Anda di halaman 1dari 38

Bangunan

Drainase
Perkotaan
Bangunan Drainase Perkotaan
1. Saluran
2. Bangunan Perlintasan
3. Tanggul
4. Bangunan Penggelontor
5. Bangunan Terjunan
6. Bangunan Pelimpah
7. Tandon Banjir
8. Pintu Air
9. Pompa
10. Penyaring Sampah
11. Sumur resapan
1. Saluran
drainase
Berbagai bentuknya…
Berbagai bahan konstruksinya

Saluran tanah /
tanpa pasangan Saluran dengan
pasangan
2. Bangunan
Perlintasan
a. Gorong
-gorong
Menyalurkan
air, bila
melalui
lintasan
⚫ berupa saluran tertutup, dengan peralihan
pada bagian masuk dan keluar.
⚫ sebanyak mungkin mengikuti kemiringan
saluran.
⚫ berfungsi sebagai saluran terbuka selama
bangunan tidak tenggelam
Gorong
–gorong
persegi dari
beton

Gorong
–gorong bulat
dari baja
B. Sipon untuk mengalirkan air
lewat bawah jalan, Aliran dalam
sipon mengikuti prinsip aliran dalam
saluran tertutup

C. Talang air, berfungsi


mengalirkan air dengan
permukaan bebas, yang
dibuat melintas cekungan,
saluran, sungai, jalan atau
sepanjang lereng bukit.
3. Tanggul
• Menahan air
melimpas dari
sungai/salura
n drainase
4. Bangunan
Penggelontor
• Menggelontor (flushing) kotoran padat,
endapan dalam saluran
• Menghidari pembusukan kotoran dalam
saluran
Asal air untuk menggelontor?
1. Sungai
2. Air laut

Caranya?
1. Gunakan bak (kolam) penampungan,
2. Lakukan cara pembendungan, untuk
memperoleh tekanan dan volume air cukup
untuk menggoltor
Air dari sungai,
atau air
tampungan dari
sungai
digelontorkan ke
dalam sistem
jaringan drainse
Air dari bendung
dipakai sebagai
pengglontor
5. Bangunan Terjunan
Bangunan terjunan diperlukan bila penempatan
saluran terpaksa harus melewati jalur dengan
kemiringan dasar (S) yang cukup curam.
6. Bangunan Pelimpah

• Umumnya berupa
pelimpah samping
• Berfungsi mengalirkan
kelebihan air dari saluran
untuk dilimpahkan ke
sungai
7. Tandon Banjir
1. Pintu masuk lokasi
2. Papan peringatan
3. Pos jaga
4. Dump truk
5. Dermaga ponton
6. Clamp shell di atas ponton
7. Stasiun pompa
8. Pipa pelimpah pompa
9. Pagar pengaman
10. Jalan inspeksi
11. Dinding dasar kolam
12. Aliran air masuk
13. Pintu air pasang
Contoh Tandon Banjir (Hindarko, 2000:156) 14. Tanggul
1. Pintu masuk lokasi
2. Papan peringatan
3. Pos jaga
4. Dump truk
5. Dermaga ponton
6. Clamp shell di atas ponton
7. Stasiun pompa
8. Pipa pelimpah pompa
9. Pagar pengaman
10. Jalan inspeksi
11. Dinding dasar kolam
12. Aliran air masuk
13. Pintu air pasang
14. Tanggul
Contoh Tandon Banjir (Hindarko, 2000:156)
Kolam retensi
(tandon banjir)
berfungsi
sebagai tempat
“parkir” air.

Kolam Resapan, yang


berfungsi sebagai
penamumpung air untuk
diresapkan, juga dapat
berfungsi sebagai
tandon banjir.
Kolam retensi (tandon banjir) di samping
sungai / saluran drainasi berfungsi sebagai
tempat “parkir” air.
8. Pintu Air
⚫ dapat berupa pintu air manual
dan pintu air otomatis,
berfungsi sebagai penahan air
pasang atau air banjir dari
sungai.
9. Pompa
• Bila muka air drainase lebih rendah dari
sungai / laut , gunakan pompa
• Sebelum dipompa, tampung dulu air buangan
di tandon banjir, (waduk banjir, bosem)
• Gunakan pompa sentrifugal bila air sangat
kotor
• Umumnya dipakai pompa tekan, sehingga
pompa diletakan ditempat yang rendah.
10. Penyaring Sampah
(Trash rake)
• Berfungsi menyaring/menahan
sampah, khususnya di hulu pompa
atau sebelum masuk ke tandon banjir
Ekodrainase
Menampung (detensi) dan meresapkan
(retensi) air sebanyak mungkin
ekodrainase
• Saluran tanpa perkerasan dengan
atau tanpa perlakukan di dasar
salurannya
• Parit infiltrasi (parit peresapan)
• Saluran drainase pracetak berlubang
• Biopori (LRB)
• Sumur resapan (SR)
• Kolam tampungan resapan
Drainase Berwasasan
Lingkungan
• Meresapkan air ke dalam
tanah, menggunakan
bangunan sumur
resapan, biopori,dll,
merupakan penerapan
drainase yang
berwawasan lingkungan.
SNI 06-2459-2002
SPESIFIKASI SUMUR
RESAPAN AIR HUJAN
UNTUK LAHAN
PEKARANGAN
BIOPORI
perbanyak serapan air,
saluran drainase + biofori
11. Sumur
Resapan
• Mengurangi air limpasan permukaan
dengan memasukkan airnya ke dalam
tanah
Drainase berwasasan
lingkungan
•Sumur resapan
•Kolam resapan
•Biopori
Faktor pengaruh dimensi SR
1. Curah hujan (R,mm) -> intesitas hujan (I,
mm) -> debit limpasan
2. Lama hujan dominan (waktu hujan yang
paling banyak terjadi) te= 0.9 R0.92/60 (jam)
3. Permeabilitas tanah, K > 20 mm/jam.
4. Tinggi muka air tanah, min 1,5 m
5. Luas bidang tadah hujan (luas atap)

Menurut SNI 03-2453-2002,


koefisien rembesan permeabilitas K
Jenis Tanah
kategori mm / jam cm / menit m / hari

Sangat
Pasir kasar 3000 - 300 5,0 – 0,5 70 – 7
cepat

Pasir halus Cepat 300 - 50 0,5 – 0,1 7 – 1,2

Pasir
50 - 25 0,1 – 0,05 1,2 – 0,6
berlempung Sedang

Lempung 25 – 12,5 0.05 – 0.02 0,6 – 0,3

Memenuhi syarat untuk sumur resapan


bila K lebih besar dari 20 mm/jam.
Dimensi menurut SNI 03-2453-2002,

• Volume air yang melimpas (volume andil banjir,Vab )


Vab = 0,855. Ct At. R
• Volume air yang meresap dalam sumur
Vrsp = te /24 Atotal . K
• Tinggi air dalam sumur
H total = (Vab - Vrsp) / Ah
• Jumlah sumur
n = H total / H rencana
Contoh
• Sumur resapan untuk menampung air atap seluas
120 m2, R2 = 32,75 mm/hari, tanah pasir halus K =
5,75 m/hari.
• Sumur diameter D = 1 m dan H rencana = 3 m.
1. Hitung te = Durasi hujan efektif (jam)
= 0.9 R0.92/60 (jam) = 0,37161 (jam)

2. Volume resap Vrsp = te /24 Atotal . K


Atotal = luas dinding sumur + luas alas = 10,214 m2
Vrsp = 0,37161 /24. 10,214 . 5,75 = 0,90939 m3
lanjutan cntoh...

3. Volume volume air yang melimpas melalui atap,


selama durasi waktu te,
Vab = 0,855. Ct At. R = 0,855. 0,95. 120, 32,75
= 3, 1921 m3
4. Kebutuhan tinggi air total di dalam sumur,
H total = (Vab - Vrsp) / Ah =(3, 1921 - 0,90939 ) / 0,785
= 2,905 m
5. Jumlah sumur n
n = H total / H rencana = 2.905/3,00
= 0,868 atau 1 buah sumur.
Metode Sunyoto (1998)

Keterangan
H = Tinggi muka air dalam sumur (m)
Q = Debit air masuk (m3/dtk)
T = Waktu pengaliran (detik)
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/dtk)
R = Jari-jari sumur (m)
F = Faktor Geometrik (m)
Tugas Kelompok 1

• Satu rumah akan dilengkapi dengan sumur


resapan untuk menampung air dari atap seluas
148 m2. Tinggi curah hujan harian maksimum
dengan kala ulang 2 tahunan adalah 28,65
mm/hari. Jenis tanah pasir halus dengan angka
premeabilitas K = 6,75 m/hari.
• Sumur direncanakan berpenampang lingkaran
dengan diameter D = 1 m dan kedalaman air di
sumur H rencana = 3 m.
• Apakah dimensi sumur tersebut dapat untuk
menampung air limpasan dari atap?
Tugas Kelompok 2

• Bila luas suatu taman 2340 m2, C taman


0,76, curah hujan harian maksimum 34,80
mm/hari.
• Waktu konstentrasi hujan tc = 43,40 menit.
Jenis tanahnya pasir berlempung dengan K =
5,78 m/hari.
• Rencanakan jumlah dan ukuran sumur
resapan yang dibutuhkan untuk dapat
menampung debit limpasan di areal taman
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai