SKRIPSI
Oleh :
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
(Yesaya 2 : 22)
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang menyertai setiap langkah hidupku
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
dukungan, semangat, dan doa. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberkati dari awal
3. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis
4. Drs. Antonius Tri Priantoro M. For. Sc. selaku Ketua Program Studi
5. Drs. Antonius Tri Priantoro M. For. Sc. selaku dosen pembimbing yang
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Orang tua, Bapak Wilhelmus Ratu dan Ibu Rofina Waru yang selalu
tugas akhir.
8. Seluruh keluarga yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis.
Maria Angelina Corona Tolok, Neli Wende yang telah menjadi keluarga,
memberi dorongan.
Miltiades Naru, Stela Maris Gracia yang telah membantu, menemani dan
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
141434078
Air cucian beras atau yang disebut juga air leri merupakan salah satu jenis
limbah cair yang banyak bersumber dari produksi domestik (limbah rumah
tangga). Pemanfaatan air leri dikembangkan lagi dengan pengolahan air leri
menjadi sirup glukosa. Salah satu contoh beras yang dimanfaatkan dalam
pembuatan sirup yaitu dengan beras IR-64 atau yang sering disebut juga beras
Setra Ramos. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah glukosa dari hasil
pembuatan sirup dengan metode hidrolisis asam pada air leri beras IR-64 dan mengetahui
pada perlakuan mana terjadi gula reduksi minimal dan gula reduksi maksimal.
Metode pembuatan sirup yaitu dilakukan dengan penambahan HCl sebagai
bahan pembantu pengubahan pati menjadi glukosa. Variabel bebas dalam
penelitian yaitu waktu hidrolisis glukosa 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20
menit. Variabel terikat dalam penelitian yaitu kadar glukosa, kenampakan, bau
dan rasa dari sirup air leri yang dihasilkan. Variabel kontrol dalam penelitian yaitu
suhu, jumlah akuades, waktu pemanasan akuades, dan berat beras. Analisis data
dilakukan secara kuantitatif dengan uji organoleptik terhadap kenampakan, bau,
dan rasa dan uji kadar glukosa dengan metode pengukuran Luff Schoorl.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan rata-rata jumlah glukosa dari
pembuatan sirup air leri beras IR-64 dengan metode hidrolisis asam pada waktu
berturut-turut yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit adalah sebesar 5,6
mg, 7,2 mg, 12,2 mg, 3,2 mg. Rata-rata jumlah glukosa terendah yaitu sebesar 3,2
mg dengan perlakuan waktu hidrolisis 20 menit, dan rata-rata jumlah glukosa
tertinggi yaitu sebesar 12,2 mg dengan perlakuan waktu hidrolisis selama 15
menit. Dari penelitian diketahui bahwa pembuatan sirup dengan waktu hidrolisis
yang semakin lama menyebabkan adanya penurunan kadar glukosa.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
141434078
Rice washing water or also called leri water is one type of liquid waste
which is sourced mostly from domestic production (household waste). Utilization
of leri water is further developed by processing leri water into glucose syrup. One
example of rice that is used in making syrup is with IR-64 rice or often called
Setra Ramos rice. The aim of the study was to determine the amount of glucose
from syrup making using the method of acid hydrolysis in IR-64 rice leri water
and find out that in the treatment there was minimal reduction sugar and
maximum reducing sugar.
Syrup making method is done by adding HCl as an auxiliary material to
convert starch to glucose. The independent variables in the study were glucose
hydrolysis time of 5 minutes, 10 minutes, 15 minutes, and 20 minutes. Dependent
variables in the study were glucose levels, appearance, smell and taste of liquid
water syrup produced. The control variables in the study were temperature,
number of aquades, heating time of distilled water, and weight of rice. Data
analysis was carried out quantitatively by organoleptic test on appearance, odor,
and taste and glucose level test using Luff Schoorl measurement method.
The results obtained showed the average amount of glucose from the
manufacture of IR-64 rice water syrup with acid hydrolysis method at consecutive
times of 5 minutes, 10 minutes, 15 minutes and 20 minutes at 5.6 mg, 7. 2 mg, 12.2
mg, 3.2 mg. The lowest average amount of glucose is 3.2 mg with the treatment of
hydrolysis time of 20 minutes, and the highest average amount of glucose is 12.2
mg with the treatment of hydrolysis time for 15 minutes. From the research, it is
known that making syrup with the longer hydrolysis time causes a decrease in
glucose levels.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air cucian beras atau yang disebut juga dengan air leri, merupakan salah satu
jenis limbah cair yang lebih banyak bersumber dari produksi domestik (rumah
tangga). Dalam kaitannya dengan limbah, air leri dianggap sebagai bahan buangan
dan tidak dimanfaatkan kembali. Air leri sendiri masih memiliki beberapa
kandungan yang bermanfaat yang terkikis pada saat pencucian beras. Dengan
Beberapa kandungan yang terdapat pada air leri yaitu seperti, zat pati sebesar
89% - 90%, selulosa, hemiselulosa, dan gula. Air leri mengandung vitamin B1
yang terkikis dari beras pada saat proses pencucian beras (Andrianto, 2007). Pada
penelitian Oktavia dkk (2012), air leri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
etanol. Pemanfaatan air leri dikembangkan lagi dengan penelitian Astuti dkk
(2013), dimana air leri diolah menjadi sirup air leri. Dalam keseharian, beberapa
masyarakat memanfaatkan air leri secara langsung sebagai pupuk bagi tanaman.
pada air leri beras IR-64 sebagai sumber glukosa dengan proses hidrolisis glukosa.
sehingga menghasilkan energi atau produk baru (Pelczar, 2007). Dalam metode
oksigen, dan waktu. Pada proses hidrolisis dengan asam terjadi pemotongan pati
(Assegaf, 2009). Jumlah glukosa yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh proses
dan faktor pendukung proses hidrolisis dan dapat diukur secara kualitatif maupun
kuantitatif.
dengan beberapa cara seperti, dengan metode fisika (dengan indeks bias), kimia
(Luff Schoorl), Nelson Somogy, metode enzimatis dan metode asam fenol sulfat,
dll (Sumantri, 2017). Pada penelitian Astuti, dkk (2013), kadar glukosa pada sirup
Syamsiah dan Hartati (2010), dilakukan analisis kadar glukosa terhadap tepung
pembuatan sirup baik secara enzimatis atau dengan penambahan asam, dapat
tersebut, hasil hidrolisis glukosa juga dapat divariasikan sesuai dengan variasi
perlakuan, seperti perbedaan konsentrasi, waktu, suhu, atau jumlah pati. Untuk
(kuantitatif), dapat menggunakan salah satu jenis metode kimia seperti metode
penelitian mengenai jumlah kadar glukosa pada sirup air leri beras IR-64, yang
dibuat dengan metode hidrolisis glukosa oleh asam (HCl) dengan perlakuan waktu
Kuantitatif Kadar Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Berapa jumlah glukosa yang dihasilkan pada sirup glukosa dengan metode
2. Pada perlakuan mana terbentuk gula reduksi minimal dan gula reduksi
maksimal?
C. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui pada perlakuan mana terjadi gula reduksi minimal dan gula
reduksi maksimal.
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
c. Mengetahui sebab akibat terbentuknya glukosa pada sirup air leri serta
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Limbah
dari hasil aktivitas manusia maupun alam, dimana belum memiliki nilai
yaitu industri dan kegiatan sehari-hari, seperti minum, makan, dan mencuci.
Berdasarkan wujudnya, limbah terdiri dari limbah padat dan limbah cair.
limbah padat yaitu kertas, kayu, karet, logam, kaca, dll. Sementara limbah cair
menurut PP No.82 tahun 2001, yaitu sisa dari hasil suatu kegiatan yang
agregat, logam, dan mikrobia. Beberapa jenis limbah cair memiliki sifat
2018).
Sifat limbah membagi limbah dalam dua kelompok, limbah organik dan
anorganik. Limbah organik yaitu limbah yang dapat diurai atau membusuk,
seperti sayuran, buah, dan daun kering. Limbah organik dapat diolah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan tidak mudah membusuk, seperti kertas, plastik, kaleng, kayu, dll. Limbah
anorganik ini dapat dijadikan produk lain agar memiliki nilai jual (Sunarsih,
2018).
Air leri merupakan salah satu jenis limbah cair organik yang diperoleh
dari hasil pencucian beras sebelum dimasak. Air leri dihasilkan setiap harinya
baik untuk kepentingan rumah tangga maupun bisnis. Air leri berwarna putih
menimbulkan polusi udara oleh bau yang kurang sedap dan polusi pada
Winalti, 1993).
Air leri mengandung vitamin 80% B1, vitamin 70% B3, 90% vitamin B6,
50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi, 100% serat dan asam lemak esensial
terlarut dalam air (Wardiah dan Hafnati, 2014). Kandungan organik pada air
dan bahan makanan seperti pembuatan nata de leri. Menurut Liu dkk (2015),
kandungan organik yang terdapat dalam limbah air leri tersebut dapat
2. Beras IR-64
merupakan hasil persilangan dari beras IR5657 dan IR2061. Beras IR-64 ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dikenal juga dengan sebutan Setra Ramos. Di Surabaya, Sidoarjo dan daerah
beras ini dikenal dengan nama Beras Panjang. Ciri yang dimiliki beras IR-64
ini yaitu memiliki bulir yang agak lonjong dan tidak memiliki wangi yang
khas. Beras IR-64 memiliki ketahanan terhadap hama wereng (Dianti, 2010).
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Order : Graminales
Keluarga : Gramineae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Marga : Oryza
bawa beras IR-64 yang beredar di pasaran ada dua jenis yakni glosor dan
terlihat lebih putih, mengkilap dan bening. Mutu gizi beras glosor dan kristal
IR-64
Mutu gizi dan antigizi
Beras glosor (%) Beras kristal (%)
Lemak 0,45 0,15
Protein 8,25 8,02
Serat kasar 0,20 0,06
Abu 0,98 0,65
Air 10,14 10,10
Karbohidrat 79,98 81,36
Energi 367,99 370,42
Asam Fitat 0,074 0,023
Sumber : Indrasari (2008)
3. Sirup
Sirup ialah salah satu bahan cair baik kental maupun encer yang
gula yang terlarut di dalamnya. Rasa pada sirup tergantung pada kandungan
zat terlarut yang ditambahkan pada sirup dan mengandung rasa itu sendiri.
Beberapa sirup dibuat dengan bahan pengawet dan ada juga sirup yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Suprapti (2004), kadar gula pada sirup menjadi penentu kualitas
menjadi :
b. Sirup kualitas no. 2 yaitu dengan kadar gula 60% sampai 65%
c. Sirup kualitas no. 3 yaitu dengan kadar gula 55% sampai 60%
dan minuman
produk
seperti agar-agar.
Standardisasi Nasional pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
gugus hidroksil pada molekul gula terlarut dengan molekul air sebagai pelarut.
Semakin besar jumlah gula, maka akan semakin besar pula tingkat kekentalan
sirup. Sirup yang kental tersebut dapat diencerkan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi. Kadar gula yang tinggi dan pH yang rendah menyebabkan waktu
penyimpanan sirup dapat bertahan lama tanpa bahan pengawet dan tanpa
4. Hidrolisis
Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti
peruraian. Hidrolisis sendiri ialah reaksi terurainya suatu zat dalam air.
Hidrolisis kation dan anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
akan membentuk ion H3O+ atau ion OH- dalam air (Kamaludin. 2010).
melarutkan dua polimer glukosa (amilosa dan amilopektin). Granula pati yang
bersifat tidak larut dalam air akan larut melalui pemanasan, akibat adanya
penyerapan uap air oleh granula pati. Amilosa dan rantai samping amilopektin
bebas pada granula pati akan berinteraksi membentuk jaringan yang kuat
biokatalis dalam prosesnya. Hidrolisis asam disebut juga dengan hidrolisis non
dengan penambahan asam ialah waktu hidrolisis yang singkat namun hasil
12
menggunakan enzim ialah hasil hidrolisis yang tinggi namun waktu hidrolisis
digunakan sebagai bahan katalis karena merupakan salah satu jenis oksidator
kuat dengan harga lebih murah dan mudah diperoleh. HCl lebih aman
Pada proses hidrolisis dengan asam terjadi pemutusan rantai pati secara
acak. Hidrolisis dengan asam akan lebih cenderung sensitif pada ikatan alfa-
alfa-(1,4) terdapat pada bagian kristalin, dimana bagian ini sangat rapat
sehingga susah dimasuki oleh air dan atau asam (tahan asam). Bagian yang
tersusun oleh ikatan alfa-(1,6) merupakan bagian amorf dan ikatannya kurang
padat sehingga pada bagian ini mudah terjadi penetrasi dan hidrolisis asam
13
Gambar 2. 2 Polisakarida
(Sumber : Xiang dkk, 2003)
sebagai berikut :
14
a. Suhu reaksi
b. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka hasil konversi akan semakin tinggi.
bereaksi.
c. Konsentrasi katalis
5. Karbohidrat
tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat yang
15
berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH 2O)n.
itu, banyak karbohidrat yang mengandung atom lain seperti nitrogen dan
merupakan senyawa yang mengkristal, larut dalam air, dan memiliki rasa yang
dalam bentuk pati. Pati memiliki rantai panjang glukosa yang dapat dipecah
yang terdiri dari monomer D-glukosa dalam dua bentuk dasar yaitu amilosa
(rantai glukosa yang lurus) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang)
16
dengan ukuran beberapa ratus hingga beberapa ribu residu glukosa. Amilosa
mengandung satu gugus pereduksi dan satu gugus non pereduksi. Jumlah
amilosa pada pati bervariasi, dari hampir tidak ada (pati sepenuhnya
samping terkait. Pada ujung rantai polimer terdapat gugus aldehida laten yang
(Sutrisno, 2017).
yang lebih tinggi dan netral, dan akan mengalami hidrolisis kimia pada pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
rendah. Amilosa dan amilopektin terkemas bersama dalam granula pati, serta
pati dianggap sebagai substrat yang relatif stabil, dimana hanya perlahan-lahan
2017).
6. Glukosa
yang disebut juga heksosa karena memiliki enam atom karbon (C). Glukosa
berasal dari bahasa yunani (glukus) yang berarti manis. Beberapa nama lain
dari glukosa yaitu, dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah. Glukosa memiliki
dua struktur yaitu glukosa rantai terbuka dan glukosa rantai tertutup (siklis)
(Sumardjo, 2006).
dan L-glukosa. Hal ini karena atom C memiliki konfigurasi asimetris. Gula
gugus keton atau aldehida dengan gugus OH dari atom C asimetrik terjauh
(Sumardjo, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan atom hidrogen. Gugus hidroksi pada C2, C4, dan C5 berada pada sebelah
kanan, sedangkan gugus hidroksi C3, berada pada sebelah kiri (proyeksi
gula yang lebih panjang, bentuk L dan D ditentukan dari atom karbon kiral
isomer siklis ketika berada dalam larutan. Hal tersebut menyebabkan siklisasi
yaitu reaksi antara gugus aldehida pada C1 dengan gugus hidroksi pada C4
19
2004).
7. Luff Schoorl
20
dengan indikator amilum untuk mengetahui apakah titrasi sudah cukup atau
tahun 1936. Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode yang resmi
Perhatian pada pH secara teliti dalam metode Luff Schoorl merupakan hal
yang penting. Suasana yang terlalu asam (pH rendah) dapat menyebabkan
estimasi yang berlebih pada tahap titrasi. Sedangkan suasana yang terlalu basa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(pH tinggi) menyebabkan titrasi menjadi lebih rendah akibat adanya reaksi I 2
disesuaikan dengan perolehan glukosa pada tabel Luff Schoorl seperti pada
tabel 2.3.
22
8. Uji Organoleptik
Produk pangan memiliki nilai mutu subjektif dan objekif. Nilai mutu
mutu subjektif dapat diukur dengan instrumen manusia. Pengujian sifat mutu
sebagai berikut :
mengetahui kualitas suatu produk tertentu, dari segi warna, bau, dan rasa.
ialah :
23
dan memuaskan
uji hedonik (uji kesukaan), dan uji skor. Produk yang diuji menyatakan
produk yang terdiri dari kenampakan, bau, dan rasa dari produk. Uji deskripsi
tertentu. Hasil uji dapat digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian produk,
komoditi panel yang bertindak sebagai instrument atau alat. Panel adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau mutu
organoleptik dikenal panelis standar dan panelis non standar. Panelis standar
dan pengalaman dalam uji organoleptik serta telah lulus dalam seleksi
panelis standar dalam sekali uji adalah enam orang, sedangkan jumlah
minimal panelis non standar dalam sekali uji adalah 30 orang (BSN, 2006).
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti, Aminah Asngad, dan Ika Nur
Air Limbah Cucian Beras Ir-36 dan IR-64 (Air Leri) untuk Pembuatan
pewarna alami dengan dosis yang berbeda pada kualitas sirup. Metode
25
kadar glukosa yang dihasilkan pada sirup. Persamaan pada penelitian ini
dasar berupa beras IR-64 dengan tujuan sebagai pembuatan sirup glukosa
penelian ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada
dan Nyoman Sudarma (2014), yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu
pada Nira Kelapa dan Nira Aren dengan Menggunakan Metode Luff
Schoorl”. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui kadar sukrosa pada
nira kelapa dan nira aren yang dijual di pasaran dimana kadar sukrosa
bahwa jumlah sukrosa pada nira kelapa lebih tinggi dari pada nira aren,
dimana pada nira kelapa sebesar 10.0702 % dan pada nira aren sebesar
dari penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak
3. Penelitian Rina Sari Utami, Eva Pamungkas, dan Inayati (2014) dari
26
waktu. Perbedaan pada penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan
peneliti adalah jumlah konsentrasi HCl dan lama waktu yang divariasikan
C. Kerangka Pemikiran
dalam kegiatan sehari-hari. Limbah air leri Beras IR-64 merupakan salah jenis
limbah yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan dapat diolah menjadi
sesuatu yang bermanfaat. Salah satu contoh pemanfaatan limbah air leri yang
bermanfaat dan memberikan nilai ekonomi ialah sirup glukosa. Sirup glukosa
kandungan pati pada air leri. Hidroisis glukosa dilakukan dengan metode
HCl merupakan oksidator yang kuat dengan tingkat bahaya yang rendah.
Variasi perlakuan pada jumlah konsentrasi HCl dan lama waktu hidrolisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gula reduksi
28
D. Hipotesis
paling lama dan kadar glukosa maksimal terdapat pada perlakuan dengan
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Lengkap (RAL) dengan satu faktor pembeda dengan perlakuan kontrol pada
penelitian ialah lama waktu hidrolisi dengan HCl. Hasil penelitian ialah
Waktu
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit
HCl A B C D
Kontrol Ak Bk Ck Dk
dihitung dengan rumus : (t-1)(r-1) ≥ 15. Dimana t yaitu perlakuan dan r yaitu
hidrolisis glukosa dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
B. Variabel Penelitian
Dalam setiap penelitian terdapat objek yang menjadi titik perhatian dalam
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dari eksperimen ini yaitu, waktu hidrolisis glukosa 5 menit,
2. Variabel Terikat
yang muncul akibat pengaruh variabel bebas (Siyoto dan Sodik, 2015).
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa, kenampakan, bau
3. Variabel Kontrol
tidak adanya akibat yang timbul pada hasil produk (Setyosari, 2013).
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu, jumlah akuades, waktu
C. Batasan Masalah
31
Schoorl.
1. Alat
coolbox, klem dan statif, timbangan dapur, timbangan analitik, labu ukur 500
ml, erlenmeyer 200 ml, gelas beker 100 ml, gelas beker 50 ml, buret, pipet
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah beras IR-64, akuades, batu
didih, indikator asam basa, PP, KI, HCl, NaOH, H2SO4, Na2S2O3, amilum 1%,
E. Prosedur Kerja
32
dipanaskan
f. Air leri beras IR-64 pada gelas beker disaring dengan kertas saring
1) 5 menit
2) 10 menit
3) 15 menit
4) 20 menit
dipanaskan
f. Air leri beras IR-64 pada gelas beker disaring dengan kertas saring
33
1) 5 menit
2) 10 menit
3) 15 menit
4) 20 menit
a. Tiga tetes PP ditambahkan pada sirup sebagai indikator asam dan basa
d. Labu ukur yang berisi sirup ditambahkan dengan akuades hingga garis
tera
b. Pada ruang 2, disiapkan sirup pada gelas beker 50 ml yang telah diberi
label sirup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
organoleptik (lampiran 2), alat tulis dan satu sendok untuk proses
pencicipan produk
Uji organoleptik oleh panelis dilakukan terhadap uji deskripsi dan uji
hedonik
35
d. Satu sendok sirup diambil dan dicium untuk menilai bau dari sirup
e. Satu sendok sirup diambil sekali lagi dan dirasakan dengan indera
f. Hasil uji sirup yang telah selesai dideskripsikan pada tabel uji deskripsi
ml
secara perlahan-lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
lahan
kuning pucat
Z = MB - MS
Keterangan rumus :
37
G. Analisis Data
Uji Skor ialah pengujian tingkat penerimaan produk yang didapat dari
data numerik uji hedonik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap aspek uji
organoleptik (kenampakan, bau, dan rasa). Uji skor dilakukan dengan Uji
normalitas data yang diuji. Jika data berdistribusi normal maka produk
diterima, dan jika data tidak berdistribusi normal maka produk ditolak. Uji
Menurut Ismail (2018), K-S digunakan untuk uji normalitas data yang
digunakan apabila data yang diuji berupa data tunggal atau data yang tidak
baku telah didistribusikan secara otomatis oleh software dalam bentuk z-score.
Menurut Nia dan Ratna (2015), proses pengambilan keputusan dengan melihat
penelitian terdiri dari delapan perlakuan dengan tiga kali ulangan pada tiap
38
membuktikan normal atau tidaknya distribusi varian pada data yang diperoleh
atau tidaknya varian setiap variabel pada hasil perolehan data (Soemantri dan
Muhidin, 2006).
dan data berasal dari sampel random. Shapiro-Wilk memiliki konsep dasar
pada software dan ketentuan angka probabilitas yang sama dengan K-S.
Shapiro-Wilk dapat lebih reliabel apabila jumlah data kurang dari 20 (Wibowo
dan Yonika, 2015). Uji homogenitas sendiri akan lansung muncul pada hasil
a. Hiptesis
perlakuan
perlakuan
b. Pengambilan Keputusan
statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
independen dan satu variabel dependen dilakukan dengan uji regresi linear.
apabila nilai signifikan >5%, sementara jika nilai signifikan <5% maka
40
BAB IV
41
Keterangan :
dihidrolisis dengan penambahan HCl 0.5 N selama 20 menit (sirup D). Sirup
glukosa yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi lebih pekat
(Lubis, 2012).
Bau pada semua sirup yaitu bau air beras, dimana muncul dari bahan
dasar pembuatan sirup sendiri yaitu beras. Hal ini disebabkan oleh proses
hidrolisis yang belum sempurna, sehingga tidak semua pati beras diubah
menjadi glukosa. Jika hidrolisis berlangsung sempurna makan bau yang mucul
adalah bau manis dari glukosa. Bau lain yang muncul pada beberapa sirup
yaitu sedikit bau asam. Bau asam disebabkan oleh degradasi glukosa yang
membentuk adam formiat, dimana asam formiat sendiri memiliki rasa dan bau
yang asam. Dengan kata lain, tidak terhidrolisisnya larutan secara sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Hasil uji pada aspek bau juga menjadi indikator untuk mendeteksi
kontaminasi sirup oleh bakteri karena tidak adanya uji bakteri pada sirup. Pada
bau sirup, jika terdapat bakteri pada sirup, maka bakteri akan melakukan
membentuk asam laktat, asam asetat, dan etanol sehingga menimbulkan bau
yang kurang sedap seperti basi (Rustan, 2013). Untuk membuktikan secara
Rasa dari setiap sirup yang dihidrolisis dengan penambahan HCl 0,5 N
hidrolisis 5 menit memiliki rasa tawar, rasa tawar dapat disebabkan karena
waktu hidrolisis yang tidak begitu lama, sementara pati memiliki bagiain
kristalin yang tidak mudah diganggu oleh air dan asam. Hal ini menyebabkan
waktu yang lebih cepat tidak cukup untuk menyebabkan reaksi pemutusan
ikatan rantai glukosa pada pati. Pada sirup dengan waktu hidrolisis 10 menit
dan 15 menit, secara berturut-turut sirup terasa sedikit lebih manis dari sirup
asam. Menurut Idral dkk (2012), hal ini dapat disebabkan oleh terlalu lamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
waktu hidrolisis dengan jumlah substrat yang sedikit sehingga glukosa yang
(blanko) sirup yang dihasilkan memiliki rasa yang sama dengan sirup yang
dihidrolisis dengan waktu 5 menit yaitu tidak berasa. Hal ini terjadi karena
masih sangat rendah sehingga larutan tidak berasa (tawar). Reaksi degradasi
kenampakan, bau, dan rasa pada sirup tidaklah sempurna. Warna sirup yang
hanya berwarna putih, dan bau yang seperti bau air beraspada umumnya, serta
panelis. Dengan demikian, pada pembuatan sirup dengan pemanfaatan air leri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
konsumen. Daya terima terhadap produk dapat dilakukan lebih luas lagi
dengan pengujian daya terima konsumen (tidak terbatas oleh uji organoleptic
oleh panelis).
a. Kenampakan Sirup
Berdasarkan hasil uji hedonik atau uji tigkat kesukaan dari 20 panelis
hedonik 6,60. Hal ini berarti bahwa tingkat kesukaan yang tinggi terdapat
pada kenampakan sirup air leri yang memiliki warna putih keruh yang
dominan. Nilai tingkat kesukaan pada kenampakan sirup dapat dilihat pada
gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
b. Bau Sirup
Pada uji hedonik terhadap bau, tingkat tertinggi kesukaan bau terdapat
Sementara tingkat kesukaan terendah pada uji bau terdapat pada sirup D
dengan rata-rata nilai hedonik 6,40. Berdasarkan pada uji deskripsi, hal ini
dapat disebabkan oleh bau pada sirup D yang memiliki sedikit bau asam
(tidak sepenuhnya bau air beras). Hal ini berarti, tingkat kesukaan panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
lebih banyak pada sirup dengan aroma khas beras. Nilai tingkat kesukaan
Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
c. Rasa Sirup
tertinggi pada sirup C (sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dengan waktu
nilai uji rasa terendah terdapat pada sirup Ak (sirup tanpa penambahan
HCl 0,5 N dengan waktu hidrolisis selama lima menit) dengan nilai rata-
rata 5,40. Nilai tertinggi uji rasa yang terdapat pada sirup C, dapat
disebabkan pada rasa manis pada sirup, sesuai dengan yang banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
tingkat kesukaan panelis semakin besar pada sirup dengan rasa manis.
Nilai tingkat kesukaan pada rasa sirup dapat dilihat pada gambar 4.4.
Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
jumlah nilai rata-rata tertinggi dari ketiga aspek pada setiap sirup
(kenampakan, bau, dan rasa). Nilai rata-rata tertinggi sirup dalam uji
48
tertingi pada uji hedonik oleh sirup C dapat disebabkan karena jumlah
nilai pada aspek rasa yang memiliki perbedaan yang signifikan dari rasa
sirup lain. Sementara dari kedua aspek lain (kenampakan, dan bau) dari
berarti bahwa panelis tidak menyatakan ketidak sukaan namun tidak begitu
suka. Uji hedonik pada sirup blanko juga memiliki tingkat yang sama
dengan sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dan waktu hidrolisis 5 menit.
Hal ini karena adanya kesamaan dalam tingkat kenampakan, bau, rasa, dan
tektur dari sirup. Nilai tingkat kesukaan pada sirup secara keseluruhan
Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pada sirup dengan pemberian HCl 0,5 N dengan lama waktu hidrolisis 15
menit yaitu sebesar 12,2 mg. Semakin lama waktu hidrolisis menyebabkan
jumlah glukosa semakin banyak. Hal ini terbukti melalui hasil uji deskripsi
sirup semakin manis dan jumlah glukosa semakin banyak hingga waktu
optimum hidrolisis. Hasil perhitungan glukosa dapatkan dilihat pada tabel 4.2.
HCl 0,5 N dengan waktu 20 menit, sirup menjadi lebih asam dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
perolehan jumlah glukosa terendah yaitu 3,2 mg. Hal ini dapat disebabkan
dan asam formiat (Idral dkk, 2012). Pembentukan asam pada waktu hidrolisis
yang terlalu lama juga dibuktikan dengan pengukuran jumlah glukosa yang
yaitu penelitian tentang “Pembuatan Sirup Glukosa dari Tepung Sagu yang
Dihidrolisis dengan Asam Klorida” oleh Sutanto dkk, dari Universitas Riau.
penurunan kadar glukosa yang telah terbentuk. Waktu hidrolisis yang terlalu
pembentukan asam. Hasil yang serupa juga diperoleh dari penelitian lainnya,
yaitu oleh Retno Wulandari tentang “Pengaruh Suhu, pH, Waktu Hidrolisis,
dan Konsentrasi H2SO4 terhadap Glukosa yang Dihasilkan dari Limbah Kulit
51
a. Kenampakan Sirup
Distribusi data dari hasil uji skor pada tingkat kesukaan kenampakan
padatabel 4.3.
Kena Kena
Kenam Kenam Kenam Kenam
Kenam mpak Kenam mpak
pakan pakan pakan pakan
pakan an pakan an
sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup sirup C sirup
A Ak D Dk
Bk Ck
N 20 20 20 20 20 20 20 20
Kolmogo
rov-
1.094 0.813 1.391 1.059 1.453 1.106 0.933 0.948
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.182 0.523 0.042 0.212 0.029 0.173 0.349 0.33
tailed)
b. Bau Sirup
Distribusi data dari hasil uji skor terhadap bau sirup dengan metode
52
Kolmogo
rov-
1.12 0.883 0.916 1.085 1.113 1.085 0.93 1.158
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.162 0.416 0.371 0.19 0.168 0.19 0.352 0.137
tailed)
sirup menunjukkan signifikan >0,05. Hal ini berarti distribusi data pada
c. Rasa Sirup
Distribusi data dari hasil uji skor terhadap rasa sirup dengan metode
N 20 20 20 20 20 20 20 20
Kolmogo
rov-
.782 .922 .938 .935 .988 .935 .729 .855
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- .574 .363 .343 .346 .283 .346 .662 .457
tailed)
rasa sirup menunjukkan signifikan >0,05. Hal ini berarti distribusi data
53
Hasil uji distribusi data pada kenampakan, bau, dan rasa menunjukkan
nilai signifikan >0,05. Nilai signifikan tersebut berarti bahwa data dari
a. Normalitas Data
>0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat
Waktu Shapiro-Wilk
Sig.
5 menit √
10 menit √
Glukosa
15 menit √
20 menit -
Keterangan
√ : Signifikan
- : Tidak Signifikan
b. Homogenitas Data
homogen dengan nilai signifikan >0,05. Hasil uji homogen data dapat
Jumlah glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.797 3 8 .529
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
c. ANOVA
Jumlah glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 130.153 3 43.384 6.194 .018
Within Groups 56.033 8 7.004
Total 186.187 11
yang memiliki persebaran data yang sama dan berbeda, dapat dilakukan
dengan uji Tukey’s HSD. Hasil Uji Tukey HSD dapat dilihat pada tabel 4.9.
5 menit - S S S
10 menit S - S S
15 menit S S - TS
20 menit S S TS -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Keterangan
WH : Waktu Hidrolisis
S : Signifikan
TS : Tidak Signifikan
dari sirup yang dihidrolisis dengan waktu lima menit, signifikan dengan
menit, dan 20 menit. Julmlah glukosa pada sirup dengan waktu hidrolisis
adanya perbedaan yang signifikan dengan jumlah glukosa pada sirup yang
jumlah glukosa, dilakuka uji statistik dengan uji Regresi linear. Hasil uji
Model Sig.
Regression √
1 Residual
Total
a. Dependent Variable: Jumlah glukosa
b. Predictors: (Constant), Waktu
Pada tabel menunjukkan hasil uji regresi adalah significant (sig.
56
turut adalah 5,6 mg, 7,2 mg, 12,2 mg, dan 3,2 mg. Waktu hidrolisis yang
D. Keterbatasan Penelitian
1. Uji penerimaan sirup hanya dilakukan dengan uji organoleptik, tanpa ada
lainnya.
pewangi makanan/ minuman sehingga rasa manis tidak begitu tinggi dan
sirup terasa sedikit asam, serta bau air beras pada sirup tidak berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB V
DI SEKOLAH
Air Leri Beras IR-64 dengan Metode Luff-Schoorl” dapat diterapkan dalam dunia
dijadikan praktikum pada materi Ruang Lingkup Biologi, terkhusus pada sub
materi Metode Ilmiah pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas X semester I. Adapun komptensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi
acuan adalah:
Kompetensi Inti :
dunia.
58
masalah.
kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
Kadar Glukosa Pada Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64 Dengan Metode
59
BAB VI
A. Kesimpulan
2. Jumlah glukosa maksimal kadar glukosa terdapat pada sirup dengan waktu
B. Saran
1. Pada uji penerimaan sirup perlu dilakukan uji terhadap kandungan bakteri
produk.
60
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, P., Asngad Aminah, Ika Nur Rahmawati. 2013. Pemanfaatan Limbah Air
Cucian Beras Ir-36 dan IR-64 (Air Leri) untuk Pembuaatan Sirup Melalui
Proses Fermentasi dengan Penambahan Bunga Rosella Sebagai Pewarna
Alami. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta.
Fachry, A. R., Puji Astuti, Tri Gita Puspitasari. 2013. Pembuatan Bioetanol dari
Limbah Tongkol Jagung dengan Variasi Konsentrasi Asam Klorida dan
Waktu Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19, No. 1.
61
Hartono dan Wahtudi. 1999. Pembuatan Glukosa dari Pati Tapioka secara
Hidrolisis Kimiawi. Bandung : Politeknik Negri Bandung
Idral, D.D., Salim Marmiati, Elida Salim. 2012. Pembuatan Bioetanol dari Ampas
Sagu dengan Proses Hidrolisis Asam dan Menggunakan Saccharomyces
Cerevisiae. Jurnal Kimia UNAND. Vol. 1, No. 1. ISSN 2301-9921.
Surakarta.
James, J., Colin Baker, Helen Swain. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk
Keperawatan. Alih Bahasa Wardhani. Jakarta : Penerbit Erlangga
Liu, T., Liqun Rao, Yong Yuan, Li Zhuang. 2015. Research Article Bioelectricity
Generation in a Microbial Fuel Cell with a Self-Sustainable
Photocathode. Volume 2015, Article ID 864568.
Lubis, M. R. 2012. Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisor Asam Sulfat untuk
Pembuatan Perekat. Jurusan Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 9,
No.2, 2012.
Oktavia, H. T., Sri Sumiyati, Ir. Endro Sutrisano. 2012. Pemanfaatan Limbah Air
Cucian Beras Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Padat Secara
Fermentasi Oleh Saccharomyces cerevisiae. Thesis. Mahasiswa Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro. Dosen Teknik Lingkungan
Universitas Diponegoro. Semarang.
62
Purba, R. P. 2009. Produksi Etanol dengan Variasi Inokulum dan Kadar Pati
Jagung pada Kultur Sekali Unduh. Yogyakarta : UAJY
Rahmadsyah. 2015. Pengaruh Air Leri, Air The Basi, dan Air Kopi sebagai
Larutan Nutrisi Alternatif terhadap Budidaya Bayam Merah (Alternanthera
amoeba Voss) dengan Metode NFT (Nutrient Film Technique). Skripsi.
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
Rustan, I. R. 2013. Studi Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari
Fermentasi Cabai Rawit (Capsicum fruetencens L.). Makasar : Universitas
Hasanudin
Sari, N., Ratna Wardani. 2015. Pengolahan dan Analisis Data Statistika dengan
SPSS. Yogyakata : Deepublish.
Sulaiman, S., Lalita Lisprayatna, Yosi Bayu Murti. 2012. Formulasi Sirup Ekstrak
Daun Legundi (Vitex trifolia L.) . Majalah Obat Tradisional. Vol. 17, No.
2.
63
Syamsiah dan Hartati. 2010. Analisis Kadar Glukosa Pada Tepung Umbi
Amorphophallus sp. (Analysis of Glucose Levels in Tuber Flour
Amorphophallus sp.). Bionature, Vol. 11, No. 2.
Utami, R. S., Eva Pamungkas Sari, Inayati. 2014. Pengaruh Waktu Hidrolisa dan
Konsentrasi Asam pada Hidrolisa Pati Kentang dengan Katalis Asam.
Ekuilibrium. Vol. 13, No. 2.
Wardiah, L., Hafnati Rahmatan. 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai
Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Pakchoy (Bassica Rapa L.).
Jurnal Biologi. Vol. 1, No.6.
Wibowo, A. E., Yonika Larasati. 2015. Cara Gaul Menjadi Peneliti Pharmasi
(Strategi Pencarian Idee Riseet, Manaemen Riset, Penulisan Riset,
Peenelusuran Pustaka, Serta Publikasi Ilmiah). Yoyakarta : Deepublisher.
Xiang, Q., Yong Lee, Pär Pettersson, Robert Torget. 2003. Heterogeneous
Aspects of Acid Hydrolysis of α-Cellulose. Jurnal Humana Press. Vol.
105-108. No. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
No. Panelis :
KESEDIAAN MENJADI PANELIS
Nama :.......................................................
Umur :.......................................................
NIM : 141434078
Yogyakarta,…………….………..2018
Panelis,
(………………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tidaknya sirup)
yang diuji (tidak berbau, berbau khas air beras, atau berbau
asam)
67
Keterangan :
68
Panelis
Sirup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A1HCl 3 4 5 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 9 7
A1k 4 5 6 6 6 6 6 5 6 7 7 7 7 7 7 8 8 9 7 7
A2HCl 5 7 6 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 9 7
A2k 4 5 6 7 6 6 6 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
A3HCl 7 7 6 7 4 7 7 8 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 9 7
A3k 4 5 6 5 6 6 7 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
A4HCl 9 9 8 5 7 7 8 9 7 6 7 7 7 7 9 8 8 9 9 7
A4k 4 9 6 5 6 6 8 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
B1HCl 5 7 7 6 6 7 7 8 8 6 6 7 6 7 7 7 9 9 9 7
B1k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 5 8 9 7 7
B2HCl 8 7 7 6 6 7 7 8 8 6 6 7 6 6 7 8 9 9 9 6
B2k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 6 7 9 7 7
B3HCl 8 9 7 7 6 7 7 8 7 6 6 7 7 6 7 8 9 9 8 6
B3k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 6 7 9 7 7
B4HCl 4 5 7 5 6 7 7 8 7 6 7 7 6 6 7 5 6 6 8 6
B4k 7 9 6 6 6 6 7 6 8 7 7 7 6 7 7 6 7 9 6 7
C1HCl 7 4 6 4 7 6 5 4 5 6 7 4 7 6 4 5 8 5 8 7
C1k 6 5 6 5 7 6 5 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C2HCl 7 6 9 4 7 6 7 6 9 6 7 4 7 7 6 6 8 6 8 7
C2k 6 5 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C3HCl 8 6 7 7 7 7 8 9 8 7 5 4 7 6 9 7 5 9 8 7
C3k 6 5 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C4HCl 5 8 6 5 7 5 4 6 3 6 5 4 7 6 6 4 4 7 8 7
C4k 6 9 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Keterangan :
Kode A B C 1 2 3 4 HCl k
Sirup
Sirup Sirup Sirup
Kena dengan Sirup Sirup
dengan dengan dengan
Ketera mpak Bau Rasa waktu dengan tanpa
waktu waktu waktu
ngan an sirup sirup hidrolis penambah penamba
hidrolisis hidrolisis hidrolisis
sirup is 10 an HCl han HCl
5 menit 15 menit 20 menit
menit
Normal
Most Extreme Differences Asymp.
Parameters Kolmogorov
N Sig. (2-
Std. -Smirnov Z
Mean Absolute Positive Negative tailed)
Deviation
70
Normal
Most Extreme Differences Asymp.
Parameters Kolmogorov
N Sig. (2-
Std. -Smirnov Z
Mean Absolute Positive Negative tailed)
Deviation
Keterangan
A : Jumlah data
Ak : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 5 menit
B : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 5 menit
Bk : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 10 menit
C : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 10 menit
Ck : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 15 menit
D : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 15 menit
Dk : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 20 menit
A : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
a. Kenampakan
Kena Kena
Kenam Kenam Kenam Kenam
Kenam mpak Kenam mpak
pakan pakan pakan pakan
pakan an pakan an
sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup sirup C sirup
A Ak D Dk
Bk Ck
N 20 20 20 20 20 20 20 20
Kolmogo
rov-
1.094 0.813 1.391 1.059 1.453 1.106 0.933 0.948
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.182 0.523 0.042 0.212 0.029 0.173 0.349 0.33
tailed)
b. Bau
Kolmogo
rov-
1.12 0.883 0.916 1.085 1.113 1.085 0.93 1.158
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.162 0.416 0.371 0.19 0.168 0.19 0.352 0.137
tailed)
c. Rasa
N 20 20 20 20 20 20 20 20
Kolmogo
rov-
.782 .922 .938 .935 .988 .935 .729 .855
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- .574 .363 .343 .346 .283 .346 .662 .457
tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
B. Uji Normalitas Kadar Glukosa pada Sirup Air Leri Beras IR-64
2. Deskripsi Data
Jumlah glukosa
3. ANOVA
a. Waktu Shapiro-Wilk
Sig.
5 menit √
10 menit √
Glukosa
15 menit √
20 menit -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Keterangan
√ : Signifikan
- : Tidak Signifikan
b. Uji Normalitas
c. Uji Homogenitas
Jumlah glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.797 3 8 .529
d. ANOVA
Jumlah glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 130.153 3 43.384 6.194 .018
Within Groups 56.033 8 7.004
Total 186.187 11
e. Tukey’s HSD
74
4. Uji Regresi
75
DOKUMENTASI PENELITIAN
76
Uji Organoleptik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SILABUS
Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah ling-kungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
78
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Ruang Lingkup Biologi
3.1 Memahami melalui Permasalahan Mengamati observasi 5 minggu x Video
penerapan tentang ruang Biologi pada dan melakukan Sikap saat 3 JP kesela
lingkup Biologi berbagai objek penelitian dengan proses matan
(permasalahan pada Biologi, dan menerapkan pembelaja kerja
berbagai obyek Biologi tingkat aspek-aspek ran di
dan tingkat organisasi organisasi keselamatan kerja berlangsu Labora
kehidupan), metode kehidupan dalam laboratorium ng torium
ilmiah dan prinsip Cabang- Biologi Sikap saat Buku
keselamatan kerja cabang ilmu praktikum Biologi
berdasarkan pengamatan dalam Biologi Menanya berlangsu untuk
dan percobaan dan kaitannya siswa dimotivasi ng Kelas
untuk membuat
dengan Sikap saat X SMA
pengembangan pertanyaan kreatif dan
diskusi
karir di masa dan kritis terkait MA
berlangsu
depan metode ilmiah dan
ng
keselamatan kerja
Manfaat
di laboratorium
mempelajari portopolio
Biologi bagi diri Mengumpulkan Data Laporan
sendiri dan praktikum
Menggali informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
80
B. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada
berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),
melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan
kerja
KD 4.1 : Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang
permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat
organisasi kehidupan
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
C. Indikator
3.1.1 Memahami tahapan-tahapan kerja metode ilmiah
3.1.2 Menganalisis tata cara keselamatan kerja dalam
melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah
3.1.3 Menyimpulkan tentang tata cara keselamatan kerja dan
kaitannya dengan metode ilmiah
4.1.1 Melakukan eksperimen yang berkaitan dengan permasalah
biologi (praktikum Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa Pada
Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64 Dengan Metode
Pengukuran Luff Schoorl)
4.1.2 Menyajikan data hasil percobaan yang dilakukan dalam bentuk
laporan
D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Melalui pemutaran video siswa dapat memahami tahapan-
tahapan kerja metode ilmiah
3.1.2 Melalui diskusi kelompok siswa dapat menganalisis tata cara
dan keselamatan kerja dalam melaksanakan penelitian
dengan metode ilmiah
3.1.3 Melalui presentasi kelompok siswa dapat menarik kesimpulan
tentang tata cara keselamatan kerja dan kaitannya dengan
metode ilmiah
4.1.1 Melalui kegiatan praktikum siswa dapat menyelesaikan
permasalahan biologi sesuai dengan tahapan metode ilmiah
4.1.2 Setelah kegiatan praktikum siswa dapat membuat laporan
tertulis hasil eksperimen mengenai hidrolisis glukosa oleh HCl
E. Materi Pembelajaran
Metode Ilmiah
Keselamatan Kerja
82
83
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 x 45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Menyiapkan suasana belajar
(20 menit) belajar siswa yang kondusif
2. Mengawali kegiatan dengan
berdoa dan kemudian
mengabsen kehadiran siswa
Melakukan 3. Guru menyampaikan materi
apersepsi yang akan dibahas, serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Guru memotivasi siswa agar
semangat belajar
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil yang terdiri
dari 5 orang
Inti (80 menit) Mengamati 6. Siswa menonton video
tentang “keselamatan kerja di
laboratorium” pada viewer
7. Siswa mencatat setiap hal
penting yang ditemukan
8. Guru memberikan arahan
dan tugas setelah menonton
video
9. Siswa mengerjakan tugas
dalam kelompok
10. Guru melihat kemampuan
interaksi siswa dalam
kelompok
Menanya 11. Siswa dirangsang untuk
bertanya pada guru tentang
apa yang belum dimengerti
dalam menjawab soal latihan
kelompok, atau tentang
penjelasan pada buku yang
kurang dimengerti siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
85
86
J. Penilaian
Kompetensi dan Teknik Penilaian
1. Kognitif : Tugas kelompok (uraian)
2. Afektif : Melalui pengamatan saat KBM
3. Psikomotorik : Kinerja dan laporan
Bentuk Instrumen
1. Latihan soal
2. Tabel pengamatan (terlampir)
3. Laporan individu (LKS)
Yogyakarta,…………………..2018
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Nama :
Kelas/ Kelompok :
A. Judul : Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa Pada Sirup Hasil Hidrolisis Air
Leri Beras IR-64 Dengan Metode Pengukuran Luff Schoorl
B. Tujuan Pembelajaran
4.1.1 Melalui kegiatan praktikum siswa dapat menyelesaikan
permasalahan biologi sesuai dengan tahapan metode ilmiah
4.1.2 Setelah kegiatan praktikum siswa dapat membuat laporan
tertulis hasil eksperimen mengenai hidrolisis glukosa oleh HCl
88
D. Cara Kerja
1. Pembutan Sirup Air Leri Beras IR-64
a. Disiapkan beras IR-64
b. Beras ditimbang sebanyak 25 gram
c. Didihkan 75 ml akuades pada gelas beker 100 ml
d. Dimasukan 25 gram beras ke dalam akuades mendidih
e. Diaduk hingga suhu larutan menjadi suam kuku
f. Ditambahkan HCl 0,5 N sebanyak 5 mililiter
g. Diaduk agar larutan tercampur merata
h. Dipanaskan dalam oven 125 0C dengan variasi waktu :
1) 5 menit
2) 10 menit
3) 15 menit
4) 20 menit
i. Sirup dipindahkan sesegera mungkin ke dalam coolbox
j. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali
89
F. Pembahasan
1. Jelaskan proses perubahan yang terjadi pada larutan (sirup)!
2. Apakah ada perbedaan jumlah glukosa dari perbedaan lama
waktu hidrolisis? Jelaskan mengapa bisa terjadi!
3. Apakah ada perbedaan antara larutan yang diberi HCl dan yang
tidak diberi HCl? jelaskan!
4. Jelaskan fungsi larutan NaOH pada praktikum!
5. Jelaskan fungsi dan proses kerja larutan Luff-Schorl!
G. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
91
92
93
94
TOTAL
Keterangan
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik
Skor
Nilai Keterangan yang
diperoleh
A Sangat Baik 61-80
B Baik 41-60
C Cukup Baik 21-40
D Kurang Baik 0-20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
96
97