Anda di halaman 1dari 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KUANTITATIF KADAR GLUKOSA


PADA SIRUP HASIL HIDROLISIS AIR LERI BERAS IR-64
DENGAN METODE PENGUKURAN LUFF SCHOORL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Maria Gabriela Walman Ratu


NIM : 141434078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari


pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat
dianggap?”

(Yesaya 2 : 22)

Karya kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang menyertai setiap langkah hidupku

Kedua orangtuaku tercinta, Wilhelmus Ratu dan Rofina Waru

Kedua adikku terkasih, Dimitris H. W. Ratu dan Yohanes C. W. Ratu

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan doa

Seluruh keluarga besar Pendidikan Biologi 2014

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS

KUANTITATIF KADAR GLUKOSA PADA SIRUP HASIL HIDROLISIS

AIR LERI BERAS IR-64 DENGAN METODE PENGUKURAN LUFF

SCHOORL”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada program studi Pendidikan Biologi.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,

dukungan, semangat, dan doa. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menyertai dan memberkati dari awal

perencanaan skripsi hingga penelitian akhir.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis

untuk mencari dan mengembangkan ilmu.

4. Drs. Antonius Tri Priantoro M. For. Sc. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Biologi dan Para Dosen Pendidikan Biologi yang telah

meluangkan waktu untuk membagi ilmu dan belajar bersama baik di

dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

5. Drs. Antonius Tri Priantoro M. For. Sc. selaku dosen pembimbing yang

telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, semangat, dan selalu

membantu dalam menyelesaikan tugas akhir.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Orang tua, Bapak Wilhelmus Ratu dan Ibu Rofina Waru yang selalu

memberi bantuan, semangat, doa, dorongan, dan kasih sayang sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Saudara, Dimitris Hartono W. Ratu dan Yohanes Cestro W. Ratu, yang

selalu menemani, memberi semangat dan hiburan dalam mengerjakan

tugas akhir.

8. Seluruh keluarga yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis.

9. Keluarga kecil di Yogyakarta, Kornelis N. Making, Brigita B. Lokang,

Rosalia Dwi Werena, Yohanes Nataliandi Gilo, Novita M. D. Tani,

Justinho Manuel C. Da Conceicao, Paulus Pega, Elviana Kaka Daha,

Mariano Pratama Model, Katharina Surach Bato, Angelin S. L. T. Arsi,

Maria Angelina Corona Tolok, Neli Wende yang telah menjadi keluarga,

membantu dalam setiap pekerjaan dan perkuliahan, mendoakan, dan

memberi dorongan.

10. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah membantu

dengan caranya masing-masing, selalu memberi semangat dan menjadi

teman-teman seperjuangan selama menempuh perkuliahan di Program

Studi Pendidikan Biologi Sanata Dharma, khususnya untuk Natasya Serri

Supit, Maria G. W. A. P. Rapar, Oktaviani Suryati, Jeane M. Kandow,

Miltiades Naru, Stela Maris Gracia yang telah membantu, menemani dan

memberi semangat selama melakukan penelitian.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS KUANTITATIF KADAR GLUKOSA


PADA SIRUP HASIL HIDROLISIS AIR LERI BERAS IR-64
DENGAN METODE PENGUKURAN LUFF SCHOORL

Maria Gabriela Walman Ratu

141434078

Universitas Sanata Dharma

Air cucian beras atau yang disebut juga air leri merupakan salah satu jenis
limbah cair yang banyak bersumber dari produksi domestik (limbah rumah
tangga). Pemanfaatan air leri dikembangkan lagi dengan pengolahan air leri
menjadi sirup glukosa. Salah satu contoh beras yang dimanfaatkan dalam
pembuatan sirup yaitu dengan beras IR-64 atau yang sering disebut juga beras
Setra Ramos. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah glukosa dari hasil
pembuatan sirup dengan metode hidrolisis asam pada air leri beras IR-64 dan mengetahui
pada perlakuan mana terjadi gula reduksi minimal dan gula reduksi maksimal.
Metode pembuatan sirup yaitu dilakukan dengan penambahan HCl sebagai
bahan pembantu pengubahan pati menjadi glukosa. Variabel bebas dalam
penelitian yaitu waktu hidrolisis glukosa 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20
menit. Variabel terikat dalam penelitian yaitu kadar glukosa, kenampakan, bau
dan rasa dari sirup air leri yang dihasilkan. Variabel kontrol dalam penelitian yaitu
suhu, jumlah akuades, waktu pemanasan akuades, dan berat beras. Analisis data
dilakukan secara kuantitatif dengan uji organoleptik terhadap kenampakan, bau,
dan rasa dan uji kadar glukosa dengan metode pengukuran Luff Schoorl.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan rata-rata jumlah glukosa dari
pembuatan sirup air leri beras IR-64 dengan metode hidrolisis asam pada waktu
berturut-turut yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit adalah sebesar 5,6
mg, 7,2 mg, 12,2 mg, 3,2 mg. Rata-rata jumlah glukosa terendah yaitu sebesar 3,2
mg dengan perlakuan waktu hidrolisis 20 menit, dan rata-rata jumlah glukosa
tertinggi yaitu sebesar 12,2 mg dengan perlakuan waktu hidrolisis selama 15
menit. Dari penelitian diketahui bahwa pembuatan sirup dengan waktu hidrolisis
yang semakin lama menyebabkan adanya penurunan kadar glukosa.

Keywords : Glukosa, Air Leri, Luff Schoorl, Hidrolisis

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

QUANTITATIVE ANALYSIS OF GLUCOSE LEVELS


IN HYDRAULIC RESULTS OF IR-64 RICE FLOW WATER
USING MEASUREMENT METHODS LUFF SCHOORL

Maria Gabriela Walman Ratu

141434078

University of Sanata Dharma

Rice washing water or also called leri water is one type of liquid waste
which is sourced mostly from domestic production (household waste). Utilization
of leri water is further developed by processing leri water into glucose syrup. One
example of rice that is used in making syrup is with IR-64 rice or often called
Setra Ramos rice. The aim of the study was to determine the amount of glucose
from syrup making using the method of acid hydrolysis in IR-64 rice leri water
and find out that in the treatment there was minimal reduction sugar and
maximum reducing sugar.
Syrup making method is done by adding HCl as an auxiliary material to
convert starch to glucose. The independent variables in the study were glucose
hydrolysis time of 5 minutes, 10 minutes, 15 minutes, and 20 minutes. Dependent
variables in the study were glucose levels, appearance, smell and taste of liquid
water syrup produced. The control variables in the study were temperature,
number of aquades, heating time of distilled water, and weight of rice. Data
analysis was carried out quantitatively by organoleptic test on appearance, odor,
and taste and glucose level test using Luff Schoorl measurement method.
The results obtained showed the average amount of glucose from the
manufacture of IR-64 rice water syrup with acid hydrolysis method at consecutive
times of 5 minutes, 10 minutes, 15 minutes and 20 minutes at 5.6 mg, 7. 2 mg, 12.2
mg, 3.2 mg. The lowest average amount of glucose is 3.2 mg with the treatment of
hydrolysis time of 20 minutes, and the highest average amount of glucose is 12.2
mg with the treatment of hydrolysis time for 15 minutes. From the research, it is
known that making syrup with the longer hydrolysis time causes a decrease in
glucose levels.

Keywords : Glucose, Leri's water, Luff Schoorl, Hydrolysis

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... ii


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5


A. Landasan Teori ............................................................................................ 5
1. Limbah .................................................................................................... 5
2. Beras IR-64 ............................................................................................. 6
3. Sirup ........................................................................................................ 8
4. Hidrolisis ............................................................................................... 10
5. Karbohidrat ........................................................................................... 14
6. Glukosa ................................................................................................. 17
7. Luff Schoorl ........................................................................................... 19
8. Uji Organoleptik.................................................................................... 22
B. Penelitian Relevan..................................................................................... 24

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 26


D. Hipotesis .................................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29


A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 29
B. Variabel Penelitian .................................................................................... 30
C. Batasan Masalah........................................................................................ 30
D. Alat dan Bahan .......................................................................................... 31
E. Prosedur Kerja........................................................................................... 31
1. Pembutan Sirup Air Leri Beras IR-64 ................................................... 31
2. Pembuatan Blangko (kontrol) Sirup Air Leri Beras IR-64 ................... 32
3. Penetralan Sirup dengan Pemberian HCl .............................................. 33
4. Persiapan Uji Organoleptik ................................................................... 33
F. Teknik Pengambilan Data ......................................................................... 34
1. Uji Organoleptik Sirup Air Leri Beras IR-64 ....................................... 34
2. Titrasi dan Perhitungan Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis .............. 35
G. Analisis Data ............................................................................................. 37
1. Uji Skor Tingkat Kesukaan pada Sirup Air Leri IR-64 ........................ 37
2. Uji ANOVA Perolehan Glukosa Hasil Hidrolisis Sirup ....................... 37
3. Uji Regresi Variabel Dependen dan Variabel Independen ................... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 40


A. Hasil Uji Organoleptik Sirup Air Leri Beras IR-64 .................................. 40
1. Deskripsi Sirup Air Leri Beras IR-64 ................................................... 40
2. Tingkat Kesukaan Panelis tehadap Kenampakan, Bau, dan Rasa Sirup 44
B. Hasil Penghitungan Glukosa ..................................................................... 49
C. Hasil Analisis Data .................................................................................... 51
1. Hasil Uji Skor pada Sirup ..................................................................... 51
2. Hasil Uji ANOVA ................................................................................. 53
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 56

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN


DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH ................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 59


A. Kesimpulan ............................................................................................... 59
B. Saran.......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60


LAMPIRAN ......................................................................................................... 64

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Mutu Gizi Beras IR-64 ........................................................................... 8


Tabel 2. 2 Syarat Mutu Sirup ................................................................................ 10
Tabel 2. 3 Ekuivalen Natriumthiosulfat ................................................................ 21
Tabel 3. 1 Perlakuan Penelitian ............................................................................. 29
Tabel 3. 2 Titrasi Sirup dengan Natriumthiosulfat................................................ 36
Tabel 4. 1 Deskripsi Kenampakan, Bau, dan Rasa ............................................... 40
Tabel 4. 2 Hasil Titrasi Sirup dengan Natriumthiosulfat ...................................... 49
Tabel 4. 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Kenampakan Sirup ................... 51
Tabel 4. 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Bau Sirup .................................. 52
Tabel 4. 5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Rasa Sirup ................................ 52
Tabel 4. 7 Uji Normalitas Data ............................................................................. 53
Tabel 4. 8 Uji Homogenitas Data .......................................................................... 53
Tabel 4. 9 Uji ANOVA ......................................................................................... 54
Tabel 4. 10 Hasil Uji Tukey................................................................................... 54
Tabel 4. 11 Uji Regresi Linear .............................................................................. 55

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Beras Setra Ramos ............................................................................. 7


Gambar 2. 2 Polisakarida ...................................................................................... 13
Gambar 2. 3 Mekanisme Hidrolisis Polisakarida dengan Asam ........................... 13
Gambar 2. 4 Ikatan Amilosa dan Amilopektin ..................................................... 16
Gambar 2. 5 Gula D-Glukosa dan L-Glukosa ....................................................... 18
Gambar 2. 6 Isomer Siklik Glukosa ...................................................................... 19
Gambar 2. 7 Proses Kimia dengan Larutan Luff Schoorl...................................... 20
Gambar 2. 8 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 27
Gambar 4. 1 Reaksi Degradasi Glukosa ............................................................... 43
Gambar 4. 2 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap Kenampakan sirup ............... 45
Gambar 4. 3 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap Bau Sirup ............................. 46
Gambar 4. 4 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap Rasa Sirup ............................ 47
Gambar 4. 5 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap Sirup..................................... 48

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan Panelis ................................................ 65


Lampiran 2 Tabel Uji Organoleptik ...................................................................... 66
Lampiran 3 Uji Normalitas Sirup dan Kadar Glukosa .......................................... 68
Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 75
Lampiran 5 Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (Biologi) SMA ....... 77
Lampiran 6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 80

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air cucian beras atau yang disebut juga dengan air leri, merupakan salah satu

jenis limbah cair yang lebih banyak bersumber dari produksi domestik (rumah

tangga). Dalam kaitannya dengan limbah, air leri dianggap sebagai bahan buangan

dan tidak dimanfaatkan kembali. Air leri sendiri masih memiliki beberapa

kandungan yang bermanfaat yang terkikis pada saat pencucian beras. Dengan

pengolahan kembali, limbah air leri diharapkan dapat meningkatkan mutu

produksi dan memiliki nilai ekonomi.

Beberapa kandungan yang terdapat pada air leri yaitu seperti, zat pati sebesar

89% - 90%, selulosa, hemiselulosa, dan gula. Air leri mengandung vitamin B1

yang terkikis dari beras pada saat proses pencucian beras (Andrianto, 2007). Pada

penelitian Oktavia dkk (2012), air leri digunakan sebagai bahan dasar pembuatan

etanol. Pemanfaatan air leri dikembangkan lagi dengan penelitian Astuti dkk

(2013), dimana air leri diolah menjadi sirup air leri. Dalam keseharian, beberapa

masyarakat memanfaatkan air leri secara langsung sebagai pupuk bagi tanaman.

Pembuatan sirup air leri dilakukan dengan memanfaatkan kandungan pati

pada air leri beras IR-64 sebagai sumber glukosa dengan proses hidrolisis glukosa.

Hidrolisis glukosa dapat dilakukan dengan metode enzimatis dan dengan

menggunakan asam. Secara enzimatis hidrolisis glukosa dilakukan dengan

menggunakan enzim seperti, α amylase, β amylase, atau glukoamilase. Sementara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hidrolisis dengan menggunakan asam merupakan metode kimia dengan

menggunakan asam-asam organik, seperti H2SO4, HCl, dan HNO3.

Penggunaan enzim glukoamilase pada proses enzimatis dapat diubah dengan

metode fermentasi oleh mikrobia. Fermentasi merupakan proses penguraian

senyawa organik yang disertai dengan pengubahan substrat oleh mikrobia,

sehingga menghasilkan energi atau produk baru (Pelczar, 2007). Dalam metode

fermentasi, mikrobia yang digunakan yaitu mikrobia yang dapat menghasilkan

glukoaminase yang kemudian akan melakukan proses hidrolisis. Fermentasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, keasaman (pH), mikrobia, suhu,

oksigen, dan waktu. Pada proses hidrolisis dengan asam terjadi pemotongan pati

oleh asam sehingga membentuk campuran dekstrin, maltosa dan glukosa

(Assegaf, 2009). Jumlah glukosa yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh proses

dan faktor pendukung proses hidrolisis dan dapat diukur secara kualitatif maupun

kuantitatif.

Pengukuran jumlah kadar glukosa dengan metode kuantitatif dilakukan

dengan beberapa cara seperti, dengan metode fisika (dengan indeks bias), kimia

(Luff Schoorl), Nelson Somogy, metode enzimatis dan metode asam fenol sulfat,

dll (Sumantri, 2017). Pada penelitian Astuti, dkk (2013), kadar glukosa pada sirup

air leri dianalisis dengan menggunakan metode Nelson Somogy. Penelitian

Syamsiah dan Hartati (2010), dilakukan analisis kadar glukosa terhadap tepung

Umbi Amorphophallus sp. dengan metode Anthrone dengan pengukuran

menggunakan Spektrofotometer. Pengukuran konsentrasi glukosa oleh Rofik dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Riwayati terhadap hidrolisa enzimatis daun api api dilakukan dengan

menggunakan metode GOD-PAP.

Pemanfaatan limbah air leri dengan proses hidrolisis glukosa untuk

pembuatan sirup baik secara enzimatis atau dengan penambahan asam, dapat

menghasilkan jumlah glukosa yang berbeda-beda. Dari setiap metode hidrolisis

tersebut, hasil hidrolisis glukosa juga dapat divariasikan sesuai dengan variasi

perlakuan, seperti perbedaan konsentrasi, waktu, suhu, atau jumlah pati. Untuk

mengetahui perbedaan jumlah kadar glukosa yang dihasilkan secara objektif

(kuantitatif), dapat menggunakan salah satu jenis metode kimia seperti metode

pengukuran Luff Schoorl. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan

penelitian mengenai jumlah kadar glukosa pada sirup air leri beras IR-64, yang

dibuat dengan metode hidrolisis glukosa oleh asam (HCl) dengan perlakuan waktu

hidrolisis berbeda, dan membandingkan jumlah glukosa yang dihasilkan dari

beberapa variasi perlakuan tersebut. Penelitian dilakukan dengan judul “Analisis

Kuantitatif Kadar Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64

dengan Metode Pengukuran Luff Schoorl”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Berapa jumlah glukosa yang dihasilkan pada sirup glukosa dengan metode

hidrolisis asam pada air leri beras IR-64?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pada perlakuan mana terbentuk gula reduksi minimal dan gula reduksi

maksimal?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jumlah glukosa dari hasil pembuatan sirup dengan metode

hidrolisis asam pada air leri beras IR-64.

2. Mengetahui pada perlakuan mana terjadi gula reduksi minimal dan gula

reduksi maksimal.

D. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain

sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan tentang pengelolaan limbah air cucian beras

sebagai sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.

b. Mengetahui potensi hidrolisis glukosa oleh HCl dengan jenis dan

jumlah larutan pati yang telah ditetapkan.

c. Mengetahui sebab akibat terbentuknya glukosa pada sirup air leri serta

hubungannya terhadap hasil yang diperoleh.

2. Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi bagi penelitian

selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Limbah

Limbah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang yang bersumber

dari hasil aktivitas manusia maupun alam, dimana belum memiliki nilai

ekonomi. Beberapa aktivitas yang memberikan kontribusi keberadaan limbah

yaitu industri dan kegiatan sehari-hari, seperti minum, makan, dan mencuci.

Banyaknya aktivitas tersebut menimbulkan tumpukan atau hasil limbah terus

meningkat dan menyebabkan kemunduran dalam aspek kebersihan lingkungan

dan estetika, serta perubahan ekologi (Sunarsih, 2018).

Berdasarkan wujudnya, limbah terdiri dari limbah padat dan limbah cair.

Limbah pada umumnya dihasilkan oleh rumah tangga, perdagangan,

perkantoran, peternakan, pertanian, dan pada tempat-tempat umum. Contoh

limbah padat yaitu kertas, kayu, karet, logam, kaca, dll. Sementara limbah cair

menurut PP No.82 tahun 2001, yaitu sisa dari hasil suatu kegiatan yang

berwujud cair. Limbah cair berbeda-beda berdasarkan sifatnya, seperti

agregat, logam, dan mikrobia. Beberapa jenis limbah cair memiliki sifat

tertentu yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup (Sunarsih,

2018).

Sifat limbah membagi limbah dalam dua kelompok, limbah organik dan

anorganik. Limbah organik yaitu limbah yang dapat diurai atau membusuk,

seperti sayuran, buah, dan daun kering. Limbah organik dapat diolah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kompos. Sementara limbah anorganik merupakan limbah yang tidak terurai

dan tidak mudah membusuk, seperti kertas, plastik, kaleng, kayu, dll. Limbah

anorganik ini dapat dijadikan produk lain agar memiliki nilai jual (Sunarsih,

2018).

Air leri merupakan salah satu jenis limbah cair organik yang diperoleh

dari hasil pencucian beras sebelum dimasak. Air leri dihasilkan setiap harinya

baik untuk kepentingan rumah tangga maupun bisnis. Air leri berwarna putih

susu yang menandakan adanya kandungan karbohidrat. Jumlah karbohidrat

yang tinggi tersebut dapat menimbulkan masalah lingkungan karena

menimbulkan polusi udara oleh bau yang kurang sedap dan polusi pada

perairan apabila pembuangannya tidak dilakukan dengan tepat (Jenie dan

Winalti, 1993).

Air leri mengandung vitamin 80% B1, vitamin 70% B3, 90% vitamin B6,

50% mangan, 50% fosfor, 60% zat besi, 100% serat dan asam lemak esensial

terlarut dalam air (Wardiah dan Hafnati, 2014). Kandungan organik pada air

leri dimanfaatkan dalam beberapa bidang seperti kompos, pembuatan etanol,

dan bahan makanan seperti pembuatan nata de leri. Menurut Liu dkk (2015),

kandungan organik yang terdapat dalam limbah air leri tersebut dapat

dimanfaatkan dalam sistem Microbial Fuel Cell (MFC) sebagai sumber

karbon bagi pertumbuhan mikroba.

2. Beras IR-64

Merupakan beras dengan golongan cere (padi tidak berambut), yang

merupakan hasil persilangan dari beras IR5657 dan IR2061. Beras IR-64 ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikenal juga dengan sebutan Setra Ramos. Di Surabaya, Sidoarjo dan daerah

sekitarnya sering disebut dengan Beras Bengawan. Sementara di Tasikmalaya,

beras ini dikenal dengan nama Beras Panjang. Ciri yang dimiliki beras IR-64

ini yaitu memiliki bulir yang agak lonjong dan tidak memiliki wangi yang

khas. Beras IR-64 memiliki ketahanan terhadap hama wereng (Dianti, 2010).

Contoh produk dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Beras Setra Ramos


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Menurut Soemartono dan Haryono (1972), beras IR-64 merupakan

varietas padi dengan pengklasifikasian seperti pada padi umumnya. Klasifikasi

beras ialah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Order : Graminales

Keluarga : Gramineae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Marga : Oryza

Jenis : Oryza sativa L.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2008), menerangkan

bawa beras IR-64 yang beredar di pasaran ada dua jenis yakni glosor dan

kristal. Perbedaanya ialah pada jenis kristal dilakukan pengilapan sehingga

terlihat lebih putih, mengkilap dan bening. Mutu gizi beras glosor dan kristal

beras IR-64, dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Mutu Gizi Beras IR-64

IR-64
Mutu gizi dan antigizi
Beras glosor (%) Beras kristal (%)
Lemak 0,45 0,15
Protein 8,25 8,02
Serat kasar 0,20 0,06
Abu 0,98 0,65
Air 10,14 10,10
Karbohidrat 79,98 81,36
Energi 367,99 370,42
Asam Fitat 0,074 0,023
Sumber : Indrasari (2008)

3. Sirup

Sirup ialah salah satu bahan cair baik kental maupun encer yang

mengandung gula. Perbedaan sirup didasarkan pada konsentrasi dan jenis

rasanya. Konsentrasi sirup inilah yang menunjukkan banyaknya konsentrasi

gula yang terlarut di dalamnya. Rasa pada sirup tergantung pada kandungan

zat terlarut yang ditambahkan pada sirup dan mengandung rasa itu sendiri.

Beberapa sirup dibuat dengan bahan pengawet dan ada juga sirup yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ditujukan untuk penggunaan langsung dan tidak mengandung bahan pengawet

(Sulaiman dkk, 2012).

Menurut Suprapti (2004), kadar gula pada sirup menjadi penentu kualitas

sirup tersebut. Kualitas sirup berdasarkan kadar gula, dapat dibedakan

menjadi :

a. Sirup kualitas no. 1 yaitu dengan kadar gula minimal 65%

b. Sirup kualitas no. 2 yaitu dengan kadar gula 60% sampai 65%

c. Sirup kualitas no. 3 yaitu dengan kadar gula 55% sampai 60%

Menurut Suprapti (2004), sirup memiliki beberapa persyaratan spesifikasi

teknis sebagai minuman sehat. Beberapa persyaratan tersebut yaitu seperti :

a. Memiliki kada gula minimal 55%

b. Menggunakan bahan pewarna yang diizinkan untuk produk makanan

dan minuman

c. Bebas dari bahan pemanis buatan

d. Bebas logam berbahaya seperti, Cu, Hg, Pb, dan As

e. Tidak mengandung pati, jamur, dan ragi

f. Penggunaan bahan pengawet asam benzoat maksimal 250 mg/kg

produk

g. Dapat menggunakan bahan pewangi, glukosa, dan bahan pengikat

seperti agar-agar.

Mutu sirup berdasarkan Standar Nasional Indonesia menurut Badan

Standardisasi Nasional pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Tabel 2. 2 Syarat Mutu Sirup

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan


Keadaan
1 Bau - Normal
Rasa - Normal
Total gula (dihitung
2 sebagai sukrosa) % min.65
(b/b)
Cemaran logam:
Timbal (Pb) mg/kg maks.1,0
3 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,2
Timah (Sn) mg/kg maks. 40
Merkuri (Hg) mg/kg maks. 0,03
4 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks. 0.5
Cemaran mikrobia :
Angka lempeng total
koloni/ ml maks. 5 x 102
(ALT)
Bakteri Coliform APM/ml Maks.20
5 Escherichia coli APM/ml <3
Salmonella sp - negatif/25 ml
Staphylococcus
- negatif/ ml
aureus
Kapang dan khamir koloni/ ml maks. 1x 102
Sumber : SNI 3544 (BSN, 2013)

Kekentalan pada sirup dipengaruhi oleh adanya ikatan hidrogen antara

gugus hidroksil pada molekul gula terlarut dengan molekul air sebagai pelarut.

Semakin besar jumlah gula, maka akan semakin besar pula tingkat kekentalan

sirup. Sirup yang kental tersebut dapat diencerkan terlebih dahulu sebelum

dikonsumsi. Kadar gula yang tinggi dan pH yang rendah menyebabkan waktu

penyimpanan sirup dapat bertahan lama tanpa bahan pengawet dan tanpa

proses sterilisasi (Haryoto, 1998).

4. Hidrolisis

Hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti

peruraian. Hidrolisis sendiri ialah reaksi terurainya suatu zat dalam air.

Hidrolisis kation dan anion yang berasal dari asam lemah atau basa lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

akan membentuk ion H3O+ atau ion OH- dalam air (Kamaludin. 2010).

Hidrolisis pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian

penyusun yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa, dan

glukosa. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses hidrolisasi yaitu

seperti, enzim, ukuran partikel, temperatur, pH, waktu hidrolisis, volume

substrat, pengadukan (Purba, 2009).

Hidrolisis diawali dengan proses mengkonversi pati yang dimulai dengan

pemanasan bahan pati untuk mengganggu struktur granularnya dan untuk

melarutkan dua polimer glukosa (amilosa dan amilopektin). Granula pati yang

bersifat tidak larut dalam air akan larut melalui pemanasan, akibat adanya

penyerapan uap air oleh granula pati. Amilosa dan rantai samping amilopektin

bebas pada granula pati akan berinteraksi membentuk jaringan yang kuat

sehingga menyebabkan peningkatan viskositas dan bersifat

thermoirreversible. Pemanasan yang berlanjut menyebabkan pecahnya granula

pati dan keluarnya amilosa dan amilopektin tersebut (Sutrisno, 2017).

Hidrolisis asam merupakan hidrolisis yang menggunakan asam sebagai

biokatalis dalam prosesnya. Hidrolisis asam disebut juga dengan hidrolisis non

enzimatik. Hidrolisis dengan penambahan asam dapat dilakukan dengan HCl,

H2SO4, dan HNO3. Sementara dengan metode enzimatik hidrolisis dilakukan

dengan penambahan enzim amilase. Keuntungan pada metode hidrolisis

dengan penambahan asam ialah waktu hidrolisis yang singkat namun hasil

hidrolisis tidak begitu tinggi. Sedangkan keunggulan hidrolisis dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

menggunakan enzim ialah hasil hidrolisis yang tinggi namun waktu hidrolisis

lebih lama (Taherzadeh dan Karimi, 2006).

Hidrolisis glukosa dengan metode penambahan asam disebut juga dengan

metode hidrolisis non-enzimatik. Menurut Hartono dan Wahyudi (1999), HCl

digunakan sebagai bahan katalis karena merupakan salah satu jenis oksidator

kuat dengan harga lebih murah dan mudah diperoleh. HCl lebih aman

digunakan dibandingkan dengan beberapa jenis asam lainnya. Penggunaan

katalis HNO3 dapat menyebabkan terbentuknya gas NO2 selama proses

hidrolisis berlangsung. Sementara penggunaan H2SO4 memberikan laju reaksi

hidrolisis yang lebih cepat dan hasil glukosa yang rendah.

Pada proses hidrolisis dengan asam terjadi pemutusan rantai pati secara

acak. Hidrolisis dengan asam akan lebih cenderung sensitif pada ikatan alfa-

1,4-D-glikosidik daripada alfa-1,6-D-glikosidik. Namun struktur linier pada

alfa-(1,4) terdapat pada bagian kristalin, dimana bagian ini sangat rapat

sehingga susah dimasuki oleh air dan atau asam (tahan asam). Bagian yang

tersusun oleh ikatan alfa-(1,6) merupakan bagian amorf dan ikatannya kurang

padat sehingga pada bagian ini mudah terjadi penetrasi dan hidrolisis asam

terhadap granula pati (Wurzburg, 1989).

Rumus bangun polimer glukosa adalah sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gambar 2. 2 Polisakarida
(Sumber : Xiang dkk, 2003)

Reaksi hidrolisis glukosa dengan penambahan asam dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 2. 3 Mekanisme Hidrolisis Polisakarida dengan Asam


(Sumber : Xiang dkk, 2003)

Menurut Fahry dkk (2013), proses hidrolisis dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, seperti :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

a. Suhu reaksi

Jalannya reaksi hidrolisis dipengaruhi oleh suhu terutama pada

kecepatannya. Kecepatan hidrolisis pada setiap pati sendiri berbeda-

beda. Pada umumnya kecepatan reaksi hidrolisis meningkat setiap

kenaikan suhu 10 C. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

penurunan hasil konversi, karena pecahnya glukosa menjadi arang.

b. Waktu reaksi

Semakin lama waktu reaksi maka hasil konversi akan semakin tinggi.

Hal ini disebabkan karena semakin lamanya kesempatan reaktan untuk

bereaksi.

c. Konsentrasi katalis

Semakin cepatnya raksi dapat dipicu dengan jumlah konsentrasi yang

semakin banyak. Konsentrasi katalisator yang sedikit dan

menyebabkan reaksi hidrolisis menjadi lambat dapat dibantu dengan

meningkatkan suhu reaksi.

d. Jumlah kandungan karbohidrat

Kandunga karbohidrat yang sedikit dapat menyebabkan pembentukkan

glukosa yang sedikit, sementara kandungan karbohidrat yang terlalu

banyak menyebabkan reaksi hidrolisis melambat.

5. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa yang menyimpan energi kimia yang

tersusun sebagai polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau zat yang

jika dihidrolisis menghasilkan salah satu senyawa tersebut. Karbohidrat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH 2O)n.

Namun beberapa senyawa karbohidrat tidak mengandung atom hidrogen dan

oksigen dengan perbandingan 2:1, seperti gula deoksiribosa (C5H10O4). Selain

itu, banyak karbohidrat yang mengandung atom lain seperti nitrogen dan

sulfur. Nama karbohidrat masih terus digunakan hingga sekarang meskipun

beberapa hal di atas menunjukkan ketidaksesuaian terhadap rumus karbohidrat

tersebut (Girindra, 1993).

Karbohidrat terdiri atas tiga kelompok yaitu monosakarida, oligosakarida,

dan polisakarida. Monosakarida merupakan gula sederhana yang tidak dapat

dihidrolisis lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Oligosakarida merupakan

senyawa yang jika dihidrolisis menghasilkan dua sampai enam gula

monosakarisa. Polisakarida merupakan karbohidrat yang menghasilkan

sejumlah monosakarida apabila dihidrolisis. Pada umumnya monosakarida

dan disakarida (karbohidrat yang menghasilkan dua gula monosakarida)

merupakan senyawa yang mengkristal, larut dalam air, dan memiliki rasa yang

manis. Sedangkan senyawa polisakarida berbentuk serbuk atau amorf, tidak

larut dalam air, dan tidak berasa (Girindra, 1993).

Senyawa karbohidrat sebagai sumber energi pada tumbuhan disimpan

dalam bentuk pati. Pati memiliki rantai panjang glukosa yang dapat dipecah

menjadi molekul glukosa sederhana. Senyawa ini merupakan alfa polisakarida

yang terdiri dari monomer D-glukosa dalam dua bentuk dasar yaitu amilosa

(rantai glukosa yang lurus) dan amilopektin (rantai glukosa yang bercabang)

(James dkk, 2008).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Amilosa merupakan glukosa yang hampir linear, dimana residu glukosa

dihubungkan melalui ikatan alfa-1,4 glikosidik. Molekul ini relatif kecil

dengan ukuran beberapa ratus hingga beberapa ribu residu glukosa. Amilosa

mengandung satu gugus pereduksi dan satu gugus non pereduksi. Jumlah

amilosa pada pati bervariasi, dari hampir tidak ada (pati sepenuhnya

mengandung amilopektin) hingga 70% (terdapat pada jagung kualitas tinggi

amilosa) (Sutrisno, 2017).

Amilopektin merupakan bagian pati dimana sebagian besar residu

glukosa dihubungi melalui ikatan alfa-1,4 glikosidik dengan alfa-1,6 rantai

samping terkait. Pada ujung rantai polimer terdapat gugus aldehida laten yang

disebut juga dengan ujung pereduksi. Amilopektin memiliki ukuran lebih

besar dari amilosa dengan kandungan hinga 100.000 residu glukosa.

Amilopektin memiliki satu gugus pereduksi dan banyak gugus non-pereduksi

(Sutrisno, 2017).

Gambar 2. 4 Ikatan Amilosa dan Amilopektin


(Sumber : Srtyer, 2000)

Ikatan glikosidik pada amilosa dan amilopektin bersifat stabil pada pH

yang lebih tinggi dan netral, dan akan mengalami hidrolisis kimia pada pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

rendah. Amilosa dan amilopektin terkemas bersama dalam granula pati, serta

memiliki ukuran dan bentuk yang bervariasi tergantung sumbernya. Granula

pati dianggap sebagai substrat yang relatif stabil, dimana hanya perlahan-lahan

terdegradasi oleh enzim. Pada umumnya, pati mengandung 10-25% amilosa

dan 75-90% amilopektin (tergantung pada sumber biomassanya) (Sutrisno,

2017).

6. Glukosa

Salah satu bentuk monosakarida ialah glukosa, dengan rumus C 6H12O6

yang disebut juga heksosa karena memiliki enam atom karbon (C). Glukosa

berasal dari bahasa yunani (glukus) yang berarti manis. Beberapa nama lain

dari glukosa yaitu, dekstrosa, D-glukosa, atau gula buah. Glukosa memiliki

dua struktur yaitu glukosa rantai terbuka dan glukosa rantai tertutup (siklis)

(Sumardjo, 2006).

Glukosa rantai terbuka digambarkan dalam dua notasi, yaitu D-glukosa

dan L-glukosa. Hal ini karena atom C memiliki konfigurasi asimetris. Gula

dalam bentuk D (D-glukosa) merupakan bayangan cermin dari gula dalam

bentuk L (L-glukosa). Sementara glukosa membentuk siklis melalui reaksi

gugus keton atau aldehida dengan gugus OH dari atom C asimetrik terjauh

(Sumardjo, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Gambar 2. 5 Gula D-Glukosa dan L-Glukosa


(Sumber : Sumardjo, 2006)

Struktur rantai terbuka glukosa memiliki enam rantai karbon. Pada C1

memiliki gugus fungsi aldehida, sedangkan C2-C6 mengikat gugus hidroksi

dan atom hidrogen. Gugus hidroksi pada C2, C4, dan C5 berada pada sebelah

kanan, sedangkan gugus hidroksi C3, berada pada sebelah kiri (proyeksi

Fischer). Posisi keempat hidroksi yang terbalik dalam diagram Fischer L-

glukosa dan D-glukosa adalah dua dari kemungkinan 16 aldoheksosa. Pada

gula yang lebih panjang, bentuk L dan D ditentukan dari atom karbon kiral

yang paling jauh dari gugus karbonil (Cairns, 2004).

Glukosa rantai terbuka berada dalam kesetimbangan dengan beberapa

isomer siklis ketika berada dalam larutan. Hal tersebut menyebabkan siklisasi

yaitu reaksi antara gugus aldehida pada C1 dengan gugus hidroksi pada C4

atau C5 membentuk hemiasetal. Glukosa rantai tertutup digambarkan dengan

proyeksi Haworth, dengan empat macam isomer siklis D-glukosa. Empat

macam isomer siklis tersebut yaitu alfa-D-glukopiranosa, beta-D-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

glukopiranosa, alfa-D-glukofuranosa, dan beta-D-glukofuranosa (Cairns,

2004).

Gambar 2. 6 Isomer Siklik Glukosa


(Sumber : Cairns, 2004)

7. Luff Schoorl

Luff Schoorld merupakan salah satu metode untuk menentukan jumlah

monosakarida bahan tertentu secara kimiawi. Penentuan jumlah gula reduksi

yaitu perbandingan antara jumlah kuprooksida sebelum reaksi dan sesudah

reaksi. Dalam penentuan monosakarida, kuprooksida dalam reagen akan

membebaskan iod dari garam KI (banyaknya iod setara dengan banyaknya

kuprooksida). Banyaknya iod tersebut dapat diketahui melalui titrasi dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

dengan menggunakan Natriumtiosulfat. Pada akhir proses, ditambahkan

dengan indikator amilum untuk mengetahui apakah titrasi sudah cukup atau

belum (Sudarmadji. 1996).

Luff Schoorl ditetapkan sebagai metode pengujian karbohidrat yang resmi

oleh BSN dalam SNI 01-2891-1992. Metode ini dipertimbangkan oleh

International Commission for Uniform Methods of Sugar Analisis sebagai

metode yang digunakan dalam menstandarkan analisis gula pereduksi pada

tahun 1936. Metode Luff Schoorl merupakan salah satu metode yang resmi

digunakan di pulau Jawa (Harjadi, 1994).

Menurut Sudarmadji (1996), reaksi yang terjadi dalam penentuan gula

reduksi dengan metode Luff Schoorl dapat dituliskan seperti berikut :

Gambar 2. 7 Proses Kimia dengan Larutan Luff Schoorl


(Sumber : Sudarmadji, 1996)

Perhatian pada pH secara teliti dalam metode Luff Schoorl merupakan hal

yang penting. Suasana yang terlalu asam (pH rendah) dapat menyebabkan

terjadinya reaksi oksidasi ion iodide menjadi I2 sehingga menimbulkan

estimasi yang berlebih pada tahap titrasi. Sedangkan suasana yang terlalu basa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

(pH tinggi) menyebabkan titrasi menjadi lebih rendah akibat adanya reaksi I 2

yang terbentuk dengan air (Harjadi, 1994).

Menurut SNI 3547.1 (2008), penentuan kadar glukosa dengan metode

Luff Schoorl dilakukan dengan menghitung nilai selisih penggunaan

Natriumthiosulfat pada proses titrasi sampel dan titrasi blanko dan

disesuaikan dengan perolehan glukosa pada tabel Luff Schoorl seperti pada

tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Ekuivalen Natriumthiosulfat

Na2S2O3 1M (ml) Glukosa (mg)


1 2.4
2 4.8
3 7.2
4 9.7
5 12.2
6 14.7
7 17.2
8 19.8
9 22.4
10 25.0
11 27.6
12 30.3
13 33.0
14 35.7
15 38.5
16 41.3
17 44.2
18 47.1
19 50.0
20 53.0
21 56.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Na2S2O3 1M (ml) Glukosa (mg)


22 59.1
23 62.2
SNI 3547. 1 : 2008

8. Uji Organoleptik

Produk pangan memiliki nilai mutu subjektif dan objekif. Nilai mutu

objektif dapat diukur dengan menggunakan instrumen fisik, sementara nilai

mutu subjektif dapat diukur dengan instrumen manusia. Pengujian sifat mutu

objektif pangan tersebut sering disebut dengan Uji Organoleptik atau

pengujian sifat inderawi karena penilaian yang dilakukan dengan

memanfaatkan indera manusia (Rihastuti. 2014).

Menurut Rihastuti (2014), beberapa peran penting uji organoleptik adalah

sebagai berikut :

a. Pemeriksaan mutu komoditas pangan

b. Pengendalian proses dan metode pengamatan, dan

c. Pengukuran sifat mutu

Menurut Purwadi, dkk (2017), uji organoleptik dilakukan untuk

mengetahui kualitas suatu produk tertentu, dari segi warna, bau, dan rasa.

Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari uji organoleptik

ialah :

a. Merupakan uji kualitas yang lebih sederhana

b. Pengujian tidak begitu memakan banyak waktu, serta tidak begitu

rumit dan mahal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

c. Membantu memastikan kualitas produk yang sampai pada konsumen

dan memuaskan

Penentuan metode uji organoleptik dilakukan berdasarkan Standar

Nasional Indonesia (SNI). Standar Nasional Indonesia yang digunakan yaitu

SNI 01-2346-2006. Pengujian organoleptik dilakukan melalui uji deskripsi,

uji hedonik (uji kesukaan), dan uji skor. Produk yang diuji menyatakan

produk atau hipotesis diterima apabila hasil perhitungan menyatakan data

berdistribusi normal (BSN, 2006).

Uji deskripsi pada uji organoleptik dilakukan terhadap karakteristik

produk yang terdiri dari kenampakan, bau, dan rasa dari produk. Uji deskripsi

dilakukan untuk mengidentifikasi kerakteristik sensori yang penting pada

suatu produk dan memberikan informasi mengenai derajat atau intensitas

karakteristik tersebut (Anonim, 2014). Uji hedonik merupakan uji tanggapan

kesukaan penguji terhadap produk dan mengemukakan tingkat kesukaan

dengan skala hedonik. Skala hedonik ditransformasi ke dalam skala numerik

berdasarkan tingkat kesukaan (uji skor). Hasil data numerik tersebut

kemudian digunakan untuk analisis statistik (Susiswi, 2009). Informasi uji

hedonik dapat dimanfaatkan untuk membantu mengidentifikasi variabel

bahan tambahan atau proses yang berkaitan dengan karakteristik sensori

tertentu. Hasil uji dapat digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian produk,

pengembangan produk baru, dan pengendalian mutu rutin (Anonim, 2014).

Dalam penilaian mutu atau analisa sifat-sifat sensorik dibutuhkan suatu

komoditi panel yang bertindak sebagai instrument atau alat. Panel adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

suatu atau sekelompok orang yang bertugas untuk menilai sifat atau mutu

benda berdasarkan kesan subjektif (Susiwi, 2009). Dalam penilaian

organoleptik dikenal panelis standar dan panelis non standar. Panelis standar

adalah penguji yang mempunyai kemampuan dan kepekaan tinggi terhadap

spesifikasi mutu produk. Selain itu, panelis standar mempunyai pengetahuan

dan pengalaman dalam uji organoleptik serta telah lulus dalam seleksi

pembentukan panelis standar. Panelis non standar merupakan orang yang

belum terlatih dalam melakukan uji organoleptik. Adapun jumlah minimal

panelis standar dalam sekali uji adalah enam orang, sedangkan jumlah

minimal panelis non standar dalam sekali uji adalah 30 orang (BSN, 2006).

B. Penelitian Relevan

Beberapa penelitian yang sesuai dengan penelitian ini ialah :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Astuti, Aminah Asngad, dan Ika Nur

Rahmawati (2013) dari Pendidikan Biologi UMS, tentang “Pemanfaatan

Air Limbah Cucian Beras Ir-36 dan IR-64 (Air Leri) untuk Pembuatan

Sirup Melalui Proses Fermentasi dengan Menambahkan Bunga Rosella

sebagai Pewarna Alami”. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh

penambahan Rhizopuz orizae dengan dosis berbeda pada kadar gula

reduksi dan mengkaji pengaruh penambahan bunga rosella sebagai

pewarna alami dengan dosis yang berbeda pada kualitas sirup. Metode

yang digunakan dalam pembuatan gula reduksi dilakukan dengan metode

hirolisis glukosa dengan fermentasi oleh R. orizae sebagai penghasil enzim

untuk proses hidrolisis. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

kadar R.orizae yang semakin banyak menunjukkan adanya peningkatan

kadar glukosa yang dihasilkan pada sirup. Persamaan pada penelitian ini

dan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah penggunaan bahan

dasar berupa beras IR-64 dengan tujuan sebagai pembuatan sirup glukosa

dan uji organoleptik sebagai penentuan kualitas sirup. Perbedaan pada

penelian ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada

tujuan penelitian dan metode pembuatan sirup glukosa.

2. Penelitian I Komang Diatmika Ari Pradnyana, I Made Oka Adi Parwata,

dan Nyoman Sudarma (2014), yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Wira Medika PPNI Bali, tentang “Penentuan Kadar Sukrosa

pada Nira Kelapa dan Nira Aren dengan Menggunakan Metode Luff

Schoorl”. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui kadar sukrosa pada

nira kelapa dan nira aren yang dijual di pasaran dimana kadar sukrosa

dilakukan dengan metode Luff Schoorl. Pada hasil penelitian didapatkan

bahwa jumlah sukrosa pada nira kelapa lebih tinggi dari pada nira aren,

dimana pada nira kelapa sebesar 10.0702 % dan pada nira aren sebesar

8.1184 %. Persamaan pada penelitian ini dan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah pada metode pengukuran karbohidrat yang

digunakan yaitu metode pengukuran Luff Schorl. Sementara perbedaan

dari penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak

pada tujuan dan bahan penelitian.

3. Penelitian Rina Sari Utami, Eva Pamungkas, dan Inayati (2014) dari

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, tentang “Pengaruh Waktu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Hidrolisa dan Konsentrasi Asam pada Hidrolisa Pati Kentang dengan

Katalis Asam”. Metode pengukuran glukosa dilakukan dengan metode

lane-eynon. Penelitian dilakukan dengan pemberian variasi perlakuan

hidrolisis pada waktu dan konsentrasi asam (HCl). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semakin tinggi pemberian konsentasi HCl dan

semakin lama waktu hidrolisis menghasilkan kadar glukosa yang semakin

banyak. Persamaan dalam penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah penggunaan HCl sebagai pereaksi hidrolisis dan

perlakuan yang diberikan berupa variasi konsentrasi HCl dan variasi

waktu. Perbedaan pada penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah jumlah konsentrasi HCl dan lama waktu yang divariasikan

pada perlakuan, dan metode yang digunakan untuk pengukuran glukosa.

C. Kerangka Pemikiran

Limbah merupakan salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindari

dalam kegiatan sehari-hari. Limbah air leri Beras IR-64 merupakan salah jenis

limbah yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi dan dapat diolah menjadi

sesuatu yang bermanfaat. Salah satu contoh pemanfaatan limbah air leri yang

bermanfaat dan memberikan nilai ekonomi ialah sirup glukosa. Sirup glukosa

air leri dibuat dengan metode hidrolisis glukosa, dengan memanfaatkan

kandungan pati pada air leri. Hidroisis glukosa dilakukan dengan metode

penambahan asam (HCl). HCl digunakan sebagai bahan penghidrolisis karena

HCl merupakan oksidator yang kuat dengan tingkat bahaya yang rendah.

Variasi perlakuan pada jumlah konsentrasi HCl dan lama waktu hidrolisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

menghasilkan jumlah gula reduksi yang berbeda-beda. Jumlah gula reduksi

menjadi tolak ukur kemampuan hidrolisis glukosa dengan penambahan HCl.

Pengukuran kuantitatif jumlah gula reduksi dilakukan dengan metode Luff

Schoorl. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Meningkatkan mutu produksi Air leri beras IR-64 sebagai


limbah air leri beras IR-64 limbah organik cair dengan
kandungan karbohidrat tinggi

Karbohidrat air leri beras IR-64 sebagai


substrat untuk hidrolisis glukosa

Pengukuran kuantitatif Hidrolisis glukosa dengan


jumlah kadar glukosa dengan variasi waktu
metode Luff Schoorl

Gula reduksi

Gambar 2. 8 Bagan Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Pembuatan sirup glukosa dengan metode hidrolisis asam dapat

mengasilkan persentase glukosa maksimasl 50% dan minimal 10%.

2. Kadar glukosa minimal terdapat pada perlakuan waktu hidrolisis yang

paling lama dan kadar glukosa maksimal terdapat pada perlakuan dengan

waktu hidrolisis 15 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental. Penelitian

eksperimental ialah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan sebab-

akibat dengan adanya keterlibatan penelitian pada manipulasi variabel bebas.

Rancangan penelitian eksperimental mampu memberikan pengujian hipotesis

yang tertata dan cermat (Nursalam, 2008).

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ialah Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan satu faktor pembeda dengan perlakuan kontrol pada

masing-masing variasi waktu. Faktor pembeda yang digunakan dalam

penelitian ialah lama waktu hidrolisi dengan HCl. Hasil penelitian ialah

jumlah kadar glukosa dari masing-masing sirup. Perlakuan pada penelitian

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Perlakuan Penelitian

Waktu
5 menit 10 menit 15 menit 20 menit
HCl A B C D
Kontrol Ak Bk Ck Dk

Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat delapan perlakuan.

Adapun penentuan banyaknya ulangan menurut Hanafiah (2011), dapat

dihitung dengan rumus : (t-1)(r-1) ≥ 15. Dimana t yaitu perlakuan dan r yaitu

ulangan. Berdasarkan rumus tersebut, maka masing-masing perlakuan pada

hidrolisis glukosa dalam penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

B. Variabel Penelitian

Dalam setiap penelitian terdapat objek yang menjadi titik perhatian dalam

penelitian atau disebut juga dengan variabel. Variabel tersebut ialah:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas atau sering disebut independen yaitu merupakan variabel

yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau munculnya variabel

terikat (Siyoto dan Sodik, 2015).

Variabel bebas dari eksperimen ini yaitu, waktu hidrolisis glukosa 5 menit,

10 menit, 15 menit, dan 20 menit.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat atau disebut juga dengan dependen, merupakan variabel

yang muncul akibat pengaruh variabel bebas (Siyoto dan Sodik, 2015).

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa, kenampakan, bau

dan rasa dari sirup air leri yang dihasilkan.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang dinetralisasi dan menjamin

tidak adanya akibat yang timbul pada hasil produk (Setyosari, 2013).

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah suhu, jumlah akuades, waktu

pemanasan akuades, dan berat beras.

C. Batasan Masalah

1. Pembuatan sirup menggunakan limbah air leri beras IR-64.

2. Metode yang digunakan dalam hidrolisis yaitu dengan metode

penambahan asam (HCl).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

3. Jumlah gula reduksi (glukosa) diukur dengan metode pengukuran Luff

Schoorl.

D. Alat dan Bahan

1. Alat

Persiapan alat yang digunakan pada penelitian ialah Oven, hotplate,

coolbox, klem dan statif, timbangan dapur, timbangan analitik, labu ukur 500

ml, erlenmeyer 200 ml, gelas beker 100 ml, gelas beker 50 ml, buret, pipet

ukur, pipet tetes, pengaduk, dan kertas saring.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah beras IR-64, akuades, batu

didih, indikator asam basa, PP, KI, HCl, NaOH, H2SO4, Na2S2O3, amilum 1%,

larutan Luff Schoorl.

E. Prosedur Kerja

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Sanata

Dharma, pada 18 Agustus sampai 30 Agustus 2018. Adapun prosedur kerja

dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pembutan Sirup Air Leri Beras IR-64

a. Beras IR-64 disiapkan pada sebuah wadah

b. Beras IR-64 ditimbang sebanyak 25 g

c. Akuades sebanyak 75 ml dimasukkan pada gelas beker 100 ml

d. Akuades pada gelas beker dipanaskan pada hotplate selama 5 menit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

e. Beras IR-64 sebanyak 25 g dimasukan pada akuades yang telah

dipanaskan

f. Air leri beras IR-64 pada gelas beker disaring dengan kertas saring

pada gelas beker lainnya sebanyak 25 ml

g. Air leri diaduk selama 3 menit

h. Air leri ditambahkan dengan HCl 0,5 N sebanyak 5 ml

i. Larutan diaduk agar tercampur merata

j. Larutan dipanaskan dalam oven 125 C dengan variasi waktu :

1) 5 menit

2) 10 menit

3) 15 menit

4) 20 menit

k. Sirup dipindahkan ke dalam coolbox

l. Pembuatan sirup diulang sebanyak tiga kali

2. Pembuatan Blangko (kontrol) Sirup Air Leri Beras IR-64

a. Beras IR-64 disiapkan pada sebuah wadah

b. Beras IR-64 ditimbang sebanyak 25 g

c. Akuades sebanyak 75 ml dimasukkan pada gelas beker 100 ml

d. Akuades pada gelas beker dipanaskan pada hotplate selama 5 menit

e. Beras IR-64 sebanyak 25 g dimasukan pada akuades yang telah

dipanaskan

f. Air leri beras IR-64 pada gelas beker disaring dengan kertas saring

pada gelas beker lainnya sebanyak 25 ml


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

g. Air leri diaduk selama 3 menit

h. Larutan dipanaskan dalam oven 125 C dengan variasi waktu :

1) 5 menit

2) 10 menit

3) 15 menit

4) 20 menit

i. Sirup dipindahkan ke dalam coolbox

a. Pembuatan sirup diulang sebanyak tiga kali

3. Penetralan Sirup dengan Pemberian HCl

Sirup dengan penambahan HCl dinetralkan dengan cara sebagai berikut

(Pradnyana dkk, 2014):

a. Tiga tetes PP ditambahkan pada sirup sebagai indikator asam dan basa

b. NaOH 50% ditambahkan sebanyak 5 ml

c. Sirup dipindahkan ke labu ukur 500 ml

d. Labu ukur yang berisi sirup ditambahkan dengan akuades hingga garis

tera

e. Sirup diaduk dan disaring dengan kertas saring

4. Persiapan Uji Organoleptik

a. Dua ruangan disiapkan sebagai ruang berkumpul panelis (ruang 1) dan

ruang pengujian organoleptik (ruang 2)

b. Pada ruang 2, disiapkan sirup pada gelas beker 50 ml yang telah diberi

label sirup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

c. Sirup disiapkan berpasangan (sirup dengan pemberian HCl dan sirup

tanpa pemberian HCl) pada empat meja terpisah ;

 Sirup P1W1 dan P2W1 di meja I

 Sirup P1W2 dan P2W2 di meja II

 Sirup P1W3 dan P2W3 di meja III

 Sirup P1W4 dan P2W4 di meja IV

d. Pada ruang 1, panelis diberi penjelasan tentang penelitian terkait dan

cara uji organoleptik

e. Masing-masing panelis diberikan perlengkapan berupa lembar

pernyataan bersedia sebagai panelis (lampiran 1), lembar uji

organoleptik (lampiran 2), alat tulis dan satu sendok untuk proses

pencicipan produk

f. Panelis dibagi dalam kelompok (4 orang per kelompok)

g. Pengujian organoleptik dilakukan secara berkelompok dan berurutan

F. Teknik Pengambilan Data

1. Uji Organoleptik Sirup Air Leri Beras IR-64

Uji organoleptik oleh panelis dilakukan terhadap uji deskripsi dan uji

hedonik

a. Kelompok panelis pertama dipersilahkan masuk ke ruang 2 membawa

perlengkapan yang telah diberikan (lembar pernyataan bersedia

sebagai panelis, lembar uji organoleptik, alat tulis, dan sendok)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

b. Beberapa meja yang telah tersedia dengan sirup yang berbeda,

ditempati oleh masing-masing anggota kelompok

c. Penilaian pertama dilakukan pada kenampakan sirup yang dinilai

dengan melihat bagaimana warna dari sirup

d. Satu sendok sirup diambil dan dicium untuk menilai bau dari sirup

(panelis diperkenankan untuk mencium bau sirup baik secara langsung

dari gelas beker maupun dengan menggunakan sendok)

e. Satu sendok sirup diambil sekali lagi dan dirasakan dengan indera

pengecap untuk menilai rasa sirup

f. Hasil uji sirup yang telah selesai dideskripsikan pada tabel uji deskripsi

yang ada pada lembar uji organoleptik (lampiran 2).

g. Berdasarkan uji deskripsi, diisi nilai tingkat kesukaan panelis terhadap

sirup pada tabel uji hedonik (lampiran 2).

2. Titrasi dan Perhitungan Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis

Analisis gula reduksi (Pradnyana dkk, 2014) :

1) Sirup dimasukan ke dalam Erlenmeyer 500 ml sebanyak 10 ml

2) Larutan Luff Schoorl ditambahkan pada erlenmeyer sebanyak 25

ml

3) Akuades ditambahkan pada Erlenmeyer sebanyak 15 ml

4) Larutan dipanaskan selama 10 menit

5) Larutan dinginkan dalam wadah es

6) Setalah dingin, larutan ditambahkan KI 20% sebanyak 15 ml

secara perlahan-lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

7) Larutan ditambahkan 25 ml larutan H2SO4 25% secara perlahan-

lahan

8) Larutan dititrasi dengan Natriumthiosulfat 0,1 % sampai warna

kuning pucat

9) Larutan ditambahkan dengan tiga tetes amilum 1%

10) Hasil titrasi dengan Natriumthiosulfat ditulis pada tabel 3.4

Tabel 3. 2 Titrasi Sirup dengan Natriumthiosulfat

Jumlah Glukosa dalam Waktu Hidrolisis


Pen
Jumlah Glukosa
gul Kontrol (ml) HCl (ml) Kontrol-HCl (ml)
(mg)
ang
Menit Menit Menit Menit
an
5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20
1
2
3
Ju
mla
h
Rat
a-
rata

11) Menurut SNI 3547.1 (2008), jumlah glukosa dihitung berdasarkan

selisih penggunaan Na2S2O3 pada titrasi blanko dan sampel, dan

disesuaikan dengan jumlah glukosa pada tabel Luff Schoorl :

Z = MB - MS

Keterangan rumus :

Z = Jumlah glukosa (ml)

MB = Na2S2O3 yang digunakan dalam titrasi blanko (ml)

MS = Na2S2O3 yang digunakan dalam titrasi sampel (ml)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

G. Analisis Data

1. Uji Skor Tingkat Kesukaan pada Sirup Air Leri IR-64

Uji Skor ialah pengujian tingkat penerimaan produk yang didapat dari

data numerik uji hedonik berdasarkan tingkat kesukaan terhadap aspek uji

organoleptik (kenampakan, bau, dan rasa). Uji skor dilakukan dengan Uji

Kolmogorov-Smirnov. Penerimaan produk dilihat berdasarkan hasil uji

normalitas data yang diuji. Jika data berdistribusi normal maka produk

diterima, dan jika data tidak berdistribusi normal maka produk ditolak. Uji

Kolmogorov-Smirnov dapat dilakukan dengan menggunakan Statistical

Product and Service Solutions (SPSS).

Menurut Ismail (2018), K-S digunakan untuk uji normalitas data yang

digunakan apabila data yang diuji berupa data tunggal atau data yang tidak

membentuk data interval. Konsep dasar pada K-S ialah dengan

membandingkan distribusi data dan distribusi normal baku. Distribusi normal

baku telah didistribusikan secara otomatis oleh software dalam bentuk z-score.

Menurut Nia dan Ratna (2015), proses pengambilan keputusan dengan melihat

ketentuan angka probabilitas yaitu, jika probabilitas >0,05 maka H0 diterima,

sedangkan jika probabilitas <0,05 maka H0 ditolak.

2. Uji ANOVA Perolehan Glukosa Hasil Hidrolisis Sirup

Analisis data dilakukan dengan ANOVA (Analysis of Varians). Data

penelitian terdiri dari delapan perlakuan dengan tiga kali ulangan pada tiap

perlakuan. Syarat pengujian ANOVA ialah dengan terlebih dahulu dilakukan

uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

membuktikan normal atau tidaknya distribusi varian pada data yang diperoleh

(Ghozali, 2000). Uji homogenitas bertujuan untuk membuktikan homogen

atau tidaknya varian setiap variabel pada hasil perolehan data (Soemantri dan

Muhidin, 2006).

Uji normalitas dapat dilakukan dengan Shapiro-Wilk. Adapun uji

Shapiro-Wilk dilakukan pada data berskala interval atau rasio (data

kuantitatif), data yang belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi,

dan data berasal dari sampel random. Shapiro-Wilk memiliki konsep dasar

pada software dan ketentuan angka probabilitas yang sama dengan K-S.

Shapiro-Wilk dapat lebih reliabel apabila jumlah data kurang dari 20 (Wibowo

dan Yonika, 2015). Uji homogenitas sendiri akan lansung muncul pada hasil

uji ANOVA (one way anova) pada aplikasi SPSS.

Apabila hasil uji menunjukan data berdistribusi normal dan homogen,

maka dilanjutkan dengan uji Tukey’s HSD. Adapun kriteria pengujian

normalitas dan homogenitas variasi yaitu :

a. Hiptesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari setiap kelompok

perlakuan

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan dari setiap kelompok

perlakuan

b. Pengambilan Keputusan

Dasar pengambilan keputusan yaitu dengan membandingkan hasil

statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

 Apabila nilai signifikan > 5% maka H0 diterima

 Apabila nilai signifikan < 5% maka H0 ditolak

3. Uji Regresi Variabel Dependen dan Variabel Independen

Pengaruh variabel independen tarhadap variabel dependen diuji dengan

menggunakan uji Regresi. Uji regresi dengan melibatkan satu variabel

independen dan satu variabel dependen dilakukan dengan uji regresi linear.

Adanya pengaruh antar variabel dilihat berdasarkan nilai signifikannya. Hasil

uji menunjukkan variabel independen mempengaruhi variabel dependen

apabila nilai signifikan >5%, sementara jika nilai signifikan <5% maka

variabel independen tidak berpengaruh pada variabel terikat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Organoleptik Sirup Air Leri Beras IR-64

1. Deskripsi Sirup Air Leri Beras IR-64

Berdasarkan hasil deskripsi, rata-rata sirup yang dihasilkan memiliki

kenampakan, bau, dan rasa yang berbeda berdasarkan tingkat perlakuan.

Deskripsi pada sirup dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Deskripsi Kenampakan, Bau, dan Rasa

Kode Kenampakan Bau Rasa


A  Sirup berwarna putih  Bau seperti bau  Pada sirup A, memikiki rasa
keruh air beras yang tawar (beberapa panelis
 Kenampakan sirup merasakan ssedikit rasa
tidak begitu buruk. manis).
Ak  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup Ak, memiliki rasa yang
keruh bau seperti bau tawar.
 Kenampakan sirup air beras
tidak begitu buruk
B  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memiliki rasa yang
keruh bau seperti bau sedikit manis (beberapa
 Memiliki air beras panelis merasakan sedikit
kenampakan sirup rasa asam)
yang tidak buruk
Bk  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memiliki rasa yang
keruh bau seperti bau tawar, sama dengan sirup A
 Memiliki air beras kontrol.
kenampakan sirup
yang tidak begitu
buruk
C  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memiliki rasa yang
keruh bau seperti bau lebih manis dari sirup B
 Memiliki air beras (beberapa panelis merasakan
kenampakan sirup sedikit rasa asam)
yang tidak buruk
Ck  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memikiki rasa yang
keruh bau seperti bau tawar (memiliki rasa yang
 Memiliki air beras sama dengan sirup Ak dan
kenampakan yang Bk)
tidak begitu buruk
D  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memiliki rasa yang
dan sedikit lebih bau seperti bau asam
keruh (berwarna air beras
putih susu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Kode Kenampakan Bau Rasa


 Memiliki
kenampakan yang
menarik
Dk  Sirup berwarna putih  Sirup memiliki  Sirup memikiki rasa yang
keruh bau seperti bau tawar sama dengan sirup
 Kenampakan sirup air beras kontrol A, B, dan C
tidak buruk

Keterangan :

A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)


B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N

Kenampakan sirup memiliki perbedaan warna pada sirup yang

dihidrolisis dengan penambahan HCl 0.5 N selama 20 menit (sirup D). Sirup

D memiliki yang lebih pekat dimana disebabkan oleh adanya kerusakan

glukosa. Kerusakan glukosa disebabkan oleh waktu hidrolisis yang terlalu

lama sehingga terjadi degradasi dengan terputusnya ikatan rantai senyawa

glukosa yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi lebih pekat

(Lubis, 2012).

Bau pada semua sirup yaitu bau air beras, dimana muncul dari bahan

dasar pembuatan sirup sendiri yaitu beras. Hal ini disebabkan oleh proses

hidrolisis yang belum sempurna, sehingga tidak semua pati beras diubah

menjadi glukosa. Jika hidrolisis berlangsung sempurna makan bau yang mucul

adalah bau manis dari glukosa. Bau lain yang muncul pada beberapa sirup

yaitu sedikit bau asam. Bau asam disebabkan oleh degradasi glukosa yang

membentuk adam formiat, dimana asam formiat sendiri memiliki rasa dan bau

yang asam. Dengan kata lain, tidak terhidrolisisnya larutan secara sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

atau adanya kerusakan glukosa yang menyebabkan dominansi senyawa asam

pada larutan, menyebabkan adanya bau asam pada larutan (sirup).

Hasil uji pada aspek bau juga menjadi indikator untuk mendeteksi

kontaminasi sirup oleh bakteri karena tidak adanya uji bakteri pada sirup. Pada

bau sirup, jika terdapat bakteri pada sirup, maka bakteri akan melakukan

fermentasi dengan memanfaatkan glukosa pada sirup. Hasil fermentasi

membentuk asam laktat, asam asetat, dan etanol sehingga menimbulkan bau

yang kurang sedap seperti basi (Rustan, 2013). Untuk membuktikan secara

tepat adanya kontaminasi bakteri pada sirup, pada penelitian sebaiknya

dilakukan uji bakteri berdasarkan standarnya.

Rasa dari setiap sirup yang dihidrolisis dengan penambahan HCl 0,5 N

berbeda-beda berdasarkan lama waktu hidrolisis. Sirup dengan waktu

hidrolisis 5 menit memiliki rasa tawar, rasa tawar dapat disebabkan karena

waktu hidrolisis yang tidak begitu lama, sementara pati memiliki bagiain

kristalin yang tidak mudah diganggu oleh air dan asam. Hal ini menyebabkan

waktu yang lebih cepat tidak cukup untuk menyebabkan reaksi pemutusan

ikatan rantai glukosa pada pati. Pada sirup dengan waktu hidrolisis 10 menit

dan 15 menit, secara berturut-turut sirup terasa sedikit lebih manis dari sirup

dengan waktu hidrolisis 5 menit. Hal ini membuktikan mulai adanya

peningkatan jumlah pembentukan glukosa pada sirup. Semakin lama waktu

hidrolisis, semakin banyak terbentuk glukosa.

Sementara sirup dengan waktu hidrolisis 20 menit menghasilkan rasa

asam. Menurut Idral dkk (2012), hal ini dapat disebabkan oleh terlalu lamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

waktu hidrolisis dengan jumlah substrat yang sedikit sehingga glukosa yang

terbentuk terdegradasi menjadi hydroxymethylfurfural, dan asam format

sehingga menyebabkan kadar glukosa menurun. Pada perlakuan kontrol

(blanko) sirup yang dihasilkan memiliki rasa yang sama dengan sirup yang

dihidrolisis dengan waktu 5 menit yaitu tidak berasa. Hal ini terjadi karena

belum adanya aktivitas pembentukan glukosa atau glukosa yang terbentuk

masih sangat rendah sehingga larutan tidak berasa (tawar). Reaksi degradasi

glukosa dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Reaksi Degradasi Glukosa


(Sumber : Taherzadeh dan Niklasson, 2003)

Pada penelitian, tingkat ketertarikan panelis pada produk berdasarkan

kenampakan, bau, dan rasa pada sirup tidaklah sempurna. Warna sirup yang

hanya berwarna putih, dan bau yang seperti bau air beraspada umumnya, serta

rasa yang tidak begitu manis menyebabkan rendahnya tingkat ketertarikan

panelis. Dengan demikian, pada pembuatan sirup dengan pemanfaatan air leri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

sepeti ini, perlu dilakukan modifikasi dengan penambahan bahan seperti

pemanis, atau pewarna, sehingga menambah ketertarikan panelis atau

konsumen. Daya terima terhadap produk dapat dilakukan lebih luas lagi

dengan pengujian daya terima konsumen (tidak terbatas oleh uji organoleptic

oleh panelis).

2. Tingkat Kesukaan Panelis tehadap Kenampakan, Bau, dan Rasa Sirup

a. Kenampakan Sirup

Berdasarkan hasil uji hedonik atau uji tigkat kesukaan dari 20 panelis

menyatakan bahwa kesukaan tertinggi pada kenampakan sirup terdapat

pada sirup D (sirup dengan penambahan HCl dengan waktu hidrolisis 20

menit) dengan rata-rata nilai hedonik sebesar 7,75, sementara tingkat

kesukaan terendah pada kenampakan terdapat pada sirup B (sirup dengan

penambahan HCl dengan waktu hidrolisis 10 menit) dengan rata-rata nilai

hedonik 6,60. Hal ini berarti bahwa tingkat kesukaan yang tinggi terdapat

pada kenampakan sirup air leri yang memiliki warna putih keruh yang

dominan. Nilai tingkat kesukaan pada kenampakan sirup dapat dilihat pada

gambar 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Gambar 4. 2 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap


Kenampakan sirup

Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N

b. Bau Sirup

Pada uji hedonik terhadap bau, tingkat tertinggi kesukaan bau terdapat

pada sirup C (sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dengan waktu

hidrolisis 15 menit) dengan perolehan rata-rata nilai hedonik 7,40.

Sementara tingkat kesukaan terendah pada uji bau terdapat pada sirup D

(sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dengan waktu hidrolisis 20 menit)

dengan rata-rata nilai hedonik 6,40. Berdasarkan pada uji deskripsi, hal ini

dapat disebabkan oleh bau pada sirup D yang memiliki sedikit bau asam

(tidak sepenuhnya bau air beras). Hal ini berarti, tingkat kesukaan panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

lebih banyak pada sirup dengan aroma khas beras. Nilai tingkat kesukaan

pada bau sirup dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4. 3 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap Bau Sirup

Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N

c. Rasa Sirup

Uji tingkat kesukaan pada rasa memiliki rata-rata nilai kesukaan

tertinggi pada sirup C (sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dengan waktu

hidrolisis 15 menit) dengan rata-rata nilai hedonik sebesar 7,10. Sementara

nilai uji rasa terendah terdapat pada sirup Ak (sirup tanpa penambahan

HCl 0,5 N dengan waktu hidrolisis selama lima menit) dengan nilai rata-

rata 5,40. Nilai tertinggi uji rasa yang terdapat pada sirup C, dapat

disebabkan pada rasa manis pada sirup, sesuai dengan yang banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

disampaikan panelis pada uji deskripsi. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesukaan panelis semakin besar pada sirup dengan rasa manis.

Nilai tingkat kesukaan pada rasa sirup dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap


Rasa Sirup

Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N

Kesukaan pada sirup secara keseluruhan dapat disimpulkan melalui

jumlah nilai rata-rata tertinggi dari ketiga aspek pada setiap sirup

(kenampakan, bau, dan rasa). Nilai rata-rata tertinggi sirup dalam uji

hedonik berdasarkan ketiga aspek terdapat pada sirup C (sirup dengan

penambahan HCl 0,5 N dengan waktu hidrolisis 15 menit) dengan

perolehan nilai rata-rata 7,15. Berdasarkan uji deskripsi, perolehan nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

tertingi pada uji hedonik oleh sirup C dapat disebabkan karena jumlah

nilai pada aspek rasa yang memiliki perbedaan yang signifikan dari rasa

sirup lain. Sementara dari kedua aspek lain (kenampakan, dan bau) dari

sirup C dan tujuh sirup lainnya adalah cenderung sama.

Tingkat kesukaan pada sirup dengan perlakuan tanpa penambahan

HCl 0,5 N (blanko/ kontrol) menunjukkan rata-rata nilai netral, yang

berarti bahwa panelis tidak menyatakan ketidak sukaan namun tidak begitu

suka. Uji hedonik pada sirup blanko juga memiliki tingkat yang sama

dengan sirup dengan penambahan HCl 0,5 N dan waktu hidrolisis 5 menit.

Hal ini karena adanya kesamaan dalam tingkat kenampakan, bau, rasa, dan

tektur dari sirup. Nilai tingkat kesukaan pada sirup secara keseluruhan

dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4. 5 Rata-rata Tingkat Kesukaan terhadap


Sirup

Keterangan
A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)
B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N


Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N

B. Hasil Penghitungan Glukosa

Berdasarkan hasil perhitungan, perolehan glukosa terbanyak diperoleh

pada sirup dengan pemberian HCl 0,5 N dengan lama waktu hidrolisis 15

menit yaitu sebesar 12,2 mg. Semakin lama waktu hidrolisis menyebabkan

jumlah glukosa semakin banyak. Hal ini terbukti melalui hasil uji deskripsi

maupun pengukuran jumlah glukosa. Semakin lama waktu hidrolisis maka

sirup semakin manis dan jumlah glukosa semakin banyak hingga waktu

optimum hidrolisis. Hasil perhitungan glukosa dapatkan dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Hasil Titrasi Sirup dengan Natriumthiosulfat

Jumlah Glukosa dalam Waktu Hidrolisis


Pen
Jumlah Glukosa
gul Kontrol (ml) HCl (ml) Kontrol-HCl (ml)
(mg)
ang
Menit Menit Menit Menit
an
5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20
22. 21. 20. 19. 20. 2. 4. 7.2 12 2.
1 23 23 18 3.3 5 1.2
8 3 8 5 1 2 8 .2 4
22. 23. 22. 22. 19. 18. 21. 3. 9. 4.8 9. 2.
2 21 2.2 4 1
5 2 5 5 6 5 5 9 7 7 4
22. 22. 23. 21. 19. 18. 20. 1. 2. 9.7 14 4.
3 22 3.7 5.8 1.8
5 8 8 2 1 8 2 3 4 .7 8
Ju 68. 69. 65. 61. 59. 55. 61. 7. 14. 16 21. 36 9.
68 9.2 4
mla 8 3 8 6 6 3 8 4 8 .9 7 .6 6
h
Rat 22. 22. 23. 21. 20. 19. 18. 20. 2. 5. 12 3.
a- 7 9 1 9 5 9 4 6 5 3.1 4.9 1.3 6 7.2 .2 2
rata

Peningkatan jumlah glukosa terjadi pada sirup yang dihidrolisis dengan

penambahan HCl 0,5 N pada waktu hidrolisis 5 menit, 10 menit, dan

kemudian 15 menit. Namun pada sirup yang dihidrolisis dengan penambahan

HCl 0,5 N dengan waktu 20 menit, sirup menjadi lebih asam dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

perolehan jumlah glukosa terendah yaitu 3,2 mg. Hal ini dapat disebabkan

karena waktu hidrolisis yang terlalu lama, menyebabkan peningkatan reaksi

hidrolisis yang tidak setara dengan jumlah karbohidrat di dalam larutan,

sehingga reaksi yang berlanjut menimbulkan pembentukan asam berupa HMF

dan asam formiat (Idral dkk, 2012). Pembentukan asam pada waktu hidrolisis

yang terlalu lama juga dibuktikan dengan pengukuran jumlah glukosa yang

menyatakan jumlah glukosa pada sirup dengan waktu hidrolsis 20 menit

menghasilkan glukosa yang setara dengan jumlah glukosa pada waktu

hidrolisis 5 menit, namun sirup dengan waktu hidrolisis 20 menit memiliki

rasa yang asam.

Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian tentang “Pembuatan Sirup Glukosa dari Tepung Sagu yang

Dihidrolisis dengan Asam Klorida” oleh Sutanto dkk, dari Universitas Riau.

Penelitian tersebut menyatakan bahwa waktu hidrolisis berpengaruh terhadap

hasil produksi glukosa, dimana waktu yang terlalu lama menyebabkan

penurunan kadar glukosa yang telah terbentuk. Waktu hidrolisis yang terlalu

lama menyebabkan degradasi glukosa dan reaksi lanjutan menyebabkan

pembentukan asam. Hasil yang serupa juga diperoleh dari penelitian lainnya,

yaitu oleh Retno Wulandari tentang “Pengaruh Suhu, pH, Waktu Hidrolisis,

dan Konsentrasi H2SO4 terhadap Glukosa yang Dihasilkan dari Limbah Kulit

Kakao”, dimana peneliti menemukan bahwa waktu hidrolisis yang melebihi

waktu optimum menyebabkan degradasi dan kerusakan kadar glukosa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

C. Hasil Analisis Data

1. Hasil Uji Skor pada Sirup

a. Kenampakan Sirup

Distribusi data dari hasil uji skor pada tingkat kesukaan kenampakan

sirup menunjukkan hasil Uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat

padatabel 4.3.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Kenampakan Sirup

Kena Kena
Kenam Kenam Kenam Kenam
Kenam mpak Kenam mpak
pakan pakan pakan pakan
pakan an pakan an
sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup sirup C sirup
A Ak D Dk
Bk Ck
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
1.094 0.813 1.391 1.059 1.453 1.106 0.933 0.948
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.182 0.523 0.042 0.212 0.029 0.173 0.349 0.33
tailed)

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov

terhadap kenampakan sirup menunjukkan nilai signifikan >0,05. Dengan

demikian maka data tingkat kesukaan terhadap kenampakan sirup

berdistribusi normal (kenampkan sirup dapat diterima).

b. Bau Sirup

Distribusi data dari hasil uji skor terhadap bau sirup dengan metode

Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel 4. 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Bau Sirup

Bau Bau Bau Bau Bau Bau


Bau Bau
sirup sirup sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup C
A Ak Bk Ck D Dk
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
1.12 0.883 0.916 1.085 1.113 1.085 0.93 1.158
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.162 0.416 0.371 0.19 0.168 0.19 0.352 0.137
tailed)

Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa, nilai distribusi pada bau

sirup menunjukkan signifikan >0,05. Hal ini berarti distribusi data pada

bau sirup berdistribusi normal (bau sirup dapat diterima).

c. Rasa Sirup

Distribusi data dari hasil uji skor terhadap rasa sirup dengan metode

Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Rasa Sirup

Rasa Rasa Rasa Rasa Rasa Rasa


Rasa Rasa
sirup Sirup Sirup Sirup sirup Sirup
sirup B sirup C
A Ak Bk Ck D Dk

N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
.782 .922 .938 .935 .988 .935 .729 .855
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- .574 .363 .343 .346 .283 .346 .662 .457
tailed)

Berdasarkan hasil uji skor menunjukkan bahwa, nilai distribusi pada

rasa sirup menunjukkan signifikan >0,05. Hal ini berarti distribusi data

pada rasa sirup berdistribusi normal (rasa sirup dapat diterima).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Hasil uji distribusi data pada kenampakan, bau, dan rasa menunjukkan

nilai signifikan >0,05. Nilai signifikan tersebut berarti bahwa data dari

masing-masing aspek organoleptik tersebut berdistribusi normal. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa sirup dapat diterima.

2. Hasil Uji ANOVA

a. Normalitas Data

Hasil pengujian normalitas pada data menyatakan nilai signifikan

>0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Uji normalitas dapat

dilihat melalui keterangan nilai signifikan seperti pada tabel 4.6.

Tabel 4. 6 Uji Normalitas Data

Waktu Shapiro-Wilk
Sig.
5 menit √
10 menit √
Glukosa
15 menit √
20 menit -

Keterangan
√ : Signifikan
- : Tidak Signifikan

b. Homogenitas Data

Selain itu, uji homogenitas data turut menunjukan bahwa data

homogen dengan nilai signifikan >0,05. Hasil uji homogen data dapat

dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Uji Homogenitas Data

Jumlah glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.797 3 8 .529
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Data yang homogen berarti varian dari setiap kelompok perlakuan

adalah sama (homogen).

c. ANOVA

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang memberikan hasil

signifikan, sehingga dilanjutkan dengan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA

dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4. 8 Uji ANOVA

Jumlah glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 130.153 3 43.384 6.194 .018
Within Groups 56.033 8 7.004
Total 186.187 11

Hasil uji ANOVA menujukan nilai distribusi varian data <5%.

Dengan demikian maka H0 ditolak (terdapat perbedaan yang signifikan

dari kelompok perlakuan). Untuk melihat kelompok perlakuan mana saja

yang memiliki persebaran data yang sama dan berbeda, dapat dilakukan

dengan uji Tukey’s HSD. Hasil Uji Tukey HSD dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Tukey

WH 5 menit 10 menit 15 menit 20 menit

5 menit - S S S

10 menit S - S S

15 menit S S - TS

20 menit S S TS -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Keterangan
WH : Waktu Hidrolisis
S : Signifikan
TS : Tidak Signifikan

Dari hasil Tukey’s HSD, menunjukan bahwa glukosa yang diperoleh

dari sirup yang dihidrolisis dengan waktu lima menit, signifikan dengan

hasil glukosa pada sirup yang dihidrolisis dengan waktu 10 menit, 15

menit, dan 20 menit. Julmlah glukosa pada sirup dengan waktu hidrolisis

10 menit, menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan dengan

sirup yang dihidrolisis dengan waktu 15 menit dan 20 menit. sementara,

hasil glukosa pada sirup yang dihidrolisis selama 15 menit menunjukan

adanya perbedaan yang signifikan dengan jumlah glukosa pada sirup yang

dihidrolisis selama 20 menit.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh waktu hidrolisis terhadap

jumlah glukosa, dilakuka uji statistik dengan uji Regresi linear. Hasil uji

regresi linear dapat dilihat pada tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Uji Regresi Linear

Model Sig.
Regression √
1 Residual
Total
a. Dependent Variable: Jumlah glukosa
b. Predictors: (Constant), Waktu
Pada tabel menunjukkan hasil uji regresi adalah significant (sig.

>0.05). Dengan demikian, maka dinyatakan bahwa terdapat hubungan

(pengaruh) antar variabel (variabel dependen dipengaruhi oleh variabel

independen). Sesuai dengan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa

perberian variasi waktu hidrolisis menyebabkan perbedaan jumlah glukosa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

pada masing-masih hasil produk (sirup). Rata-rata kadar glukosa pada

waktu hidrolisis 5 menit, 10 menit, 15 menit, dan 20 menit secara berturut-

turut adalah 5,6 mg, 7,2 mg, 12,2 mg, dan 3,2 mg. Waktu hidrolisis yang

semakin lama menyebabkan semakin meningkatnya jumlah glukosa, dan

kelebihan waktu hidrolisis menyebabkan kerusakan glukosa sehingga

kadar glukosa menurun.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Uji penerimaan sirup hanya dilakukan dengan uji organoleptik, tanpa ada

pengujian terhadap kandungan bakteri dan standar pengujian pada sirup

lainnya.

2. Pengujian organoleptik hanya dilakukan oleh 20 panelis dari jumlah

minimal 30 panelis non standar pada uji organoleptik (BSN. 2006)

sehingga perlu dilakukan pengujian daya terima lain.

3. Netralisasi asam pada sirup menyebabkan terbentuknya garam dengan


tidak adanya modifikasi berupa penambahan bahan pewarna, pemanis dan

pewangi makanan/ minuman sehingga rasa manis tidak begitu tinggi dan

sirup terasa sedikit asam, serta bau air beras pada sirup tidak berubah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

BAB V

IMPLEMENTASI PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN

DI SEKOLAH

Penelitian “Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis

Air Leri Beras IR-64 dengan Metode Luff-Schoorl” dapat diterapkan dalam dunia

pendidikan terutama dalam pembelajaran di bidang Biologi. Penelitian ini dapat

dijadikan praktikum pada materi Ruang Lingkup Biologi, terkhusus pada sub

materi Metode Ilmiah pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Kelas X semester I. Adapun komptensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi

acuan adalah:

 Kompetensi Inti :

 KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

 KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,

responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

 KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

 KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode, sesuai

kaidah keilmuan.

 Kompetensi Dasar

3.1 Memahami melalui penerapan tentang ruang lingkup Biologi

(permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi

kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan

pengamatan dan percobaan

4.1 Menyajikan data dalam berbagai bentuk media informasi tentang

permasalahan pada berbagai obyek Biologi dan tingkat organisasi

kehidupan sebagai hasil penerapan metode ilmiah dengan

memperhatikan aspek keselamatan kerja

Pada sub materi Metode Ilmiah, dilakukan praktikum “Analisis Kuantitatif

Kadar Glukosa Pada Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64 Dengan Metode

Pengukuran Luff Schoorl”. Pelaksanaan praktikum dilakukan dalam jam mengajar

sesuai dengan Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

dapat dilihat pada lampiran 5 dan lampiran 6.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah :

1. Pembuatan sirup air leri dengan waktu hidrolisis 5 menit, 10 menit, 15

menit dan 20 menit menghasilkan rata-rata kadar glukosa berturut-turut

adalah 5,6 mg, 7,2 mg, 12,2 mg, 3,2 mg.

2. Jumlah glukosa maksimal kadar glukosa terdapat pada sirup dengan waktu

hidrolisis 15 menit dan perolehan kadar glukosa minimal terdapat pada

sirup dengan waktu hidrolisis 20 menit.

B. Saran

1. Pada uji penerimaan sirup perlu dilakukan uji terhadap kandungan bakteri

dan standar pengujian pada sirup lainnya.

2. Kekurangan panelis pada uji organoleptik sebaiknya diimbangi dengan

pengujian tambahan seperti pengujian daya terima konsumen terhadap

produk.

3. Apabila ingin melanjutkan penelitian, perlu adanya modifikasi tambahan

bahan pewarna, pemanis, dan pewangi makanan/ minuman untuk

menambah daya tarik pada kenampakan, bau, dan rasa, serta

meminimalisir terjadinya rasa asin pada sirup sehingga sirup yang

dihasilkan lebih sempurna.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, H. 2007. Pengaruh air cucian beras pada pertumbuhan tanaman


adenium. Skripsi S-1 Progam Biologi. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anonim. 2014. Ebookpangan 2006 : Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori)


Dalam Industri Pangan. Diunduh pada http://www.tekpan.unimus.ac.id/-
.../Pengujian-Organoleptik-dalamIndustri-Pangan.html. Diakses pada 14
Agustus 2018 pukul 09.15 WIB

Anonim. 2018. Modul Karbohidrat. Diunduh pada :


http://diploma.chemistry.uii.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/1.KARBO-
HIDRAT-2.pdf. Diaksesp pada 5 September 2018. Pukul 13.00 WIB

Astuti, P., Asngad Aminah, Ika Nur Rahmawati. 2013. Pemanfaatan Limbah Air
Cucian Beras Ir-36 dan IR-64 (Air Leri) untuk Pembuaatan Sirup Melalui
Proses Fermentasi dengan Penambahan Bunga Rosella Sebagai Pewarna
Alami. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surakarta.

Assegaf, F. 2009. Prospek Produksi Bioetanol Bonggol Pisang (Musa paradisiaca


L.) Menggunakan Metode Hidrolisis Asam Dan Enzimatis. Skripsi.
Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman.

Cairns, D. 2004. Intisari Kimia Farmasi edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Fachry, A. R., Puji Astuti, Tri Gita Puspitasari. 2013. Pembuatan Bioetanol dari
Limbah Tongkol Jagung dengan Variasi Konsentrasi Asam Klorida dan
Waktu Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 19, No. 1.

Girindra, A. 1993. Biokimia 1. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Handayani, S. 2013. Karbohidrat II. Diunduh pada :


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132162017/pendidikan/KD+Bio.KARBO
HIDRAT.pdf. Diakses pada 5 September 2018. Pukul 15.20 WIB.

Dianti, R. W. 2010. KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN


SENSORI BERAS ORGANIK MENTIK SUSU DAN IR64; PECAH
KULIT DAN GILING SELAMA PENYIMPANAN. Skripsi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Hanafiah, K. A. 2011. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta :


Rajawali Pers.

Harjadi. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : UI Press


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Hartono dan Wahtudi. 1999. Pembuatan Glukosa dari Pati Tapioka secara
Hidrolisis Kimiawi. Bandung : Politeknik Negri Bandung

Haryoto. 1998. Sirup Sirsak. Yogyakarta : Kanisius.

Idral, D.D., Salim Marmiati, Elida Salim. 2012. Pembuatan Bioetanol dari Ampas
Sagu dengan Proses Hidrolisis Asam dan Menggunakan Saccharomyces
Cerevisiae. Jurnal Kimia UNAND. Vol. 1, No. 1. ISSN 2301-9921.
Surakarta.

Indrasari, S. D. 2008. Mutu Gizi Beras KristalI. Warta Penelitian dan


Pengembangan Pertanian. Vol. 30, No. 6.

Ismail, F. 2018. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan dan Ilmu-ilmu Sosial.


Jakarta : Prenadamedia Group.

James, J., Colin Baker, Helen Swain. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk
Keperawatan. Alih Bahasa Wardhani. Jakarta : Penerbit Erlangga

Jenie, B. S. L., Winalti Pudji Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri


Pangan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Kamaluddin, A. 2010. Intisari Kimia. Yogyakarta : CV Andi Offest

Liu, T., Liqun Rao, Yong Yuan, Li Zhuang. 2015. Research Article Bioelectricity
Generation in a Microbial Fuel Cell with a Self-Sustainable
Photocathode. Volume 2015, Article ID 864568.

Lubis, M. R. 2012. Hidrolisis Pati Sukun dengan Katalisor Asam Sulfat untuk
Pembuatan Perekat. Jurusan Rekayasa Kimia dan Lingkungan. Vol. 9,
No.2, 2012.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Oktavia, H. T., Sri Sumiyati, Ir. Endro Sutrisano. 2012. Pemanfaatan Limbah Air
Cucian Beras Sebagai Bahan Baku Pembuatan Bioetanol Padat Secara
Fermentasi Oleh Saccharomyces cerevisiae. Thesis. Mahasiswa Teknik
Lingkungan Universitas Diponegoro. Dosen Teknik Lingkungan
Universitas Diponegoro. Semarang.

Pelczar, M. 2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

Pradnyana, I. K. D. A., I Made Oka Adi Parwata, Nyoman Sudarma. 2014.


Penentuan KadarSukrosa pada Nira Kelapa dan Nira Aren dengan
Menggunakan Metode Luff Schoorl. Jurnal Cemistery Laboratory. Vol 1,
No.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Purba, R. P. 2009. Produksi Etanol dengan Variasi Inokulum dan Kadar Pati
Jagung pada Kultur Sekali Unduh. Yogyakarta : UAJY

Purwadi, Radiati, L. E., Evanuarini, H., Andriana, R. D. 2017. Penanganan Hasil


Ternak. Malang : UB Press

Rahmadsyah. 2015. Pengaruh Air Leri, Air The Basi, dan Air Kopi sebagai
Larutan Nutrisi Alternatif terhadap Budidaya Bayam Merah (Alternanthera
amoeba Voss) dengan Metode NFT (Nutrient Film Technique). Skripsi.
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Rihastuti, R. A., Soeparno. 2014. Kontrol Kualitas Pangan Hasil Ternak.


Yogyakarta : UGM Press.

Rofik, S. 2013. Pengaruh WaktuTerhadap Kandungan Glukosa pada Reaksi


Hidroliis Enzimatis Daun Api (Avecennia alba) dengan Menggunakan
Selulase. Semarang : Universitas Wahid Hasyim

Rustan, I. R. 2013. Studi Isolasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari
Fermentasi Cabai Rawit (Capsicum fruetencens L.). Makasar : Universitas
Hasanudin

Sari, N., Ratna Wardani. 2015. Pengolahan dan Analisis Data Statistika dengan
SPSS. Yogyakata : Deepublish.

Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Jakarta :


PT. Kharisma Putra Utama.

Standar Nasional Indonesia-Sirup. 2013. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.


ICS 67.160.20.

Stryer, Luber. 2000. Biokimia Edisi 4. Jakarta : EGC

Sudarmadji, S. 1996. Analisa Bahan Pangan dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty

Sulaiman, S., Lalita Lisprayatna, Yosi Bayu Murti. 2012. Formulasi Sirup Ekstrak
Daun Legundi (Vitex trifolia L.) . Majalah Obat Tradisional. Vol. 17, No.
2.

Sumantri, A. R. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Sumardjo, D. 2006. Pengantar Kimia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Sunarsih. L. E. 2018. Penanggulangan Limbah. Yogyakarta : Deepubish


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Suprapti, L. 2004. Dasar-dasar Teknologi Pangan. Surabaya: Penerbit Vidi


Ariesta

Susiswi. 2009. Handout Penilaian Organoleptik. Universitas Pendidikan


Indonesia : FPMIPA

Sutrisno, A. 2017. Teknologi Enzim. Malang : UB Press

Soemartono, S., Haryono. 1972. Bercocok Tanam Padi. Yogyakarta : Kanisius.

Syamsiah dan Hartati. 2010. Analisis Kadar Glukosa Pada Tepung Umbi
Amorphophallus sp. (Analysis of Glucose Levels in Tuber Flour
Amorphophallus sp.). Bionature, Vol. 11, No. 2.

Taherzadeh, M. J., Keikhosro Karimi. 2006. Enzyme-Based Hydrolysis Processes


for Ethanol from Lignocellulosic Materials : A Review. Bio Resources 2.

Taherzadeh, M. J., Claes Niklasson. 2003. Ehanol from Lignocellulosic Material:


Pretreatment, Acid and Enzymatic Hydrolyses and Fermentation,
Prentice-Hall International. Inc., New Jersey. PP 6-9.

Utami, R. S., Eva Pamungkas Sari, Inayati. 2014. Pengaruh Waktu Hidrolisa dan
Konsentrasi Asam pada Hidrolisa Pati Kentang dengan Katalis Asam.
Ekuilibrium. Vol. 13, No. 2.

Wardiah, L., Hafnati Rahmatan. 2014. Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai
Pupuk Organik Cair pada Pertumbuhan Pakchoy (Bassica Rapa L.).
Jurnal Biologi. Vol. 1, No.6.

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Mutu Gizi Beras Kristal. 2008.


Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Vol. 30, No. 6.

Wibowo, A. E., Yonika Larasati. 2015. Cara Gaul Menjadi Peneliti Pharmasi
(Strategi Pencarian Idee Riseet, Manaemen Riset, Penulisan Riset,
Peenelusuran Pustaka, Serta Publikasi Ilmiah). Yoyakarta : Deepublisher.

Wulandari, R. 2017. Pengaruh Suhu, pH, Waktu Hidrolisis, dan Konsentrasi


H2SO4 terhadap Kadar Glukosa yang Dihasilkan dari Limbah Kulit
Kakao. Surakarta : UMS

Wurzburg, O. B. 1989. Modified Starches : Properties and uses. Boca Raton :


CRC Press

Xiang, Q., Yong Lee, Pär Pettersson, Robert Torget. 2003. Heterogeneous
Aspects of Acid Hydrolysis of α-Cellulose. Jurnal Humana Press. Vol.
105-108. No. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan Panelis

No. Panelis :
KESEDIAAN MENJADI PANELIS

Bersama ini saya,

Nama :.......................................................

Umur :.......................................................

Asal Instansi :........................................................

Setelah mendapatkan informasi dengan jelas dan paham tentang maksud


penelitian, maka dengan ini saya menyatakan bersedia dengan sukarela
untuk menjadi panelis pada penelitian yang dilaksanakan oleh :

Nama : Maria GabrielaWalman Ratu

NIM : 141434078

Program Studi : Pendidikan Biologi

Judul Skripsi : Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa Pada Sirup


Air Leri Beras IR-64 Dengan Metode
Pengukuran Luff Schoorl
Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan tulus tanpa ada paksaan
dari pihak manapun untuk dapat digunakan sebagaimana semesetinya.

Yogyakarta,…………….………..2018
Panelis,

(………………………………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Lampiran 2 Tabel Uji Organoleptik

A. Tabel Uji Deskripsi

Kode Kenampakan Bau Rasa


A
Ak
B
Bk
C
Ck
D
Dk

Keterangan pengisian uji data deskripsi

 Pada kolom “kode”, diisi kode sirup yang diuji sesuai

dengan kode label yang ditempel pada wadah sirup

 Pada kolom “kenampakan”, dijelaskan bagaimana

kenampakan dari sirup yang diuji (warna dan menarik atau

tidaknya sirup)

 Pada kolom “bau”, dijelaskan bau yang tercium dari sirup

yang diuji (tidak berbau, berbau khas air beras, atau berbau

asam)

 Pada kolom “rasa”, dijelaskan rasa dari sirup yang diuji

(tidak berasa, manis, asam, pahit, atau asin)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

B. Tabel Uji Hedonik

Kenampakan Bau Rasa


Spesifikasi Nilai
A Ak B B k C Ck D Dk A Ak B Bk C Ck D Dk A Ak B Bk C Ck D Dk
Amat
9
sangat suka
Sangat suka 8
Suka 7
Agak suka 6
Netral 5
Agak tidak
4
suka
Tidak suka 3
Sangat
2
tidak suka
Amat
sangat tidak 1
suka

Keterangan :

A : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 5 menit)


B : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 10 menit)
C : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 15 menit)
D : Sirup dengan penambahan HCl 0,5 N (waktu hidrolisis 20 menit)
Ak : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Bk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Ck : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
Dk : Sirup tanpa penambahan HCl 0,5 N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Lampiran 3 Uji Normalitas Sirup dan Kadar Glukosa

A. Uji Skor Penerimaan Sirup

1. Data Penilaian Hedonik Pada Sirup

Panelis
Sirup
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A1HCl 3 4 5 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 9 7
A1k 4 5 6 6 6 6 6 5 6 7 7 7 7 7 7 8 8 9 7 7
A2HCl 5 7 6 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 9 7
A2k 4 5 6 7 6 6 6 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
A3HCl 7 7 6 7 4 7 7 8 7 7 7 7 7 7 8 7 8 8 9 7
A3k 4 5 6 5 6 6 7 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
A4HCl 9 9 8 5 7 7 8 9 7 6 7 7 7 7 9 8 8 9 9 7
A4k 4 9 6 5 6 6 8 5 6 7 7 7 7 7 7 8 7 9 7 7
B1HCl 5 7 7 6 6 7 7 8 8 6 6 7 6 7 7 7 9 9 9 7
B1k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 5 8 9 7 7
B2HCl 8 7 7 6 6 7 7 8 8 6 6 7 6 6 7 8 9 9 9 6
B2k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 6 7 9 7 7
B3HCl 8 9 7 7 6 7 7 8 7 6 6 7 7 6 7 8 9 9 8 6
B3k 7 5 6 6 6 6 7 6 8 8 7 7 6 7 7 6 7 9 7 7
B4HCl 4 5 7 5 6 7 7 8 7 6 7 7 6 6 7 5 6 6 8 6
B4k 7 9 6 6 6 6 7 6 8 7 7 7 6 7 7 6 7 9 6 7
C1HCl 7 4 6 4 7 6 5 4 5 6 7 4 7 6 4 5 8 5 8 7
C1k 6 5 6 5 7 6 5 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C2HCl 7 6 9 4 7 6 7 6 9 6 7 4 7 7 6 6 8 6 8 7
C2k 6 5 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C3HCl 8 6 7 7 7 7 8 9 8 7 5 4 7 6 9 7 5 9 8 7
C3k 6 5 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
C4HCl 5 8 6 5 7 5 4 6 3 6 5 4 7 6 6 4 4 7 8 7
C4k 6 9 6 5 7 6 6 4 7 5 6 4 7 5 4 5 6 5 6 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Keterangan :
Kode A B C 1 2 3 4 HCl k
Sirup
Sirup Sirup Sirup
Kena dengan Sirup Sirup
dengan dengan dengan
Ketera mpak Bau Rasa waktu dengan tanpa
waktu waktu waktu
ngan an sirup sirup hidrolis penambah penamba
hidrolisis hidrolisis hidrolisis
sirup is 10 an HCl han HCl
5 menit 15 menit 20 menit
menit

2. Uji normalitas sirup dengan Kolmogorov-Smirnov (sig > 0.05)

Normal
Most Extreme Differences Asymp.
Parameters Kolmogorov
N Sig. (2-
Std. -Smirnov Z
Mean Absolute Positive Negative tailed)
Deviation

Kenampakan 20 6.65 1.461 .245 .205 -.245 1.094 .182


sirup A
Kenampakan 20 6.60 1.188 .182 .168 -.182 .813 .523
sirup Ak
Kenampakan 20 7.10 1.021 .311 .289 -.311 1.391 .042
sirup B
Kenampakan 20 6.60 1.142 .237 .213 -.237 1.059 .212
sirup Bk
Kenampakan 20 7.20 1.056 .325 .275 -.325 1.453 .029
sirup C
Kenampakan 20 6.55 1.191 .247 .203 -.247 1.106 .173
sirup Ck
Kenampakan 20 7.75 1.164 .209 .190 -.209 .933 .349
sirup D
Kenampakan 20 6.80 1.281 .212 .188 -.212 .948 .330
sirup Dk
Bau sirup A 20 7.15 1.182 .250 .250 -.150 1.120 .162

Bau sirup Ak 20 6.85 1.137 .198 .198 -.152 .883 .416

Bau sirup B 20 7.30 1.129 .205 .205 -.134 .916 .371

Bau sirup Bk 20 6.85 1.040 .243 .243 -.157 1.085 .190

Bau sirup C 20 7.40 1.046 .249 .249 -.151 1.113 .168

Bau sirup Ck 20 6.85 1.040 .243 .243 -.157 1.085 .190

Bau sirup D 20 6.40 1.095 .208 .142 -.208 .930 .352

Bau sirup Dk 20 6.90 .968 .259 .259 -.176 1.158 .137

Rasa sirup A 20 5.60 1.392 .175 .175 -.143 .782 .574

Rasa Sirup Ak 20 5.40 .995 .206 .206 -.177 .922 .363

Rasa sirup B 20 6.65 1.309 .210 .195 -.210 .938 .343

Rasa Sirup Bk 20 5.45 .999 .209 .174 -.209 .935 .346


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Normal
Most Extreme Differences Asymp.
Parameters Kolmogorov
N Sig. (2-
Std. -Smirnov Z
Mean Absolute Positive Negative tailed)
Deviation

Rasa sirup C 20 7.10 1.373 .221 .129 -.221 .988 .283


Rasa Sirup Ck 20 5.45 .999 .209 .174 -.209 .935 .346

Rasa sirup D 20 5.60 1.392 .163 .137 -.163 .729 .662

Rasa Sirup Dk 20 5.65 1.268 .191 .191 -.159 .855 .457


Test distribution is Normal.
Calculated from data.

3. Rata-rata Nilai Uji Hedonik Setiap Sirup

Sirup Kenampakan Bau Rasa Rata-rata


A 6.65 7.15 5.6 6.5
Ak 6.6 6.85 5.4 6.2
B 7.1 7.3 6.65 6.9
Bk 6.6 6.85 5.45 6.2
C 7.2 7.4 7.1 7.2
Ck 6.55 6.85 5.45 6.2
D 7.75 6.4 5.6 6.9
Dk 6.8 6.9 5.65 6.4
Rata-rata 7.5 7.1 7.2

Keterangan
A : Jumlah data
Ak : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 5 menit
B : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 5 menit
Bk : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 10 menit
C : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 10 menit
Ck : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 15 menit
D : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 15 menit
Dk : Sirup dengan penambahan HCl, waktu hidrolisis 20 menit
A : Sirup tanpa penambahan HCl, waktu hidrolisis 20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

4. Hasil Uji Normalitas Parameter Organoleptik

a. Kenampakan

Kena Kena
Kenam Kenam Kenam Kenam
Kenam mpak Kenam mpak
pakan pakan pakan pakan
pakan an pakan an
sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup sirup C sirup
A Ak D Dk
Bk Ck
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
1.094 0.813 1.391 1.059 1.453 1.106 0.933 0.948
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.182 0.523 0.042 0.212 0.029 0.173 0.349 0.33
tailed)

b. Bau

Bau Bau Bau Bau Bau Bau


Bau Bau
sirup sirup sirup sirup sirup sirup
sirup B sirup C
A Ak Bk Ck D Dk
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
1.12 0.883 0.916 1.085 1.113 1.085 0.93 1.158
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- 0.162 0.416 0.371 0.19 0.168 0.19 0.352 0.137
tailed)
c. Rasa

Rasa Rasa Rasa Rasa Rasa Rasa


Rasa Rasa
sirup Sirup Sirup Sirup sirup Sirup
sirup B sirup C
A Ak Bk Ck D Dk

N 20 20 20 20 20 20 20 20

Kolmogo
rov-
.782 .922 .938 .935 .988 .935 .729 .855
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2- .574 .363 .343 .346 .283 .346 .662 .457
tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

B. Uji Normalitas Kadar Glukosa pada Sirup Air Leri Beras IR-64

1. Data Perhitungan Jumlah Glukosa

Jumlah Glukosa dalam Waktu Hidrolisis


Pen
Jumlah Glukosa
gul Kontrol (ml) HCl (ml) Kontrol-HCl (ml)
(mg)
ang
Menit Menit Menit Menit
an
5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20 5 10 15 20
22. 21. 20. 19. 20. 2. 4. 7.2 12 2.
1 23 23 18 3.3 5 1.2
8 3 8 5 1 2 8 .2 4
22. 23. 22. 22. 19. 18. 21. 3. 9. 4.8 9. 2.
2 21 2.2 4 1
5 2 5 5 6 5 5 9 7 7 4
22. 22. 23. 21. 19. 18. 20. 1. 2. 9.7 14 4.
3 22 3.7 5.8 1.8
5 8 8 2 1 8 2 3 4 .7 8
Ju 68. 69. 65. 61. 59. 55. 61. 7. 14. 16 21. 36 9.
68 9.2 4
mla 8 3 8 6 6 3 8 4 8 .9 7 .6 6
h
Rat 22. 22. 23. 21. 20. 19. 18. 20. 2. 5. 12 3.
a- 7 9 1 9 5 9 4 6 5 3.1 4.9 1.3 6 7.2 .2 2
rata

2. Deskripsi Data

Jumlah glukosa

Std. Std. 95% Confidence Interval for Mean


N Mean Minimum Maximum
Deviation Error
Lower Bound Upper Bound
5 menit 3 5.633 3.7207 2.1481 -3.609 14.876 2.4 9.7
10 menit 3 7.233 2.4502 1.4146 1.147 13.320 4.8 9.7
12.20
15 menit 3 2.5000 1.4434 5.990 18.410 9.7 14.7
0
20 menit 3 3.200 1.3856 .8000 -.242 6.642 2.4 4.8
Total 12 7.067 4.1141 1.1876 4.453 9.681 2.4 14.7

3. ANOVA

a. Deskripsi Uji Normalias

a. Waktu Shapiro-Wilk
Sig.
5 menit √
10 menit √
Glukosa
15 menit √
20 menit -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Keterangan
√ : Signifikan
- : Tidak Signifikan

b. Uji Normalitas

waktu Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk


Statistic df Sig. Statistic df Sig.
5 menit .255 3 . .962 3 .627
Jumlah 10 menit .176 3 . 1.000 3 .977
glukosa 15 menit .175 3 . 1.000 3 1.000
20 menit .385 3 . .750 3 .000
a. Lilliefors Significance Correction

c. Uji Homogenitas

Jumlah glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.797 3 8 .529

d. ANOVA

Jumlah glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 130.153 3 43.384 6.194 .018
Within Groups 56.033 8 7.004
Total 186.187 11

e. Tukey’s HSD

Dependent Variable: Jumlah glukosa


Tukey HSD
(I) waktu (J) waktu Mean Std. Sig. 95% Confidence
Difference Error Interval
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
10 menit -1.6000 2.1609 .878 -8.520 5.320
5 menit 15 menit -6.5667 2.1609 .063 -13.487 .353
20 menit 2.4333 2.1609 .685 -4.487 9.353
10 menit 5 menit 1.6000 2.1609 .878 -5.320 8.520
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Dependent Variable: Jumlah glukosa


Tukey HSD
(I) waktu (J) waktu Mean Std. Sig. 95% Confidence
Difference Error Interval
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
15 menit -4.9667 2.1609 .177 -11.887 1.953
20 menit 4.0333 2.1609 .313 -2.887 10.953
5 menit 6.5667 2.1609 .063 -.353 13.487
15 menit 10 menit 4.9667 2.1609 .177 -1.953 11.887
*
20 menit 9.0000 2.1609 .013 2.080 15.920
5 menit -2.4333 2.1609 .685 -9.353 4.487
20 menit 10 menit -4.0333 2.1609 .313 -10.953 2.887
*
15 menit -9.0000 2.1609 .013 -15.920 -2.080
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

4. Uji Regresi

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression .817 1 .817 .044 .838b
1 Residual 185.370 10 18.537
Total 186.187 11
a. Dependent Variable: Jumlah glukosa
b. Predictors: (Constant), waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pengukuran Beras IR-64 Pengukuran HCl

Pemanasan akuades Pencampuran beras pada akuades

Bahan yang digunakan dalam metode Pemanasan larutan setelah


Luff-Schoorl ditambahkan larutan Luff-Schoorl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Titrasi dengan Natriumthiosulfat Hasi titrasi

Uji Organoleptik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lampiran 5 Silabus Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (Biologi) SMA

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/1
Alokasi Waktu : 5 Minggu x 3 JP

Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah ling-kungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu meng-gunakan metode, sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Ruang Lingkup Biologi
3.1 Memahami melalui  Permasalahan Mengamati observasi 5 minggu x  Video
penerapan tentang ruang Biologi pada dan melakukan  Sikap saat 3 JP kesela
lingkup Biologi berbagai objek penelitian dengan proses matan
(permasalahan pada Biologi, dan menerapkan pembelaja kerja
berbagai obyek Biologi tingkat aspek-aspek ran di
dan tingkat organisasi organisasi keselamatan kerja berlangsu Labora
kehidupan), metode kehidupan dalam laboratorium ng torium
ilmiah dan prinsip  Cabang- Biologi  Sikap saat  Buku
keselamatan kerja cabang ilmu praktikum Biologi
berdasarkan pengamatan dalam Biologi Menanya berlangsu untuk
dan percobaan dan kaitannya siswa dimotivasi ng Kelas
untuk membuat
dengan  Sikap saat X SMA
pengembangan pertanyaan kreatif dan
diskusi
karir di masa dan kritis terkait MA
berlangsu
depan metode ilmiah dan
ng
keselamatan kerja
 Manfaat
di laboratorium
mempelajari portopolio
Biologi bagi diri Mengumpulkan Data  Laporan
sendiri dan praktikum
 Menggali informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Kompetensi Materi Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pembelajaran Pembelajaran Waktu Belajar
Ruang Lingkup Biologi
lingkungan, tentang berdasark
4. 1 Menyajikan data dalam serta masa keselamatan kerja an metode
berbagai bentuk media depan dan metode ilmiah ilmiah
informasi tentang peradaban dan dapat
permasalahan pada bangsa menyimpulkan.
berbagai obyek Biologi  Metode Ilmiah  Melakukan
dan tingkat organisasi  Keselamatan praktikum
kehidupan sebagai hasil Kerja
penerapan metode ilmiah Mengasosiasikan
dengan memperhatikan  Mengkomunikasika
aspek keselamatan kerja n
 Membuat laporan
hasil-hasil
pengamatan, hasil
penelitian, dan
kerja ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Lampiran 6 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X/ 1
Materi Pokok : Ruang Lingkup Biologi
Pertemuan : 3 dan 4
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
KD 3.1 : Menjelaskan ruang lingkup biologi (permasalahan pada
berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),
melalui penerapan metode ilmiah dan prinsip keselamatan
kerja
KD 4.1 : Menyajikan data hasil penerapan metode ilmiah tentang
permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat
organisasi kehidupan

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

C. Indikator
3.1.1 Memahami tahapan-tahapan kerja metode ilmiah
3.1.2 Menganalisis tata cara keselamatan kerja dalam
melaksanakan penelitian dengan metode ilmiah
3.1.3 Menyimpulkan tentang tata cara keselamatan kerja dan
kaitannya dengan metode ilmiah
4.1.1 Melakukan eksperimen yang berkaitan dengan permasalah
biologi (praktikum Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa Pada
Sirup Hasil Hidrolisis Air Leri Beras IR-64 Dengan Metode
Pengukuran Luff Schoorl)
4.1.2 Menyajikan data hasil percobaan yang dilakukan dalam bentuk
laporan

D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Melalui pemutaran video siswa dapat memahami tahapan-
tahapan kerja metode ilmiah
3.1.2 Melalui diskusi kelompok siswa dapat menganalisis tata cara
dan keselamatan kerja dalam melaksanakan penelitian
dengan metode ilmiah
3.1.3 Melalui presentasi kelompok siswa dapat menarik kesimpulan
tentang tata cara keselamatan kerja dan kaitannya dengan
metode ilmiah
4.1.1 Melalui kegiatan praktikum siswa dapat menyelesaikan
permasalahan biologi sesuai dengan tahapan metode ilmiah
4.1.2 Setelah kegiatan praktikum siswa dapat membuat laporan
tertulis hasil eksperimen mengenai hidrolisis glukosa oleh HCl

E. Materi Pembelajaran
 Metode Ilmiah
 Keselamatan Kerja

F. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


 Pendekatan : Saintifik
 Metode dan Model Pembelajaran : Diskusi dan presentasi,
eksperimen

G. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar


 Media pembelajaran :
Lembar kerja peserta didik tentang ruang lingkup biologi, Jurnal,
Video, dan PPT
 Sumber belajar :
 Subardi, Nuryani, dan Shidiq Pramono. 2007. Biologi untuk
Kelas X SMA dan MA. Jateng : CV Usaha Makmur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

 Purwoko Agung, Budi Andang Wijayanto. 2007. Biologi untuk


Kelas X SMA dan MA. Klaten : Mitra Media Pustaka.

H. Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran


1. Alat
a. Alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran :
Laptop, viewer, speaker, spidol
b. Alat yang dibutuhkan dalam praktikum :
 Gelas beker 100 ml
 Gelas beker 50 ml
 Labu ukur 500 ml
 Erlenmeyer 200 ml
 Oven
 Kertas saring
 Coolbox
 Pengaduk
 Hotplate
 Pipet tetes
 Pipet ukur
 Buret
 Klem dan Statif
 Timbangan dapur
 Timbangan analitik
2. Bahan praktikum
 Beras IR-64
 Akuades
 Indikator asam basa
 PP
 KI
 NaOH
 H2SO4
 Na2S2O3
 HCL
 Larutan Luff Schoorl
3. Media Pembelajaran
Materi ajar, buku panduan belajar, LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

I. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 x 45 menit)
Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi 1. Menyiapkan suasana belajar
(20 menit) belajar siswa yang kondusif
2. Mengawali kegiatan dengan
berdoa dan kemudian
mengabsen kehadiran siswa
Melakukan 3. Guru menyampaikan materi
apersepsi yang akan dibahas, serta
menyampaikan tujuan
pembelajaran
4. Guru memotivasi siswa agar
semangat belajar
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil yang terdiri
dari 5 orang
Inti (80 menit) Mengamati 6. Siswa menonton video
tentang “keselamatan kerja di
laboratorium” pada viewer
7. Siswa mencatat setiap hal
penting yang ditemukan
8. Guru memberikan arahan
dan tugas setelah menonton
video
9. Siswa mengerjakan tugas
dalam kelompok
10. Guru melihat kemampuan
interaksi siswa dalam
kelompok
Menanya 11. Siswa dirangsang untuk
bertanya pada guru tentang
apa yang belum dimengerti
dalam menjawab soal latihan
kelompok, atau tentang
penjelasan pada buku yang
kurang dimengerti siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Mengumpulkan 12. Siswa mengkaji pustaka


Data untuk menyelesaikan tugas
kelompok tentang
keselamatan kerja di
laboratorium
Menalar 13. Siswa mengolah informasi
yang telah diperoleh untuk
melengkapi jawaban dari
pertanyaan pada tugas
kelompok
Mengkomunikasikan 14. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi tentang keselamatan
kerja di laboratorium dan
metode ilmiah,
15. Guru memberi kesempatan
pada beberapa anak yang
ingin bertanya terkait
presentasi kelompok lain
Penutup (30 Apresiasi 16. Sebagai bentuk apresiasi
menit) terhadap kelompok yang
telah melakukan presentasi,
guru mengucapkan
terimakasih bertepuk tangan
bersama siswa untuk hasil
kerja keras siswa
Klarifikasi 17. Jika siswa salah dalam
jelaskan maka guru memberi
klarifikasi pernyataan yang
benar
Merangkum 18. Siswa merangkum hal-hal
yang telah dipelajari
Tindak Lanjut 19. Guru memberi tugas pada
siswa untuk mepelajari
tentang hidrolisis glukosa dan
menyiapkan alat dan bahan
praktikum pada pertemuan
berikutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Pertemuan ke-2 (3x 45)


Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan 1. Menyiapkan suasana belajar
(20 menit) kondisi belajar yang kondusif
siswa 2. Mengawali kegiatan dengan
berdoa dan kemudian
mengabsen kehadiran siswa
Melakukan 3. Guru memeriksa tugas siswa
apersepsi terkait persiapan alat dan
bahan praktikum
4. Guru menyampaikan tujuan
praktikum
5. Guru menyebutkan satu per
satu alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum
Inti (85 menit) Praktikum 6. Guru membagikan LKS
panduan praktikum “Analisis
Kuantitatif Kadar Glukosa
pada Sirup Hasil Hidrolisis Air
Leri Beras IR-64 dengan
Metode Pengukuran Luff
Schoorl”
7. Guru menjelaskan cara kerja
kepada asiswa
8. Siswa melakukan praktikum
dan diawasi oleh guru
9. Guru mengamati keaktifan
siswa dalam praktikum
Penutup (30 Apresiasi 10. Sebagai bentuk apresiasi
menit) terhadap kelompok yang telah
melakukan praktikum dengan
baik dan teliti, guru
mengucapkan terimakasih dan
mengajak siswa bertepuk
tangan
Klarifikasi 11. Guru mengklarifikasi beberapa
cara kerja dan penggunaan
alat dan bahan yang salah
yang mungkin terjadi pada
saat praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Merangkum 12. Siswa merangkum hal-hal


yang telah dipelajari
Tindak Lanjut 13. Guru memberi tugas pada
setiap individu untuk
menyajikan hasil praktikum
dalam bentuk laporan dengan
waktu pengerjaan selama 1
minggu.
14. Guru memberi tugas untuk
siswa untuk mempelajari
tentan Keanekaragaman
Hayati

J. Penilaian
Kompetensi dan Teknik Penilaian
1. Kognitif : Tugas kelompok (uraian)
2. Afektif : Melalui pengamatan saat KBM
3. Psikomotorik : Kinerja dan laporan
Bentuk Instrumen
1. Latihan soal
2. Tabel pengamatan (terlampir)
3. Laporan individu (LKS)

Yogyakarta,…………………..2018

Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :
Kelas/ Kelompok :

A. Judul : Analisis Kuantitatif Kadar Glukosa Pada Sirup Hasil Hidrolisis Air
Leri Beras IR-64 Dengan Metode Pengukuran Luff Schoorl

B. Tujuan Pembelajaran
4.1.1 Melalui kegiatan praktikum siswa dapat menyelesaikan
permasalahan biologi sesuai dengan tahapan metode ilmiah
4.1.2 Setelah kegiatan praktikum siswa dapat membuat laporan
tertulis hasil eksperimen mengenai hidrolisis glukosa oleh HCl

C. Alat dan Bahan


1. Alat
 Gelas beker 100 ml
 Gelas beker 50 ml
 Labu ukur 500 ml
 Erlenmeyer 200 ml
 Oven
 Kertas saring
 Coolbox
 Pengaduk
 Hotplate
 Pipet tetes
 Pipet ukur
 Buret
 Klem dan Statif
 Timbangan dapur
 Timbangan analitik
2. Bahan
 Beras IR-64
 Akuades
 Indikator asam basa
 PP
 KI
 NaOH
 H2SO4
 Na2S2O3
 HCL
 Larutan Luff Schoorl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

D. Cara Kerja
1. Pembutan Sirup Air Leri Beras IR-64
a. Disiapkan beras IR-64
b. Beras ditimbang sebanyak 25 gram
c. Didihkan 75 ml akuades pada gelas beker 100 ml
d. Dimasukan 25 gram beras ke dalam akuades mendidih
e. Diaduk hingga suhu larutan menjadi suam kuku
f. Ditambahkan HCl 0,5 N sebanyak 5 mililiter
g. Diaduk agar larutan tercampur merata
h. Dipanaskan dalam oven 125 0C dengan variasi waktu :
1) 5 menit
2) 10 menit
3) 15 menit
4) 20 menit
i. Sirup dipindahkan sesegera mungkin ke dalam coolbox
j. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali

2. Pembuatan Blangko (kontrol) Sirup Air Leri Beras IR-64


a. Disiapkan beras IR-64
b. Beras ditimbang sebanyak 25 gram
c. Didihkan 75 ml akuades pada gelas beker 100 ml
d. Dimasukan 25 gram beras ke dalam akuades mendidih
e. Diaduk hingga suhu larutan menjadi suam kuku
f. Dipanaskan dalam oven 125 0C dengan variasi waktu :
1) 5 menit
2) 10 menit
3) 15 menit
4) 20 menit
g. Sirup dipindahkan sesegera mungkin ke dalam coolbox
h. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali

3. Titrasi dan Perhitungan Glukosa pada Sirup Hasil Hidrolisis


a. Dimasukan 10 mL filtrate ke dalam Erlenmeyer 500 mL
b. Ditambahkan 25 mL larutan Luff Schoorl
c. Ditambahkan 15 mL akuades
d. Larutan dipanaskan hingga mendidih selama 10 menit
e. Dinginkan sesegera mungkin di dalam wadah es
f. Setalah dingin, ditambahkan 15 mL larutan KI 20% secara
perlahan-lahan
g. Ditambahkan 25 mL larutan H2SO4 25% secara perlahan-lahan
h. Dititrasi dengan Natriumthiosulfat 0,1 % sampai warna kuning
pucat
i. Ditambahkan tiga tetes amilum 1%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

j. Hasil titrasi dengan Natriumthiosulfat ditulis pada tabel hasil


pengamatan
E. Hasil Pengamatan
No Lama Waktu Hidrolisis Kadar Glukosa Keterangan
1
2
dst

F. Pembahasan
1. Jelaskan proses perubahan yang terjadi pada larutan (sirup)!
2. Apakah ada perbedaan jumlah glukosa dari perbedaan lama
waktu hidrolisis? Jelaskan mengapa bisa terjadi!
3. Apakah ada perbedaan antara larutan yang diberi HCl dan yang
tidak diberi HCl? jelaskan!
4. Jelaskan fungsi larutan NaOH pada praktikum!
5. Jelaskan fungsi dan proses kerja larutan Luff-Schorl!

G. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF

Soal Latihan Kelompok

No Soal Kunci Jawaban


1 Sebutkan dan jelaskan Langkah-langkah Metode Ilmiah
langkah-langkah metode a. Observasi, yaitu proses pengenalan
ilmiah lingkungan sekitar dengan tujuan untuk
mencari suatu masalah dalam
lingkungan.
b. Perumusan masalah, merupakan
langkah awal dimulainya suatu
penelitian. Percobaan dimulai dengan
suatu pertanyaan, setelah itu mencoba
untuk menjawab pertanyaan tersebut
dengan melakukan percobaan
b.Mengajukan hipotesis, yaitu jawaban
sementara terhadap rumusan masalah.
Jawaban sementara harus diselidiki
dengan melakukan eksperimen
c. Melakukan percobaan, yaitu dengan
cara membuat rancangan
penelitian,yaitu berbagai hal yang
harus diperhatikan sebelum, selama
dan setelah penelitian , yang meliputi
jenis penelitian, (deskriptif,
eksperimen), variabel penelitian
(variabel bebas, terikat dan variabel
kontrol), persiapan alat, bahan, tempat
dan waktu penelitian, tekhnik
pengumpulan data (data kwalitatif,
kwantitatif), serta melakukan tekhnik
pengolahan data (tabel, bagan dll).
 Variabel :
Variabel adalah ciri obyek yang
nilainya beragam. Ada 2 jenis
variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas
(indevendent variable), merupakan
variabel yang diubah, sedangkan
variabel terikat (devendent
variable) merupakan variabel yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

No Soal Kunci Jawaban


berubah, tergantung perubahan
variabel bebas.
 Pada percobaan biologi, biasanya
terdapat dua kelompok perlakukan,
yaitu kelompok yang diberi
perlakuan dan kelompok kontrol
(tidak diberi perlakuan).
d. Menarik kesimpulan, dimana
kesimpulan berisi hasil percobaan yang
dilakukan, apakah mendukung atau
tidak mendukung hipotesis yang
dibuat.
e. Mempublikasikan hasil karya secara
lisan maupun terlutis
2 sebutkan sifat-sifat ilmiah! Seorang ilmuwan juga harus memiliki
sikap ilmiah, yaitu sikap ingin tahu, kritis,
santun, tidak merasa paling benar, berikap
obyektif (melihat sesuatu sebagaimana
adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi
atau kepentingan sendiri), jujur, tekun,
disiplin, terbuka, bekerja sama, dapat
membedakan antara fakta dan opini,
dapat membedakan antara hipotesis dan
solusi, berpendapat secara ilmiah, berani
mengusulkan perbaikan dan bertanggung
jawab.
3 sebutkan dan jelaskan
fungsi dari :

Erlenmeyer : Tempat membuat larutan.


Dalam membuat larutan erlenmeyer yang
selalu digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

No Soal Kunci Jawaban

Gelas Beaker : Tempat untuk menyimpan


dan membuat larutan. Beaker glass
memiliki takaran namun jarang bahkan
tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume suatu zat ciar.

Klem dan statif :


Sebagai penjepit, misalnya:

· Untuk menjepit soklet pada proses


ekstraksi

· Menjepit buret dalam proses titrasi

· Untuk menjepit kondensor pada proses


destilasi

Incubator : Digunakan untuk fermentasi


dan menumbuhkan media pada pengujian
secara mikrobiologi.

Indikator universal : Untuk identifikasi


keasamaan larutan/ zat. Caranya: setelah
kertas indikator universal dicelupkan di
cocokan warna yang ada pada kotak
kertas universal.
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal
dicelupkan di cocokan warna yang ada
pada kotak kertas universal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF

No Soal Rubrik Skor Total


Skor
1 Sebutkan dan jelaskan  Menyebutkan 1 metode 1 5
langkah-langkah metode ilmiah
ilmiah  Menyebutkan metode 2
tapi tidak lengkap
 Menyebutkan metode 3
imliah lengkap tapi tidak
berurutan ilmiah
 Menjelaskan metode 4
ilmiah tapi tidak
semuanya 5
 Menjelaskan metode
ilmiah dengan lengkap
dan berurutan
2 sebutkan sifat-sifat ilmiah!  Menyebutkan sifat ilmiah 1 2
tapi tidak lengkap 1
 Menyebutkan sifat ilmiah
secar lengkap
3 sebutkan dan jelaskan  Menyebutkan alat pada 3
fungsi dari gambar ! gambar
 Menjelaskan fungsi dari
beberapa
 Menyebutkan dan
menjelaskan fungsi dari
setiap alat
Total

Nilai yang diperoleh =

LEMBAR PENILAIAN ASPEK KOGNITIF

No Nama Kelompok Nama Siswa Skor


1
2
dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF

No Aspek Rubrik Skor


1 Kedisiplinan  Hadir tepat waktu di kelas sebelum pelajaran 1234
dimulai
 Tidak membuat keributan saat pelajaran 1234
berlangsung
 Menjawab pertanyaan teman dengan benar 1234

 Merangkum jawaban dari sumber yang 1234


relevan
3 Sopan  Menghormati guru 1234
Santun
 Menghormati sesama teman 1234

4 Tanggung  Berupaya sungguh-sungguh dalam 1234


Jawab mengerjakan tugas
 Bertanggung jawab dalam kelompok 1234

5 Keaktifan  Aktif dalam mengemukakan pendapat 1234

 Aktif dalam memberikan kritik dan saran 1234

TOTAL

Keterangan
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat baik

Skor
Nilai Keterangan yang
diperoleh
A Sangat Baik 61-80
B Baik 41-60
C Cukup Baik 21-40
D Kurang Baik 0-20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF


Aspek yang diamati
Nama Tanggu Total
No Kedisiplin Kejujur Sopan Keaktif Nilai
Siswa ng skor
an an Santun an
Jawab
1
2
dst

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN


Kode Aspek Skor
Menyiapkan alat dan bahan
A 1234
praktikum
Menggunakan alat praktikum 1234
B
dengan tepat
Melakukan praktikum sesuai 1234
C
dengan carakerja
Menbersihkan kembali alat dan 1234
D
meja praktikum
Mengembalikan bahan dan alat 1234
E
praktikumpada tempatnya
Total
Keterangan
1 = Kurang Baik
2 = Cukup Baik
3 = Baik
4 = Sangat Baik

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN


Aspek yang dinilai
No Nama Siswa Skor Nilai
A B C D E
1
2
dst

Nilai yang diperoleh =


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

FORMAT LAPORAN TERTULIS


A. Acara Praktikum (Judul, hari/tanggal, tempat) (5)
B. Tujuan Praktikum (5)
C. Dasar Teori (16)
D. Alat Bahan, dan Cara Kerja (9)
E. Hasil Pengamatan (19)
F. Pembahasan (25)
G. Kesimpulan (9)
H. Daftar Pustaka (7)
I. Lampiran (3)

Pedoman Penilaian Laporan Tertulis

Aspek Skor Kriteria Penilaian


1 Hanya mencantumkan 1
komponen lengkap
3 Mencantumkan 2 komponen
A. Acara
lengkap
5 Mencantumkan 3 komponen
lengkap
1 Tidak mencantumkan tujuan
praktikum
3 Mencantumkan tujuan praktikum
B. Tujuan namun tidak sesuai dengan
percobaan yang dilakukan
5 Mencantumkan tujuan praktikum
dengan lengkap dan benar
1 Tidak mencantumkan dasar teori
6 Mencantumkan dasar teori tetapi
tidak sesuai dengan topik
praktikum
11 Mencantumkan teori sesuai
C. Dasar Teori
kalimat sistematis namun tidakdi
sertai sumber
16 Mencantumkan dasar teori sesuai
dengan topik percobaan lengkap,
sistematis, dan disertai sumber
1 Tidak mencantumkan alat bahan,
dan cara kerja
D. Alat Bahan dan Cara 4 Mencantumkan salah satu
Kerja komponen
6 Mencantumkan 2 komponen
9 Mencantumkan 3 komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

E. Hasil Pengamatan 1 Tidak mencantumkan hasil


pengamatan
7 mencantumkan hasil pengamatan
tetapi data yang dicantumkan tidak
lengkap
13 Data ditulis lengkap tapi tidak rapih
19 Data ditulis lengkap dan rapih
1 Tidak mencantumkan hasil
pengamatan
5 Mencantumkan pembahasan dari
1 pertanyaan
9 Mencantumkan pembahasan dari
2 pertanyaan
13 Mencantumkan pembahasan dari
F. Pembahasan
3 pertanyaan
17 Mencantumkan pembahasan dari
4 pertanyaan
21 Mencantumkan pembahasan dari
5 pertanyaan tetapi tidak lengkap
25 Mencantumkan pembahasan dari
5 pertanyaan secara lengkap
1 Tidak mencantumkan kesimpulan
5 Kesimpulan tidak menjawab tujuan
G. Kesimpulan
9 Kesimpulan mengarah pada
tujuan, lengkap dan singkat
1 Tidak mencantumkan daftar
pustaka
3 Mencantumkan daftar pustaka
namun tidak lengkap
H. Daftar Pustaka
5 Mencantumkan daftar pustaka
lengkap, penulisan belum benar
7 Mencantumkan daftar pustaka
lengkap, penulisan sudah benar
I. Lampiran 1 Tidak mencantumkan lampiran
2 Mencantumkan lampiran namun
tidak disertai keterangan
3 Mencantumkan lampiran, lengkap,
dan disertai keterangan

Nilai yang diperoleh =

Anda mungkin juga menyukai