TERHADAP ANAK Sosialisasi adalah kajian Sosiologi yang dipelajari dan diterapkan di kehidupan. Sosialisasi sangat penting dalam hidup kita. Bagaimana kita sebagai individual dapat menjalin ikatan dengan individu lain untul mempelajari sikap, membentuk kepribadian, dan mengetahui sikap setiap manusia. Dalam bersosialisasi kita pasti akan melewati fase bayi, anak-anak, remaja, orang tua, paman dan bibi. Tidak jarang terdapat sosialisasi yang tidak sempurna baik antara anak dan orang tua, anak dan teman sebaya. Proses sosialiasi mengajarkan kita bagaimana bertingkah laku di masyarakat. Proses sosialisasi juga membawa masyarakat menjadi manusia yang beradab. Dengan adanya sosialisasi ini, individu secara perlahan mengenal tuntutan-tuntutan hidup di lingkungannya. Oleh karena itu, sosialisasi menjadi urgensi yang kuat bagi keberlangsungan pendidikan sebagai anggota masyarakat. Keluarga adalah sekumpulan ayah, ibu, anak yang berkumpul dengan ikatan yang sah melalui perkawinan dimana mereka hidup secara rukun dan damai. Keluarga dibentuk dengan tujuan meningkatkan fisik dan mental, mempertahankan budaya, menjalin emosional serta sosial di anggota keluarga. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang memiliki anak yang sholelah. Anak adalah karunia Allah SWT yang sudah sepantasnya dijaga dididik dengan nuansa Islam sehingga melahirkan generasi yang bisa berguna bagi bangsa dan negara. Pada pembahasan kali ini akan mempelajari lebih dalam tentang agen sosialisasi. Agen sosialisasi terdiri dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan. Tetapi, agen utama terbentuknya kepribadian anak adalah keluarga, kita dilahirkan untuk pertama kali bertemu keluarga, membuka mata pertama kali sejak dilahirkan ke dunia akan melihat keluarga, belajar hal kecil dari mulai berjalan, makan secara mandiri, berlari dari keluarga. Untuk itu alasan kenapa keluarga merupakan agen sosialisasi pertama karena dari lahir kita sudah membentuk kepribadian dari keluarga kita sendiri. Anak tanpa keluarga maka tidak ada kepribadian yang terbentuk, maksud tidak ada kepribadian disini anak yang tanpa keluarga akan mudah dipengaruhi dengan lingkungan yang menyebabkan bertindak diluar norma yang berlaku. Salah satu agen sosialisasi yang paling berpengaruh adalah keluarga. Orang tua mengajarkan kita baik buruknya terhadap suatu hal. Tadi sudah dikatakan bahwa sosialisasi merupakan proses awal dimana kepribadian anak terbentuk. Keluarga merupakan kontak sosial pertama antara anak dan orang tua, dengan ruang lingkup keluarga seorang anak bisa membentuk kepribadian dan emosi terhadap dirinya. Keluarga merupakan lading terbaik dalam memberikan nilai-nilai terhadap anak, kebiasaan orang tua sehari-hari akan menjadi tauladan bagi seorang anak. Oleh karena itu, hubungan harmonis dibangun atas dasar sistem interaksi yang kondusif sehingga terciptalah Pendidikan yang baik. Setelah bertumbuh besar, anak akan bersosialisasi di luar lingkungan. Anak akan menjadi individu yang akan menerapkan tindakan sesuai dengan ajaran apa yang diperoleh dari keluarganya. Sosialisasi disini seorang anak diharapkan dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Anak akan mendapatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas. Maka dari itu individu sebagai anggota kelompok masyarakat sudah sepatutnya dapat memilah-milih perbuatan yang baik. Globalisasi memberikan dampak bagi agen sosialisasi utama yaitu keluarga. Bagaimana dengan adanya globalisasi memudarkan nilai dan norma di keluarga, seperti contoh memudarnya keharmonisan keluarga, hilangnya perhatian orang tua terhadap anak. Sama halnya dengan peran sosial dan emosional keluarga yang sudah tergantikan dengan peran ekonomis. Hal tersebut dapat kita ambil dari orang tua yang sibuk bekerja dan mengesampingkan tugas dan peran di keluarga. Fenomena ini akan menyebabkan anak akan dipengaruhi lingkungan bermain dan sekolah dibandingkan orang tuanya, anak akan merasa lebih terbuka dengan teman sebaya. Selain itu ketika seorang anak memiliki pengasuh maka akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian dirinya bahkan media massa dapat mempengaruhi peran keluarga. Kondisi seperti ini sering kita temukan di perkotaan, di mana salah satu kebudayaan dari perkotaan ini adalah bersifat patembayan, ditandai dengan memudarnya keharmonisan dan kekeluargaan. Keluarga yang berperan sebagai agen utama sosialisasi dan media massa yang mengganti fungsi peran tersebut menyebabkan individu melakukan penyimpangan. Dengan teknologi yang canggih anak akan lebih berfokus pada gadget, mengota-atik handphone miliknya, dan bahkan sampai lupa waktu jika bermain. Teknologi seperti ini membuat anak memiliki sifat candu. Namun, ketika orang tua kurang dalam pengawasan anak sehingga anak dengan mudahnya membuka website terlarang maka hal itu yang perlu diwaspadai. Dengan adanya media massa maka kedekatan orang tua akan berkurang apalagi jika orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya dan anak yang sibuk dengan gadget, mungkin hal itu akan sangat berpengaruh terhadap pergeseran agen sosialiasi. Kota DKI Jakarta merupakan kawasan yang padat penduduknya, bisa dilihat dari banyaknya populasi anak dan remaja yang sangat besar. Orang tua yang kurang memperhatikan anaknya dapat berpotensi anak mengalami penyimpangan remaja. Selain itu Jakarta yang memiliki tempat strategis membuat masyarakat dengan mudah menggali informasi lewat teknologi, kemudahan tersebut jika keluarga tidak siap untuk memfilter keluarga maka akan menimbulkan ketimpangan budaya yang akan berakibat kepada anak. Dari analisis diatas, maka dapat dikatakan peran keluarga dalam pembentukan karakter anak sangat oenting. Namun, permasalahan dari orang tua yang terkadang membuat penghambat membentuk karakter sehingga apa yang diharapkan kepada anak yaitu anak yang sholehah, bisa berbakti kepada orang tua dan negara tetapi karena sikap orang tua yang terlalu individualis dengan kata lain hanya memikirkan keuangan finansial maka harapan itu pudar. Harapan yang hanya dilontarkan dengan ucapan tanpa adanya kenyataan. Pengaruh keluarga sangat besar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Ketika suatu keluarga gagal mendidik anak maka dapat dikatakan bahwa keluarga yang kurang harmornis atau ada konflik di dalam keluarga tersebut. Orang tua seharusnya dapat menjadi tempat ternyaman untuk anak karena menurut anak rumah adalah surga bagi mereka sehingga dikala sedih seorang anak bisa mendapatkan kebahagiaan di rumah. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam mengembangkan pola perilaku anak, dalam Pendidikan orang tua sangat berperan penting. Namun, tanpa sadar orang tua meninggalkan kewajiban tersebut. Orang tua hanya memberikan anak kebutuhkan finansial yang berakibat kurangnya kebutuhan batin anak. Keterbatasan antara orang tua dan anak karena kesibukan aktivitas menyebabkan agen sosialisasi dalam kehidupan anak berubah. Dimana pada zaman ini, orang tua hanya mengirim anak ke sekolah tanpa tahu kegiatan apa yang dilakukan anak itu. Untuk pertama kalinya anak mengenal dunia dan dididik melalui keluarga. Keteladanan bagi orang tua dalam mendidik merupakan faktor penting untuk menunjang seorang anak yang religius, makhluk sosial, dan mengembangkan kreativitas anak. Tetapi, disisi lain tidak jarang terjadinya konflik orang tua dengan anak yang dapat menyebabkan difungsi keluarga. Hal ini sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak yang dimana dapat terjadi penyimpangan dari perilaku anak itu sendiri. Agen sosialisasi merupakan pihak-pihak yang melakukan sosialisasi. Agen sosialisasi ini sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang, individu akan hidup secaya layak apabila dibimbing oleh keluarga, masyarakat, teman sebaya yang akan berpengaruh terhadap dirinya. Seseorang yang dapat bersosialisasi dengan baik akan mendapatkan lingkungan yang baik, tetapi tak jarang di era seperti ini kita menemukan masyarakat yang melakukan penyimpangan. Untuk itu, dalam bersosialisasi yang baik individu diharapkan dapat beradaptasi dimana individu itu berada. ketika manusia dalam fase anak-anak, maka yang berperan sangat penting orang tua. Orang tua diharapkan dapat memberikan fasilitas yang terbaik demi kelangsungan pertumbuhan seorang anak, orang tua juga diharapkan dapat memberikan bekal pola tingkah laku, sikap, perilaku terhadap anak sehingga apa yang diterapkan oleh orang tua, anak akan menerapkan juga di kehidupan bermasyarakat. Dalam upaya menghasilkan generasi penerus yang tangguh, diperlukannya sikap konsisten dari orang tua dalam memberikan kebutuhan baik secara lahir maupun batin hingga anak tersebut tumbuh menjadi generasi yang diharapkan masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, orang tua harus bekerja separuh waktu. Jika hal itu yang bisa memenuhi kebutuhan seorang anak maka tak jarang jika beberapa anak merasa kurangnya perhatian dari orang tua. Orang tua yang baik adalah orang tua yang dapat mendidik anak dengan baik sampai menjadi generasi yang berkualitas. Namun, lemahnya peran orang tua pada zaman sekarang menyebabkan proses pembentukan anak menjadi terhambat. Pekerjaan merupakan salah satu faktor penghalang keterbatasan anak terhadap orang tua, orang tua lebih memikirkan anak mendapat Pendidikan di luar lingkungan tetapi tidak berfikir bahwa orang tua yang lebih berpengaruh pada pendidikannya. Pada zaman ini, orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan secara finansial, padahal seorang anak lebih membutuhkan kebutuhan secara batin. Dari sekian orang tua, hanya beberapa dari mereka yang melibatkan anak dengan Pendidikan dari orang tua itu sendiri. Karena kesibukan dari aktivitas membuat orang tua kurang memperhatikan seorang anak. Jika hal ini terus terjadi, maka akan menimbulkan difungsi keluarga. Dimana difungsi itu sendiri adalah terjadinya konflik dalam suatu keluarga. Konflik dari keluarga ini dapat bermacam-macam. Contohnya, ketika anak yang merasa terabaikan akan menimbulkan sifat agresif dan merasa tidak nyaman di rumah. Hal itu tidak hanya menjadi konflik bagi keluarga, tetapi ketika seorang anak mendapat pengaruh lingkungan yang kurang baik maka akan menyebabkan konflik dalam masyarakat juga. Seorang anak yang merasa terabaikan akan berfikir bahwa mengabaikan orang lain merupakan hal biasa, ketidakpedulian dari orang tua akan diterapkan secara lansung oleh seorang anak. Selain pemaparan difungsi keluarga, dampak negatif yang akan berpengaruh pada anak adalah penyimpangan yang dilakukan bersama teman sebaya, hal itu dapat terjadi mungkin karena anak yang salah dalam pergaulan sehingga anak yang mengikuti gaya temannya yang tidak baik. Dampak itu dapat berupa penyalahgunaan narkoba, proses sosialisasi yang tidak sempurna yang akan muncul penyimpangan pada perilakunya, tidak kejahatan atau kriminal, gaya hidup yang tidak disukai masyarakat dengan kata lain berupa sikap kesombongan, atau bahkan tawuran. Penyimpangan seperti itu sering kali ditemukan di kota-kota besar. Tetapi, sebelum anak terjerumus, orang tua dapat melakukan upaya untuk melindungi anak dan kembali lagi apa yang diajarkan orang tua di rumah akan diterapkan di luar lingkungan. Semua ini berkaitan dengan agen sosialisasi, orang tua merupakan agen utama yang dimana sangat berpengaruh kepada anak. Jika agen utamanya tidak berjalan, maka agen