Anda di halaman 1dari 12

TUGAS DASAR KEPENDUDUKAN

DIABETES MELITUS

DISUSUN OLEH :
Arika Widya (6411418119)
Niken Lestari (6411418118)
Agnes Intan (64114181
Zinedine Avien (64114181
Layla Putri Nur Candra (64114181

ROMBEL 4
DIABETES MELITUS

A. Defenisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer
selain penyakit jantung, Orang lazim menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis.Sebelum
menjelaskan lebih lanjut soal penyebab dan cara perawatan pasien diabetes melitus ada baiknya kita
simak dulu definisi mengenai diabetes melitus itu sendiri.

Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif.Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang sering sebagai akibat
kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia.Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena
penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak.Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota tubuh
dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai.

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah.

B. Penyebab

1. Banyak Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Gula

Kita semakin sulit menghindari makanan yang mengandung gula, hal tersebut sangat mudah di jumpai
seperti es krim, sirup, minuman dalam kemasan, permen, aneka jajanan kue dan lain-lain. Semua
makanan dan minuman tersebut kadang tanpa kita sadari mengandung banyak gula. Yang patut
diwaspadai adalah gula yang terkandung dalam makanan dan minuman tersebut tidak pernah kita
ketahui berapa takarannya. Berbeda jika kita minum teh atau kopi buatan sendiri, yang sudah diketahui
berapa sendok teh takarannya. Kita boleh minum teh manis dan kopi selama dalam batas yang wajar.

2. Kurang tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan berkurangnya sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah
terserang penyakit. Selain itu kebiasaan begadang sambil minum kopi dan merokok mempunyai resiko
terkena penyakit diabetes. Oleh karena itu hindarilah kebiasaan begadang, istirahatlah secara cukup,
yaitu 8 jam dalam sehari agar tubuh dapat fit kembali.

3. Makan terlalu banyak karbohidrat dari nasi atau roti


Perlu Anda ketahui bahwa tubuh mempunyai kemampuan yang terbatas dalam mengolah makanan
yang Anda makan. Jika Anda makan terlalu banyak karbohidrat, maka tubuh akan menyimpannya dalam
bentuk gula dalam darah (glikogen). Jika hal ini berlangsung setiap hari, maka dapat dibayangkan
besarnya penumpukan glikogen yang disimpan dalam tubuh. Inilah pemicu awal terjadinya gejala
diabetes. Untuk penderita diabetes bisa juga membaca artikel makanan diabetes melitus.

4. Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang tidak baik selain minum minuman beralkohol. Merokok
dapat menjadi pemicu terjadinya diabetes. Selain merusak paru-paru, merokok juga dapat merusak hati
dan pankreas dimana hormon insulin diproduksi sehingga dapat mengganggu produksi insulin di dalam
kelenjar pankreas.

5. Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup naik mobil ketika berangkat kerja, naik lift ketika berada dikantor, duduk terlalu lama di
depan komputer serta kurangnya aktivitas fisik lainnya membuat sistem sekresi tubuh berjalan lambat.
Akibatnya terjadilah penumpukan lemak di dalam tubuh yang lambat laun berat badan menjadi
berlebih.

Sebagai pencegahan, Anda dapat memperbanyak aktivitas fisik selama bekerja. Misalnya jalan kaki
ketika berangkat ke kantor, naik tangga, melakukan senam ringan sehabis duduk terlalu lama dan lain-
lain.

6. Faktor Keturunan

Diabetes juga dapat disebabkan karena faktor keturunan atau genetika. Biasanya jika ada anggota
keluarga yang menderita diabetes, maka kemungkinan besar anaknya juga menderita penyakit yang
sama. Para ahli diabetes telah sepakat menentukan persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena
keturunan. Jika kedua orang tuanya (bapak dan ibu) menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya
menderita penyakit diabetes yaitu 83%. Jika salah satu orang tuanya (bapak atau ibu) adalah penderita
diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit diabetes yaitu 53%. Sedangkan jika kedua
orang tuanya normal/tidak menderita diabetes, maka kemungkinan anaknya menderita penyakit
diabetes yaitu 15%.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
menderita penyakit diabetes, yaitu : pola makan yang salah, gaya hidup yang kurang sehat, umur, dan
kelainan genetik. Sedapat mungkin kita harus mengurangi atau bahkan menghindari kebiasaan-
kebiasaan buruk yang dapat memicu terjadinya diabetes.
C. Gejala-gejala

Adanya penyakit diabetes ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari oleh penderita.
Beberapa keluhan dan gejala yang perlu mendapat perhatian ialah :

1. Gejala akut pada permulaan :

a. Banyak makan (poifagia)

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi glukosa dalam darah tidak
seluruhnya dapat dimanfaatkan, penderita selalu merasa lapar.

b. Banyak minum (polidipsia)

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan yang keluar melalui kencing.
Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan. Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban
kerja yang berat. Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak.

c. Banyak kencing (poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing. Kencing yang
sering dan dalam jumlah banyak akan sangat mengganggu penderita, terutama pada waktu malam hari.

Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin masih
mencukupi.

2. Gejala kurang insulin :

a. Polidipsia (haus meningkat) dan poliuria (sering kencing)

b. Nafsu makan berkurang

c. Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai Banyak minum
dan kencing

d. BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relative singkat harus menimbulkan kecurigaan. Rasa
lemah hebat yang menyebabkan penurunan prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok.
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel kekurangan bahan
bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain yaitu sel lemak dan otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot
sehingga menjadi kurus.

e. Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut koma
diabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl.

3. Gejala kronik

Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DM Gejala antara lain :

a. Kesemutan

b. Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum

c. Rasa tebal di kulit

d. Kram

e. Capai

f. Mudah ngantuk

g. Mata kabur (sering ganti kaca mata)

h. Gatal disekitar kemaluan terutama wanita

i. Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg.

j. Kepekaan genetic

k. Peristiwa lingkungan (benda asing) mengawali proses pada individu yang peka.

l. Respon radang pancreas yang disebut “ insulitis”. Sel yang menyerbuk pulau-pulau adalah limfosit
T aktif.

m. Aktifasi auto imunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga oleh sistenm imun dikenal
seabagai “ non-self” (asing).

n. Timbul respon imun. Antibody sitotoksit menyerang sel beta (lebih dari 90%)à DM.

D. Patofisiologi

1. Diabetes Melitus

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama
akibat kurangnya insulin berikut:
a. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi
glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.

b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang menyebabkan terjadinya
metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.

c. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma
puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang
ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena
tubulus – tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang
keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan
menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi
sehingga pasien menjadi cepat telah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya
protein tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang lama
akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini
akan memudahkan terjadinya gangren.

E. TEORI HENDRICK BLUM DENGAN PENYAKIT DIABETES

1. Lingkungan

Ada penelitian mengungkapkan bahwa wanita hamil yang tinggal di lingkungan tercemar lebih mungkin
melahirkan bayi berat lahir rendah yang bisa memicu risiko diabetes tipe 2.

Polusi udara dapat bereaksi dengan lemak dan protein yang menyebabkan kerusakan sel atau
peradangan dalam tubuh. Kedua hal ini memicu resistensi insulin.

Penelitian yang dilakukan tim ilmuwan dari Helmholtz Zentrum di Munich mempelajari sampel darah
dari 397 anak-anak berusia 10 tahun dan diperkirakan berapa rata-rata terkena paparan polusi asap
knalpot setiap hari.

Hasilnya, mereka yang tinggal di daerah yang tinggi tingkat polusinya (keberadaan nitrogendioksida di
udara) lebih mungkin terkena resistensi insulin. Dalam setiap tambahan jarak 500 meter antara rumah
mereka dengan jalan raya, ini meningkatkan resistensi insulin sebanyak 7%.

"Hasil penelitian ini mendukung gagasan bahwa perkembangan diabetes pada orang dewasa mungkin
dipengaruhi oleh asal-usulnya pada awal kehidupan (saat masih kecil), termasuk paparan lingkungan.
Selain itu lingkungan yang menyediakan fasilitas jalan kaki yang ramah ternyata membantu kita untuk
mengurangi kadar gula dalam tubuh. Para peneliti dari Rumah Sakit St Michael, seperti menemukan,
kurang berjalan dan lebih bergantung pada mobil semakin memperbesar risiko terserang diabetes.

Intinya, lingkungan menentukan diabetesmu. “Meskipun diabetes dapat dicegah melalui aktivitas fisik,
makan sehat, dan menurunkan berat badan, lingkungan di mana kita tinggal juga merupakan indikator
penting apakah orang tersebut berisiko atau tidak,”.

Selain itu lingkungan kerja dapat memepengaruhi ridiko diabetes seseorang. Stress akibat pekerjaan
ternyata memicu ketidakstabilan tingkat gula darah dalam tubuh. Parahnya,risiko ini hanya terjadi pada
kaum wanita,karena wanita cebderung tidak mengontrol tingkat streesnya. Akibatnya kebanyakan
melampisakannya pada makanan dengan tinkat lemak dan gula tinggi,merokok,serta malas melakukan
aktivitas fisik.

Strees juga menyebabkam perubahan dalam fungsi sisitem kekebalan tubuh dan ketidakseimbangan
kadar hormon dalam tubuh,sehingga memicu risiko diabetes.

2. Perilaku

Faktor perilaku yang terjadi pada penderita diabetes mellitus adalah faktor perilaku yang bersifat
individu seperti gaya hidup, kegemukan, pola makan, kurang olahraga dan sebagainya. Orang gemuk
dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit
diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu
timbulnya diabetes mellitus. Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi
insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.

Kegiatan fisik dan olahraga bemanfaat bagi setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran,
mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat
proses penuaan. Olahraga harus dilakukan secara teratur. Macam dan takaran olahraga berbeda
menurut usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan kondisi kesehatan. Apabila pekerjaan sehari-hari
seseorang kurang memungkinkan gerak fisik, upayakan berolahraga secara teratur atau melakukan
kegiatan lain yang setara. Kurang gerak atau hidup santai merupakan faktor pencetus diabetes.

Selain itu perilaku buruk penyebab diabetes yang sehari-hari ternyata justru membahayakan diri kita di
kemudian hari. Memang, pertama tama hal itu mungkin tidak membawa efek apa-apa bagi tubuh kita,
tetapi efek itu akan terus berkumpul samapi suatu saat akan meledak, sehingga membuat kita sakit
parah. Hal-hal di bawah ini adalah perilaku kita sehari-hari yang dapat membuat kita terkena diabetes.

a. Minum teh manis setiap hari

Minum teh manis setiap paginya bukan membuat kita bertambah sehat, bahkan akan dapat membuat
kita sakit suatu saat nanti. Penjelasannya sederhana, tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula
darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300
kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari
(tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali
makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas
dan diabetes.

Penggantinya: minum air putih setiap bangun pagi , teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih
dari dua sendok teh sehari.

b. Makan Gorengan

Gorengan adalah makanan rakyat sudah menjamur di mana-mana, kadangkala ini adalah camilan yang
nikmat untuk perjalan. Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan
adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes
melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan
pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia
adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL
(kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah.
Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai
makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.

Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

c. Suka makan camilan

Makan camilan sepertinya tidak bisa lepas dari keseharian kita, kadang bila bekerja, agar tidak suntuk
kita sering memakan camilan, seperti keripik atau yang lainnya. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan
kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai.
Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan
tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.

Pengganti: Sediakan buah-buahan segar untuk mengganti camilan Anda.

d. Malas berolahraga

Aktivitas berangkat pagi dan pulang di malam hari untuk sebagian pekerja seringkali melupakan kita
untuk berolahraga, padahal hal ini sangat berbahaya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus
diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun
belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini,
masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO
untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.Kesimpulannya, mereka yang sedikit berolahraga
memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas
lainnya.

Solusi: Jadwalkan rutinitas olahraga Anda, bisa jogging, bersebeda, olahraga permainan seperti futsal,
bulu tangkis dll.

e. Kecanduan rokok

Rokok yang sepertinya sudah sangat lazim di kalangan masyarakat ternyata juga dapat memicu
terjangkitnya diabetes. Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita
menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula
bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup atau
lifestyle tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.

Solusi pengganti rokok adalah dengan memakan permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah
mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.

f. Menggunakan pil kontrasepsi

Banyak para wanita yang rentan terkena diabetes karena menggunakan pil sebai alat kontrasepsinya.
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja.
Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD,
dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin.
Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika
terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.

Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari tahun.

g. Jarang terkena sinar matahari

Bagi kita yang selalu bekerja di dalam ruangan, maka akan jarang terkena sinar matahari, apalagi bagi
yang masuk kantor di pagi hari dan pulang di malam hari. Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan
asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan,
sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah
mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang
diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu
keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.

Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum “berjemur” di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
h. Sering Minum Minuman Bersoda

Minuman soda seperti coca-cola, sprite atau fanta ternyata bisa memicu penyakit diabetes jika
dikonsumsi terlalu sering. Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap
51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat
berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi
karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak
membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.

3. Pelayanan kesehatan

Fasilitas kesehatan pengobatan dan deteksi dini penyakit diabetes masih minim. Fasilitas kesehatan
seperti sarana prasarana yang mampu mendeteksi dan menangani penyakit diabetes mellitus hanya
terdapat di Rumah Sakit, sedangkan di Puskesmas belum ada. Pelayanan yang tepat oleh para tenaga
kesehatan juga harus ditingkatkan agar orang-orang yang menunjukkan gejala dan beresiko bisa
ditangani dengan baik, agar tidak terjadi diabetes. Pelayanan kesehatan yang kurang tepat dapat
memperburuk kondisi penderita. Pelayanan diagnosapun harus baik, karena disinilah orang akan
diketahui bahwa dia terkena diabetes atau tidak. Jangan sampai ada kekeliruan misalnya orang yang
tidak menderita diabetes divonis menderita diabetes begitu juga sebaliknya.

4. Keturunan

Patut diketahui bahwa memang faktor genetik atau turunan memiliki peranan yang besar terhadap
keterjangkitan penyakit diabetes pada seseorang.

Orang sering menyebutnya dengan penyakit diabetes keturunan karena adanya hubungan genetik
sebagai faktor penyebab diabetes. Meskipun diketahui bahwa ada pengaruh yang cukup signifikan,
namun mekanisme kerjanya sendiri cenderung rumit dan sulit untuk diketahui oleh kalangan ahli
sekalipun.

Namun sebetulnya, hal lainnya yang tak kalah penting ialah faktor lingkungan yang turut andil dalam
keterjangkitan diabetes tersebut. Banyak sekali faktor lingkungan yang dimaksud mulai dari obesitas
atau kegemukan, pola makan yang tidak sehat, kurangnya berolahraga, banyak mengonsumsi kalori,
lemak, dan minim mengonsumsi makanan berserat seperti buah, sayuran, dan terlalu banyak duduk.

Memiliki ibu atau ayah yang kebetulan menderita diabetes, memang kemungkinan besar menyebabkan
anak juga mengalami diabetes keturunan. Namun, faktor-faktor lingkungan di atas juga berkontribusi
besar terhadap terjadinya penyakit ini.

Tidak semua anak yang orang tuanya memiliki riwayat sebagai penderita diabetes, anaknya juga akan
menderita diabetes di kemudian hari. Padahal semua orang juga bisa terkena diabetes jika gaya
hidupnya mendekati hal-hal yang bisa memicu diabetes sekalipun orang tuanya tidak memiliki riwayat
penyakit ini.
Jika diibaratkan faktor genetik itu seperti sebatang lilin yang senantiasa bersama dengan kita, maka lilin
tersebut akan menyala ketika ada pemantiknya (faktor penyebab). Pemantik tersebut ialah faktor
lingkungan tadi sehingga sebetulnya lilin itu tidak akan menyala sepanjang kita pandai menjauhkan
sumbunya dari pemantiknya itu (faktor lingkungan berupa pola makan tidak sehat, jarang berolahraga,
banyak mengonsumsi makanan tinggi kalori, dan lainnya).

Seberapa besar pun potensi genetik diabetes keturunan pada seseorang, jika faktor lingkungannya tidak
mendukung maka kemungkinan berkembangnya penyakit diabetes menjadi sangat kecil. Sebaliknya,
sekalipun orang tua Anda tidak memiliki riwayat menderita penyakit diabetes namun karena faktor
lingkungannya tidak dapat terkontrol dengan baik maka tetap saja kita berpeluang besar untuk
menderita diabetes.

F. TEORI JOHN GORDON

Teori ini di kemukakan oleh John Gordon pada tahun 1950 dan dinamakan model Gordon sesuai dengan
nama pencetusnya. Model gordon ini menggambarkan terjadinya penyakit pada masyarakat, ia
menggambarkan terjadinya penyakit sebagai adanya sebatang pengungkit yang mempunyai titik tumpu
di tengah-tengahnya, yakni Lingkungan (Environment). Pada kedua ujung batang tadi terdapat
pemberat, yakni Agen (Agent) dan Pejamu (Host). Dalam model ini A, P, L dianggap sebagai tiga elemen
utama yang berperan dalam interaksi ini, sehingga terjadi keadaan sehat ataupun sakit.

1. Agent

Agent (A) adalah JOpenyebab yang essensial yang harus ada, apabila penyakit timbul atau manifest,
tetapi agent sendiri tidak sufficient/memenuhi/mencukupi syarat untuk menimbulkan penyakit. Agent
memerlukan dukungan faktor penentu agar penyakit dapat manifest.

Penyebab essensial diabetes sendiri adalah mengkonsumsi glukosa dengan jumlah melebihi dari yang
tubuh butuhkan. Apabila di teruskan akan mengakibatkan diabetes.

Penyebab diabetes tidak hanya dari luar tetapi juga faktor keturunan. Faktor keturunan mempunyai
resiko lebih besar untuk menderita diabetes sehingga bagi para keturunan diabetes harus menjaga pola
makan, beristirahat, serta olahraga yang teratur.

2. Host

Menurut Nor Nasry Noor (1997, h.17) bahwa :

“Host atau pejamu : manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan arthropoda yang dapat
memberikan tempat tinggal atau kehidupan untuk agent menular dalam kondisi alam. (lawan dari
percobaan)”.

Host atau populasi yang beresiko tinggi adalah manusia dan juga hewan. Bagi manusia apabila sudah
terkena diabetes akan kesulitan untuk menyembuhkan penyakit ini. Karena bila terkena penyakit ini
kompleks. Apabila terluka bisa saja luka itu tidak akan segera kering misalnya.
3. Environment

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada diluar host baik benda mati, benda hidup, nyata atau
abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen, termasuk host yang
lain.

Penderita diabetes biasanya tidak bisa mengontrol asupan gula yang dimakannya. Karena mungkin
mereka tidak bisa menahan godaan untuk makan makanan manis yang tersedia di toko-toko. Juga
apabila keluarga tidak memerhatikan pola makan diabetes bisa menambah resiko terkena lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai