Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319851934

PENGARUH PENAMBAHAN CU DAN SOLUTION TREATMENT TERHADAP SIFAT


MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA ALUMINIUM PADUAN A356

Article · January 2014

CITATIONS READS

0 181

7 authors, including:

Suherman Suherman
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
21 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

additonal Sr and TiB onAluminium A319 alloys View project

All content following this page was uploaded by Suherman Suherman on 12 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

PENGARUH PENAMBAHAN CU DAN SOLUTION TREATMENT


TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA
ALUMINIUM PADUAN A356
Suherman dan Syahputra
Program Studi Teknik Mesin, Politeknik Tanjungbalai
Kampus Jl. Sei Raja, Kel Sei Raja Kota Tanjungbalai - SUMUT
E-mail: herman_me_itm@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahkan Cu dan Solution
Treatment pada paduan A356 terhadap struktur mikro dan kekerasan pada hasil coran kepala
silinder (head cylinder) sepeda motor 2 Tak yang dicor dengan metode lost foam casting (LFC).
Aluminium paduan A356 sebelum dan sesudah penambahan Cu dilebur menggunakan dapur
krusibel dan selanjutnya dituangkan kedalam pola styrofoam. Proses perlakuan panas solution
treatment T-6 diterapkan dengan memanaskan hasil coran prototipe head cylinder pada
temperatur 540 C dengan waktu tahan selama 4 jam dan selanjutnya dilakukan quenching
kedalam media pendingin air hangat pada temperatur 70 C. Proses Age Hardening dilakukan
dengan memanaskan kembali coran pada temperatur 170 C selama 2 jam. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penambahan Cu sebesar 3% pada paduan A356 meningkatkan nilai
kekerasan benda cor baik pada bagian sirip maupun pada bagian alas dari hasil coran head
cylinder. Perlakuan panas solution treatment pada benda hasil coran sebelum dan setelah
penambahan Cu memberikan peningkatan nilai kekerasan benda cor. Dari hasil pengamatan
stuktur mikro menunjukkan terjadi perubahan struktur mikro pada hasil coran paduan A356
setelah proses solution treatment pada paduan A356 baik sebelum dan sesudah penambahan
Cu

Kata kunci : aluminium A356, head cylinder, lost foam casting, penambahan Cu

1. Pendahuluan lapisan dan keluar melalui pasir. Setelah


Pengecoran lost foam merupakan cukup dingin, benda cor diambil dan
langkah baru dalam memproduksi benda- dilakukan perlakuan panas jika
benda dengan metode pengecoran. Pada diperlukan [8].
saat ini belum banyak industri Dalam beberapa aplikasi, bagian-
pengecoran logam yang menggunakan bagian pola dilem untuk mendapatkan
metode ini dalam memproduksi benda bentuk keseluruhan dari benda yang
cor. Sedikitnya industri yang menerapkan komplek. Sistem saluran dirangkai
metode pengecoran ini mungkin dengan cara dilem menyatu dengan
dikarenakan banyak industri pengecoran rangkaian pola. Beberapa pola dapat
yang belum banyak mengetahui seluk dilakukan pengecoran dengan dirangkai
beluk metode pengecoran lost foam. dalam satu sistem saluran.
Metode lost foam casting (LFC) Akhir-akhir ini paduan Aluminium
menggunakan pola dari styrofoam atau A356 banyak dipakai terutama pada
busa polystyrene yang dimasukkan dalam komponen otomotif karena mempunyai
pasir cetak. Salah satu kelebihannya beberapa kelebihan bila dibanding
adalah keleluasaan dalam desain pola dengan aluminium paduan lainnya.
coran. Coran dengan bentuk relatif rumit Kelebihan paduan ini antara lain lebih
yang sulit dibuat dengan metode lain
ringan dibanding dengan besi dan baja,
dapat dibuat dengan metode ini [1].
ketahanan korosi yang baik, tahan
Logam cair dimasukkan melalui
terhadap retak panas (hot tearing),
saluran tuang dan pola akan terurai
mampu mesin dan las yang baik [10].
karena panas logam cair saat masuk ke
pola. Hasil uraian pola akan melewati

39
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

Komposisi paduan dan pemilihan Proses perlakuan panas (heat


proses pengecoran sangat treatment) pada hasil coran sangat
mempengaruhi struktur mikro dari penting karena biasanya digunakan
aluminium paduan. Ada beberapa metode untuk meningkatkan sifat mekanis
yang digunakan dalam proses pembuatan paduan aluminium cor. Perlakuan panas
komponen automotif seperti dengan memperbaiki kekuatan dari aluminium
cetakan pasir, cetakan permanen, high paduan melalui proses yang dikenal
pressure die casting dan dengan metode sebagai pengerasan presipitasi yang
lost foam casting. Metode evaporative terjadi selama pemanasan dan
(lost foam casting) merupakan salah satu pendinginan dari paduan aluminium dan
metode pengecoran yang dapat dimana presipitasi yang terbentuk di
digunakan untuk menghasilkan produk aluminium matriks.
dari bahan aluminium paduan. Peningkatan sifat mekanik paduan Al
Penambahan Cu pada aluminium akibat panas tergantung pada
paduan sebesar 4-10% Cu sangat luas perubahan kelarutan konstituen paduan
penggunaannya terutama sekali untuk dengan temperatur tertentu.
komponen automotif seperti blok dan Pertama sekali yang harus dilakukan
kepala silinder. Penambahan Cu pada adalah proses solution treatment pada
paduan aluminium memperbaiki kekuatan suhu dibawah suhu eutektik dengan
dan kekerasan hasil coran tanpa dan waktu cukup lama untuk memungkinkan
dengan perlakuan panas. Penambahan 4 dilakukan solution treatment tahap
-6% Cu sangat kuat terhadap respon kedua dengan mecelupkan kedalam
untuk dilakukan heat treatment.
media pendingin. Selanjutnya
Penambahan Cu umumnya mengurangi
dipanaskan kembali pada temperatur
ketahanan terhadap serangan korosi,
pada kondisi tertentu dan material yang rendah dengan waktu tertentu.
tertentu sangat peka terhadap serangan Solution heat treatment harus diterapkan
korosi tegangan. Penambahan Cu juga untuk jangka waktu yang cukup untuk
mengurangi ketahanan terhadap retak mendapatkan struktur jenuh homogen
panas (hot tearing) dan mengurangi yang diikuti dengan quenching dengan
mampu cor (castability) [1]. tujuan mempertahankan struktur jenuh
Pengecoran lost foam juga memiliki pada suhu kamar.
beberapa kekurangan seperti banyaknya Perlakuan panas T6 yang diterapkan
cacat pada benda cor seperti porositas, pada paduan aluminium Al-Si-Mg (A356)
cacat lipatan (lipatan), blister (melepuh), dengan penambahan modifier
adanya gap antara bagian yang satu meningkatkan kekuatan tarik [4,12].
dengan bagian yang lain pada pola yang Selain meningkatkan kekuatan tarik,
dirangkai. Selain itu pada porositas pada perlakuan panas T6 juga meningkatkan
benda cor yang dihasilkan dari nilai kekerasan [12,13] dan kekuatan
pengecoran aluminium dengan pola impak hasil cor [13].
polystyrene foam lebih tinggi Pada proses solution heat treatment
dibandingkan dengan cetakan pasir. Hal T6 pada paduan Al-Si-Mg, temperatur
ini menunjukkan bahwa sulit untuk
pemanasan yang paling baik adalah pada
mendapatkan kekuatan mekanik yang
temperatur 540-550 oC [9]. Temperatur
lebih baik pada pengecoran aluminium
tanpa perlakuan (treatment) tertentu [6]. pemanasan pada age hardening sangat
Proses pembersihan dan mempengaruhi sifat mekanis dari
pemesinan dapat dikurangi secara aluminium paduan Al-Si. Temperatur
dramatis [7]. Pencemaran lingkungan pemanasan pada proses age hardening
karena emisi bahan-bahan pengikat dan yang paling optimum antara 150 -200 C
pembuangan pasir dapat dikurangi [5].
karena tidak menggunakan bahan Oleh karena itu penambahan Cu dan
pengikat dan pasir dapat langsung solution treatment diharapkan mampu
meningkatkan sifat mekanis (mechanical
digunakan kembali [7].

40
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

properties) seperti kekerasan pada kawat tembaga murni yang dimasukkan


paduan aluminium A356 yang digunakan kedalam aluminium cair dengan berat
untuk membuat komponen automotif tertentu sehingga didapatkan porsentase
seperti kepala silinder. Cu sebesar 3%.
Setelah temperatur tuang telah
tercapai, tuangkan aluminium cair
2. Metode Penelitian kedalam pola styrofoam dengan tenang
Penelitian ini menggunakan styrofoam dan perlahan sampai keseluruhan logam
polystyrene sebagai pola cetakan dan cair mengisi dari pola. Tunggu hasil
saluran turun untuk membuat kepala benda cor benar-benar dingin, lalu
silinder sepeda motor 2 tak. Styrofoam keluarkan hasil coran dari pasir silika dan
diperoleh dari bekas packing alat-alat bersihkan hasil coran dari pasir yang
elektronik yang sudah tidak digunakan menempel. Spesimen uji didapatkan dari
lagi dan Styrofoam lembaran. Bahan dari hasil coran prototype kepala silinder
styrofoam dipotong menjadi bentuk sirip dengan cara memotong pada pada
dan dasar kepala silinder dengan bagian sirip dan alas dari benda cor
menggunakan pemotong listrik sesuai kepala silinder. Benda cor sebelum dan
dengan ukuran yang telah ditentukan. sesudah penambahan Cu diuji komposisi
Potongan-potongan pola sirip dan kimia, kekerasan dan diamati struktur
dasar kepala silinder dirangkai dengan mikronya menggunakan mikroskop optik.
menggunakan lem styrofoam. selanjutnya Selanjutnya spesimen uji diberi
masukkan pola cetakan kedalam kotak, perlakuan panas T6 yaitu dengan cara
kemudian timbun dengan pasir silika memanaskan benda cor pada temperatur
hingga seluruh permukaan pola cetakan 540 oC selama 4 jam didalam electric
tertutup oleh pasir silika hingga seluruh furnace dan setelah itu secara cepat
permukaan pola styrofoam tertutup oleh dicelupkan kedalam media pendingin air
pasir silika. hangat dengan temperatur 70 C. Langkah
Balik rangka cetak dan buka penutup selanjutnya adalah yaitu proses age
rangka cetak bagian atas, seka pasir hardening dimana spesimen dipanaskan
hingga tampak permukaan saluran masuk kembali pada temperatur 170 dengan
pola. Bersihkan pasir dipermukaan
waktu tahan selama 2 jam.
saluran masuk pola dan pola cetak siap
untuk dituangi. Langkah selanjutnya
adalah dengan mengguncang kotak
tempat pola dan pasir silika diletak agar 3. Hasil dan Pembahasan
pasir silika benar-benar mengisi 3.1. Pengujian Komposisi Kimia
keseluruh rongga-rongga sehingga benar- Untuk mengetahui komposisi paduan
benar padat. Aluminium yang digunakan dalam
Paduan aluminium A356 sebelum dan penelitian ini menggunakan spectrometer
sesudah penambahan Cu dilebur didalam analisis. Hasil uji komposisi kimia bahan
yang digunakan sebelum dan sesudah
dapur krusibel pada temperatur tuang 750
o penambahan Cu sebagaimana
C. Untuk mengangkat kotoran-kotoran
ditunjukkan pada tabel 1.
yang ada didalam aluminium cair Dari hasil pengujian komposisi kimia
digunakan flux dengan jenis coveral. bahan yang digunakan pada penelitian ini
Setelah paduan aluminium sudah mencair adalah termasuk golongan aluminium
masukkan kawat tembaga kedalam cairan paduan A356 hypoeutectic dengan jumlah
logam. Untuk menambahkan Cu sebesar porsentase Si sebesar 7%.
3% kedalam aluminium cair digunakan

41
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

Tabel 1. Hasil pengujian komposisi kimia


Material Al Si Fe Cu Mg Zn Ti Pb Sn Sr Sb
A356 90,9 7,70 0,36 0,01 0,37 0,13 0,29 0,02 0,01 0,05 0,01
A356 + Cu 87,9 7,80 0,44 3,13 0,24 0,09 0,22 0,01 0,01 0,02 0,01
Pada Gambar (2.a dan 2.b)
menunjukkan aluminium A356 sebelum
3.2. Hasil Coran penambahan Cu. Eutektik partikel
Hasil pengecoran prototype kepala silikon tersebar merata diantara dendrite
silinder (head cylinder) menggunakan α Al. Struktur dendrite α phase (terlihat
metode pengecoran LFC sebagaimana terang) dan partikel eutektik silikon
ditunjukkan pada gambar (1). (berwarana gelap). Jumlah partikel
Penambahan Cu kedalam paduan Al- silikon pada bagian sirip dan bagian alat
7Si tidak mempengaruhi hasil akhir dari tidak terlalu berbeda. Hal ini
benda cor prototipe kepala silinder dikarenakan selisih ketebalan antara
sepeda motor 2 tak dengan metode bagian alas dan bagian sirip tidak terlalu
LFC. jauh. Pada paduan aluminium yang
Dari hasil beberapa percobaan dicor menggunakan cetakan pasir
didapatkan beberapa paramater yang menghasilkan struktur silikon eutektik
mempengaruhi keberhasilan dalam berbentuk serpih (platelike) [2,3,11].
pembuatan prototipe kepala silinder
sepeda motor 2 tak adalah ukuran pasir
silika, proses penuangan dan A
temperatur tuang.
A B

Gambar 1. Hasil benda cor a) dengan Si Partikel


penambahan Cu dan b)
tanpa penambahan

Proses penuangan yang tidak baik


biasanya mengakibatkan cacat yang B
terbentuk pada benda cor dimana
biasanya dikarenakan runtuhnya pasir
silika sehingga masuk kedalam cairan
aluminium.
Selain itu cacat coran yang sering
terjadinya adalah terjadinya gap antara Si Partikel
beberapa pola yang dirangkai dengan
menggunakan lem dan dekomposisi dari
polystyrene foam.

4.2. Pengamatan Struktur Mikro


Pengamatan struktur mikro Gambar 2. Photo pengamatan struktur
dilakukan dengan menggunakan mikro A356 (a) bagian alas
mikroskop optik pada bagian alas dan (b) bagian sirip
sirip hasil coran untuk material sebelum
dan setelah penambahan Cu sebesar
3% dengan pembesaran 400x.

42
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

A Gambar 4. Photo paduan A356 + ST a)


sebelum penambahan Cu
dan b) sesudah
penambahan Cu
Si Partikel
Secara umum penambahan Cu
sebesar 3% sedikit mempengaruhi
mikrostruktur dari morfologi partikel
autektik silikon, dimana terjadi
perubahan pada bagian ujung dari
partikel silikon. Partikel silikon setelah
penambahan Cu terlihat lebih tumpul
bila dibanding dengan material dasar
B
sebagaimana disajikan pada gambar 3.
Perubahan mikro struktur pada
benda cor juga terjadi pada paduan
aluminium setelah dilakukan proses
solution treatment sebagaimana terlihat
pada gambar 4.a dan 4.b. proses
Si Partikel solution treatment menyebabkan
pengendapan partikel silikon pada batas
butir baik sebelum dan sesudah
penambahan Cu.
Gambar 3. photo pengamatan struktur
mikro A356 dengan 4.3. Pengujian Kekerasan
penambahan Cu (a) bagian Pengujian kekerasan hasil coran
sirip (b) bagian alas dilakukan pada bagian sirip dan alas
hasil coran dari prototype head cylinder
sebelum dan sesudah penambahan Cu
A
pada paduan A356 sebagaimana
ditunjukkan pada gambar (5). Pengujian
kekerasan pada hasil coran dilakukan
dengan menggunakan mesin uji
kekerasan Rockwell.
Penambahan Cu pada aluminium
paduan A356 meningkatkan nilai
kekerasan benda cor. Proses perlakuan
Si Partikel panas yang diterapkan pada benda cor
sebelum dan sesudah penambahan Cu
juga semakin meningkatkan nilai
kekerasan benda cor paduan A356 yang
dicor dengan menggunakan proses
B pengecoran Lost Foam Casting.
Nilai kekerasan pada bagian sirip
Si Partikel dan bagian alas hasil coran prototipe
dari kepala silinder terjadi perbedaan
untuk masing-masing variasi benda cor.
Nilai kekerasan yang paling tingi adalah
pada bagian sirip bila dibanding dengan
pada bagian alas.

Cu Partikel

43
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

4. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Penambahan Cu pada paduan
aluminium A356 tidak signifikan
mempengaruhi hasil benda coran
prototipe head cylinder sepeda motor
2 tak yang dibuat dengan metode
pengecoran LFC.
2. Penambahan Cu pada paduan
aluminium A356 merubah bentuk dari
partikel silikon, dimana sebelum
penambahan Cu partikel silikon
Gambar 5. Grafik nilai kekerasan
mempunyai ujung yang runcing dan
paduan A356 sebelum dan
setelah penambahan Cu bentuk
sesudah penambahan Cu
partikel silikon menjadi lebih tumpul.
3. Nilai kekerasan hasil coran setelah
Nilai kekerasan paduan A356 yang
penambahan Cu pada paduan
paling tinggi adalah pada bagian sirip
aluminium A356 meningkat sebesar
paduan aluminium A356 yang telah
40%. Sedangkan dengan melakukan
ditambahkan Cu dan kemudian
proses solution treatment juga
dilakukan proses solution treatment
meningkatkan nilai kekerasan pada
yaitu dengan nilai kekerasan sebesar 49
benda cor baik sebelum dan sesudah
HRB sedangkan pada bagian alas yaitu
penambahan Cu.
sebesar 43 HRB [14].
Perbedaan nilai kekerasan antara
bagian sirip dan bagian alas dari kepala
Ucapan Terimakasih
silinder ini terjadi karena perbedaan
kecepatan pendinginan dari benda cor.
Terimakasih penulis ucapkan kepada
Perbedaan nilai kekerasan antara
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
bagian sirip dan bagian alas dari kepala
(Dikti) yang telah memberikan dana
silinder ini terjadi karena perbedaan
untuk penelitian ini pada skema
ketebalan benda cor sehingga
penelitian Dosen Pemula.
mempengaruhi kecepatan pendinginan
dari benda cor. Harga kekerasan benda Daftar Pustaka
cor sangat dipengaruhi oleh ketebalan,
harga kekerasan menurun seiring 1. Davis, J.R., 1993. ASM Specialty
dengan peningkatan ketebalan benda Handbook : Aluminum and
cor. Peningkatan kekerasan Brinell Aluminum Alloys,
benda cor erat kaitannya dengan 2. Dahle, A.K., Nogita, K., McDonald,
struktur mikro dan ukuran SDAS yang S.D., Dinnis, C. and Lu, L., 2005,
dihasilkan. Semakin kecil ukuran SDAS “Eutectic Modification and
menghasilkan peningkatan harga Microstructure Development in Al-Si
kekerasannya. Harga kekerasan yang Alloys”, Material Science and
paling tinggi adalah pada benda cor Engineering , Elsevier A 413 – 414,
yang paling tipis, karena berkurangnya p.p. 243 – 248.
ketebalan benda cor menghasikan 3. Flemings, M.C., 1974, “Solidification
struktur dendrite dan ukuran SDAS yang Processing”, McGraw-Hill Book
lebih halus. Ini disebabkan oleh Company, New York.
kecepatan dari logam cair mengalami 4. Hua, P.J., Long, T.X., Ting, H.J., and
pembekuan yang menyebabkan ukuran Ying, X.D., 2011, Effect of Heat
SDAS semakin halus. Treatment on microstructure on
tensile Properties of A356 alloys,
Transaction non Ferrous Metal,

44
Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN 0216-7492

Science Direct, Vol 21, pp 1950- 10. Smith, W.F., 1993, Structure and
1956. Properties of Engineering Alloys”,
5. Hurtalova, L., Belan, J., Tillova, E., McGraw-Hill inc, Second Edition.
and Chalupova, M., 2012. Changes 11. Shabestari, S.G. and Shahri, F.,
in Structural Characteristics of 2004, “Influence of Modification,
Hypoeutectic Al-Si Cast Alloy After Solidification Conditions and Heat
Age Hardening, Material Science, Treament on The Microstructure and
vol 18, pp 228-233. Mechanical Properties of A356
6. Kim, K., and Lee, K. 2005. Effect of Aluminium Alloy”, Kluwer Acedemic
Process Parameters on Porosity in Publisher, Journal of Material
Aluminum Lost Foam Process, Science 39, p.p. 2023 – 2032.
Journal Material Scipta Technology.
Vol. 21 No.5, pp. 681-685. 12. Wei, C.Z., Ying, M.C., and Pei, C.,
2012, Eutectic Modification of A356
7. Kumar, S., Kumar, P., Shan, H.S.,
2007, Effect of evaporative pattern alloy with Li additonal Throught DSC
casting process parameters on the and Miedema Model, Transactions
surface roughness of Al–7% Si alloy of Non Ferrous Metals, Science
castings, Journal of Materials Direct, Vol 22, pp 42-46.
Processing Technology, Vol. 182, 13. Wahab, M.A., Madugu, I.A., Asuke,
pp. 615–623. F., Fayomi, O.S.I., and Ayane, F.A.,
8. Matson, D.M., Venkatesh, R., And 2013, Effect of thermal ageing
Biederman, S., 2007, Expanded treatment on the mechanical
Polystyrene Lost Foam Casting properties of antimony-modified
Modelling Bead Steaming Operation, A356.0-type Al-Si-Mg alloy, JMES,
Journal of Manufacturing Science Vol 4, pp 87-92
and Engineering, Vol. 129, pp. 429- 14. Zeren, M., and Karakulak, E., 2009.
434. Studi on hardness and
9. Shivkumar, S., Ricci Jr., S., Keller, microstructure characteristic of sand
C., Apelian, D., 1990. Effect of cast Al-Si-Cu alloys, bull mater
solution treatment parameters on science, Indian Academic of
tensile properties of cast aluminum Sciences. Vol 32, Pp 617-620.
alloys. J. Heat Treating 8, 63–70.

45

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai