Anda di halaman 1dari 8

Nama : Alyda Qorina Zahra

NIM : 11201110000065
Kelas : Sosiologi 1B

PERGESERAN AGEN UTAMA SOSIALISASI


TERHADAP ANAK
Sosialisasi adalah kajian Sosiologi yang dipelajari dan diterapkan di kehidupan.
Sosialisasi sangat penting dalam hidup kita. Bagaimana kita sebagai individual dapat menjalin
ikatan dengan individu lain untul mempelajari sikap, membentuk kepribadian, dan mengetahui
sikap setiap manusia. Dalam bersosialisasi kita pasti akan melewati fase bayi, anak-anak, remaja,
orang tua, paman dan bibi. Tidak jarang terdapat sosialisasi yang tidak sempurna baik antara
anak dan orang tua, anak dan teman sebaya.
Proses sosialiasi mengajarkan kita bagaimana bertingkah laku di masyarakat. Proses
sosialisasi juga membawa masyarakat menjadi manusia yang beradab. Dengan adanya sosialisasi
ini, individu secara perlahan mengenal tuntutan-tuntutan hidup di lingkungannya. Oleh karena
itu, sosialisasi menjadi urgensi yang kuat bagi keberlangsungan pendidikan sebagai anggota
masyarakat.
Keluarga adalah sekumpulan ayah, ibu, anak yang berkumpul dengan ikatan yang sah
melalui perkawinan dimana mereka hidup secara rukun dan damai. Keluarga dibentuk dengan
tujuan meningkatkan fisik dan mental, mempertahankan budaya, menjalin emosional serta sosial
di anggota keluarga. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memiliki anak yang sholelah.
Anak adalah karunia Allah SWT yang sudah sepantasnya dijaga dididik dengan nuansa Islam
sehingga melahirkan generasi yang bisa berguna bagi bangsa dan negara.
Pada pembahasan kali ini akan mempelajari lebih dalam tentang agen sosialisasi. Agen
sosialisasi terdiri dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan. Tetapi, agen utama terbentuknya
kepribadian anak adalah keluarga, kita dilahirkan untuk pertama kali bertemu keluarga,
membuka mata pertama kali sejak dilahirkan ke dunia akan melihat keluarga, belajar hal kecil
dari mulai berjalan, makan secara mandiri, berlari dari keluarga. Untuk itu alasan kenapa
keluarga merupakan agen sosialisasi pertama karena dari lahir kita sudah membentuk
kepribadian dari keluarga kita sendiri. Anak tanpa keluarga maka tidak ada kepribadian yang
terbentuk, maksud tidak ada kepribadian disini anak yang tanpa keluarga akan mudah
dipengaruhi dengan lingkungan yang menyebabkan bertindak diluar norma yang berlaku.
Salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh adalah keluarga. Orang tua
mengajarkan kita baik buruknya terhadap suatu hal. Tadi sudah dikatakan bahwa sosialisasi
merupakan proses awal dimana kepribadian anak terbentuk. Keluarga merupakan kontak sosial
pertama antara anak dan orang tua, dengan ruang lingkup keluarga seorang anak bisa
membentuk kepribadian dan emosi terhadap dirinya. Keluarga merupakan lading terbaik dalam
memberikan nilai-nilai terhadap anak, kebiasaan orang tua sehari-hari akan menjadi tauladan
bagi seorang anak. Oleh karena itu, hubungan harmonis dibangun atas dasar sistem interaksi
yang kondusif sehingga terciptalah Pendidikan yang baik.
Setelah bertumbuh besar, anak akan bersosialisasi di luar lingkungan. Anak akan menjadi
individu yang akan menerapkan tindakan sesuai dengan ajaran apa yang diperoleh dari
keluarganya. Sosialisasi disini seorang anak diharapkan dapat bertingkah laku sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Anak akan mendapatkan wawasan pengetahuan
dan keterampilan yang lebih luas. Maka dari itu individu sebagai anggota kelompok masyarakat
sudah sepatutnya dapat memilah-milih perbuatan yang baik.
Globalisasi memberikan dampak bagi agen sosialisasi utama yaitu keluarga. Bagaimana
dengan adanya globalisasi memudarkan nilai dan norma di keluarga, seperti contoh memudarnya
keharmonisan keluarga, hilangnya perhatian orang tua terhadap anak. Sama halnya dengan peran
sosial dan emosional keluarga yang sudah tergantikan dengan peran ekonomis. Hal tersebut
dapat kita ambil dari orang tua yang sibuk bekerja dan mengesampingkan tugas dan peran di
keluarga. Fenomena ini akan menyebabkan anak akan dipengaruhi lingkungan bermain dan
sekolah dibandingkan orang tuanya, anak akan merasa lebih terbuka dengan teman sebaya.
Selain itu ketika seorang anak memiliki pengasuh maka akan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian dirinya bahkan media massa dapat mempengaruhi peran keluarga.
Kondisi seperti ini sering kita temukan di perkotaan, di mana salah satu kebudayaan dari
perkotaan ini adalah bersifat patembayan, ditandai dengan memudarnya keharmonisan dan
kekeluargaan.
Keluarga yang berperan sebagai agen utama sosialisasi dan media massa yang mengganti
fungsi peran tersebut menyebabkan individu melakukan penyimpangan. Dengan teknologi yang
canggih anak akan lebih berfokus pada gadget, mengota-atik handphone miliknya, dan bahkan
sampai lupa waktu jika bermain. Teknologi seperti ini membuat anak memiliki sifat candu.
Namun, ketika orang tua kurang dalam pengawasan anak sehingga anak dengan mudahnya
membuka website terlarang maka hal itu yang perlu diwaspadai. Dengan adanya media massa
maka kedekatan orang tua akan berkurang apalagi jika orang tua yang sibuk dengan
pekerjaannya dan anak yang sibuk dengan gadget, mungkin hal itu akan sangat berpengaruh
terhadap pergeseran agen sosialiasi.
Kota DKI Jakarta merupakan kawasan yang padat penduduknya, bisa dilihat dari
banyaknya populasi anak dan remaja yang sangat besar. Orang tua yang kurang memperhatikan
anaknya dapat berpotensi anak mengalami penyimpangan remaja. Selain itu Jakarta yang
memiliki tempat strategis membuat masyarakat dengan mudah menggali informasi lewat
teknologi, kemudahan tersebut jika keluarga tidak siap untuk memfilter keluarga maka akan
menimbulkan ketimpangan budaya yang akan berakibat kepada anak.
Dari analisis diatas, maka dapat dikatakan peran keluarga dalam pembentukan karakter
anak sangat oenting. Namun, permasalahan dari orang tua yang terkadang membuat penghambat
membentuk karakter sehingga apa yang diharapkan kepada anak yaitu anak yang sholehah, bisa
berbakti kepada orang tua dan negara tetapi karena sikap orang tua yang terlalu individualis
dengan kata lain hanya memikirkan keuangan finansial maka harapan itu pudar. Harapan yang
hanya dilontarkan dengan ucapan tanpa adanya kenyataan.
Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Ketika
suatu keluarga gagal mendidik anak maka dapat dikatakan bahwa keluarga yang kurang
harmornis atau ada konflik di dalam keluarga tersebut. Orang tua seharusnya dapat menjadi
tempat ternyaman untuk anak karena menurut anak rumah adalah surga bagi mereka sehingga
dikala sedih seorang anak bisa mendapatkan kebahagiaan di rumah.
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengembangkan pola
perilaku anak, dalam Pendidikan orang tua sangat berperan penting. Namun, tanpa sadar orang
tua meninggalkan kewajiban tersebut. Orang tua hanya memberikan anak kebutuhkan finansial
yang berakibat kurangnya kebutuhan batin anak. Keterbatasan antara orang tua dan anak karena
kesibukan aktivitas menyebabkan agen sosialisasi dalam kehidupan anak berubah. Dimana pada
zaman ini, orang tua hanya mengirim anak ke sekolah tanpa tahu kegiatan apa yang dilakukan
anak itu.
Untuk pertama kalinya anak mengenal dunia dan dididik melalui keluarga. Keteladanan
bagi orang tua dalam mendidik merupakan faktor penting untuk menunjang seorang anak yang
religius, makhluk sosial, dan mengembangkan kreativitas anak. Tetapi, disisi lain tidak jarang
terjadinya konflik orang tua dengan anak yang dapat menyebabkan difungsi keluarga. Hal ini
sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak yang dimana dapat terjadi penyimpangan
dari perilaku anak itu sendiri.
Agen sosialisasi merupakan pihak-pihak yang melakukan sosialisasi. Agen sosialisasi ini
sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang, individu akan hidup secaya layak
apabila dibimbing oleh keluarga, masyarakat, teman sebaya yang akan berpengaruh terhadap
dirinya. Seseorang yang dapat bersosialisasi dengan baik akan mendapatkan lingkungan yang
baik, tetapi tak jarang di era seperti ini kita menemukan masyarakat yang melakukan
penyimpangan. Untuk itu, dalam bersosialisasi yang baik individu diharapkan dapat beradaptasi
dimana individu itu berada.
ketika manusia dalam fase anak-anak, maka yang berperan sangat penting orang tua.
Orang tua diharapkan dapat memberikan fasilitas yang terbaik demi kelangsungan pertumbuhan
seorang anak, orang tua juga diharapkan dapat memberikan bekal pola tingkah laku, sikap,
perilaku terhadap anak sehingga apa yang diterapkan oleh orang tua, anak akan menerapkan juga
di kehidupan bermasyarakat.
Dalam upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh, diperlukannya sikap
konsisten dari orang tua dalam memberikan kebutuhan baik secara lahir maupun batin hingga
anak tersebut tumbuh menjadi generasi yang diharapkan masyarakat. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, orang tua harus bekerja separuh waktu. Jika hal itu yang bisa memenuhi
kebutuhan seorang anak maka tak jarang jika beberapa anak merasa kurangnya perhatian dari
orang tua.
Orang tua yang baik adalah orang tua yang dapat mendidik anak dengan baik sampai
menjadi generasi yang berkualitas. Namun, lemahnya peran orang tua pada zaman sekarang
menyebabkan proses pembentukan anak menjadi terhambat. Pekerjaan merupakan salah satu
faktor penghalang keterbatasan anak terhadap orang tua, orang tua lebih memikirkan anak
mendapat Pendidikan di luar lingkungan tetapi tidak berfikir bahwa orang tua yang lebih
berpengaruh pada pendidikannya. Pada zaman ini, orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan
secara finansial, padahal seorang anak lebih membutuhkan kebutuhan secara batin. Dari sekian
orang tua, hanya beberapa dari mereka yang melibatkan anak dengan Pendidikan dari orang tua
itu sendiri. Karena kesibukan dari aktivitas membuat orang tua kurang memperhatikan seorang
anak.
Jika hal ini terus terjadi, maka akan menimbulkan difungsi keluarga. Dimana difungsi itu
sendiri adalah terjadinya konflik dalam suatu keluarga. Konflik dari keluarga ini dapat
bermacam-macam. Contohnya, ketika anak yang merasa terabaikan akan menimbulkan sifat
agresif dan merasa tidak nyaman di rumah. Hal itu tidak hanya menjadi konflik bagi keluarga,
tetapi ketika seorang anak mendapat pengaruh lingkungan yang kurang baik maka akan
menyebabkan konflik dalam masyarakat juga. Seorang anak yang merasa terabaikan akan
berfikir bahwa mengabaikan orang lain merupakan hal biasa, ketidakpedulian dari orang tua
akan diterapkan secara lansung oleh seorang anak.
Selain pemaparan difungsi keluarga, dampak negatif yang akan berpengaruh pada anak
adalah penyimpangan yang dilakukan bersama teman sebaya, hal itu dapat terjadi mungkin
karena anak yang salah dalam pergaulan sehingga anak yang mengikuti gaya temannya yang
tidak baik. Dampak itu dapat berupa penyalahgunaan narkoba, proses sosialisasi yang tidak
sempurna yang akan muncul penyimpangan pada perilakunya, tidak kejahatan atau kriminal,
gaya hidup yang tidak disukai masyarakat dengan kata lain berupa sikap kesombongan, atau
bahkan tawuran. Penyimpangan seperti itu sering kali ditemukan di kota-kota besar. Tetapi,
sebelum anak terjerumus, orang tua dapat melakukan upaya untuk melindungi anak dan kembali
lagi apa yang diajarkan orang tua di rumah akan diterapkan di luar lingkungan.
Semua ini berkaitan dengan agen sosialisasi, orang tua merupakan agen utama yang
dimana sangat berpengaruh kepada anak. Jika agen utamanya tidak berjalan, maka agen utama
akan terjadi pergeseran. Pergeseran yang dimaksud bahwa seorang anak akan lebih membentuk
kepribadiannya di luar lingkungan yang dimana anak itu harus bisa membedakan mana yang
baik untuk dirinya dan mana yang harus ditinggalkan. Selain itu seorang anak yang kurang
mendapat perhatian dari orang tua maka akan lebih mudah melakukan penyimpangan.
penyimpangan dapat dikatakan tindakan yang tidak sesuai dengan norma, anak akan merasa
bebas dalam bertindak tanpa mengetahui konsekuensi apa yang akan ia dapat.
Orang tua yang sibuk dengan segala pekerjaannya mungkin saja akan menitipkan anak
mereka ke saudara atau baby sitter untuk membantu merawat anak. Namun, ketika anak sudah
diasuh sejak kecil dengan baby sitter maka dirinya akan lebih dekat dengan orang tua. Sang anak
akan lebih terbuka dengan baby sitter karena dirinya lah yang mengurus dan menjaga anak ini.
Padahal seperti yang kita ketahui sendiri bahwa orang tua ikut berperan dalam merawat anak.
Seperti hal yang dialami Rafathar anak dari Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, saat wawancara
melalui sebuah video YouTube Rafathar ditanya siapa yang mengurusi dirinya saat bayi,
Rafathar dengan polosnya menjawab Tieta dan Mbak Lala yang merupakan pengasuh Rafathar.
Dirinya yang cenderung polos dan jujur menjawab pengasuhnya yang menjaga dan merawat
Rafathar, Tanpa disadari Nagita Slavina yang merupakan ibu kandung merasa kaget. Dari kasus
tersebut sudah jelas bahwa anak yang diurusi baby sitter sejak lahir maka kedekatannya lebih
erat dibanding orang tua.
Sekolah merupakan agen kedua setelah keluarga. Walaupun begitu tetapi dengan adanya
sekolah anak akan mendapatkan pengalaman di luar keluarga. Sosialisasi yang terjadi di sekolah
pada umumnya bersifat informal. Pada agen sekolah guru berusaha memberikan fasilitas yang
terbaik dalam pembentukan kepribadian siswanya. Walaupun pada kenyataannya keluarga
merupakan agen utama pembentuk kepribadian, namun sekolah bisa menjadi fasilitator sebagai
untuk membentuk kesadaran siswa dalam bertanggung jawab sebagai warga negara.
Selain guru bertanggung jawab terhadap siswa untuk menyampaikan ilmu pengetahuan
yang akan dipelajari, guru juga mempunyai tanggung jawab untuk mempengaruhi pelajar tentang
pentingnya nilai, sikap, dan kepercayaan. Lalu bagaimana sikap orang tua terhadap sekolah?
Sebagian orang tua memiliki perspektif bahwa anak hanya memerlukan uang secara finansial dan
pembelajaran melalui pendidikan. Mereka berfikir pendidikan no.1, seorang anak harus sekolah
bagaimanapun caranya. Iya memang benar, tetapi ketika seorang anak bersekolah tanpa
diperhatikan secara langsung bagaimana kegiatan di sekolah maka akan mengakibatkan secara
tidak langsung memiliki sikap acuh. Sikap acuh ini yang akan menjadikan anak lebih percaya
kepada orang lain dibanding dengan orang tua, bagaimana tidak orang tua yang sibuk dengan
pekerjaannya jangankan memberikan waktu luang, menanya kabar anaknya saja tidak. Sikap
acuh orang tua juga berdampak ada psikologis anak untuk kedepannya.
Dalam mengatasi hal ini, orang tua harus bisa memberikan kasih sayang kepada seorang
anak, orang tua harus berfikir bahwa anak adalah tanggung jawab mereka. Di negara
internasional masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak dikirim ke sekolah sehingga
orang tua tidak perlu lagi mengawasinya, sama hal nya dengan orang tua menganggap bahwa
anak sudah remaja sehingga tidak perlu menerima kasih sayang dan menganggap bahwa remaja
yang sudah mandiri tidak dibutuhkan lagi pertolongan. Dalam fase remaja, sudah sepantasnya
orang tua lebih memperhatikan seorang anak karena di fase ini pemikiran anak sudah mulai
berkembang.
Hal selanjutnya yang dapat dilakukan adalah kontrol atau controlling. Karena menjadi
agen utama dalam pembentukan kepribadian anak, orang tua tentu menjadi pihak controlling
ataupun pengawasan dalam tindakan anak. Ketika anak melakukan tindakan yang menyimpang,
orang tua berkewajiban untuk menasihati anak atau memberikan pengarahan yang benar supaya
anak mengetahui hal apa yang seharusnya tidak diperbolehkan,
Keluarga juga bisa menjadi pondasi agama bagi anak. Anak harus dibekali ilmu agama
yang nantinya akan menghindari anak dari perbuatan yang akan memberikan dampak negatif
untuk dirinya. Keluarga dapat menanamkan nilai keagamaan, penerapan nilai moral, keteladan
dari hal yang paling kecil seperti bersikap jujur atau menjalankan perintah agama sesuai dengan
kepercayaan yang dianut.
Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian kepada anak. Selain itu cobalah untuk
mendengarkan mereka bercerita kegiatan disekolah, buatlah sebuah hubungan seperti
pertemanan sehingga anak bisa lebih terbuka, ketika anak tampak tertekan cobalah untuk
memberikan sebuah pelukan. Perlu diingat, seorang anak membutuhkan cinta dan pelukan dari
orang tua.
Yakinlah bahwa anak-anak akan mempercayai orang tua dan akan menghormati orang
tua sehingga mereka akan menerima keputusan. Buka ruang diantara anak dan orang tua yang
akan membuat mereka nyaman. Beri alasan yang tepat mengenai kesibukan, dengan begitu anak
akan mengerti bahwa apa yang dilakukan orang tua selama ini untuk dirinya. Tindakan orang tua
selanjutnya untuk mengatasi permasalahan ini, mereka harus tahu kewajiban yang baik untuk
anaknya. Karena seperti yang kita ketahui ketika orang tua memiliki seorang anak, maka separuh
dirinya harus mengurusi anak itu. Lebih jelasnya ketika orang tua sudah memiliki anak maka
dirinya sudah harus tahu tanggung jawab apa yang akan didapat. Untuk itu, diharapkan orang tua
bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban orang tua kepada anak.
Dapat disimpulkan, sosialisasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana
dengan bersosialisasi individu seseorang akan belajar bagaimana menyikapi orang lain yang
bertolak belakang dengan sikap kita, individu akan mengenal keberagaman orang yang memiliki
sifat berbeda-beda, dan individu akan belajar bagaimana membentuk diri yang sesuai dengan
norma yang berlaku di lingkungan. Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri, untuk
menjalani kehidupan maka diperlukan orang lain untuk bergantung. Dengan adanya
ketergantungan ini maka timbul sosialisasi antarindividu. Sosialisasi terdiri dari agen sosialisasi
yang dapat diartikan seseorang yang melaksanakan sosialisasi. Agen sosialisasi pada umumnya
terdiri dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan. Jika dilihat dari tingkatan maka keluarga
menjadi agen terpenting dalam membentuk kepribadian anak. Anak yang diasuh dengan orang
tua akan menerapkan sikap yang telah diajarkan oleh orang tua ataupun dari tindakan yang
dilakukannya. Ketika keharmonisan dari keluarga menjadi salah satu faktor bagaimana anak
menjadi kepribadian baik, maka konflik di keluarga harus dihindari. Konflik yang terjadi di
kawasan keluarga akan menyebabkan difungsi keluarga sehingga anak akan melakukan
penyimpangan. Nah, dari sini agen utama sosialisasi akan tergeser secara perlahan. Pergeseran
agen sosialisasi pertama akan tergantikan dengan keberadaan pengasuh anak, pendidikan di
sekolah. Untuk itu diharapkan orang tua tidak hanya membekali anak secara finansial namun
diharuskan dapat memberikan perhatian kepada anak sehingga ada keterikatan batin yang
melekat antara keduanya.
DAFTAR PUSTAKA

Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.

Fadli, Muhammad. 2016. Peran Agen Sosialisasi dalam Pembentukan Perilaku Remaja di Desa
Putik Kecamatan Palmatak Kabupaten Anambas. Tanjung Pinang: Universitas Maritim Raja
Ali Haji

Anda mungkin juga menyukai