Anda di halaman 1dari 36

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN BAHSA INDONESIA PADA MEDIA

LUAR RUANG DI JALAN T. NYAK ARIEF

Laporan Penelitian

diajukan sebagai bahan diskusi

Oleh

KELOMPOK 2

UPT MKU BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS SYAH KUALA

DARUSSALAM BANDA ACEH

2010
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya sehingga dengan segala
usaha dan doa penulis dapat menyelesaikan laporan tinjauan lapangan dengan
judul “Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Indonesia pada Media Luar
Ruang”. Maksud dari penyusunan laporan tinjauan lapangan ini adalah untuk
menganalisis kesalahan penulisan dan pemakaian Bahasa Indonesia pada media
luar ruang.
Laporan ini merupakan hasil tinjauan lapangan di Jalan T. Nyak Arief,
Kecamatan Darussalam, Kota Banda Aceh. Pada kesempatan ini Kami selaku
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala
dorongan serta segala bantuan yang telah diberikan demi kelancaran kegiatan
praktek lapang ini hingga selesai.
Dan yang terakhir, penulis juga berharap semoga laporan ini dapat
berguna bagi teman-teman di Universitas Syiah Kuala dan akhirnya dapat berguna
bagi penyusun sendiri sebagai pelaksana praktek lapang ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan tinjauan lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kemajuan yang akan datang. Amin Ya Rabbal Alamin.

Banda Aceh, 15 Desember 2010

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2 Masalah………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..2

BAB II KAJIAN TEORETIS


2.1 Ejaan Yang Disempurnakan…………………………………………………...3
2.2 Diksi………………………………………………………………………….19
2.3 Kalimat Efektif……………………………………………………………….21

BAB III HASIL PENELITIAN


3.1 Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang
Disempurnakan………………………..................................................................27
3.2 Kesalahan Penggunaan Diksi………………………………………………...32
3.3 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif……………………………………...33

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN


4.1 Simpulan……………………………………………………………………..35
4.2 Saran…………………………………………………………………………35

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...36
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ejaan yang disempurnakan atau yang
lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai
dan digunakan di Indonesia tanngal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap
digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib
digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup
penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda
koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya,
tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring.
Setelah menguasai EYD barulah seseorang baru bisa membuat sebuah
kalimat. Kalimat-kalimat tersebut dibuat berdasarkan EYD yang diresmikan
pada tanggal 16 Agustus 1972. Semua orang tentu bisa membuat sebuah
kalimat,tetapi tidak semua orang bisa membuat sebuah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari
pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat.
Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu
adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau
tuturan yang disampaikan.
Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu kalimat
yang memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar mudah dipahami.Dalam
peemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah
umum merupakan kata yang biasa digunakan,sedangkan istilah khusus
merupakan penggunaan kata yang jarang didengar dan digunakan oleh orang
pada umumnya.Dalam penulisan laporan penelitian diperlukan pemahaman
yang baik tentang tata bahasa Indonesia. Syarat yang paling utama yang harus
dikuasai oleh seorang penulis adalah pemahaman tentang EYD, kalimat efektif,
dan diksi. Oleh karena itulah penulis merasa perlu mengangkat tema tersebut
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan penulis serta pembaca sekalian.
1.2 Masalah
Pada makalah ini penulis mencoba meneliti kesalahan-kesalahan yang
terjadi di Jalan T. Nyak Arief, Kecamatan Darussalam, Kota Banda Aceh. Seperti
penggunaan tanda koma, huruf besar, kata serapan dan lain-lain. Selain itu penulis
juga membahas apakah kalimat dalam tinjauan lapangan tersebut sudah efektif
atau belum.
Penulis juga akan menganalisa kesalahan-kesalahan diksi yang terdapat di jalan T.
Nyak Arief yang diteliti. Analisa paragraf tersebut menyangkut pemilihan diksi
yang sesuai untuk digunakan serta penggunaan kalimat efektif.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis selama pembuatan makalah
ini adalah
a. Dapat memahami penggunaan huruf besar,tanda koma, tanda titik,
pemakaian huruf miring, penggunaan kata depan dan unsur serapan.
b. Dapat memahami bagaimana cara membuat sebuah kalimat yang efektif.
c. Dapat memahami penggunaan diksi yang baik dan benar.
II. KAJIAN TEORETIS

2.1.Ejaan Yang Disempurnakan


2.1.1. Pemakaian huruf
A.
Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.

Huru
Nama Huruf Nama Huruf Nama
f
Aa a Jj je Ss Es
Bb be Kk ka Tt Te
Cc ce Ll el Uu U
Dd de M m em Vv Fe
Ee e Nn en W w We
Ff ef Oo o Xx Eks
Gg ge Pp pe Yy Ye
Hh ha Qq ki Zz Zet
Ii i Rr er

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a, e, i, o, dan u.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Vokal Di Awal Di Tengah Di Akhir
a api padi Lusa
e* enak petak Sore
emas kena Tipe
i itu simpan Murni
o oleh kota Radio
u ulang bumi Ibu

Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri.

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Huruf Contoh Pemakaian dalam Kata


Konsonan Di Awal Di Tengah Di Akhir
b bahasa sebut Adab
c cakap kaca –
d dua ada Abad
f fakir kafir Maaf
g guna tiga Balig
h hari saham Tuah
j jalan manja mikraj
k kami paksa Sesak
– rakyat* bapak*
l lekas alas Kesal
m maka kami Diam
n nama anak Daun
p pasang apa Siap
q** Quran Furqan –
r raih bara Putar
s sampai asli Lemas
t tali mata Rapat
v varia lava –
w wanita hawa –
x** xenon – –
y yakin payung –
z zeni lazim Juz

Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.


Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.

D. Huruf Diftong
Dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,au,danoi.

Contoh Pemakaian dalam Kata


Huruf Diftong
Di Awal Di Tengah Di Akhir
E. ai ain syaitan pandai Gabungan Huruf Konsonan
au aula saudara harimau Di dalam bahasa Indonesia
oi – boikot Amboi terdapat empat gabungan
huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

Gabunga Contoh Pemakaian dalam Kata


n
Huruf Di Awal Di Tengah Di Akhir
Konsonan
Kh khusus akhir tarikh
Ng ngilu bangun senang
Ny nyata hanyut –
Sy syarat isyarat arasy
F. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan kata
tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Misalnya:
au-la bukan a-u-la
sau-da-ra bukan sa-u-da-ra
am-boi bukan am-bo-i
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di
antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.
Misalnya:
ba-pak, ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak
pernah diceraikan.
Misalnya:
man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makh-luk
d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
Misalnya:
in-strumen, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trik, ikh-las
.2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya:
makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu, pergi-lah
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
b. Akhiran -i tidak dipenggal.
(Lihat keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 1.)
c. Pada kata yang berimbuhan sisipan, pemenggalan kata dilakukan
sebagai berikut.
Misalnya: te-lun-juk, si-nam-bung, ge-li-gi
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan kata dapat dilakukan
(1) di antara unsur-unsur itu atau
(2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
Misalnya:
bio-grafi, bi-o-gra-fi
foto-grafi, fo-to-gra-fi
intro-speksi, in-tro-spek-si
kilo-gram, ki-lo-gram
kilo-meter, ki-lo-me-ter
pasca-panen, pas-ca-pa-nen
Keterangan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.

2.1.2 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring


A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama


kata pada awal kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk
kata ganti untuk Tuhan.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar,
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama
orang.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan
dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan
dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang
yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
7. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa
sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah
geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
yang digunakan sebagai nama jenis.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang
bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk
ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk


hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik,
dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan.
16. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

B. Huruf Miring

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi
satu garis di bawahnya.

2.1.3 Penulisan Kata

A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya:
bergeletar
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.

Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi
menyebarluaskan
dilipatgandakan
penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati mahasiswa
aerodinamika mancanegara
antarkota multilateral
anumerta narapidana
audiogram nonkolaborasi
awahama Pancasila
bikarbonat panteisme
biokimia paripurna
caturtunggal poligami
dasawarsa pramuniaga
dekameter prasangka
demoralisasi purnawirawan
dwiwarna reinkarnasi
ekawarna saptakrida
ekstrakurikuler semiprofesional
elektroteknik subseksi
infrastruktur swadaya
inkonvensional telepon
introspeksi transmigrasi
kolonialisme tritunggal
kosponsor ultramodern
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata
yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

C. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.


Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang,
biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara,
lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang,
porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, hulubalang-hulubalang,
bumiputra-bumiputra

D. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah


khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran,
meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum,
simpang empat.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya:
alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru, mesin-hitung
tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua muda
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah,
bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa,
bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal,
hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer,
manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal,
paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga,
saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun,
silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa,
wasalam.

E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya


Kata ganti ku ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu,
dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

F. Kata Depan di, ke, dan dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata
seperti kepada dan daripada Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar.
Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.

Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.
Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.

G. Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.

H. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,
meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan
pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000 per helai.

I. Singkatan dan Akronim


1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih.
a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat
diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
A.S.
Kramawijaya
Muh. Yamin
Suman Hs.
Sukanto S.A.
M.B.A. master of business administration
M.Sc. master of science
S.E. sarjana ekonomi
S.Kar. sarjana karawitan
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
Bpk. bapak
Sdr. saudara
Kol. kolonel
b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan
tanda titik.
Misalnya:
DPR Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia
GBHN Garis-Garis Besar Haluan Negara
SMTP Sekolah Menengah Tingkat Pertama
PT Perseroan Terbatas
KTP Kartu Tanda Penduduk
c. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
tanda titik.
Misalnya:
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. sama dengan atas
Yth. (Sdr.
Moh. Yang terhormat (Sdr. Moh. Hasan)
Hasan)
Tetapi:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
s.d. sampai dengan
d. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
Cu kuprum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
kVA kilovolt-ampere
l liter
kg kilogram
Rp
(lima ribu) rupiah
(5.000,00)
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari
deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
Angkatan Bersenjata Republik
ABRI
Indonesia
LAN Lembaga Administrasi Negara
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
IKIP Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
SIM Surat Izin Mengemudi
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akademi Angkatan Bersenjata
Akabri
Republik Indonesia
Badan Perencanaan Pembangunan
Bappenas
Nasional
Iwapi Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia
Kowani Kongres Wanita Indonesia
Sespa Sekolah Staf Pimpinan Administrasi
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil
Misalnya:
pemilu pemilihan umum
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
tilang bukti pelanggaran
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat
berikut:
Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata
Indonesia
Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan
konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

2.2 DIKSI
Diksi terdiri dari delapan elemen :
A. Fonem : Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang
bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa
Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal
suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/
itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada
pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap
rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam
bahasa Indonia mempunyai dua variasi.
Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon
dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan
[p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat
berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni
[p] dan [p>].

B. Silabel : Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam
suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu
vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan
(sonoritas)yang atuh pada vokal. (Chaer, 1994:123)

C. Konjungsi : Konjungsi, konjungtor, atau kata sambung adalah kata atau


ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat.
Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat
beririsan. Contoh irisannya adalah karena, sesudah, sejak, sebelum

D. Kata kerja : kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,


pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi
predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat
dibagi menjadi dua: kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek
seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan
pelengkap seperti lari.

E.Infleksi : perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan


berbagai hubungan gramatikal (seperti deklinasi nomina, pronomina, adjective,
dan konjugasi verba.

2.3 KALIMAT EFEKTIF

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,


perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau
penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang
baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya
logis, dan ejaannya pun harus benar.
Dalam hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya
komunikasi juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif
dalam pergaulan, belum tentu dipandang efektif jika dipakai dalam situasi resmi,
demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada tukang
becak, “Berapa, Bang, ke pasar Rebo?” Kalimat tersebut jelas lebih efektif
daripada kalimat lengkap, “Berapa saya harus membayar, Bang, bila saya
menumpang becak Abang ke pasar Rebo?”
Yang perlu diperhatikan oleh para siswa dalam membuat karya tulis, baik
berupa essay, artikel, ataupun analisis yang bersifat ilmiah adalah penggunaan
bahasa secara tepat, yaitu memakai bahasa baku. Hendaknya disadari bahwa
susunan kata yang tidak teratur dan berbelit-belit, penggunaan kata yang tidak
tepat makna, dan kesalahan ejaan dapat membuat kalimat tidak efektif.
Berikut ini akan disampaikan beberapa pola kesalahan yang umum terjadi
dalam penulisan serta perbaikannya agar menjadi kalimat yang efektif.

1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat :


a. Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya.
(Sejak usia delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
b. Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
(Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang menyenangkan.
c. Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
d. Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.
(Pada zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
e.Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)

2. Penggunaan kata berlebih yang ‘mengganggu’ struktur kalimat :


a. Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera
diubah.
(Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. /
Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.)
b. Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.
(Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)
3. Penggunaan imbuhan yang kacau :
a. Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan.
(Yang meminjam buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang
dipinjam dari perpustakaan harap dikembalikan)
b. Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
(Ia diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
c. Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk.
(Oparasi yang dijalani Reagan berdampak buruk)
d. Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi.
(Dalam pelajaran BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI
mengajarkan juga apresiasi puisi.)

4. Kalimat tak selesai :


a. Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial yang selalu ingin
berinteraksi.
(Manusia yang secara kodrati merupakan mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
b. Rumah yang besar yang terbakar itu.
(Rumah yang besar itu terbakar.)

5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku :


a. Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk.
(Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
b. Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci,
menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik,
menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya
mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok,
mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
c. Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang.
(Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
d. Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional.
(Gereja itu dikelola oleh para rohaniwan secara professional.)
6. Penggunaan tidak tepat kata ‘di mana’ dan ‘yang mana’ :
a. Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik.
(Saya menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
b. Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.
(Rumah sakit tempat orang-orang mencari kesembuhan harus selalu bersih.)
c.Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung
zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh
tubuh.)

7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :


a. Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
b.Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya.
(Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar dari pengawasannya.)
c. Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.
(Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)

8. Pilihan kata yang tidak tepat :


a. Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan waktu untuk
berbincang bincang dengan masyarakat.
(Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-
bincang dengan masyarakat.)
b. Bukunya ada di saya.
(Bukunya ada pada saya.)

9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti :


a. Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai
pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal.
Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
(Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai
kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak
pemerintah.
b. Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang
dimaksud Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau
sopirnya?
(Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri)

10. Pengulangan kata yang tidak perlu :


a. Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun.
(Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
b.Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling
menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang Peng Liang dan kelompok
Khong Guan yang saling menjatuhkan.
(Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng Liang dan
kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)

11. Kata ‘kalau’ yang dipakai secara salah :


a. Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya.
(Dokter itu mengatakan bahwa penyakit AIDS sangat berbahaya.)
b. Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik daripada
orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik daripada
orang tuanya?)
III. HASIL PENELITIAN

3.1 Kesalahan Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan


3.1.1 Kesalahan Ejaan
(1) Rp. 100.000,00
Konstruksi tersebut salah karena lambang mata uang tidak diikuti tanda titik ( . ).
Perbaikan : Rp100.000,00

(2) Jl. T. Iskandar no. 54-56, Lambhuk, Banda Aceh


Konstruksi tersebut salah karena jalan tidak disingkat, tanda titik ( . ) tidak dipakai
di belakang alamat, dan tanda koma ( , ) tidak disertai setelah nomor.
Perbaikan : Jalan T. Iskandar No 54-56, Lambhuk, Banda Aceh

(3) Minggu, 28 NOVEMBER 2010


Konstruksi tersebut salah karena penulisan NOVEMBER tidak sesuai dengan
EYD.
Perbaikan : Minggu, 28 November 2010

(4) AULA WISMA KOMPAS DARUSSALAM


Konstruksi tersebut salah karena penulisan tempat tersebut tidak sesuai dengan
EYD.
Perbaikan : Aula Wisma Kompas Darussalam

(5) Salam mahasiswa Bireuen, semoga kita selalu dalam lindungan Allah. SWT
dalam menjalankan segala aktivitas.
Konstruksi tersebut salah karena tanda titik ( . ) yang di pakai sesudah Allah akan
membuat kalimat tersebut menjadi rancu, karena tanda titik tersebut menjadikan
kalimat yang seharusnya tunggal menjadi dua kalimat dan SWT tidak
menggunakan huruf kapital..
Perbaikan : Salam mahasiswa Bireuen, semoga kita selalu dalam lindungan
Allah SWT dalam menjalankan segala aktivitas.
(6) Panitia Musyawarah besar HIMABIR dengan hormat Mengundang Seluruh
Mahasiswa/i yang berasal dari kab. Bireuen.
Konstruksi tersebut salah karena pengggunaan huruf kapital pada Mengundang
Seluruh Mahasiswa/i tidak tepat dan tidak menggunakan huruf kapital pada
penamaan geografi menjadikan kalimat ini tidak sesuai dengan EYD.
Perbaikan : Panitia Musyawarah Besar HIMABIR dengan hormat
mengundang seluruh mahasiswa/i yang berasal dari Kab. Bireuen.

(7) kirimkan CV, foto 4 x 6 berwarna 2 lembar, ijazah, dan transkip nilai yang
telah dilegalisir serta fotocopy dokumen pendukung selambatnya tanggal 30
Nopember 2010.
Konstruksi tersebut salah karena pada awal kalimat seharusnya dimulai dengan
huruf kapital dan keikutsertaan tanda koma ( , ) setelah kata legalisir.
Perbaikan : Kirimkan CV, foto 4 x 6 berwarna 2 lembar, ijazah, dan transkip
nilai yang telah dilegalisir, serta fotocopy dokumen pendukung selambatnya
tanggal 30 Nopember 2010.

(8) Ir. Indra Bildan Msi, Ak


Konstruksi tersebut salah karena penulisan nama gelar menggunakan tanda koma
( , ) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri dan diakhiri dengan tanda titik ( . ).
Perbaikan : Ir. Indra Bildan, M.Si., Ak.

(9) 08:00 – selesai


Konstruksi tersebut salah karena penggunaan tanda titik dua ( : ) untuk
memisahkan jam dan menit yang tidak tepat, seharusnya menggunakan tanda titik
( . ) dan kesalahan penggunaan singkatan umum.
Perbaikan : 08.00 s.d. selesai.
(10) Al-qur’an
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa
Arab, di dalam bahasa Indonesia tanda ( ‘ ) tidak digunakan lagi.
Perbaikan : Alquran

(11) khayal kan


Konstruksi tersebut salah karena imbuhan di akhir bentuk dasar khayal harus di-
serangkaikan.
Perbaikan : khayalkan

(12) Rayhanah S.Pd


Konstruksi tersebut salah karena penulisan nama gelar menggunakan tanda koma
( , ) di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri dan diakhiri dengan tanda titik ( . ).
Perbaikan : Rayhanah, S.Pd.

(13) Hadiri dan sukseskan acara pembukaan Mubes ke-III PB HIMABIR.


Konstruksi tersebut salah karena pada kalimat tersebut terdapat kesalahan
penulisan lambang bilangan tingkat, apabila penulisannya menggunakan angka
Romawi maka cukup ditulis angka Romawi-nya saja, yaitu III, sebaliknya apabila
menggunakan angka Arab maka penulisannya yang benar adalah ke-3.
Perbaikan :
1. Hadiri dan sukseskan acara pembukaan Mubes ke-3 PB HIMABIR.
2. Hadiri dan sukseskan acara pembukaan Mubes III PB HIMABIR.

(14) pertanggung jawaban


Konstruksi tersebut salah karena kata pertanggung jawaban seharusnya
digabungkan. Hal ini disebabkan terdapat imbuhan di awal dan di akhir kata.
Perbaikan : pertanggungjawaban
(15) Buktikan kalau IPPELMASRA mempunyai jiwa kedisiplinan dan Solidaritas
yang tinggi.
Konstruksi tersebut salah karena penggunaan huruf kapital pada Solidaritas tidak
tepat.
Perbaikan : Buktikan kalau IPPEMASRA mempunyai jiwa kedisiplinan dan
solidaritas yang tinggi.

(16) Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa/i dan pemuda/i Aceh Tenggara di


Banda Aceh Bahwa Akan dilaksanakan Kegiatan LANJUTAN MUSYAWARAH
BESAR ( MUBES ) Ikatan Pemuda Mahasiswa Aceh Tenggara ( IPMAT ) Banda
Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena pada penulisan tersebut terdapat tiga kesalahan,
yang pertama kesalahan penggunaan huruf kapital pada LANJUTAN
MUSYAWARAH BESAR tidak tepat, kedua MUBES yang merupakan akronim
nama diri yang berupa gabungan suku kata, seharusnya kata tersebut hanya di
awal saja yang menggunakan huruf kapital, dan yang ketiga kesalahan
penggunaan huruf kapital di awal kata Bahwa.
Perbaikan : Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa/i dan pemuda/i Aceh
Tenggara di Banda Aceh bahwa akan dilaksanakan Kegiatan Lanjutan
Musyawarah Besar ( Mubes ) Ikatan Pemuda Mahasiswa Aceh Tenggara
( IPMAT ) Banda Aceh.

(17) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena setelah kata pelajar seharusnya ada tanda koma.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
(18) fotocopy
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : fotokopi
(19) secretariat
Konstruksi tersebut salah karena secretariat merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : Sekretariat

(20) thema
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : tema

(21) Periode Agustus – Nopember 2010


Letak kesalahan kalimat diatas adalah, pada kalimat Nopember seharusnya huruf
v bukan P.
Perbaikan: Periode Agustus – November 2010

(22) Jum’at dari pukul 09.00 – 11.30


Kalimat diatas salah, karena pada kalimat jum’at antara huruf m dan a terselip
tanda koma atas, seharusnya tanda koma atas tersebut tidak dipakai.
Perbaikan: Jumat dari pukul 09.00 – 11.30

(23) Membutuhkan Pertolongan Medis.


Kalimat diatas salah, karena setiap kalimat hanya huruf awalnya yang kapital.
Perbailkan: Membutuhkan pertolonagan medis.

(24) Bagi kamu – kamu yang memiliki hobi di bidang fotografi.


Kalimat diatas salah karena memakai kalimat kamu – kamu, kalimat tersebut
terlalu boros.
Perbaikan:Bagi kamu yang memiliki hobi di bidang fotografi.
(25) BAKTI SOSIAL TERBESAR SE-INDONESIA.
Kalimat diatas salah dikarenakan tanda ( - ) tersebut digunakan untuk pemisah
antara huruf kapital dengan huruf kecil.
Perbaikan:BAKTI SOSIAL TERBESAR SEINDONESIA.

(26) Telp ( 0651 ) 755320, 7553242.


Kalimat diatas salah, karena kkalimat Telpn tidak boleh disingkat.
Perbaikan: Telpon ( 0651 ) 755320, 7553242.

(27) DAFTAR NAMA-NAMA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK


MISI TAHUN ANGGARAN 2010
Kalimat diatas salah, karena pemborosan kalimat.
Perbaikan: DAFTAR NAMA MAHASISWA PENERIMA BEASISWA BIDIK
MISI TAHUN ANGGARAN 2010.

(28) Tanggal 10 November 2010 s/d 15 Desember 2010


Letak kesalahan kalimat diatas adalah pada kata s/d, seharusnya bukan garis
miring, namun tanda titik.
Perbaikan:Tanggal 10 November 2010 s.d 15 Desember 2010.

(29) Rektor Unsyiah dengan ini mengumumkan kepada Mahasiswa


Kalimat diatas salah, seharusnya kalimat dengan ini dihilangkan.
Perbaikan: Rektor Unsyiah mengumumkan kepada Mahasiswa.

(30) TEMPAT PENGEMBALIAN BAJU TOGA D3 UNSYIAH


Kalimat diatas salah, karena penulisan D3 salah, seharusnya 3 pakai huruf
romawi.
Perbaikan :TEMPAT PENGEMBALIAN BAJU TOGA D III UNSYIAH

(31) 2010/2011
Kalimat diatas salah, karena memakai tanda /, seharusnya tanda hubung ( - )
Perbaikan: 2010 – 2011

(32) Atas kehadiran Bapak dan Ibu.


Bentuk di atas salah, karena huruf kapital tidak dipakai dalam pengacuan atau
penyapaan bila tanpa disertai nama.
Perbaikan: Atas kehadiran bapak dan ibu.

(33) Darussalam. 1 Desember 2010


Kalimat diatas salah, karena memakai tanda ( . ) pada akhir kalimat Darussalam.,
seharusnya tanda yang dipakai adalah koma.
Perbaikan: Darussalam, 1 Desember 2010

3.1.2 Kesalahan Penggunaan Diksi


(1) dilegalisir
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut tidak baku.
Perbaikan : dilegalisasi

(2) Nopember
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut tidak baku.
Perbaikan : November

(3) azaz
Konstruksi tersebut salah karena penulisan kata tersebut tidak baku.
Perbaikan : asas

(4) Indahnya hidup bersama Islam


Konstruksi tersebut salah karena kalimat tersebut mengandung makna Indahnya
hidup bersama orang yang benama Islam, padahal yang dimaksud dalam kalimat
tersebut adalah Indahnya hidup dengan beragamakan Islam.
Perbaikan : Indahnya hidup dengan beragamakan Islam.
(5) Membuka peluang buat kawan-kawan mahasiswa/i sekampus hijau untuk
mencalonkan diri menjadi anggota.
Konstruksi tersebut salah karena kalimat tersebut akan baku apabila kata buat
diganti dengan bagi dan kata kawan-kawan dan mahasiswa/i tidak perlu
digunakan secara bersamaan karena kawan-kawan dan mahasiswa/i sudah
menyatakan makna yang sama. Jadi, gunakan salah satunya saja..
Perbaikan :
1. Membuka peluang bagi mahasiswa/i sekampus hijau mencalonkan diri menjadi
anggota.
2. Membuka peluang bagi kawan-kawan sekampus hijau mencalonkan diri
menjadi anggota.

(6) Buktikan kalau IPPELMASRA mempunyai jiwa kedisiplinan dan solidaritas


yang tinggi.
Konstruksi tersebut salah karena kata kalau pada kalimat tersebut tidak tepat,
sehingga dapat diganti dengan jika.
Perbaikan : Buktikan jika IPPELMASRA mempunyai jiwa kedisiplinan dan
solidaritas yang tinggi.

(7) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena kata kan pada kalimat tersebut tidak baku,
sehingga dapat diganti dengan akan.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ) kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan
Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Marwah mahasiswa dalam menjaga NKRI sampai saat ini masih diperhitungkan,
tetapi belum diperhitungkan oleh kami AMPD.
3.1.3 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif

(1) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena karena ketidakjelasan pada kata Banda Aceh
yang sebenarnya menyatakan tempat, seharusnya menggunakan kata depan di
agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang utuh.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ), kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan
Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) di Banda Aceh.

(2) Di beritahukan kepada seluruh warga HIMMAT ( Himpunan Mahasiswa


Matematika ) FKIP Unsyiah agar dapat hadir.
Konstruksi tersebut salah karena di- pada kalimat tersebut tidak menyatakan kata
depan, jadi seharusnya kata tersebut diserangkaikan.
Perbaikan : Diberitahukan kepada seluruh warga HIMMAT ( Himpunan
Mahasiswa Matematika ) FKIP Unsyiah agar dapat hadir pendaftaran dapat
dilakukan di secretariat.
IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada Bab
sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan EYD pada media luar ruang yang dilteliti pada umumnya tidak
benar seperti pemakaian huruf besar, huruf miring dan tanda titik. Tetapi, masih
terdapat beberapa kesalahan yaitu penggunaan tanda koma dalam kalimat huruf
kapital, singkatan umum, nama gelar, lambang bilangan, dan kesalahan
pembubuhan imbuhan pada suatu bentuk dasar ( afiksasi );,.
2. Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu kalimat yang
memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar mudah dipahami.Dalam
peemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum
merupakan kata yang biasa digunakan,sedangkan istilah khusus merupakan
penggunaan kata yang jarang didengar. kesalahan diksi terjadi pada penggunaan
kata tidak baku, kata yang tidak menyatakan makna yang tepat, dan kata yang
tidak sesuai dengan kaidah morfologi
3. Kesalahan aspek kalimat antara lain, terjadi pada ketidaktepatan penggunaan
kata depan dan awalan yang membuat kalimat tersebut rancu. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia didominasi oleh
kesalahan ejaan.

4.2 Saran
Kesalahan berbahasa lumrah terjadi, untuk itu kesungguh-sungguhan
dalam belajar dan berlatih bahasa merupakan langkah awal untuk memperbaiki
kesalahan. Kita harus berusaha secermat mungkin dalam menggunakan bahasa
sehingga persentase kesalahan yang kita lakukan relatif kecil. Untuk memperkecil
kesalahan berbahasa tentunya kita harus mengetahui kaidah-kaidah bahasa
tersebut secara baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan.1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.Jakarta: Balai Pustaka.
Hasan,Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai