Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIV/AIDS PADA IBU HAMIL


Dosen Pengampuh : Ratifah,SST,M.Kes

DISUSUN Oleh :
1. Rachmat Nurhilal (P1337420217087)
2. Titania Agustin P.P (P1337420217092)
3. Irma Islamiasih (P1337420217097)
4. Hartiana Dewi K (P1337420217103)
5. Putri Bela Rosa I (P1337420217109)
6. Ica Marisa (P1337420217113)
7. Fachrizal Joddy P (P1337420217115)
8. Putri Hutami (P1337420217123)

Tingkat 2C

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : HIV/AIDS pada ibu hamil


Sub pokok bahasan : Hal-hal yang perlu diketahui dan dilakukan untuk mencegah
HIV/AIDS pada ibu hamil
Peserta : Ibu - ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Rumbai Pesisir
Waktu : + 40 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

TIU : Setelah mengikuti proses penyuluhan selama + 40 menit peserta mampu


memahami HIV/AIDS pada ibu hamil
TIK : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama + 40 menit peserta mampu :
1. Menjelaskan definisi HIV/AIDS pada ibu hamil
2. Menjelaskan 3 penularan HIV/AIDS pada ibu hamil
3. Menjelaskan 4 dari 8 tanda dan gejala HIV/AIDS pada ibu hamil
4. Menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil
5. Menjelaskan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil

B. METODE PEMBELAJARAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

C. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Power point
2. Leaflet

D. WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
E. PENGORGANISASIAN

1. Penanggung Jawab : Kelompok III

2. Presentator : Irma Islamiasih


3. Moderator :Rachmat Nurhilal
4. Fasilitator : - Putri Hutami
- Ica Marisa
5. Observer : - Fachrizal Joddy P
- Titania Agustin P P
6. Dokumentasi : - Hartiana Dewi K
- Putri Bela Rosa I

F. SETTING TEMPAT

MO M Pre

Pr P P P

F F P

Pr
Ob
P P

Keterangan:

Pre : Presentator F : Fasilitator Pr : Preseptor

Mo : Moderator Ob : Observer P : Peserta

M : Media D : Dokumentasi
G. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegaiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan:
1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan Mahasiswa 2. Memperhatikan
3. Perkenalan preseptor 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan 4. Memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak 5. Memperhatikan
waktu
2 20 menit Penyampaian materi :
1. Menjelaskan definisi 1. Mendengarkan
HIV/AIDS pada ibu 2. Mendengarkan
hamil 3. Mendengarkan
2. Menjelaskan penyebab 4. Mendengarkan
HIV/AIDS pada ibu 5. Mendengarkan
hamil
3. Menjelaskan tanda dan
gejala HIV/AIDS pada
ibu hamil
4. Menjelaskan
penatalaksanaan
HIV/AIDS pada ibu
hamil

3 10 menit Penutup : 1. Memperhatikan


1. Memberi kesempatan 2. Memperhatikan
untuk bertanya 3. Menjawab
2. Menjawab pertanyaan 4. Memperhatikan
yang diajukan 5. Memperhatikan
3. Menanyakan kembali 6. Menjawab salam
kepada klien tentang apa
yang telah dijelaskan
4. Memberikan
reinforcement positif atas
jawaban peserta
5. Menyimpulkan dan
menutup diskusi
6. Mengucapkan salam.

H. URAIAN TUGAS
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Presentator
a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta
b. Menjawab pertanyaan peserta
c. Menyimpulkan materi penyuluhan
3. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok serta preseptor
c. Menyampaikan tujuan
d. Menutup acara
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
6. Dokumentasi
a. Mendokumentasikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta dan mahasiswa menghadiri penyuluhan.
b. Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana.
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung .
3. Evaluasi hasil
a. Perwakilan peserta mampu menjelaskan definisi HIV/AIDS.
b. Perwakilan peserta mampu menyebutkan 3 cara penularan HIV/AIDS.
c. Perwakilan peserta mampu menyebutkan 4 dari 8 tanda dan gejala HIV/AIDS pada
ibu hamil
d. Perwakilan peserta mampu menjelaskan penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil
e. Perwakilan peserta mampu menjelaskan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil
Lampiran

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN


HIV/AIDS PADA IBU HAMIL

A. Definisi
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama
dapat menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit
yang muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.

HIV adalah jasad renik yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV melumpuhkan
sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang membantu dalam menghalau
penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).

1. AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker tertentu akibat
menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus HIV (Brunner,2001).
2. AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus yang terjadi
terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland, 1987).
AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan virus HTL

3. AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari
infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)

B. Etiologi
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru
yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan
dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.

Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari,
BB menurun, diare, neuropati, lemah, ruam kulit, limadenopati, perlambatan
kognitif, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
tubuh, dan manifestasi neurologist (NANDA nic-noc).
Cara penularan HIV:

1. Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah terinfeksi.
Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV dapat dicegah.
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah dimana darah
tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum suntik yang tidak steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang
yang telah terinfeksi.
4. Wanita hamil dapat juga menularkan virus ke bayi mereka selama masa kehamilan
atau persalinan dan juga melalui menyusui.
Penularan secara perinatal

1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada saat itu
terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga virus dari ibu
dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam kandungan atau
juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
Kelompok resiko tinggi:

1. Lelaki homoseksual atau biseks.


2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (purwaningsih,wahyu.2010).

C. Patofisiologi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan melekatkan dirinya
pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh
penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA
(deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral
DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan
lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai menghasilkan virus–virus HI. Enzim
lainnya, protease, mengatur viral kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–
virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan
berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit
dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi
mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk
menularkan virus tersebut dari orang ke orang.

Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel–sel
yang terinfeksi dan menggantikan sel–sel yang telah hilang. Respons tersebut mendorong
virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada
seseorang yang sehat adalah 800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV
yang sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah diserang
oleh infeksi–infeksi oportunistik. Infeksi–infeksi oportunistik adalah infeksi–infeksi yang
timbul ketika system kekebalan tubuh tertekan. Pada seseorang dengn system kekebalan
yang sehat. Infeksi infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi
seorang pengindap HIV hal tersebut dapat teradi fatal (purwaningsih, wahyu.2010)

D. Tanda Dan Gejala HIV/ AIDS


HIV memasuki tubuh jika serum HIV menjafi positif dalam 10 minggu suatu
pemaparan yang menunjukkan gejala awal yang tidak spesifik yaiut:

1. Respon tipe influenza.


2. Demam.
3. Malaise.
4. Mialgia.
5. Mual
6. Diare
7. Nyeri tenggorokan
8. Ruam dapat menetap 2-3 minggu
9. Berat badan menurun
10. Fatique.
11. Anoreksia.
12. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau vagina
13. Pada masa perinatal
14. Keletihan
15. Anoreksi.
16. Diare kronik selama 1 bulan.
17. Kemataian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan di sebabkan oleh penyakit
oportunistik yang menyertai terutama pneumonitis carinif pneumonia.

E. Penatalaksanaan
1. Penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta maliginasi, pengentian
replikasi HIV lewat preparat antivirus dan penguatan serta pemulihan system imun
melaui pengunaan preparat imnimodulator.
2. Terapi farmakologi
a. Obat primer di setujiu untuk terapi HIV yaitu azidodeoksimetidin
(zidovudine,A2T cretevir) berfungsi untuk memperlambat kematian dan
menurunkan frekuensi serta bertanya penyakit oportunistik.
b. Asitimidin terkendali pada wanita hamil mengurangi resiko transmisi HIV dari
wanita yang terinfeksi kejaninnya.
c. Perawatan suportif sangat penting karena infeksi HIV sangat menurunkan
kedaan imun pasien (mencankup, kelemahan, malnutris, imobilisasi, kerusakan
kulit dan perubahan status mental).
d. Memberikan perawatan kesehatan efektif dengan penuh kasih saying dan
obyektif pada semua individu (mencakup, malnutrisi, optimum, istirahat, latihan
fisik, dan reduksi stress) (purwaningsih, wahyu.2010)
DAFTAR PUSTAKA

Daili, S.F., 2009. Gonore. In: Daili, S.F., et al., Infeksi Menular Seksual. 4th ed. Jakarta: Balai
Penerbitan FKUI, 65-76.

Djamilus, Herlina, (2008). Faktor risiko kejadian HIV/AIDS ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Bogor. Diperoleh pada tanggal 19 Agustus 2015 dari: http://www.
motekar.tk/topik/pengkajian-HIV/AIDS-pada-Ibu hamil.html.

Nasution, R., 1990, AIDS ditinjau dari segi Kesehatan Masyarakat, Orasi Ilmiah, Universitas
Sumatera Utara, Medan.

Peraturan Presiden RI nomor 75 tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional

Saspriyana. (2010). HIV/AIDS ibu hamil, mengapa harus dicegah. Diperoleh pada tanggal 19
Agustus 2015 dari: http://dokterkade.wordpress.com/2010/03/24/HIV/AIDS-dalam-
kehamilan-mengapa-harus-dicegah-2/

Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &


Pemberantasannya. Erlangga Medical Series (EMS). Semarang

Anda mungkin juga menyukai