Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

“MAKALAH CONTOH KASUS KODE ETIK,PERILAKU ETIK DAN DILEMA ETIK DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH:

NAMA: (1) NURISTA ISMAIL

(2) MEYLITIA FIKRI M AHMAD

JURUSAN: D-III KEPERAWATAN

KELAS: (B) KEPERAWATAN

SEMESTER: 1 (SATU)

“POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE”


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa atas berkat rahmatnya kepada saya
sehingga saya dapat membuat makalah ini yang berjudul “MAKALAH CONTOH KASUS KODE
ETIK,PERILAKU ETIK DAN DILEMA ETIK DI INDONESIA” penyusunan makalah ini ditepat waktu.

Makalah ini disampaikan sebagai bentuk pertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas ini.semoga
makalah ini dapat ini berguna bagi para pembaca,namun saya tahu bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih ada beberapa kekurangan untuk itu saran dan kritik sangat dibutuhkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG

Kata etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang sudah melekat
dalam setiap interaksi yang dilakukan manusia dengan sesamanya. Sebagai suatu subyek, etik
berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah
tindakan-tindakan yang dikerjakannya itu salah, benar, baik, atau buruk. Setiap manusia selalu
erat kaitannya dengan baik ketika manusia tersebut berperilaku dalam lingkungan masyarakat
maupun dalam lingkungan kerja. Manusia sebagai makhluk pribadi maupun sebagai makhluk
sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Kehidupan manusia yang sarat akan
kepentingan dan tujuan membuat manusia terkadang melupakan pentingnya keberadaan yang
sebenarnya melekat pada diri mereka masing-masing. Manusia itu sendiri hendaknya selalu
bertindak dan bekerja sesuai yang diterapkan di lingkungan kerja mereka masing-masing serta
mengingat kembali agar dapat bertindak dan bekerja dengan mengutamakan etika dari pada
kepentingan dan tujuan masing-masing pribadi. Kehidupan bermasyarakat sekarang sudah
mengarah pada konflik-konflik baik secara horizontal maupun vertikal. Konflik-konflik tersebut
terjadi akibat dari kurangnya kesadaran manusia akan etika yang mengakibatkan tingkah laku
manusia yang semakin tidak pada hakekatnya sebagai manusia yang beradab. Setiap tindakan
dan perbuatan manusia cenderung mengarah terhadap penguasaan dan terhadap kepentingan
yang meliputi diri mereka sendiri, sehingga memicu konflik antar manusia itu sendiri.

 RUMUSAN MASALAH
1). Apa saja contoh kasus kode etik?
2). Apa saja perilaku etik?
3). Apa saja dilema etik?

 TUJUAN MASALAH
1). Mengetahui contoh kasus kode etik
2). Mengetahui perilaku etik
3). Mengetahui dilema etik
BAB II

PEMBAHASAN

1). CONTOH KASUS ETIK

1. Lalai Menjalankan Kewajiban Terhadap Pasien

Pelanggaran kode etik keperawatan yang pertama adalah bentuk kelalaian yang dilakukan
oleh perawat kepada pasien. Kelalaian ini dapat berupa kesalahan pemberian obat,
penanganan yang lambat, tidak sesuai dengan diagnosa hingga bahkan kesalahan dalam
menangani pasien. Sebut saja sebuah kasus yang pernah terjadi di wilayah Amerika Serikat.
Diaman seorang perawat memotong jari tangan bayi yang barus berusia tiga bulan.
Bukannya nelapor kepada dokter ia justru membuang jari tangan bayi tersebut.

Hal tersebut baru diketahui setelah seorang perawat lain melihat jari tangan sang bayi
berdarah. Setelah dicari cari kemudian barulah ditemukan potongan jari bayi tersebut di
dalam kotak sampah. Tentu saja hal ini membuat kita sedikit prihatin. Sebab, harusnya
seorang perawat mamou memberikan pelayanan yang baik dengan memberi penanganan
medis yang tepat. Namun jika hal yang demikian yang terjadi tentunya akan membuat
seorang perawat yang tadi dikatakan melanggar kode etik.

Sebagai manusia tentunya seorang perawat juga tidak luput dari kesalahan. Namun, ada
baiknya jika tetap berpegang kepada kode etik yang ada, sehingga kemudian nantinya akan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan optimal demi kesembuhan pasien. Serta
juga meminimalisir kesalahan dan kelalaian dengan meningkatkan kualitas dan tanggung
jawab terhadap profesi.

2).Konsumsi Narkoba

Contoh pelanggaran kode etik selanjutnya adalah konsumsi narkoba yang dilakukan oleh para hakim.
Narkoba adalah barang illegal yang sudah jelas dilarang peredarannya secara hukum jika dikonsumsi
secara bebas, hanya diperbolehkan untuk dikonsumsi secara medis dengan batasan tertentu.

3).Pemalsuan Dokumen
Kasus pemalsuan dokumen banyak sekali terjadi, dan menjadi rentan dilakukan oleh para hakim di
Indonesia. Kasus pemalsuan dokumen ini bisa berakibat fatal ketika seseorang yang melanggar kasus
dibantu oleh hakim dalam hal memalsukan dokumen sehingga dapat dibebaskan dari tuntutan.
Seperti sebuah pemalsuan dokumen negara oleh seorang hakim agung dalam membuat vonis pada
seorang gembong narkoba.

4).Gratifikasi dan Suap


Kasus pelangaran suap dan gratifikasi yang dilakukan oleh hakim di Indonesia telah banyak
memenuhi kabar berita di media massa Indonesia. Kasus gratifikasi dan suap yang banyak dilakukan
oleh hakim antara lain adalah jual beli perkara, jadi yang bisa membayar hakim dengan harga
tinggilah yang bisa memenangkan perkara. Kasus seperti ini banyak tetapi pemberantasan belum
bisa dilakukan secara menyeluruh karena banyaknya pengadilan yang ada di seluruh Indonesia.

5).Tidak Berlaku Adil Kepada Pasien

Beberapa perawat kerap memberikan perlakuan yang berbeda kepada pasien berdasarkan status
sosialnya. Misalnya saja kepada pasien bpjs , mereka bersikap lebih galak dan garang. Berbeda
dengan pasien umum dimana mereka akan bersikap cenderung lebih ramah dan hati hati.

Hal ini sudah umum terjadi dan menjadi pemandangan yang biasa. Sehingga hal ini jugalah yang
kemudian membuat para pasien merasa kapok dan membuat pandangan pasien terhadap perawat
menjadi sangat buruk. Hal ini tentu akn mempengaruhi integerutas perawat itu sendiri.

Oleh sebab itu, maka sebagai perawat haruslah berlaku adil terhadap semua pasien. Tanpa
memandang bulu apakah pasien tersebut kaya atau miskin. Sebab perilaku yang demikian ini selalin
tidak patut dicontoh juga merupakan bentuk pelanggaran etika keperawatan.

6). Tidak Menjaga Kerahasiaan Informasi Pasien

Dalam dunia medis, kerahasiaan informasi mengenai pasien adalah merupakan prioritas utama.
Kerahasiaan informasi ini merupakan hak pasien mutlak dan sebagai perawat anda tidak boleh
mengutarakannya kepada orang lain. Bahkan juga pihak keluarga, namun jika kemudian pasien
mempercayai pihak keluarga maka sebagai petigas kesehatan anda boleh memberikan informasi
dengan seizin pasien yang bersangkutan.

Beberapa perawat terkadang malah saling membagikan informasi atas pasien yang sedang mereka
rawat bahkan juga kerap mengosipkannya. Tentu saja hal ini merupakan bentuk pelanggaran etika
keperawatan. Sebab informasi yang terkait dengan pasien harus benar benar di jaga kerahasiaannya.

7).Tidak Memberikan Informasi Secara Jelas

Bagi pasien informasi yang terkait dengan kondisi kesehatannya amatlah penting. Namun dalam
beberapa kasus banyak perawat yang tidak memberikan informasi secara gamblang. Bahkan
perawat terkesan cuek dengan pasien. Padalah hal yang demikian ini sama sekali tidak dibenarkan,
seharusnya perawat dan bersikao informatif dengan memberikan semua informasi terkait dengan
pasien.

Secara pribadi hal demikian banyak dilakukan oleh perawat yang bertugas di rumah sakit negeri.
Mereka bahkan terkesan galak dan kadang ogah ogahan. Berbeda dengan para perawat dari rumah
sakit swasta yang terkesan lebih ramah dan reaktif terhadap pasien. Penilain semacam ini sudah
umum dan memang demikian adanya. Ileh sebab itu rumah sakit negeri cenderung memiliki rate
review yang lebih rendah.

Kondisi ini tidak dapat diabaikan begitu saja sebab pastinya akan dapat menimbulkan kebingungan
bagi pasien. Tidak hanya itu, bagi keluarga pasien para perawat juga harus bersikap informatif dan
terbuka. Sehingga pihak keluarga akan merasa tenang dan yidak was was lagi akan kondisi
keliarganya yang sedang dirawat.
2). PERILAKU ETIK

 Perilaku Etik Perawat

Perilaku etik dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan, mencegah ke
salah pahaman antara tim kesehatan lainnya maupun dengan pasien, dan untuk meningkatkan
keprofesionalan perawat dalam melakukan tindakan keperawatan.

Berikut perilaku etik keperawatan meliputi:

1) Etik yang berorientasi kepada kewajiban Pedoman yang digunakan adalah apa yang seharusnya
dan wajib dilakukan oleh seorang perawat untuk mencapai kebaikan dan kebajikan.

2) Etik yang berorientasi kepada larangan Pedoman yang digunakan adalah apa yang dilarang dan
tidak boleh dilakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan kebajikan.

 Perilaku etik Pelayanan Publik

Menurut Undang-Undang No 25 tahun 2009 pasal 34 pelaksanaan dalam menyelenggarakan


pelayanan publik harus berperilaku sebagai berikut :

1) Adil dan tidak diskriminatif

2) Cermat

3) Santun dan ramah

4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut

5) Profesional

6) Tidak mempersulit

7) Patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar

8) Menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara

9) Tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan peraturan
undang-undang

10) Terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan

11) Tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik

12) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat

13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki

14) Sesuai dengan kepantasan

15) Tidak menyimpang dari prosedur.


3). DILEMA ETIK

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang
layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan
untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang
menghadapi dilema tersebut, yaitu:

1.    Mendapatkan fakta-fakta yang relevan

2.    Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta

3.    Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma

4.    Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema

5.    Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative

6.    Menetapkan tindakan yang tepat.

Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya, (2) jika legal maka disana
terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya.

Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress
pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi
menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson &
Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang
memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan
sebanding. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya
menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain:

1.     Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 )

Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik.

a.         Mengkaji situasi

b.         Mendiagnosa masalah etik moral

c.         Membuat tujuan dan rencana pemecahan

d.        Melaksanakan rencana

e.         Mengevaluasi hasil

2.   Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 )

a.         Mengembangkan data dasar.

Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :
1)   Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya

2)   Apa tindakan yang diusulkan

3)   Apa maksud dari tindakan yang diusulkan

4)   Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan.

b.         Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut

c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan


mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut

d.    Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang
tepat

e.         Mengidentifikasi kewajiban perawat

f.          Membuat keputusan

3.   Model Murphy dan Murphy

a.         Mengidentifikasi masalah kesehatan

b.         Mengidentifikasi masalah etik

c.         Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan

d.        Mengidentifikasi peran perawat

e.         Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan

f.          Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan

g.         Memberi keputusan

h.         Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum


untuk perawatan klien

i.    Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi
tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.

4.   Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981)

           Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik

a.         Mengumpulkan data yang relevan

b.         Mengidentifikasi dilema

c.         Memutuskan apa yang harus dilakukan

d.        Melengkapi tindakan
5.   Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981)

a.         Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan,


komponen etis dan petunjuk individual.

b.         Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi

c.         Mengidentifikasi Issue etik

d.        Menentukan posisi moral pribadi dan professional

e.         Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait.

f.          Mengidentifikasi konflik nilai yang ada


BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa etik adalah suatu sistem norma,nilai serta aturan
professional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar,serta apa yang
tidak benar dan juga tidak baik bagi professional.etik juga dapat dikatakan dengan manusia Dengan
makhluk lainnya dalam berprilaku.

 SARAN

Pembelajaran tentang etika dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus ditanamkan
kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika
keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

Anda mungkin juga menyukai