Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia
Contoh Laporan Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia
Laporan Ini Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata
Oleh
BP 1110963014
Universitas Andalas
Padang
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
Kesalahan Bahasa Indonesia pada Karya Ilmiah yaitu Jurnal Ilmiah Dosen Fakultas
Teknologi Informasi”.
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
penulis mohon maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan
laporan ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat, terutama kepada
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.3 Teknik Penulisan Karya Ilmiah .................................................................. 12
LAMPIRAN .................................................................................................... 30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah yang harus disusun
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam menulis karya
ilmiah, setiap penulis harus mematuhi kaidah bahasa Indonesia agar karya
ilmiah tersebut bernilai benar dan mudah dipahami oleh pembaca karena bahasa
maupun kesalahan pengetikan. Untuk itu, setiap penulis karya ilmiah harus
ilmiah yang ditulis dosen salah, maka dikhawatirkan akan dicontoh oleh
bentuk kesalahan bahasa Indonesia pada salah satu jurnal ilmiah dosen Fakultas
Teknologi Informasi yang bernama Lusi Susanti dan Ricky Andriyama dengan
1
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat
dosen?
Masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah kesalahan bahasa Indonesia
Penggunaan EYD yang akan dibahas meliputi pemakaian tanda baca yaitu
tanda koma dan tanda garis miring dan pemakaian huruf miring.
3. Penulisan Kalimat
Pada penulisan kalimat akan dibahas cara menulis kalimat yang baik dan
kepustakaan.
2
1.4 Tujuan
Hasil yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah pembaca dapat
mengetahui tata cara penulisan karya ilmiah yang sesuai kaidah bahasa
Indonesia.
1.6.1 Metode
metode analisis. Jurnal dosen FTI penulis dapatkan dalam bentuk dokumen
jurnal tersebut penulis baca dan penulis amati. Setelah semua bagian jurnal
kesalahan. Setelah itu, penulis menentukan topik, tema, dan mencari judul
untuk laporan ini. Setelah itu, barulah penulis menyusun semua bentuk
1.6.2 Teknik
Teknik yang penulis gunakan dalam pengumpulan data adalah teknik kajian
Unand.
3
Teknik analisis yang digunakan adalah mengelompokkan kesalahan-
kesalahan penulisan karya ilmiah berdasarkan EYD, bahasa baku, dan teknik
Pada laporan ini penulis menggunakan sumber data yang penulis dapatkan
analisis adalah jurnal dosen Fakultas Teknologi Informasi yang bernama Lusi
Customer”.
1.8 Hipotesis
adalah kesalahan dalam menulis huruf miring dan penulisan tanda baca.
Kesalahan lain terdapat pada kesalahan penggunaan bahasa baku dan teknik
penulisan karya ilmiah. Bentuk kesalahan penulisan karya ilmiah paling banyak
disebabkan oleh kurang telitinya penulis dalam menyusun karya ilmiah. Akibat
dari kesalahan penulisan ini, karya ilmiah banyak menyimpang dari kaidah yang
berlaku.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
baca.
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
Misalnya:
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk
dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda
petik.
5
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
Misalnya:
3. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
Misalnya:
Misalnya:
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring digarisbawahi.
6
2.1.2 Pemakaian Tanda Koma
pembilangan.
Misalnya:
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
Misalnya:
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika
Misalnya:
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
Misalnya:
7
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat
yang terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
Misalnya:
Anak itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa
Catatan:
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu, tidak dipakai pada
awal paragraf.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh,dan
kasihan, atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau
Misalnya:
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Misalnya:
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
Misalnya:
8
"Di mana Saudara tinggal?" tanya Pak Guru.
8. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c)
tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Misalnya:
Jakarta
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
Misalnya:
Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat
Bahasa.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
Misalnya:
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
marga.
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
9
Catatan:
Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah
Mas Agung).
12. Tanda koma dipakai di muka angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
Misalnya:
12,5 m
Catatan:
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Misalnya:
Catatan:
Misalnya:
14. Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca/salah pengertian di
Misalnya:
10
Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-
Bandingkan dengan:
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun
ajaran.
Misalnya:
No. 7/PK/2008
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Misalnya:
Catatan:
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-
naskah.
11
2.2 Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa yang formal dan jelas dalam
dalam karya ilmiah ditandai oleh (1) kelengkapan unsur wajib (subjek dan
prediket), (2) ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, (3) kebernalaran
Karya tulis ilmiah adalah dokumen tentang sesuatu (alam) yang diperoleh melalui
12
3. Sistematis yaitu masalah dibahas menurut pola tertentu sehingga jelas
5. Lugas yaitu tanpa basa-basi, tetapi langsung mengenai masalah yang dikaji.
kekaguman.
8. Menggunakan bahasa baku yaitu bahasa yang digunakan tepat, ringkas, dan
jelas.
1. Konvensi Naskah
Kertas yang dipakai adalah kertas HVS, berwarna putih, dan berukuran A4.
Jarak antarbaris adalah dua spasi, kecuali abstrak, terusan nama judul tabel,
terusan nama judul grafik/gambar, dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris
Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
13
2. Penulisan Judul
Bahdin (2005: 74) menyatakan bahwa “teks artikel atau makalah pendek
terdiri atas bagian dan subbagian (tidak ada babnya), dan masing-masing bagian
dan subbagian diberi judul sesuai dengan format sesuai dengan format yang
sesuai peringkatnya”.
(1) Peringkat 1 ditulis dengan huruf besar semua, bold, dan diletakkan di tengah
(judul artikel).
(2) Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar semua , bold, dan diletakkan di tepi
kiri.
(3) Peringkat 3 ditulis dengan huruf besar kecil, bold, dan diletakkan di tepi
kiri.
(4) Peringkat 4 ditulis dengan huruf besar kecil dengan cetak miring, bold, dan
14
Gambar 1 Contoh Penulisan Judul dan Bagian-Bagian Artikel
Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima atau ketujuh dari
tepi kiri, jika dengan sistem lurus harus diberi jarak spasi dua kali lipat.
(4) Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
15
5. Penulisan Daftar Pustaka
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
2. Tahun terbit
Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka diketik dengan jarak satu
spasi, sedangkan penulisan antarsumber dalam daftar pustaka diketik dengan jarak
dua spasi.
16
BAB III
PEMBAHASAN
Ejaan adalah ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang
mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar beserta penggunaan
yang baik dan benar. Oleh karena itu, untuk menulis karya ilmiah, penulis harus
Kesalahan EYD yang terdapat dalam jurnal yang penulis amati terdapat
pada pemakaian huruf miring dan pemakaian tanda baca khususnya tanda garis
menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya. Pada jurnal yang penulis amati, penulis melihat ada kata asing yang tidak
17
dicetak miring. Seperti pada kata survey. Kata survey seharusnya dicetak miring
karena kata survey merupakan kata asing. Namun, pada jurnal yang penulis amati,
kata survey tersebut tidak dicetak miring. Penulis menduga kalau kata survey yang
terdapat pada jurnal tersebut merupakan kesalahan pengetikan karena kata survey
Pada analisis kesalahan tanda baca, penulis menemukan beberapa kesalahan tanda
baca yaitu:
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap. Penulisan
tanda garis miring tidak boleh ada jarak antara tanda garis miring dan kata.
Namun, pada jurnal yang penulis lihat terdapat kesalahan penulisan tanda
garis miring. Kata setelah tanda garis miring ada jarak satu karakter.
Contoh kesalahan dalam penulisan tanda garis miring yang penulis amati:
bidang/ usaha
Seharusnya:
bidang/usaha
Walaupun kesalahannya hanya pada jarak antara tanda garis miring dengan
kata, tetapi sesuai dengan ketentuan EYD tidak ada jarak antara tanda garis
2. Tanda Koma
18
Dalam ketentuan EYD, tanda koma dipakai di belakang kata atau
Bahasa baku adalah bahasa yang cara pengucapan atau penulisannya sesuai
dengan kaidah tertentu, baik kaidah ejaan maupun kaidah tata bahasa.
Untuk sebuah karya ilmiah, bahasa yang digunakan adalah bahasa baku.
Setiap kata tidak boleh bermakna konotasi. Di dalam jurnal yang penulis amati,
terdapat penggunaan kata yang masih belum baku seperti yang terdapat pada
kalimat:
Hal ini cukup berpengaruh terhadap si pengguna produk, dimana desain yang
Pada kalimat tersebut, kata si bukanlah kata baku sehingga kata si tersebut
harus dihilangkan dan kata dimana juga harus dihilangkan karena kalimat tersebut
19
Seharusnya:
Hal ini cukup berpengaruh terhadap pengguna produk karena desain yang
perasaan, atau pikiran yang relatif lengkap. Kalimat dari sarana penyampaiannya
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kalimat pada lisan dan kalimat pada
tulisan. Kalimat pada lisan berbeda dengan kalimat pada tulisan. Pada kalimat lisan
dimengerti, tetapi kalimat pada tulisan harus jelas penulisannya dan selengkap
mungkin agar pembaca dapat memahami yang dimaksud oleh penulis secara cepat.
Penulisan kalimat pada karya tulis ilmiah harus mengikuti kaidah yang telah
ditetapkan.
kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri atas dua pola dasar atau lebih. Kalimat majemuk juga dibedakan menjadi dua
memiliki kedudukan setara atau sederajat. Oleh karena itu, pada unsur-unsur
pembentukannya tidak ada yang disebut sebagai anak kalimat dan imduk kalimat.
20
majemuk setara dihubungkan oleh beberapa ungkapan penghubung yaitu dan, atau,
unsur-unsurnya tidak sederajat. Bagian yang satu kedudukannya sebagai inti (induk
kalimat), dan bagian yang lain berkedudukan sebagai bukan inti (anak kalimat).
kalimat majemuk bertingkat yaitu jika, kalau, apabila, andaikata, sebab, karena,
adalah oleh karena itu, oleh sebab itu, meskipun begitu, meskipun demikian, dengan
demikian, di samping itu, jadi, namun, selain itu, bahkan, sebaliknya, dan dengan
kata lain.
Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan konsumen yang
data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-pihak yang terkait
21
dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data spesifikasi produk, data
pasar sedangkan data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-
pihak yang terkait dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data
atau referensi, dan penulisan daftar pustaka. Berikut ini akan dijelaskan kesalahan-
kesalahan dalam menulis karya ilmiah yang terdapat di dalam jurnal yang penulis
amati.
Untuk konvensi naskah pada karya ilmiah, kertas yang dipakai adalah kertas
HVS, berwarna putih, dan berukuran A4. Pada jurnal yang penulis amati, ukuran
kertas yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan. Namun, penulis menemukan
22
Atas : 4 cm
Kiri : 4 cm
Kanan : 3 cm
Bawah : 3 cm
Atas : 3 cm
Kiri : 2 cm
Kanan : 2 cm
Bawah : 3 cm
huruf Times New Roman 12 dan jarak pengetikan 2 spasi sedangkan pada jurnal
yang penulis amati menggunakan huruf Times New Roman 10 untuk bagian abstrak
dan Times New Roman 11 untuk bagian isi, dan menggunakan jarak pengetikan 1
spasi.
23
(4) judul diusahakan singkat dan menarik,
Judul ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan tanda baca
apapun. Di dalam jurnal yang penulis amati juga terdapat kesalahan penulisan judul.
Penanda paragraf:
(1) Paragraf ditandai dengan permulaan kalimat dimulai setelah ketukan kelima
(2) Perenggangan yaitu dengan memberi jarak tertentu antara paragraf dengan
yang lain. Lebar perenggangan itu umumnya lebih renggang daripada jarak
Berikut ini kesalahan penulisan paragraf pada jurnal yang penulis amati:
Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap
produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor kualitas, harga,
24
tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh karena itu, produsen perlu
mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi nilai jual dari produk/ jasa yang
ditawarkan dan memiliki cara pandang yang berbeda dengan produsen lain. Hal ini
tergantung dari bidang/ usaha apa yang dijalani oleh perusahaan. Perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang furniture seperti pembuatan meja komputer perlu
mempertimbangkan faktor harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang
ditawarkan. Faktor-faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis.
Seharusnya:
pilihan terhadap produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor
kualitas, harga, tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh
nilai jual dari produk/ jasa yang ditawarkan dan memiliki cara pandang yang
berbeda dengan produsen lain. Hal ini tergantung dari bidang/ usaha apa yang
harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang ditawarkan. Faktor-
faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing dengan
25
Contohnya:
Seharusnya:
Daftar kepustakaan dalam karya ilmiah sangatlah penting. Sebuah karya ilmiah
kepustakaan. Dalam penulisan daftar kepustakaan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan:
26
1. Nama penulis atau nama pengarang
2. Tahun terbit
Pada jurnal yang penulis amati, penulisan daftar kepustakaan tidak sesuai
dengan susunan daftar kepustakaan dan jarak yang telah ditentukan, seperti daftar
Desiwarni, Maulida. Tugas Akhir: Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja
Komputer dengan Pendekatan Modular. Universitas Andalas, Padang. 2006.
Huang, C. C. Proceedings of National Science Council of Republic of China: Overview of
Modular Product Development. 2000.
Seharusnya:
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Teknologi Informasi . Hal ini dapat kita lihat dari jumlah kesalahan yang terdapat
4.2 Saran
Indonesia yang baik dan benar. Melihat banyaknya kesalahan yang terdapat pada
jurnal ilmiah dosen, penulis berharap para dosen dapat mempelajari kaidah bahasa
dalam penulisan karya ilmiah karena karya ilmiah dosen akan menjadi acuan bagi
mahasiswa.
28
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Nisa Dwi Angresti. 2013b. “Kata, Kalimat, dan Paragraf”. (Catatan Bahasa
Indonesia). Padang: Universitas Andalas.
Nisa Dwi Angresti. 2013c. “Teknik Penulisan Karya Ilmiah”. (Catatan Bahasa
Indonesia). Padang: Universitas Andalas.
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Medan:
Kencana.
29
LAMPIRAN
30
Perancangan Meja Komputer Ergonomis Dengan Konsep Modular dan
Mempertimbangkan Voice Of Customer
Lusi Susanti dan Ricky Andriyama
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Andalas
Kampus Unand Limau Manih, Padang 25120
E-mail : rickyandriyama@yahoo.com, dan susantilusi@gmail.com
Abstrak
31
dianalisis dengan pendekatan Design For Manufacturing/ Assembly
(DFM/DFA) berdasarkan kesamaan fungsi untuk mendapatkan
komponen dengan nilai design efficiency tertinggi. Setelah didapatkan
komponen dengan nilai design efficiency tertinggi dimasing-masing
fungsi, kemudian dilakukan modifikasi dengan cara mengurangi
komponen atau eliminasi komponen. Terakhir, komponen hasil
modifikasi distandarisasi dan digunakan untuk merancang produk
baru. Standarisasi dilakukan berdasarkan pengelompokkan dimensi
dan bahan dasar komponen.
1. Pendahuluan
Banyak hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan terhadap
produk/ jasa yang ditawarkan oleh produsen, mulai dari faktor kualitas, harga,
tampilan, daya tahan (produk), dan faktor-faktor lain. Oleh karena itu, produsen perlu
mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi nilai jual dari produk/ jasa yang
ditawarkan dan memiliki cara pandang yang berbeda dengan produsen lain. Hal ini
tergantung dari bidang/ usaha apa yang dijalani oleh perusahaan. Perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang furniture seperti pembuatan meja komputer perlu
mempertimbangkan faktor harga, kualitas, daya tahan, dan tampilan dari produk yang
ditawarkan. Faktor-faktor tersebut menjadi nilai jual dari perusahaan untuk bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis.
Permasalahan disini terdapat dalam pengaplikasian keinginan dari pihak konsumen
dan kemampuan pemenuhan kebutuhan oleh pihak produsen. Konsumen
menginginkan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka
(Customization), namun dengan harga yang lebih murah. Hal tersebut menjadi
permasalahan bagi produsen karena produk Customization memiliki harga yang relatif
lebih mahal. Sedangkan produk dengan harga rendah bisa diperoleh apabila diproduksi
dalam jumlah yang banyak (mass production).
Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis mencoba untuk mengatasi
permasalahan di atas sehingga bisa diciptakan produk dengan kriteria mass
customization seperti yang diinginkan oleh konsumen dan bisa dipenuhi oleh produsen.
Yaitu merancang produk dengan konsep produk modular. Produk modular
32
didefinisikan sebagai produk, rakitan atau komponen yang memenuhi suatu fungsi
tertentu melalui kombinasi dari building blocks atau modul-modul yang berbeda (Otto
and Wood, 2001).
Penelitian terhadap penyelesaian permasalahan dengan penerapan metode di atas
sudah pernah dilakukan oleh Desiwarni (2006) dengan judul penelitian ”Perancangan
Ulang dan Pengembangan Produk Meja Komputer dengan Pendekatan Modular”.
