Makalah Bahasa Indonesia 2
Makalah Bahasa Indonesia 2
Laporan Penelitian
Oleh
KELOMPOK 2
2010
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, dan salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikutnya sehingga dengan segala
usaha dan doa penulis dapat menyelesaikan laporan tinjauan lapangan dengan
judul “Analisis Kesalahan Penulisan Bahasa Indonesia pada Media Luar
Ruang”. Maksud dari penyusunan laporan tinjauan lapangan ini adalah untuk
menganalisis kesalahan penulisan dan pemakaian Bahasa Indonesia pada media
luar ruang.
Laporan ini merupakan hasil tinjauan lapangan di Jalan T. Nyak Arief,
Kecamatan Darussalam, Kota Banda Aceh. Pada kesempatan ini Kami selaku
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala
dorongan serta segala bantuan yang telah diberikan demi kelancaran kegiatan
praktek lapang ini hingga selesai.
Dan yang terakhir, penulis juga berharap semoga laporan ini dapat
berguna bagi teman-teman di Universitas Syiah Kuala dan akhirnya dapat berguna
bagi penyusun sendiri sebagai pelaksana praktek lapang ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan tinjauan lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kemajuan yang akan datang. Amin Ya Rabbal Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2 Masalah………………………………………………………………………2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...36
I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis selama pembuatan makalah
ini adalah
a. Dapat memahami penggunaan huruf besar,tanda koma, tanda titik,
pemakaian huruf miring, penggunaan kata depan dan unsur serapan.
b. Dapat memahami bagaimana cara membuat sebuah kalimat yang efektif.
c. Dapat memahami penggunaan diksi yang baik dan benar.
II. KAJIAN TEORETIS
Huru
Nama Huruf Nama Huruf Nama
f
Aa a Jj je Ss Es
Bb be Kk ka Tt Te
Cc ce Ll el Uu U
Dd de M m em Vv Fe
Ee e Nn en W w We
Ff ef Oo o Xx Eks
Gg ge Pp pe Yy Ye
Hh ha Qq ki Zz Zet
Ii i Rr er
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf
a, e, i, o, dan u.
Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai,au,danoi.
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi
satu garis di bawahnya.
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya:
bergeletar
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
menggarisbawahi
menyebarluaskan
dilipatgandakan
penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati mahasiswa
aerodinamika mancanegara
antarkota multilateral
anumerta narapidana
audiogram nonkolaborasi
awahama Pancasila
bikarbonat panteisme
biokimia paripurna
caturtunggal poligami
dasawarsa pramuniaga
dekameter prasangka
demoralisasi purnawirawan
dwiwarna reinkarnasi
ekawarna saptakrida
ekstrakurikuler semiprofesional
elektroteknik subseksi
infrastruktur swadaya
inkonvensional telepon
introspeksi transmigrasi
kolonialisme tritunggal
kosponsor ultramodern
Catatan:
(1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf
kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata
yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
C. Kata Ulang
D. Gabungan Kata
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret 1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.
Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.
H. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun,
ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun,
meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan
pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu gembira.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
2.2 DIKSI
Diksi terdiri dari delapan elemen :
A. Fonem : Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang
bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa
Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal
suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/
itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada
pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap
rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam
bahasa Indonia mempunyai dua variasi.
Variasi suatu fonem yang tidak membedakan arti dinamakan alofon. Alofon
dituliskan di antara dua kurung siku [...]. Kalau [p] yang lepas kita tandai dengan
[p] saja, sedangkan [p] yang tak lepas kita tandai dengan [p>], maka kita dapat
berkata bahwa dalam bahasa Indonesia fonem /p/ mempunyai dua alofon, yakni
[p] dan [p>].
B. Silabel : Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam
suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu
vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan
(sonoritas)yang atuh pada vokal. (Chaer, 1994:123)
(5) Salam mahasiswa Bireuen, semoga kita selalu dalam lindungan Allah. SWT
dalam menjalankan segala aktivitas.
Konstruksi tersebut salah karena tanda titik ( . ) yang di pakai sesudah Allah akan
membuat kalimat tersebut menjadi rancu, karena tanda titik tersebut menjadikan
kalimat yang seharusnya tunggal menjadi dua kalimat dan SWT tidak
menggunakan huruf kapital..
Perbaikan : Salam mahasiswa Bireuen, semoga kita selalu dalam lindungan
Allah SWT dalam menjalankan segala aktivitas.
(6) Panitia Musyawarah besar HIMABIR dengan hormat Mengundang Seluruh
Mahasiswa/i yang berasal dari kab. Bireuen.
Konstruksi tersebut salah karena pengggunaan huruf kapital pada Mengundang
Seluruh Mahasiswa/i tidak tepat dan tidak menggunakan huruf kapital pada
penamaan geografi menjadikan kalimat ini tidak sesuai dengan EYD.
Perbaikan : Panitia Musyawarah Besar HIMABIR dengan hormat
mengundang seluruh mahasiswa/i yang berasal dari Kab. Bireuen.
(7) kirimkan CV, foto 4 x 6 berwarna 2 lembar, ijazah, dan transkip nilai yang
telah dilegalisir serta fotocopy dokumen pendukung selambatnya tanggal 30
Nopember 2010.
Konstruksi tersebut salah karena pada awal kalimat seharusnya dimulai dengan
huruf kapital dan keikutsertaan tanda koma ( , ) setelah kata legalisir.
Perbaikan : Kirimkan CV, foto 4 x 6 berwarna 2 lembar, ijazah, dan transkip
nilai yang telah dilegalisir, serta fotocopy dokumen pendukung selambatnya
tanggal 30 Nopember 2010.
(17) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena setelah kata pelajar seharusnya ada tanda koma.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
(18) fotocopy
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : fotokopi
(19) secretariat
Konstruksi tersebut salah karena secretariat merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : Sekretariat
(20) thema
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut merupakan kata serapan dari bahasa
asing.
Perbaikan : tema
(31) 2010/2011
Kalimat diatas salah, karena memakai tanda /, seharusnya tanda hubung ( - )
Perbaikan: 2010 – 2011
(2) Nopember
Konstruksi tersebut salah karena kata tersebut tidak baku.
Perbaikan : November
(3) azaz
Konstruksi tersebut salah karena penulisan kata tersebut tidak baku.
Perbaikan : asas
(7) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita kan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena kata kan pada kalimat tersebut tidak baku,
sehingga dapat diganti dengan akan.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ) kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan
Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Marwah mahasiswa dalam menjaga NKRI sampai saat ini masih diperhitungkan,
tetapi belum diperhitungkan oleh kami AMPD.
3.1.3 Kesalahan Penggunaan Kalimat Efektif
(1) Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya yang
bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya
( IPPELMASRA ) kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan Pemuda,
Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) Banda Aceh.
Konstruksi tersebut salah karena karena ketidakjelasan pada kata Banda Aceh
yang sebenarnya menyatakan tempat, seharusnya menggunakan kata depan di
agar kalimat tersebut menjadi kalimat yang utuh.
Perbaikan : Kepada kawan-kawan yang berasal dari Kabupaten Nagan Raya
yang bergabung dalam Organisasi Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan
Raya ( IPPELMASRA ), kita akan mengadakan Musyawarah Besar Ikatan
Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Nagan Raya ( IPPELMASRA ) di Banda Aceh.
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang telah dilakukan pada Bab
sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan EYD pada media luar ruang yang dilteliti pada umumnya tidak
benar seperti pemakaian huruf besar, huruf miring dan tanda titik. Tetapi, masih
terdapat beberapa kesalahan yaitu penggunaan tanda koma dalam kalimat huruf
kapital, singkatan umum, nama gelar, lambang bilangan, dan kesalahan
pembubuhan imbuhan pada suatu bentuk dasar ( afiksasi );,.
2. Diksi merupakan pemilihan kata yang tepat dalam membuat suatu kalimat yang
memiliki pengungkapan arti yang bertujuan agar mudah dipahami.Dalam
peemilihan kata tersebut terdapat istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum
merupakan kata yang biasa digunakan,sedangkan istilah khusus merupakan
penggunaan kata yang jarang didengar. kesalahan diksi terjadi pada penggunaan
kata tidak baku, kata yang tidak menyatakan makna yang tepat, dan kata yang
tidak sesuai dengan kaidah morfologi
3. Kesalahan aspek kalimat antara lain, terjadi pada ketidaktepatan penggunaan
kata depan dan awalan yang membuat kalimat tersebut rancu. Berdasarkan data
yang telah diperoleh, kesalahan penggunaan bahasa Indonesia didominasi oleh
kesalahan ejaan.
4.2 Saran
Kesalahan berbahasa lumrah terjadi, untuk itu kesungguh-sungguhan
dalam belajar dan berlatih bahasa merupakan langkah awal untuk memperbaiki
kesalahan. Kita harus berusaha secermat mungkin dalam menggunakan bahasa
sehingga persentase kesalahan yang kita lakukan relatif kecil. Untuk memperkecil
kesalahan berbahasa tentunya kita harus mengetahui kaidah-kaidah bahasa
tersebut secara baik.
DAFTAR PUSTAKA