Anda di halaman 1dari 6

PROSES INDUSTRI KIMIA

INDUSTRI ETILEN & ASETILEN

TUGAS
BLOK DIAGRAM PROSES ASETILEN & ETILEN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III (3KM)

Anggota : 1. Andriansa ( 061930401348 )


2. Della Aprila ( 061930401350 )
3. Elzha Natalina Sinaga ( 061930401354 )
4. M. Ragil Kurnia ( 061930401361 )

DOSEN PENGAMPU : Ir. Erwana Dewi, M. Eng.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2020/2021
Aliran proses terjadi ketika umpan hidrokarbon dipanaskan dengan steam hingga 1050o C dan
mengalir ke dalam tube reaktor Cr-Ni. Produk yang telah mengalami perengkahan keluar dari reaktor
secara cepat pada temperatur 850o C. Produk dipisahkan dari H2S dan CO2 yang masih terkandung di
dalamnya, kemudian dikeringkan. Komponen C2 dan C3 dipisahkan dalam temperatur yang rendah melalui
distilasi bertekanan. Komponen C4 dipisahkan dengan reaksi kimia karena titik didihnya yang berdekatan.
URAIAN ALAT
1. Pada Pylorisis Furnace, sebagai tempat pembakaran dengan bahan bakar berupa fuel.
2. Pada Boiler, sebagai tempat untuk mengubah air menjadi uap supertheated.
3. Pada Scrubber, sebagai tempat untuk membersihkan sisa-sisa minyak dari gas hasil penyulingan
dengan menggunakan oil.
4. Pada Kompressor, sebagai tempat mengambil gas refinery dari Scrubber menuju washer.
5. Pada Menara pencuci (washer), sebagai tempat untuk membersihkan gas komponen dari gas CO2
dengan menggunakan larutan NaOH.
6. Pada Gas Dryer, ebagai tempat untuk mengeringkan fraksi gas C1- C3.
7. Pada Demethanizer, sebagai Destilator untuk memisahkan fraksi C1 dari fraksi C2-C3.
8. Pada Deethanizer, sebagai Destilator untuk memisahkan fraksi C2-C3.
9. Pada Splitter, sebagai Destilator untuk memisahakan Etana dari gas fraksi C2. Dan sebagai tempat
untuk memisahkan Propylene dari fraksi - fraksi gas.
10. Pada Stripper, sebagai tempat untuk memisahkan suatu komponen dari zat-zat lain yang terlarut
didalamnya.
11. Pada Acetylene Converter, sebagai tempat bereaksinya acetylene dengan H2.
12. Pada Perfractionator, sebagai tempat untuk memisahkan C3-C4 menjadi fraksi-fraksinya
13. Pada Debutanizer, sebagai tempat untuk memisahkan senyawa aromatic dari fraksi-fraksi gas.

