Anda di halaman 1dari 11

DRAFT

ANGGARAN DASAR (AD)


YAYASAN TONY SAPUTRA (TONY SAPUTRA
FOUNDATION)

BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1

1. Yayasan ini bernama Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation)


merupakan yayasan yang didirikan atas Motto “Ditolong untuk Menolong”
2. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) berkedudukan di Jakarta.
3. Apabila diperlukan dapat dibentuk cabang/perwakilan di tingkat propinsi yang
terdiri dari satu atau beberapa propinsi.

WAKTU
Pasal 2

1. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) ini mulai berdiri dan
diresmikan pada Hari ______ Tanggal _______ Bulan ________ Tahun _______
(__________) di Jakarta.
2. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) ini didirikan untuk waktu yang
tidak terbatas.

BAB II
AZAS
Pasal 3

Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) berazaskan kekeluargaan yang


tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang Undang Dasar Seribu Sembilan
Ratus Empat Puluh Lima (UUD 1945).

SIFAT
Pasal 4

1. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) adalah Yayasan dari Bapak
Tony Saputra sebagai Pendiri.
2. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) bukan merupakan bagian dari
organisasi politik manapun dan tidak melakukan kegiatan politik.
3. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) adalah organisasi yang bersifat
Sosial ,Ekonomi dan Saling Tolong Menolong.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 5

1. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) bermaksud untuk menggalang


atau Mengajak anggotanya untuk Bisa Saling Tolong menolong kepada yang
membutuhkannya.
2. Yayasan Tony Saputra (Tony Saputra Foundation) bertujuan :
a. Mempererat tali persaudaraan serta rasa kesatuan dan persatuan antara
anggota dan keluarganya.
b. Menyelenggarakan suatu interaksi yang positif dengan almamater serta
mempererat hubungan antar alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
c. Meningkatkan kesejahteraan anggota seperti pada Pasal 9 Ayat 1 dan tidak
menutup kemungkinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d. Membantu calon alumnus FKT UGM dalam mempersiapkan diri untuk
terjun ke dalam masyarakat/dunia kerja.

USAHA
Pasal 6

1. Untuk mencapai tujuan termaksud dalam Pasal 5 Anggaran Dasar ini, Yayasan
Spirit D’80 menyelenggarakan usaha yang diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART).

BAB III
ORGANISASI
Pasal 7

1. Yayasan Spirit D’80 diselenggarkan oleh pengurus yang diketuai oleh seorang
Ketua dan dibantu oleh minimal seorang Wakil Ketua.
2. Untuk memperlancar organisasi, Ketua dibantu oleh minimal seorang Sekretaris,
seorang Bendahara dan Bidang-bidang.
3. Yayasan Spirit D’80, sesuai termaktub dalam Pasal 3 Ayat 1, tersusun dalam
tingkatan sebagai berikut :
a. Tingkat Pusat : yaitu kesatuan semua cabang/perwakilan di
tingkat propinsi.
b. Tingkat Propinsi : yaitu kesatuan tingkat wilayah di setiap propinsi.
4. Kepengurusan cabang/perwakilan Yayasan Spirit D’80, mempunyai hak,
wewenang dan kewajiban yang sama dalam membantu kelancaran tugas Pengurus
Pusat.
5. Pengurus Yayasan Spirit D’80 , tingkat propinsi dipilih oleh anggota setempat,
yang kemudian susunan pengurus tersebut ditetapkan oleh Pengurus Pusat dengan
surat pengesahan.
6. Untuk membantu kerja Pengurus Pusat, maka dibentuk Pembina dan Pengawas
yang diangkat dan ditetapkan dalam Musyawarah Anggota.
PENETAPAN ORGANISASI
Pasal 8

1. Yayasan Spirit D’80 tingkat cabang/perwakilan mempunyai luas cakupan


kegiatan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat.
2. Dalam hal terjadi kegiatan luar biasa yang dilakukan oleh cabang/perwakilan
maka dapat diambil ketetapan lain oleh Pengurus Pusat.

KEANGGOTAAN
Pasal 9

1. Yang menjadi anggota Yayasan Spirit D’80 adalah :


a. Anggota biasa,
b. Anggota luar biasa,
c. Anggota kehormatan,
2. Keanggotaan Yayasan Spirit D’80 mulai berlaku setelah dibuktikan dalam Buku
Catatan anggota dan Kartu Tanda Anggota.
3. Ketentuan keanggotaan yang lebih rinci akan dituangkan dalam ART .

KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA


Pasal 10

1. Setiap anggota harus menjunjung nama baik Yayasann Spirit D’80 maupun
almamater.
2. Keanggotaan Yayasan Spirit D’80 melekat pada diri anggota (anggota biasa)
sendiri dan tidak dapat dipindahkan atau diganti pada siapapun.
3. Setiap anggota harus mentaati Anggaran Dasar dan keputusan-keputusan lain
hasil Musyawarah Anggota atau Pengurus.
4. Setiap anggota harus melaksanakan secara aktif segala keputusan yang diputuskan
dalam rapat. Apabila tidak aktif diatur lebih lanjut dalam ART.
5. Setiap anggota Yayasan Spirit D’80 mempunyai hak :
a. Mengeluarkan pendapat dalam Rapat Anggota, baik lisan maupun tertulis
melalui Pengurus.
b. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus.
c. Memberikan kritik dan saran guna tercapainya maksud dan tujuan
Yayasan Spirit D’80 sebagaimana termaktub pada Pasal 5 Anggaran
Dasar Yayasan Spirit D’80.
6. Anggota telah menyetujui persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1) Bersedia untuk ditunjuk/dipilih sebagai Pengurus.
2) Telah menyetujui Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
BAB V
PENGURUS PUSAT
Pasal 11

1. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari dari Yayasan Spirit D’80 dilaksanakan


oleh Pengurus Pusat.
2. Pengurus Pusat dipilih oleh Musyawarah Anggota, untuk masa jabatan 2 (dua)
tahun atau sampai pada Musyawarah Anggota berikutnya atas suara terbanyak.
3. Pengurus Pusat sebelum melaksanakan tugasnya, bersedia mengangkat
sumpah/janji di hadapan Musyawarah Anggota.
4. Pengurus Pusat yang telah terpilih dari dan oleh Musyawarah Anggota diajukan
kepada Pembina dan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan serta
pengangkatannya.

Pasal 12

1. Apabila Ketua Pusat tidak berkedudukan di Sekretariat Pusat, maka harus ada
Perwakilan Ketua Pusat.
2. Pengurus Pusat dapat mengusulkan beberapa orang anggota sebagai pembantu
yang pengangkatannya akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Yayasan
Spirit D’80.

Pasal 13

1. Pembina, Pengawas dan Pengurus dipilih, diangkat dan diberhentikan oleh


Musyawarah Anggota.
2. Pembina, Pengawas dan Pengurus/Anggota Pengurus dapat diberhentikan
sebelum akhir masa kepengurusan apabila terbukti :
a. Pembina, Pengawas dan Pengurus/Anggota Pengurus melakukan tindakan
yang dapat merugikan Yayasan Spirit D’80.
b. Sikap maupun tindakan dari Pembina, Pengawas dan Pengurus/Anggota
Pengurus dapat menimbulkan pertentangan dalam kegiatan Yayasan Spirit
D’80.

Pasal 14

1. Pengurus Pusat terdiri atas :


a. Pembina
b. Pengawas
c. Ketua
d. Sekretaris
e. Bendahara
f. Seksi-seksi

2. Pengurus Pusat dapat menambah/mengangkat personil sebagai pembantu,


menurut keperluan dan perkembangannya, sesuai yang termaktub pada Pasal 12
Ayat 2 Anggaran Dasar Yayasan Spirit D’80.
3. Apabila Ketua berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka Wakil Ketua
untuk sementara melaksanakan tugas Ketua.
4. Apabila Wakil Ketua berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka Ketua
menunjuk salah satu Anggota Pengurus untuk melaksanakan tugas Wakil Ketua.
5. Apabila Sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka Pengurus
dapat mengangkat personil untuk sementara melaksanakan tugas Sekretaris.

BAB VI
PENGURUS PROPINSI
Pasal 15

1. Pengurus Propinsi memimpin organisasi dalam propinsi masing-masing serta


melaksanakan kebijakan-kebijakan dari Pengurus Pusat.
2. Pengurus Propinsi terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara yang dipilih dalam
Rapat Musyawarah Propinsi dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun.
3. Ketua Propinsi ditetapkan oleh Ketua Pusat, dari calon yang diusulkan oleh
Musyawarah Propinsi sebagaimana termaktub dalam Ayat 2 pasal ini.
4. Ketua Propinsi dapat mengusulkan tambahan anggota kepada musyawarah dan
dimintakan persetujuan Ketua Pusat.
5. Apabila jabatan salah seorang pengurus kosong sebelum berakhir masa
jabatannya, maka Pengurus Propinsi dengan persetujuan Ketua Pusat dapat
mengangkat seorang anggota untuk mengisi kekosongan tersebut, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 Ayat 1.
6. Mengenai tugas dan kewajiban dari Pengurus Propinsi diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga Yayasan Spirit D’80.

BAB VII
LARANGAN DAN SANKSI
Pasal 17

1. Setiap anggota loyal kepada kepentingan organisasi Yayasan Spirit D’80 dan
almamater serta tidak dibenarkan membawa aspirasi yang tidak sesuai dengan
kebijaksanaan Pengurus, baik Pusat maupun Propinsi atau tidak sesuai dengan
tujuan dan sifat organisasi Yayasan Spirit D’80.
2. Setiap pelanggaran terhadap ketentuan yang dilaksud dalam Ayat 1 pasal ini dan
pelanggaran-pelanggaran lain yang bersifat prinsipal, dapat dikenakan sanksi
berupa :
a. Peringatan lisan.
b. Peringatan tertulis.
c. Pemberhentian sementara dari keanggotaan Yayasan Spirit D’80.
3. Ketua Pengurus Propinsi mempunyai wewenang untuk melaksanakan sanksi-
sanksi yang dimaksud dalam Ayat 2 pasal ini, secara lisan maupun tertulis.
4. Disamping wewenang tersebut dalam Ayat 3 pasal ini, Pengurus Propinsi
mempunyai wewenang untuk melaksanakan sanksi-sanksi yang termaktub dalam
Ayat 2, dengan pemberhentian sementara.
5. Disamping wewenang tersebut dalam Ayat 4 pasal ini, Ketua atau Pengurus Pusat
dengan persetujuan Pembina dan Pengawas berwenang untuk melaksanakan
sanksi-sanksi yang dimaksud dalam Ayat 2 pasal ini, mengenai pemberhentian
sepenuhnya dari keanggotaan Yayasan Spirit D’80.
6. Rehabilitasi terhadap sanksi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 5 ayat ini,
hanya dapat dilakukan oleh Pengurus Pusat dengan persetujuan Pembina dan
Pengawas.

BAB VIII
RAPAT ANGGOTA
Pasal 18

1. Keputusan Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam Yayasan Spirit


D’80.
2. Rapat Anggota lengkap (pleno) diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
setahun.
3. Dalam Rapat Anggota, setiap anggota berhak mengeluarkan pendapat.
4. Keputusan rapat dinyatakan sah, apabila keputusan melalui musyawarah. Apabila
tidak dicapai musyawarah, keputusan diambil melalui suara terbanyak .
5. Pengurus Pusat mengadakan Rapat Pengurus sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
dalam setahun dan sewaktu-waktu apabila dianggap perlu atas permintaan 1/3
(satu pertiga) dari jumlah Pengurus.

Pasal 19

1. Rapat Anggota dinyatakan sah, apabila dihadiri minimal satu per tiga (1/3) dari
jumlah yang seharusnya hadir.
2. Anggota yang tidak hadir dapat mewakilkan kehadirannya melalui anggota yang
lain, surat kuasa, atau media komunikasi.
3. Jika rapat pertama yang diadakan menurut Ayat 1 pasal ini tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana mestinya, maka diadakan rapat kedua sekurang-kurangnya
dalam waktu 15 hari kerja hari dan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah rapat yang pertama dilangsungkan.
4. Dalam rapat kedua seperti dimaksud dalam Ayat 3 pasal ini, harus dihadiri 1/3
(satu per tiga) dari jumlah yang seharusnya hadir, rapat dapat diambil keputusan
yang sah dengan tidak perlu mencapai keunggulan suara seperti dimaksud dalam
Ayat 1 pasal ini.
5. Apabila rapat kedua tidak tercapai pada syarat-syarat seperti dimaksud dalam
Ayat 3 pasal ini, maka berlaku syarat-syarat Rapat Anggota dalam keadaan Luar
Biasa.
6. Dalam keadaan Luar Biasa seperti tersebut di Ayat 4 pasal ini, adalah Rapat
Anggota itu dinyatakan sah apabila sekurang-kurangnya dihadiri ¾ (tiga per
empat) dari jumlah anggota yang seharusnya hadir.
7. Keputusan Rapat Anggota sejauh mungkin diambil berdasarkan hikmah,
kebijaksanaan dalam musyawarah yang mufakat.
8. Semua anggota Yayasan Spirit D’80 diwajibkan menjunjung tinggi dan
mematuhi semua hasil keputusan dalam Rapat Anggota Lengkap (pleno) yang
diambil.

Pasal 20
1. Setiap Rapat Anggota/Pengurus, harus dihadiri oleh Pembina/Pengawas sekurang-
kurangnya 1 (satu) orang.
2. Segala langkah kerja Pengurus harus selalu diketahui oleh Pembina/Pengawas,
apabila pengurus mengalami kesulitan dalam langkah kerja harus melaporkan dan
diketahui oleh pembina/pengawas.
3. Segala keputusan Rapat Anggota (Musyawarah Lengkap) dituangkan dalam
bentuk Buku Daftar Berita Acara dan ditanda-tangani oleh Ketua, Sekretaris,
dilampiri daftar hadir.

BAB IX
KEUANGAN
Pasal 21

1. Sumber keuangan Yayasan Spirit D’80 diperoleh dari : sumbangan anggota,


simpatisan, donatur lainnya dan pendapatan hasil usaha, dengan perincian sebagai
berikut :

a. Iuran wajib dari anggota besarnya Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).
b. Iuran pokok dari anggota besarnya Rp. 50.000,-/bulan (lima puluh ribu
rupiah per bulan).
c. Dana dari para simpatisan Yayasan Spirit D’80 yang tidak mengikat.
d. Pendapatan atau hasil usaha yang dikerjakan sendiri oleh unit usaha di
bawah Yayasan Spirit D’80 secara sah dan halal.
2. Penentuan sumber dan penggunaan dana/kekayaan Yayasan Spirit D’80 diatur
lebih lanjut dalam ART dan ditetapkan oleh Pengurus Pusat.

BAB X
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 23
1. Anggaran Dasar ini diperinci lebih lanjut dalam ART .
2. Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga yang merupakan peraturan
pelaksanaan daripada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan tidak
bertentangan.

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
YAYASAN SPIRIT D'80
Pasal 24

1. Perubahan Anggaran Dasar dinyatakan sah apabila rapat dihadiri oleh 1/2 (satu
per dua) dari seluruh anggota,
2. Pembubaran Yayasan Spirit D’80, hanyalah sah jika diambil dalam rapat yang
dihadiri oleh semua/segenap anggota beserta Pembina dan Pengawas, sedangkan
usul termaksud pasal 24 ayat 1 dan 2, harus mendapat persetujuan dari sekurang-
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari suara yang hadir dan sah.

BAB XII
PENUTUP
Pasal 25

1. Anggaran Dasar ini adalah merupakan Anggaran Dasar Yayasan Spirit D’80.
2. Hal-hal yang belum/tidak diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga Yayasan Spirit D’80.
3. Anggaran Rumah Tangga tidak dibenarkan memuat ketentuan-ketentuan yang
bertentangan dengan Anggaran Dasar seperti termaktub dalam Pasal 23 Ayat 2.
4. Anggaran Dasar dapat diubah apabila diperlukan, berdasarkan Rapat Anggota.
5. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 27 September 2009

PENGURUS PUSAT
YAYASAN SPIRIT D’80

Ketua, Sekretaris,

................................... .......................................
Mengetahui

Pembina, Pengawas,

.................................... .......................................
DRAFT SUSUNAN PENGURUS YAYASAN SPIRIT D’ 80
PERIODE 2010 – 2012

PEMBINA : 1. DJOKO WIDODO


2. MUSTOHA ISKANDAR

PENGAWAS : 1. HUDI WARDOYO


2. TOTOK SURIPTO
3. SIGIT HARDWINARTO
4. HARDANTO

PENGURUS :
KETUA : ENGGAR APRIYANTO
WAKIL KETUA : JOHAN UTAMA PERBATASARI
SEKRETARIS : 1. AGUS SUNYOTO
2. RETNO NUR UTAMI

BENDAHARA : 1. ADRIANA
2. SURODJO TAAT ANDAYANI

BIDANG-BIDANG :
-KELEMBAGAAN DAN HUMAS : 1. EVI JULIA SETIAWANI
2. RIANTO YUDI CAHYONO
3. J.P. GENTUR SUTAPA

-USAHA : 1. ERWANSYAH
2. EDY PRAMUDJO
3. HARI MULYONO

-KESEJAHTERAAN : 1. EDY SUTIYARTO


2. ANTON SUHARTONO
3. SIGIT SARJUNINGTYAS

PERWAKILAN JATIM ,BALI,NTB,NTT : HERRY SUBAGIADI


FRONO JIWO
SRIYONO
SRI ISNININGSIH

PERWAKILAN JABAR,BANTEN,DKI : SRI MURTININGSIH,


YULI HAYONO
AGATHA SUSILOWATI
A.M. LIESTYANINGSIH

PERWAKILAN JATENG,DIY : YUSUF KRISTIANTO


SIGID DARUSALAM
GIRI IRWANTO

PERWAKILAN SUMATERA : SAMINUDIN B. TOU


EDY ISWAHYUDI
SUSENO AJI
SRI HARDONO

PERWAKILAN KALIMANTAN,
SULAWESI,MALUKU,PAPUA : HERRY TRI BASUKI
SEWOKO UTOMO P.
HARWO LIU
GITO RAHARJO

AGENDA JANGKA PENDEK:


1. PEMBENTUKAN PENGURUS
2. FINALISASI AD DAN ART
3. KONSULTASI KE NOTARIS
4. PENGAJUAN KE DEPHUKHAM

Anda mungkin juga menyukai