Oleh
Imam Mansyur
NIM. 192311101131
Laporan Tugas Program Profesi Ners Stase KDP yang disusun oleh:
Hari :
Tanggal :
FAKULTAS KEPERAWATAN
Mengetahui,
PJ Program Profesi Ners PJMK
Menyetujui,
Wakil Dekan I
B. Epidemiologi
Kurangnya kebutuhan nutrisi di karenakan salah satu penyebabnya yaitu
deabetes melitus (DM) diamana semakin banyak kekurangan nutrisi terutama di
negara berkembang. World Health Organization (WHO) tahun 2017 jumlah
penderita diabetes telah meningkat dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta
pada tahun 2014. Prevalensi global diabetes dikalangan orang dewasa di atas 18
tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun 2014.
Prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara negara berpenghasilan
menengah dan rendah. Sampai saat ini di laksanakan di Indonesia, kekerapan
diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6% pada tahun 2013.
C. Etiologi
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makanan
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun (Wartonah & Alimul, 2006).
Peningkatan Penurunan
Refluksi peristaltik
duodenum ke HCL
lambung
Regulasi
cairan tidak Membran Asupan nutrisi Penurunan BB
seimbang mukosa pucat tidak terpeuhi
Kekurangan Ketidakseimbangan
volume cairan Nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
F. Penatalaksanaan Medis
1. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral
juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu. Pemberian
makanan lewat enteral diberikan melalui slang nasogastrik dan slang
pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang gastrostomi atau
yeyunostomi.
2. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal
tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau
karena kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan
secara intravena seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit,
vitamin, dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang
dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan
ke vena sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah
klien ( Kozier, 2011).
G. Penatalaksanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan NOC NIC Paraf &
Nama
1. Ketidakseimbangan 1. Nafsu makan a. Manajemen Mual
nutrisi: kurang dari Indikator: Observasi tanda-tanda nonverbal
kebutuhan tubuh a. Hasrat/keinginan untuk dari ketidaknyamanan
Batasan karakteristik: makan Identifikasi faktor-faktor yang dapat
1. Berat badan 20% atau b. Mencari makanan menyebabkan atau berkontribusi
lebih di bawah rentang c. Menyenangi makanan terhadap mual
berat badan ideal d. Merasakan makanan Pastikan bahwa obat antiemetik yang
2. Bising usus hiperaktif e. Energi untuk makan efektif diberikan untuk mencegah
3. Cepat kenyang setelah f. Intake makanan mual bila memungkinkan
makan g. Intake untrisi Kendalikan faktor-faktor lingkungan
4. Diare h. Intake cairan yang mungkin membangkitkan mual
5. Gangguan sensasi rasa i. Rangsangan untuk Tingkatkan istirahat dan tidur yang
6. Kehilangan rambut makan cukup untuk memfasilitasi
berlebihan pengurangan mual
7. Kelemahan otot 2. Mual & muntah: efek Dorong pola makan dengan porsi
pengunyah yang mengganggu sedikit makanan yang menarik bagi
8. Kelemahan otot untuk Indikator: pasien
menelan a. Asupan cairan menurun
Timbang BB secara teratur
9. Kerapuhan kapiler b. Asupan makanan
Monitor efek dari manajemen mual
10. Kesalahan informasi berkurang
secara keseluruhan
11. Kesalahan persepsi c. Output urin menurun
12. Ketidakmampuan d. Kehilangan selera makan
b. Manajemen Muntah
memakan makanan e. Perubahan status nutrisi
13. Kram abdomen f. Penurunan berat badan Kaji emesis terkait warna,
konsistensi, akan adanya darah,
14. Kurang informasi g. Gangguan aktivitas fisik
15. Kurang minat pada waktu, dan sejauh mana kekuatan
makanan emesis
16. Membran mukosa Ukur atau perkirakan volume emesis
pucat Sarankan membawa kantong plastik
17. Nyeri abdomen untuk menampung muntah
18. Penurunan berat badan Identifikasi faktor-faktor yang dapat
dengan asupan menyebabkan atau berkontribusi
makanan adekuat terhadap terhadap muntah
19. Sariawan rongga mulut Pastikan obat antiemetik yang efektif
20. Tonus otot menurun diberikan untuk mencegah muntah
bila memungkinkan
Faktor yang Kendalikan faktor-faktor lingkungan
berhubungan : yang mungkin membangkitkan
1. Faktor biologis keinginan untuk muntah
2. Faktor ekonomi Posisikan untuk mencegah aspirasi
3. Gangguan psikososial
Pertahankan jalan nafas lewat mulut
4. Ketidakmampuan
Berikan dukungan fisik selama
makan
muntah
5. Ketidakmampuan
mencerna makanan Berikan kenyamanan selama episode
muntah
6. Ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien Tunggu minimal 30 menit setelah
episode muntah sebelum
menawarkan minum kepada pasien
Monitor keseimbangan cairan dan
elektrolit
Dorong istirahat
Beri suplemen nutrisi untuk
mempertahankan berat badan jika
diperlukan
Timbang BB secara teratur
Monitor efek manajemen muntah
secara menyeluruh
c. Manajemen Nutrisi
Tentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Identifikasi alergi atau intoleransi
makanan yang dimiliki pasien
Tentukan apa yang menjadi
preferensi makanan bagi pasien
Ciptakan lingkungan yang optimal
pada saat mengkonsumsi makanan
Anjurkan pasien untuk duduk pada
posisi tegak di kursi, jika
memungkinkan
Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan favorit pasien sementara
berada di rumah sakit atau fasilitas
perawatan, yang sesuai
Bantu pasien membuka kemasan
makanan, memotong makanan, dan
makan, jika diperlukan
Monitor kalori dan asupan makanan
Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan
Berikan arahan, bila diperlukan.
I. Daftar Pustaka
Adelin, R. 2016 Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Dalam Masalah
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Laika Waraka Interna Rsud
Bahteramas Prov.Sultra
Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep
dan proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Bulechek, Gloria M et al. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC).
United Kingdom: Elsevier.
Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis
keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,
dan praktik edisi 7. Jakarta : EGC.
Moorhead,Sue et al. 2013. Nusing Outcomes Classification. United Kingdom:
Elsevier.
Wartonah, Tarwoto. 2006. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.