URAIAN PROSES
1. Pada furnace terjadi reaksi antara H2O dan O2, dimana digunakan Naphta sebagai bahan baku dan
Fuel Gas sebagai bahan bakar pada proses ini.
2. Produk yang dihasilkan pada unit furnace yaitu berupa C1-C4, CO, CO2, H2 dan beberapa minyak
yang masih termasuk di dalam produk yang dihasilkan.
3. Lalu panas hasil pembakaran pada furnace diubah pada unit boiler, dimana boiler digunakan agar
air yang dihasilkan dapat diubah menjadi uap superheated.
4. Lalu setelah itu, proses selanjutnya pembersihan produk dengan dilakukan penambahan minyak
(oil) pada unit scrubber. Pada scrubber terjadi proses pembersihan produk dari sisa-sisa kotoran
yang masih terikut dalam produk dengan dilakukan penambahan minyak. Sehingga pada scrubber
didapatkan buangan berupa minyak, lalu produk penyulingan gas yang berupa C1-C4, CO, CO2 dan
H2 serta beberapa komponen padatan yang masih terikut di dalam produk akan di kompresi
dengan menggunakan tekanan 35 atm.
5. Lalu selanjutnya proses dilakukan pada separator, dimana pada separator terjadi pemisahan
antara gas dan padatan. Dimana yang berupa fase gas seperti C1-C3 akan dihasilkan pada top
produk dari separator sedangkan yang berupa fase padatan seperti C3- C4 akan dihasilkan pada
bottom produk dari separator. Sehingga produk yang dihasilkan pada top produk separator seperti
CO2, CO, H2, C1-C3.
6. Lalu produk akan dicuci dengan soda kaustik (NaOH) untuk memisahkan CO2, sehingga produk
yang dihasilkan dari unit washer hanya mengandung C1-C3, CO, dan H2.
7. Lalu produk yang berupa gas di keringkan pada unit gas driyer. Sehingga dihasilkan hanya C1-C3.
Pada washer terjadi reaksi yaitu H2CO3 + NaOH  Na2CO3. Selanjutnya dilakukan proses destilasi
antara senyawa metana, CO dan H2 yang masih terkandung didalam produk.
8. Pada unit dementanizer, produk dipisahkan dimana berupa metana, CO, dan H2 akan menguap
dan sebagian dihasilkan yang berupa C2-C3 pada bottom produk dementhanizer, dan sebagian dari
C2-C3 akan dikembalikan ke dementanizer untuk di destilasi kembali.
9. Lalu hasil pemisahan pada dementhanizer yang berupa C2-C3 akan dipisahkan secara destilasi
pada unit deethanizer berdasarkan fraksifraksinya. Dimana deethanizer berfungsi untuk
memisahkan antar fraksi C2 dan C3. Hasil pada top produk deethanizer berupa C2 dan pada bottom
produk akan dihasilkan berupa C3.
10. Senyawa C2 yang dihasilkan dari top produk deethanizer akan dipisahkan pada unit splitter untuk
memisahkan etana dan gas asetilen. Dimana etana dan asetilen dalam fase gas akan akan
dihasilkan dari splitter bersama dengan absorben (N,N dimetilformida).
11. Sebagian asetilen akan masuk kedalam konverter dengan dilakukan penambahan H2, dengan
tujuan untuk memperoleh etilen yang lebih banyak. Pada Acetylene konverter terjadi reaksi C2H2
+ H2  C2H4. Keluaran dari dalam acetylen konverter berupa C2H4 akan dipisahkan secara
destilasi di ethylene topping still, dimana bottom–topping still akan dilewatkan pada heater dan
kembali kedalam ethylene tailing still untuk memperoleh ethylene yang lebih murni.
12. Keluaran dari bottom-tailing still berupa C2H6 akan direcycle kembali kedalam splitter. Sebagian
hasil keluaran dari splitter dialirkan ke dalam unit acetylene bersama dengan absorber (N,N
dimetilformida) yang akan dipisahkan dari senyawasenyawa yang masih terikut di dalam acetylene
seperti absorben (N,N dimetilformida) pada unit stripper dimana asetilen sebagai produk akan
dihasilkan.
13. Dan absorben (N,N dimetilformida) akan diekstraksi kembali ke dalam unit asetilen. Sehingga hasil
keluaran yang diperoleh berupa ekstrak yaitu acetylene. Dan solven akan di recycle kembali ke
dalam unit acetylene.
14. Pada bottom produk dari unit separator berupa C3-C4 dan komponen gas lain akan dicuci dengan
soda kaustik (NaOH) di dalam washer untuk mengikat CO2 dan juga NaOH bereaksi dengan CO2.
15. Hasil keluaran dari washer seperti C3-C4 dan sedikit komponen C1-C3 akan difraksionasi untuk
memisahkan antara fraksi C1-C3 dan C3-C4. Dimana akan didapatkan fraksi C3-C4 pada bottom
produk. Dan fraksi C1-C3 akan dihasilkan pada top produk. Fraksi C1-C3 pada perfractionator akan
direcycle kembali ke dalam washer.
16. Dan hasil didapatkan pada bottom produk pada perfractionator berupa C3-C4 akan dialirkan
dengan senyawa C3 yang didapatkan dari hasil pemisahan antara fraksi C2 dan C3 yang terjadi
pada deethanizer, kemudian fraksi C3-C4 dan fraksi C3 akan dipisahkan secara destilasi
berdasarkan titik didih pada unit debutanizer, dimana yang memiliki titik didih yang tinggi akan
dihasilkan pada top produk pada debutanizer yaitu senyawa C3-C4.
17. Lalu produk C3-C4 yang dihasilkan pada top produk debutanizer akan pisahkan dengan cara
destilasi yang didasarkan titik didih. Dimana titik didih yang redah akan dihasilkan pada top produk
dan titik didih yang tinggi akan dihasilkan pada bottom produk.
18. Pada top produk di dapatkan fraksi C3 akan dikondenser dan dipisahkan dari beberapa senyawa
fase gas C2 dan C4 yang terdapat pada senyawa C3 pada unit splitter. Sehingga didapatkan pada
top produk splitter yaitu propylene sebagai produk sampingnya, sedangkan pada bottom produk
yang masih mengandung senyawa aromatik akan dipisahkan secara destilasi berdasarkan fasenya
pada unit return tower, dimana pada return tower terjadi pemisahan antara senyawa aromatik dan
fuel gas (bahan bakar).
19. Lalu pada bottom produk hasil pemisahan pada depropanizer diabsorbsi untuk menyerap C4
sehingga didapatkan senyawa C4 pada top produk dari unit absrober dengan menggunakan
absorber berupa DMF, sedangkan pada senyawa C4 yang masih mengandung produk berupa
butadien akan dialirkan pada unit stripper dan dipisahkan pada unit stripper secara destilasi
berdasarkan titik didihnya. Dimana titik didih untuk senyawa butadiene yaitu -6,3C akan
didapatkan pada top produk dari unit stripper sedangkan titik didih yang tinggi untuk senyawa C4
yaitu sekitar -0,5C akan dihasilkan pada bottom produk.
20. Dan pada bottom produk yang berupa senyawa C4 akan diabsorbsi pada unit kembali pada unit
absorber untuk didapatkan produk samping yang berupa senyawa C4. Fraksi gas C2 dan C4 dan
beberapa fraksi C3 yang masih terikut dalam pemisahan pada unit C3 splitter akan direcycle
kembali kedalam pirolisis furnace.
21. Lalu pada pirolisis furnace terjadi reaksi antara H2O dan O2 sehingga menghasilkan excess steam.
Dimana senyawa C2, C3, dan C4 digunakan sebagai bahan baku dan fuel gas digunakan sebagai
bahan bakar.
22. Lalu panas hasil pembakaran pada pirolisis furnace akan diubah pada unit boiler sehingga
menghasilkan steam pada top produk boiler dan produk yang dihasilkan pada unit boiler yaitu C1-
C4, CO, CO2 dan H2 serta beberapa padatan yang masih terikut akan dicuci pada unit scrubber
sehingga didapatkan buangan berupa minyak dan padatan, pencucian dilakukan dengan
penambahan oil.
23. Lalu hasil pada top produk yang berupa C1-C4, CO, CO2 dan H2 pada scrubber direcycle kembali
kedalam unit kompresor untuk dilakukan proses selanjutnya. Dana proses ini dilakukan secara
kontinyu.

Anda mungkin juga menyukai