utama akan terjadi pergeseran. Pergeseran yang dimaksud bahwa seorang anak akan lebih membentuk kepribadiannya di luar lingkungan yang dimana anak itu harus bisa membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang harus ditinggalkan. Selain itu seorang anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua maka akan lebih mudah melakukan penyimpangan. penyimpangan dapat dikatakan tindakan yang tidak sesuai dengan norma, anak akan merasa bebas dalam bertindak tanpa mengetahui konsekuensi apa yang akan ia dapat. Orang tua yang sibuk dengan segala pekerjaannya mungkin saja akan menitipkan anak mereka ke saudara atau baby sitter untuk membantu merawat anak. Namun, ketika anak sudah diasuh sejak kecil dengan baby sitter maka dirinya akan lebih dekat dengan orang tua. Sang anak akan lebih terbuka dengan baby sitter karena dirinya lah yang mengurus dan menjaga anak ini. Padahal seperti yang kita ketahui sendiri bahwa orang tua ikut berperan dalam merawat anak. Seperti hal yang dialami Rafathar anak dari Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, saat wawancara melalui sebuah video YouTube Rafathar ditanya siapa yang mengurusi dirinya saat bayi, Rafathar dengan polosnya menjawab Tieta dan Mbak Lala yang merupakan pengasuh Rafathar. Dirinya yang cenderung polos dan jujur menjawab pengasuhnya yang menjaga dan merawat Rafathar, Tanpa disadari Nagita Slavina yang merupakan ibu kandung merasa kaget. Dari kasus tersebut sudah jelas bahwa anak yang diurusi baby sitter sejak lahir maka kedekatannya lebih erat dibanding orang tua. Sekolah merupakan agen kedua setelah keluarga. Walaupun begitu tetapi dengan adanya sekolah anak akan mendapatkan pengalaman di luar keluarga. Sosialisasi yang terjadi di sekolah pada umumnya bersifat informal. Pada agen sekolah guru berusaha memberikan fasilitas yang terbaik dalam pembentukan kepribadian siswanya. Walaupun pada kenyataannya keluarga merupakan agen utama pembentuk kepribadian, namun sekolah bisa menjadi fasilitator sebagai untuk membentuk kesadaran siswa dalam bertanggung jawab sebagai warga negara. Selain guru bertanggung jawab terhadap siswa untuk menyampaikan ilmu pengetahuan yang akan dipelajari, guru juga mempunyai tanggung jawab untuk mempengaruhi pelajar tentang pentingnya nilai, sikap, dan kepercayaan. Lalu bagaimana sikap orang tua terhadap sekolah? Sebagian orang tua memiliki perspektif bahwa anak hanya memerlukan uang secara finansial dan pembelajaran melalui pendidikan. Mereka berfikir pendidikan no.1, seorang anak harus sekolah bagaimanapun caranya. Iya memang benar, tetapi ketika seorang anak bersekolah tanpa diperhatikan secara langsung bagaimana kegiatan di sekolah maka akan mengakibatkan secara tidak langsung memiliki sikap acuh. Sikap acuh ini yang akan menjadikan anak lebih percaya kepada orang lain dibanding dengan orang tua, bagaimana tidak orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya jangankan memberikan waktu luang, menanya kabar anaknya saja tidak. Sikap acuh orang tua juga berdampak ada psikologis anak untuk kedepannya. Dalam mengatasi hal ini, orang tua harus bisa memberikan kasih sayang kepada seorang anak, orang tua harus berfikir bahwa anak adalah tanggung jawab mereka. Di negara internasional masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak dikirim ke sekolah sehingga orang tua tidak perlu lagi mengawasinya, sama hal nya dengan orang tua menganggap bahwa anak sudah remaja sehingga tidak perlu menerima kasih sayang dan menganggap bahwa remaja yang sudah mandiri tidak dibutuhkan lagi pertolongan. Dalam fase remaja, sudah sepantasnya orang tua lebih memperhatikan seorang anak karena di fase ini pemikiran anak sudah mulai berkembang. Hal selanjutnya yang dapat dilakukan adalah kontrol atau controlling. Karena menjadi agen utama dalam pembentukan kepribadian anak, orang tua tentu menjadi pihak controlling ataupun pengawasan dalam tindakan anak. Ketika anak melakukan tindakan yang menyimpang, orang tua berkewajiban untuk menasihati anak atau memberikan pengarahan yang benar supaya anak mengetahui hal apa yang seharusnya tidak diperbolehkan, Keluarga juga bisa menjadi pondasi agama bagi anak. Anak harus dibekali ilmu agama yang nantinya akan menghindari anak dari perbuatan yang akan memberikan dampak negatif untuk dirinya. Keluarga dapat menanamkan nilai keagamaan, penerapan nilai moral, keteladan dari hal yang paling kecil seperti bersikap jujur atau menjalankan perintah agama sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian kepada anak. Selain itu cobalah untuk mendengarkan mereka bercerita kegiatan disekolah, buatlah sebuah hubungan seperti pertemanan sehingga anak bisa lebih terbuka, ketika anak tampak tertekan cobalah untuk memberikan sebuah pelukan. Perlu diingat, seorang anak membutuhkan cinta dan pelukan dari orang tua. Yakinlah bahwa anak-anak akan mempercayai orang tua dan akan menghormati orang tua sehingga mereka akan menerima keputusan. Buka ruang diantara anak dan orang tua yang akan membuat mereka nyaman. Beri alasan yang tepat mengenai kesibukan, dengan begitu anak akan mengerti bahwa apa yang dilakukan orang tua selama ini untuk dirinya. Tindakan orang tua selanjutnya untuk mengatasi permasalahan ini, mereka harus tahu kewajiban yang baik untuk anaknya. Karena seperti yang kita ketahui ketika orang tua memiliki seorang anak, maka separuh dirinya harus mengurusi anak itu. Lebih jelasnya ketika orang tua sudah memiliki anak maka dirinya sudah harus tahu tanggung jawab apa yang akan didapat. Untuk itu, diharapkan orang tua bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kewajiban orang tua kepada anak. Dapat disimpulkan, sosialisasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan bersosialisasi individu seseorang akan belajar bagaimana menyikapi orang lain yang bertolak belakang dengan sikap kita, individu akan mengenal keberagaman orang yang memiliki sifat berbeda-beda, dan individu akan belajar bagaimana membentuk diri yang sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungan. Kita sebagai makhluk sosial tidak bisa berdiri sendiri, untuk menjalani kehidupan maka diperlukan orang lain untuk bergantung. Dengan adanya ketergantungan ini maka timbul sosialisasi antarindividu. Sosialisasi terdiri dari agen sosialisasi yang dapat diartikan seseorang yang melaksanakan sosialisasi. Agen sosialisasi pada umumnya terdiri dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan. Jika dilihat dari tingkatan maka keluarga menjadi agen terpenting dalam membentuk kepribadian anak. Anak yang diasuh dengan orang tua akan menerapkan sikap yang telah diajarkan oleh orang tua ataupun dari tindakan yang dilakukannya. Ketika keharmonisan dari keluarga menjadi salah satu faktor bagaimana anak menjadi kepribadian baik, maka konflik di keluarga harus dihindari. Konflik yang terjadi di kawasan keluarga akan menyebabkan difungsi keluarga sehingga anak akan melakukan penyimpangan. Nah, dari sini agen utama sosialisasi akan tergeser secara perlahan. Pergeseran agen sosialisasi pertama akan tergantikan dengan keberadaan pengasuh anak, pendidikan di sekolah. Untuk itu diharapkan orang tua tidak hanya membekali anak secara finansial namun diharuskan dapat memberikan perhatian kepada anak sehingga ada keterikatan batin yang melekat antara keduanya. DAFTAR PUSTAKA
Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi. Jakarta: Erlangga.
Fadli, Muhammad. 2016. Peran Agen Sosialisasi dalam Pembentukan Perilaku Remaja di Desa Putik Kecamatan Palmatak Kabupaten Anambas. Tanjung Pinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji