Anda di halaman 1dari 4

anggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada pasal 1 ayat 3
menegaskan bahwa “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang
bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya”. Lebih
lanjut, pasal 74 undang-undang yang sama menjadi dasar bagi Telkom dalam melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan atau dalam tataran global disebut sebagai Corporate Social Responsibility (“CSR”).
Penyampaian laporan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan merupakan pelaksanaan
ketentuan pasal 66 (2c) undang-undang yang sama yang menyatakan bahwa laporan tahunan harus memuat
laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Sebagai salah satu BUMN, Telkom berkewajiban melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
(“PKBL”), yang pada hakekatnya mempunyai tujuan serupa dengan CSR. Dalam pelaksanaannya, bentuk-
bentuk kegiatan dalam PKBL mengacu pada Peraturan Menteri BUMN No.PER-05/MBU/27 April 2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Sumber pembiayaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan PKBL berasal dari penyisihan laba Perusahaan
bagian pemerintah. Penggunaan dana kegiatan PKBL untuk tahun 2011 berjumlah Rp302,7 miliar. Untuk tahun
2011, pembiayaan pelaksanaan program tanggung jawab sosial Perusahaan sebagaimana diamanatkan oleh
pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 berasal dari anggaran Perusahaan sebesar Rp32 miliar.

Dana PKBL digunakan untuk kegiatan Program Kemitraan yang meliputi penyaluran pinjaman bergulir dan
kegiatan lain untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kegiatan bina lingkungan atau pengembangan
masyarakat meliputi bantuan penyediaan sarana dan prasarana, bantuan bencana alam dan bantuan lain untuk
masyarakat. Sama halnya dengan bina lingkungan, dana CSR digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan sarana dan prasarana serta bantuan lainnya untuk masyarakat dan program pelestarian
lingkungan hidup.

Secara keseluruhan, kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2011,
mencakup program pelestarian lingkungan terutama yang terkait dengan inisiatif mitigasi emisi karbon (“CO2”),
program kemitraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pembangunan sarana dan prasarana untuk
masyarakat, dan program bantuan bencana alam dan bantuan masyarakat.

PROGRAM PELESTARIAN LINGKUNGAN


 

Komitmen Kami untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan dilaksanakan melalui berbagai program, baik di
lingkungan internal maupun di lingkungan masyarakat. Dampak lingkungan yang timbul akibat operasional
Perusahaan harus ditekan serendah mungkin dan Kami bertanggung jawab atas dampak tersebut.

Oleh sebab itu, praktik ramah lingkungan harus dilaksanakan di setiap kegiatan operasi Perusahaan. Hal ini
dijalankan bukan saja dalam rangka mentaati ketentuan dan peraturan perundang-undangan, tetapi lebih jauh
dari itu, untuk mengikuti etika, norma, dan standar yang berlaku secara universal terutama dalam mengatasi
perubahan iklim.

Dalam kaitan ini, Kami berupaya untuk melakukan berbagai program, meliputi; efisiensi energi, pemakaian
energi terbarukan, pengelolaan limbah, pengelolaan dan daur ulang air, serta penyuluhan dan pelestarian
lingkungan bersama masyarakat.

Sebagai penyedia layanan telekomunikasi, dampak langsung kegiatan operasional Telkom terhadap lingkungan
relatif sangat minim dibandingkan dengan industri lainnya dalam bidang eksploitasi sumber daya alam. Namun
demikian, Kami menyadari bahwa dalam konteks pemanasan global, dampak lingkungan akibat operasional
Telkom tidak dapat dihindari.

Sebagai contoh, pemakaian listrik dari sumber energi tak terbarukan, pemakaian BBM untuk kendaraan,
perjalanan dinas dan pemakaian kertas menimbulkan emisi karbon (CO2), penyebab pemanasan global. Terkait
dengan itu, sebagai perusahaan yang bertanggung jawab, Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk ikut serta
mengatasi perubahan iklim melalui berbagai program ramah lingkungan.
Dalam hal keanekaragaman hayati, meskipun kegiatan operasional Kami tidak berdampak signifikan, Kami tetap
berhati-hati dan menghindari pemasangan tower di kawasan hutan agar tidak mengganggu spesies yang
dilindungi, terutama yang tercatat dalam International Union for Conservation of Nature (“IUCN”) Red List.
Dampak lingkungan lainnya akibat kegiatan operasional Telkom yang relatif tidak signifikan adalah dalam hal
limbah berbahaya. Namun, hal ini tetap Kami kelola secara ramah lingkungan. Limbah, seperti baterai bekas dan
pelumas dari genset, ditangani dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

Upaya Mitigasi Emisi Karbon


Tanggung jawab lingkungan terkait dengan emisi karbon (CO2) akibat operasional Telkom, terutama pemakaian
listrik konvensional dan penggunaan BBM, telah menjadi perhatian Kami. Walaupun secara spesifik Kami belum
menghitungcarbon footprint Telkom, namun berbagai langkah strategis dalam upaya mitigasi emisi karbon telah
dilaksanakan sejak tahun 2009 dan berlanjut sampai tahun 2011.
Telkom juga terus mendukung pengembangan dan sosialisasi teknologi yang inovatif dan praktis yang bukan
saja ramah lingkungan, namun juga dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Efisiensi Energi Gedung Perkantoran


Sistem energi di gedung-gedung perkantoran Telkom telah Kami buat menjadi semakin efisien. Berbagai
langkah strategis yang diterapkan untuk itu, antara lain adalah:

1. Penggunaan kumpulan kapasitor (capasitor bank) untuk mengoptimalkan penggunaan listrik;


2. Pemasangan kaca film pada jendela untuk mengurangi efek panas dari luar sehingga mengurangi
kebutuhan untuk pendinginan atau pemakaian AC;
3. Penggantian penerangan konvensional dengan penerangan hemat energi;
4. Penggantian AC chiller dengan AC berdiri;
5. Penerapan secara ketat “nyala-mati” listrik guna menghemat pemakaian listrik;
6. Mendidik karyawan mengenai penghematan energi;
7. Pengelompokan switch untuk mengurangi efek pemanasan dan menghemat listrik;
8. Pemasangan alat pengatur waktu (timer) pada penerangan di luar gedung; dan
9. Penempatan papan peringatan dan stiker di berbagai lokasi yang strategis guna mengingatkan
karyawan untuk menghemat listrik dan air.
Di beberapa lokasi operasi, penghematan energi yang signifikan berhasil Kami capai melalui pengalihan
dari switch TDM ke teknologi soft switch yang memberikan penghematan dari 59,9A ke 23,9A. Sejak pertama
kali diterapkan di seluruh Indonesia pada tahun 2009, proyek softs witch ini telah meliputi call agents (softs witch)
di 12 lokasi dan gerbang trunk di 28 lokasi dengan kapasitas sebanyak 275.609 Line Unit (LU) guna menambah
kapasitas sambungan telepon tidak bergerak, serta keperluan modernisasi sentral dan akses dengan mengganti
TDM switch yang sudah melampaui usia teknis.
Efisiensi Energi BTS
Penghematan energi yang signifikan juga datang dari penggunaan BTS di luar gedung pada semua lokasi BTS
Telkom Flexi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan dan Kawasan Indonesia Timur. BTS di luar gedung
berukuran lebih kecil dari BTS di dalam gedung dan tidak membutuhkan gardu dan pendingin. Dalam kurun
waktu satu tahun, Kami telah menghemat energi dari berkurangnya keperluan pendinginan tersebut hingga 90%
atau 3.291,3 KVA.

Sementara itu, BTS dalam gedung masih Kami gunakan di sebagian besar wilayah Sumatera dan Jawa Tengah.
Untuk melakukan penghematan energi di BTS dalam gedung, Kami menggunakan transformer baru yang lebih
hemat energi sehingga berhasil menekan biaya dari sebelumnya Rp5-7 juta per bulan menjadi Rp500.000-
Rp600.000 saja per bulan. Kedua bentuk investasi tersebut telah menghasilkan penghematan energi luar biasa
dan akan Kami terapkan pada seluruh sisa BTS lainnya.
Pemakaian Energi Terbarukan
Mitigasi emisi karbon yang signifikan telah dilakukan melalui perubahan pola konsumsi energi dari energi tak
terbarukan ke energi terbarukan. Melalui upaya ini, dampak lingkungan dalam konteks emisi karbon (CO2)
menjadi “zero” atau “carbon free”.
Meskipun dalam skala kecil, Kami telah mulai melaksanakan konsep “carbon free” untuk beberapa kegiatan
operasional. Anak Perusahaan Kami, Telkomsel, telah menjadi pelopor dalam penggunaan BTS yang
menggunakan energi terbarukan dari energi matahari dan mikrohidro. Dengan menggunakan sel tenaga
matahari sebagai energi untuk BTS, emisi karbon yang dapat dikurangi dapat mencapai 961,39 ton CO2 setiap
tahunnya.
Telkomsel telah mengoperasikan sebanyak 132 BTS yang menggunakan sel bertenaga matahari di seluruh
Indonesia pada tahun 2009 dan 38 BTS lainnya beroperasi mulai tahun 2010 sehingga kini jumlahnya menjadi
170 BTS. Untuk keperluan tersebut, Telkomsel telah melakukan investasi sebesar Rp100 miliar untuk
mengembangkan sistem energi bertenaga matahari di tahun 2009 dan menginvestasikan Rp50 miliar lagi di
tahun 2010. Dengan 170 BTS bertenaga matahari, saat ini Telkomsel dipandang memiliki BTS ramah lingkungan
terbanyak dibandingkan dengan operator lainnya di Asia.

Telkom juga terus meningkatkan upaya penggunaan sumber energi alternatif di daerah terpencil.

Konsep Kantor Tanpa Kertas


Upaya lainnya dalam mitigasi emisi karbon adalah dengan menerapkan konsep Kantor Tanpa Kertas. Telkom
telah menerapkan konsep ini secara bertahap dengan menerapkan aplikasi nota dinas online sejak 1998 di
beberapa unit dan telah diimplementasikan secara nasional sejak 2004 setelah diperkenalkan oleh Direktur
Utama Telkom. Untuk mendukung implementasi konsep ini Direktur SDM dan BISKUNG mengeluarkan
kebijakan No.KR.05/HK000/SDM-60/2004 tanggal 10 Juni 2004 tentang “Pedoman Implementasi Sistem
Kolaborasi Elektronik di Lingkungan Telkom”. Sejak pertama kali konsep ini diimplementasikan, manajemen
Telkom membuat kebijakan pemotongan anggaran pembelian kertas secara signifikan. Dengan pemakaian
kertas seminimum mungkin, Kami telah mengurangi jumlah sampah kertas.
Saat ini, seluruh unit di Telkom telah menggunakan aplikasi nota dinas online untuk pengiriman nota dinas di
internal Telkom. Selama tahun 2011, surat nota dinas yang dibuat oleh seluruh unit di Telkom melalui aplikasi
nota dinas onlineberjumlah 271.256 buah.
Dengan asumsi rata-rata:

 Satu dokumen nota dinas terdiri dari 2 (dua) lembar kertas


 Satu dokumen nota dinas ditujukan kepada 3 (tiga) orang penerima
 Satu dokumen nota dinas setelah diterima, diteruskan kepada 3 (tiga) orang
Maka dapat dihitung 271.256 dokumen surat x 2 lembar x 3 penerima x 3 disposisi sama dengan 4.882.608
lembar kertas atau sama dengan 9.766 rim kertas. Dengan menggunakan aplikasi nota dinas online, Kami telah
menghemat kertas sebanyak 9.766 rim kertas.
Tidak kalah pentingnya adalah penyuluhan tentang arti penting konsep kantor tanpa kertas agar program
tersebut berjalan secara rutin dan efektif. Telkom mengedukasi para karyawan dalam menerapkan konsep
tersebut, antara lain dalam hal penerbitan surat tagihan elektronik, pembayaran tagihan secara terpusat melalui
teller, Anjungan Tunai Mandiri (“ATM”),phone banking,  internet banking, mobile banking dan auto debit.
Di samping berkontribusi terhadap program mitigasi emisi karbon, manfaat nyata yang dirasakan pelanggan
melalui layanan ini dipandang sangat signifikan, misalnya; waktu tempuh dan akses layanan lebih cepat, handal
dan menghemat biaya. Saat ini, hampir seluruh pelanggan non korporasi (“OLO”) telah memanfaatkan layanan
tersebut. Penghematan yang Kami lakukan juga memiliki dampak secara tidak langsung pada operasi
Perusahaan. Sejak konsep tersebut dimulai, Kami harus menyediakan bandwidth lebih besar untuk
memperlancar lalu lintas jaringan.
Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (“B3”)
Terkait dengan konsep Kantor Tanpa Kertas, pengelolaan sampah dilakukan bersama Dinas Kebersihan
setempat. Pengawasan rutin diterapkan guna menekan jumlah sampah yang tercecer. Telkom juga melakukan
pengelolaan sampah dan pembuangan secara bertanggung jawab di seluruh kantor operasional.

Telkom juga terus mendukung pengembangan dan sosialisasi teknologi yang inovatif dan praktis yang bukan
saja ramah lingkungan, namun juga dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Terhadap material yang dapat didaur ulang, seperti; baterai bekas, kabel tembaga dan material logam,
prosesnya diserahkan kepada pihak ketiga. Perangkat dan peralatan yang sudah tua diganti dengan perangkat
dan peralatan baru dan khusus untuk AC baru diharuskan AC yang tidak menggunakan gas Freon R6 atau
Halon sehingga emisi karbon dapat dikurangi. Agar kebijakan retrofit gas freon berjalan efektif, Kami
mengadakan training untuk Teknisi yang menangani Musicool dan memperoleh sertifikasi dari PT Pertamina
(Persero).
Pengelolaan dan Pemakaian Air Daur Ulang
Air sangat vital untuk kehidupan manusia dan memegang peranan penting dalam menjaga kelangsungan
ekosistem. Oleh sebab itu, pengelolaan dan pemakaian air menjadi isu yang tak kalah pentingnya dibandingkan
dengan upaya mitigasi emisi karbon. Dalam kaitan ini, Kami memiliki komitmen yang tinggi untuk
bertanggungjawab atas pengelolaan dan pemakaian air.
Telkom hanya menggunakan air untuk operasional gedung dan keperluan minum karyawan. Karena relatif
sedikitnya volume konsumsi air, sumber air yang terpengaruh bersifat tidak langsung, seperti dari konsumsi air
yang dipasok oleh Perusahaan Daerah Air Minum (”PDAM”) di mana Kami beroperasi. Meskipun volume
konsumsi air relatif sedikit, Kami telah melaksanakan langkah strategis dalam pengelolaan air dengan
melakukan proses daur ulang air.

Secara sederhana, proses daur ulang Kami lakukan dengan menggunakan sistem filtrasi berbasis arang. Air
hasil daur ulang tersebut Kami gunakan untuk mencuci kendaraan operasional dan menyiram tanaman di
halaman kantor. Selain itu, Kami juga telah memasang biopori dan penampung air di sekeliling gedung kantor
untuk mengumpulkan air hujan.

Gerakan Bersepeda ke Kantor (Bike to Work)


Dalam rangka hidup sehat dan sekaligus memitigasi emisi karbon, Perusahaan menghimbau karyawan untuk
bersepeda ke kantor setiap hari Jumat. Himbauan ini dikeluarkan pada tahun 2009 dan pelaksanaannya
direspon dengan baik oleh sebagian besar karyawan hingga tahun 2011. Kami mengharapkan hal ini akan
menjadi kebiasaan yang merupakan bagian dari gerakan nasional ”Bike to Work” dan membudaya di kalangan
karyawan.
Bantuan Pelestarian Lingkungan Hidup
Telkom secara proaktif membina budaya tanggung jawab lingkungan tidak saja terhadap karyawan tetapi juga
meliputi masyarakat pada umumnya. Hal ini penting dilakukan dalam rangka mengurangi dampak lingkungan
atas kegiatan manusia pada umumnya, di samping untuk mendukung program nasional dalam mengatasi
perubahan iklim.

Sebagai sebuah Perusahaan yang dikelola secara profesional, Telkom juga menunjukkan komitmennya menjaga
kelestarian lingkungan hidup dengan memberikan bantuan kepada masyarakat dalam kegiatan pelestarian atau
rehabilitasi lingkungan hidup melalui Program Bina Lingkungan.

Sejuta Pohon untuk Indonesia (One Billion Indonesia Trees - “OBIT”)


Sebagaimana tertuang dalam komitmen Manajemen pada tanggal 23 Desember 2011 yang lalu, yang
menyatakan bahwa Telkom sebagai BUMN mendukung penuh Program OBIT sebagai bentuk komitmen
Pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26% pada tahun 2020 mendatang yang dipertegas
oleh Kementerian BUMN untuk membangun dan mengembangkan 2 juta hektar hutan rakyat di Pulau Jawa
hingga 2014.

Pada tahun 2011, Telkom berhasil melakukan penanaman sebanyak 174.039 pohon dari rencana penanaman
sebanyak 172.000 pohon atau pencapaian 101%, setelah sebelumnya pada posisi Juni 2011 telah direalisasi
penanaman 58.700 pohon. Total 28 varietas jenis pohon yang ditanam.

Anda mungkin juga menyukai