Penelitian tersebut berhasil menghasilkan 10 varian produk baru dengan pengurangan
komponen sebanyak 43 buah. Namun pada penelitian tersebut tidak dilakukan analisis
ekonomi gerakan terhadap beberapa komponen tambahan. Hal ini cukup berpengaruh
terhadap si pengguna produk, dimana desain yang ditawarkan kurang memberikan
kenyamanan dalam penggunaannya.
Apabila kondisi lingkungan kerja tidak mampu memberikan kenyamanan baik
fisik maupun sosial psikologis akan mengakibatkan turunnya produktivitas kerja
manusia (Wignjosoebroto, 2000). Selain itu, produk yang berkualitas tidak sebatas
dilihat dari sisi kualitas fisik produk tetapi interaksinya terhadap pengguna. Produk
ergonomik sudah menjadi tuntutan konsumen saat ini sebagai salah satu faktor penentu
daya saing produk (Nurmianto, 1996, Wignjosoebroto, 2000).
Penelitian ini juga merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Rochmanuddin
(2005) tentang ”Perancangan dan Pengembangan Produk Meja Komputer
Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Menerapkan Data
Antropometri”, dimana komponen hasil dari penelitian tersebut dijadikan sebagai
komponen acuan dalam merancang suatu produk yang mempertimbangkan suara
konsumen (Voice of Customer). Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis mencoba
untuk mengatasi permasalahan di atas dengan cara merancang meja komputer
ergonomis dengan konsep modular dan mempertimbangkan voice of customer.
2. Metodologi
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian terdiri atas survey pendahuluan sekaligus studi literatur,
kemudian melakukan identifikasi masalah dan merumuskan permasalahan yang
akan diteliti serta tujuan dari penelitian.
Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui produk meja komputer yang ada
dipasaran untuk kemudian dijadikan sebagai produk acuan. Studi literatur dilakukan
bersamaan dengan survei pendahuluan, dengan mencari informasi dari buku-buku
referensi dan jurnal terkait. Penelitian ini beranjak dari dua penelitian awal, yaitu
penelitian tentang Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja Komputer
dengan Pendekatan Modular [Desiwarni, 2006], dan tentang Perancangan dan
Pengembangan Produk Meja Komputer Menggunakan Metode Quality Function
Deployment (QFD) dengan Menerapkan Data Antropometri [Rochmanuddin, 2005].
Terdapat beberapa batasan dari kedua penelitian masing-masing dalam hal produk
yang sesuai dengan selera konsumen dan perancangan produk yang modular. Oleh
karena itulah dilakukan optimalisasi terhadap kedua metode dengan cara kombinasi
antara perancangan meja komputer dengan pendekatan modular serta
33
mempertimbangkan suara konsumen sehingga perumusan masalahnya adalah
bagaimana menciptakan sebuah produk dengan kriteria mass customization
sehingga keinginan dari pihak konsumen dan kemampuan pemenuhan kebutuhan
oleh pihak produsen bisa terpenuhi.
2. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara dengan konsumen yang
menggunakan produk meja komputer dan pengamatan kondisi pasar. Sedangkan
data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui pihak-pihak yang terkait
dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian seperti data spesifikasi produk, data
antropometri, dan data hasil penelitian acuan.
Data spesifikasi produk didapatkan dari 5 (lima) produk acuan dengan merk
Olympic Furniture dengan asumsi produk ini telah dikenal luas dipasaran. Tipe
produk yang menjadi acuan adalah tipe MBP 0505, CD 3010, CD 2705, CD 99,
PCD 120 A. Data antropometri didapatkan dari laboratorium Perancangan Sistem
Kerja dan Ergonomi (PSK&E) meliputi 4 buah data, yaitu Tinggi mata duduk
(Tmd), Tinggi siku duduk (Tsd), Tinggi popliteal (Tpo), dan jangkauan tangan
kedepan (Jtd), yang masing-masingnya berjumlah sebanyak 744 buah data. Data
hasil penelitian acuan yang digunakan adalah data hasil kesimpulan penelitian untuk
ditindaklanjuti dan dijadikan acuan dalam penelitian.
3. Pengolahan Data
Setelah semua data dikumpulkan, berikutnya dilakukan pengolahan data untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan tujuan dari penelitian.
Pengolahan data yang dilakukan meliputi uji statistik dan uji persentil. Uji Statistik
meliputi uji keseragaman data untuk mengetahui apakah data seragam atau tidak,
dan uji kecukupan data untuk mengetahui apakah data cukup atau tidak. Uji Persentil
dilakukan untuk mengetahui dimensi ergonomis dari komponen yang ingin
dirancang.
Pada Uji keseragaman data terdapat batas kontrol atas dan batas kontrol bawah
dengan menggunakan rumus:
BKA= x + 2 x ………………..(1)
BKB = x - 2 x ………………..(2)
Nilai rata-rata sub grup diplot pada peta kontrol, jika ada data hasil pengukuran yang
berada diluar batas kontrol data tersebut dihilangkan. Lakukan prosedur pengujian
keseragaman data untuk data berikutnya. Jika tidak ada data hasil pengukuran yang
berada diluar batas kontrol maka data dikatakan seragam.
Sedangkan untuk uji kecukupan data digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat
keyakinan 90%, sehingga didapatkan persamaan awal :
0.05 x = 2 x ……………….......(3)
dengan :
x = nilai rata-rata
x = standar deviasi
34
Setelah dilakukan penjabaran terhadap rumus awal, rumus untuk uji kecukupan
data yang digunakan adalah :
2
2
40 N xi xi
N N
i 1 i 1
N’ = ……………….......(4)
N
xi
i 1
Nilai persentil menunjukkan persentase dari sekelompok orang yang memiliki dimensi
yang sama. Rumus untuk menghitung besarnya nilai persentil adalah sebagai berikut
:
n * i / 100 f o
Pi BB LK ……………….......(5)
fi
Dimana :
BB = batas bawah kelas
LK = lebar kelas
N = jumlah data
I = persentil ke-i
fo = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
fi = frekuensi kelas persentil
35
Tabel II Rekapitulasi Hasil Pengujian Kecukupan Data
Perancangan terdiri atas 6 (enam) tahap seperti yang dijelaskan berikut ini:
3.1 Identifikasi Fungsi Komponen Produk Acuan
Pengidentifikasi fungsi komponen dilakukan berdasarkan QFD hasil penelitian acuan
dan dari produk acuan yang tidak terdapat pada QFD. Hasil QFD menggambarkan
komponen-komponen standar sesuai selera konsumen. Didapatkan hasil bahwa
terdapat 7 fungsi komponen yang ditawarkan oleh QFD dan 2 fungsi komponen diluar
QFD.
3.2 Identifikasi Fungsi Komponen dengan Pendekatan Design For manufacturing/
Assembly (DFM/ DFA)
Pendekatan ini disebut juga metode Boothroyd – Dewhurst dimana salah satu prinsip
dari metode ini adalah mengembangkan desain modular. Data komponen dari produk
meja komputer yang telah diperoleh pada perhitungan antropometri dianalisis
berdasarkan pendekatan modular. Hasil identifikasi yaitu penggunaan fungsi
komponen monitor MBP 0505, fungsi CPU CD 99, fungsi keyboard PCD 120 A,
fungsi mouse CD 2705, fungsi printer MBP 0505, fungsi laci MBP 0505, fungsi rak
CD 3010, fungsi meja MBP 0505, fungsi rak CD CD 3010.
36
3.4 Standarisasi Fungsi Komponen Hasil Modifikasi
Dilakukan analisis fungsi dari masing-masing komponen meja komputer. Selanjutnya
ditentukan dimensi dari masing-masing komponen meja komputer berdasarkan
fungsi. Didapatkan hasil bahwa fungsi komponen meja memiliki dimensi yang paling
besar, yaitu 800 mm x 500 mm. Sedangkan yang berdimensi paling kecil adalah
mouse dan rak yaitu 200 mm x 200 mm. Total fungsi komponen berjumlah 29 jenis.
3.5 Penentuan Komponen Standar untuk Perancangan Varian Baru
Komponen standar didapatkan melalui pengelompokkan komponen hasil standarisasi
fungsi komponen meja komputer berdasarkan dimensi dan bahan dasar. Total
komponen berkurang menjadi 23 jenis komponen.
3.6 Perancangan Varian Produk Baru dengan Menggunakan Komponen Standar
Perancangan varian baru didapatkan melalui kombinasi yang berbeda dari komponen-
komponen standar yang telah diperoleh. Perancangan varian produk baru
mempertimbangkan aspek-aspek perancangan yaitu aspek fungsional, teknis,
ergonomis, ekonomi, lingkungan, budaya dan estetika.
4. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan dan diberikan
saran.Kesimpulan yang dapat diberikan antara lain :
1. Komponen standar didapatkan sebanyak 23 jenis, masing-masing 6 jenis komponen
utama, 10 jenis komponen pembantu, dan 7 jenis komponen interface yang
diperoleh dari lima produk acuan setelah dilakukan identifikasi dan modifikasi
dengan pendekatan Design For Manufacturing/ Assembly (DFM/ DFA).
2. Range pemakaian komponen untuk varian baru berkisar antara 13 komponen – 21
komponen dari total 23 komponen dengan penggunaan komponen yang berbeda
antara satu produk dengan produk yang lain.
3. Hasil kombinasi antara komponen-komponen standar menghasilkan 49 varian baru
yang terdiri dari 45 varian meja komputer memakai kursi dan 4 varian meja
komputer tanpa kursi.
4. Variasi produk meja komputer yang mencapai 49 macam bisa diperoleh dengan cara
pemanfaatan jumlah komponen maksimal untuk setiap varian produk baru.
5. Daftar Pustaka
Anggono, W, Jonoadji, Ninuk, dan Nurhalim, Andrianto. Sustainable Product
Development Mesin Shrink Tunnel Botol Polyethelin Theretalate dengan
Menggunakan Virtual Reality. Mechanical Engineering Petra Christian
University. 2008.
Anik, Hariati, Kartikaningsih, Hartati, M. Wiadnya, D, dan Gede R. Penggunaan QFD
Perbaikan Kualitas dan Pengembangan Produk Kaos Kaki Remaja di PT. Lestari
Giat Jaya. Penerbit: Jakarta: Unika Atma Jaya. 1992.
Boothroyd, Geoffrey, and Dewhurst, Peter. Product Design for Manufacture and Assembly.
Edition, Marcel Dekker, New York. 1991.
37
Bryant, C. B, Sivaramakrishnan, K. L, Wie, Michael Van, Stone R. B, and McAdams,
Daniel A. Proceedings of the 2004 ASME Design Engineering Technical
Conference-Computers and Information in Engineering Conference, DETC2004-
57775: A Modular Design Approach to Support Sustainable Design. Utah, USA.
2004.
Desiwarni, Maulida. Tugas Akhir: Perancangan Ulang dan Pengembangan Produk Meja
Komputer dengan Pendekatan Modular. Universitas Andalas, Padang. 2006.
Huang, C. C. Proceedings of National Science Council of Republic of China: Overview of
Modular Product Development. 2000.
Kotler, Philip, and Armstrong, Gary. Principles of Marketing (7th Edition), Prentice Hall-
Gale. 1996
Kusiak, A. e Huang, C.-C. Components, Packaging, and Manufacturing Technology, Part
A, IEEE Transactions on [see also Components, Hybrids, e Manufacturing
Technology, IEEE Transactions on], v. 19, p. 523-538: Development of modular
products. 1996.
Nurmianto, E. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Pertama, PT. Guna Widya
Jakarta. 1996
Otto, K. and Wood, K. Product Design-Techniques in Reverse Engineering and New
Product Development. Prentice Hall. 2001.
Prasetyowibowo, B. Desain Produk Industri. Edisi Kedua, Penerbit: Yayasan Delapan-
Sepuluh, Bandung. 1999.
Rochmanuddin, Hani. Prosiding Seminar Nasional II: Perancangan dan Pengembangan
Produk Meja Komputer Menggunakan Metode Quality Function Deployment
(QFD) dengan Menerapkan Data Antropometri. Yogyakarta. 2005.
Stone, R. B. Doctoral Thesis: Towards a Theory of Modular Design. The University of
Texas at Austin. 1997.
Sulistyadi, Kohar. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. 2003.
Sutalaksana, I. Z. Teknik Tata Cara Kerja. Edisi Pertama, Jurusan Teknik Industri, Institut
Teknologi Bandung. 1979.
Wahjudi, Didik, dan San, Gan Shu. Pemilihan Metode Perakitan dan Desain Produk untuk
Meningkatkan Kinerja Perakitan di P.T. Indoniles Electric Parts. Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. 2004.
Walpole, Ronald. Probability and Statistics for Engineers and Scientist. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. 1990.
Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu : Teknik Analisis untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja; Edisi Pertama, Surabaya : Guna Widya, 2000.
38