokrasi Pancasila yang
merupakan demokrasi Konstitusionalyang menonjolkan sistem presidensial. Pelaksanaan
demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru
bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen. Awal
Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I,
II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun
1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa
orde baru ini dianggap gagal sebab:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada


2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )


2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi
Presiden.

4. Masa Republik Indonesia IV (1998- Sekarang), yaitu masa Reformasi yang


menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik
politik yang terjadi pada masa Republik Indonesia III. Berakhirnya masa orde baru ditandai
dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang
demokratis antara lain:

1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil
Presiden RI
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

2.1 Sistem demokrasi di Indonesia pasca Orde Baru

Setelah tumbangnya sistem pemerintahan pada orde baru maka Indonesia berganti sistem
pemerintahan. Yang lebih dikenal dengan masa Reformasi baik itu reformasi politik maupun
demokratisasi. Pengalaman yang diperoleh dari orde baru apabila kita melakukan
pelanggaran terhadap demokrasi yaitu kehancuran bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan
pengalaman ini, maka bangsa Indonesia pada masa itu sepakat untuk sekali lagi melakukan
demokratisasi, yaitu sebuah proses pendemokrasian sistem politik di Indonesia sehingga
terbentuknya kebebasan rakyat, kedaulatan rakyat yang harus ditegakkan, dan pengawasan
terhadap lembaga eksekutif yang dilakukan oleh lembaga wakil rakyat (DPR).
Presiden Habibie yang dianggap sebagai presiden pengganti presiden Soeharto mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi kegagalan pada masa Orde Baru. Langkah-langkah yang
diambil oleh pemerintahan Presiden Habibie diantaranya adalah mempersiapkan pemilihan
umum (pemilu) dan melakukan beberapa langkah penting dalam demokratisasi. Undang-
undang yang meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, dan UU Susunan dan Kedudukan MPR,
DPR, dan DPRD yang disahkan pda awal tahun 1999. UU politik pada masa ini jauh lebih
demokratis jika dibandingkan dengan UU politik pada masa sebelumnya. Yang mana pemilu
yang dilaksanakan pada tahun 1999 adalah pemilu yang paling demokratis bahkan hingga
diakui oleh dunia internasional.

Pada masa Reformasi ini juga terjadi demokratisasi yang tidak kalah pentingnya yaitu
penghapusan dwifungsi ABRI sehingga fungsi sosial-politik ABRI atau yang saat ini adalah
TNI (Tentara Nasinal Indonesia) dihilangkan. Berikut ini adalah dwifungsi ABRI itu :

I. menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur
negara.

II. Digunakan untuk membenarkan militer dalam meningkatkan pengaruhnya di


pemerintahan Indonesia, termasuk kursi di parlemen hanya untuk militer, dan berada di posisi
teratas dalam pelayanan publik nasional secara permanen.

Fungsi pertahanan adalah satu-satunya fungsi yang dimiliki TNI semenjak reformasi internal
TNI tersebut.

Selain itu, proses demokratisasi yang dilakukan pada masa pemerintahan presiden Habibie
yang lain adalah dilakukannya amandemen UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR hasil
pemilu dalam empat tahap selama empat tahun.

Langkah demokratisasi selanjutnya adalah pemilihan umun (pemilu) yang dilaksanakan


untuk memilih kepala daerah secara langsung (pilkada).

2.1 Peran Amandemen Undang-Undang Dasar 1945

Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) legislatif dan pemilihan presiden pada tahun 2004
adalah tonggak sejarah politik dalam sejarah politik Indonesia modern. Karena pada saat itu
presiden dan wakil presiden yang terpilih didahului oleh terpilihnya DPR, DPD dan DPRD
yang mana hal ini merupakan pertanda bahwa demokratisasi dibidang lembaga-lembaga
politik di Indonesia telah tuntas.

Peranan DPR sebagai lembaga legislatif diperkuat, semua anggota DPR dipilih melalui
pemilihan umum atau pemilu, pengawasan terhadap presiden lebih diperketat, dan hak asasi
manusia mendapatkan jaminan yang semakin kuat. Pengubahan Undang Undang Dasar 1945
juga memperkenalkan pemilihan umumuntuk memilih presiden dan wakilnya secara
langsung. Pemihan Presiden atau pilpres ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004
setelah dilakukannya pemilihan umum untuk lembaga legislatif. Contohnya seperti UU No.32
tahun 2004. Yang mana Undang-undang ini mengharuskan semua kepala daerah yang telah
habis masa jabatannya harus dipilih melalui pilkada.

Dengan demikian pengubahan Undang-undang Dasar (amandemen) yang merupakan hasil


pemilu pada tahun 1999 yang dilakukan dalam empat tahap selama empat tahun sangat
berperan dalam sistem politik di Indonesia.

3.1 Kesimpulan

Sistem pemerintahan Demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia ada 4 yaitu :


Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, Demokrasip Pancasila dan Demokrasi masa
Reformasi. Beberapa perubahan penting yang dilakukan terhadap Undang-undang Dasar
1945 diharapkan dapat menjadikan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan sumber
hukum untuk negara Indonesia ini dapat menghasilkan sistem pemerintahan yang lebih baik
lagi, yang lebih demokratis lagi. Dikarenakan nilai-nilai demokrasi yang penting telah
diterapkan melalui pelaksanaan peraturan perundang-undangan mulai dari Undang-undang
Dasar 1945.

Pada hakekatnya demokrasi adalah suatu kondisi yang tidak pernag terwujud secara tuntas.
Tetapi dengan dilakukannya perubahan terhadap UUD 1945 tersebut, demokrasi di Indonesia
telah mempunyai dasar yang kuat untuk berkembang.

•Imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Atau dari kata imperium
yang artinya kerajaan besar dengan memiliki daerah jajahan yang amat luar.

Kapitalisme adalah sebuah system ekonomi dimana individu secara privat melakukan
kegiatan produksi, pertukaran barang, dan jasa pelayanan melalui sebuah jaringan pasar dan
harga yang kompleks

Kapitalisme menurut Karl Marx, adalah sebuah sistem dimana pemilik modal menjadi
penentu dari seluruh kebijakan pasar dan harga barang dengan meminimalisir kerugian dan
memaksimalkan keuntungan.

Humanisme berasal dari latin, humanis; manusia, dan isme berarti paham atau aliran.
Mangun Harjana mengatakan, pengertian humanisme adalah pandangan yang menekankan
martabat manusia dan kemampuannya.

Anda mungkin juga menyukai